DOSEN PENGAMPUH
DISUSUN OLEH
T.P 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Trauma Pada Gigi” dengan tepat waktu. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada dosen pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan
bimbingannya.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan informasi
dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2. Examination/pemeriksaan
Pemeriksaan harus dilakukan dalam urutan yang logis. Penting untuk
memeriksa seluruh tubuh, karena pasien mungkin datang terlebih
dahulu ke dokter gigi dan cedera lain mungkin juga terjadi.
a. Pemeriksaan dan catatan trauma
a) Luka ekstra-oral dan palpasi tulang wajah
b) Cedera pada mukosa mulut atau gingiva
c) Palpasi alveolus
d) Pergeseran gigi
e) Kelainan pada oklusi
f) Luasnya fraktur gigi, terbukanya pulpa, perubahan warna
g) Mobilitas gigi
h) Reaksi terhadap tes sensibilitas pulpa dan perkusi
b. Pemeriksaan Extra-oral
Pemeriksaan ekstra oral harus menjadi salah satu penilaian umum
kesejahteraan anak. Pemeriksaan ekstra oral meliputi
a) Simetri wajah, dimensi dan tipe wajah ortodontik dasar
b) Mata, termasuk penampakan bola mata, sklera, pupul, dan
konjungtiva
c) Pergerakan bola mata yang mungkin mengindikasikan juling
atau kelumpuhan
d) Warna dan penampilan kulit
e) Sendi temporomandibular
f) Kelenjar getah benih servikal, submandibular, dan oksipital
c. Pemeriksaan Intra-oral
a) Jaringan lunak termasuk orofaring, tonsil, dan uvula
b) kebersihan mulut dan status periodontal
c) jaringan keras gigi
d) oklusi dan hubungan ortodontik
e) kuantitas dan kualitas saliva
d. Pemeriksaan Radiografi
Dilakukan setelah riwayat menyeluruh dan pemeriksaan klinis.Ada
nilai besar dalam menggunakan film ekstra-oral pada anak kecil,
misalnya adalah radiografi panoramik. Saat mengambil radiografi
intra-oral, beberapa gambar periapikal dari sudut yang berbeda
harus diambil untuk setiap gigi yang mengalami trauma.
Kemudian, hal ini sangat penting untuk menentukan adanya fraktur
akar dan luksasi gigi.
a) Pemeriksaan radiografi yang kemungkinan akan digunakan
1) Bitewing radiographs
2) Periapical radiographs
3) Panoramic radiographs
4) Occlusal films
5) extra-oral films
Lesi ini bisa berawal dari trauma gigi ataupun karies. Kemungkinan
pulpa dapat bertahan tergantung pada tingkat keparahan trauma dan tipe
reaksi inflamasi yang menyertai. Karena trauma, vaskularisasi pulpa
mungkin berdegenerasi menjadi nekrosis vaskular dan menciptakan kondisi
anaerobik untuk pertumbuhan mikroorganisme oportunistik. Material
nekrotik keluar dari sistem saluran akar dan masuk ke dalam bagian
pendukung perlekatan vaskular, menyebabkan lesi di daerah endodontik
Lesi pada periodontitis apikalis merupakan akibat respons inflamasi akibat
infeksi bakteri pada saluran akar.
Radiolusensi periapikal biasanya seringkali terjadi pada lesi ini.
Periodontitis apikalis biasa terdiagnosa secara tidak sengaja melalui
pemeriksaan rontgen rutin atau karena adanya nyeri akut hebat pada gigi
yang dikeluhkan.
Semua lesi periapikal sebaiknya dilakukan perawatan konvensional
terlebih dahulu, baru dipertimbangkan dilakukan perawatan bedah.
Intervensi bedah hanya dilakukan bila perawatan konvensional gagal,
karena efek samping dari pembedahan cukup banyak, di antaranya adalah
pembengkakan, nyeri, ketidaknyamanan serta kemungkinan terkenanya
daerah anatomis yang berbahaya.
Tujuan utama perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan
bakteri sebersih mungkin. Penatalaksanaan lesi periapeks yang luas
meliputi perawatan saluran akar non bedah, pembedahan apeks hingga
pencabutan. Cairan irigasi dan medikasi intrakanal digunakan untuk
membantu mengurangi mikroba yang terdapat pada saluran akar. Kalsium
hidroksida digunakan sebagai medikasi intrakanal, dan telah
memperlihatkan keberhasilannya yang mampu secara efektif
menghilangkan bakteri dari saluran akar. Penggunaan kalsium hidroksida
selama hampir 6 bulan pada kasus ini memperlihatkan hasil yang baik.
Mekanisme kerja kalsium hidroksida masih bersifat spekulatif,
namun diperkirakan akibat kemampuan bahannya yang bersifat antiseptik,
antieksudatif dan mampu memicu mineralisasi. Hal ini disebabkan kalsium
hidroksida mampu memecah atau larut menjadi ion hidroksil dan kalsium
pada daerah saluran akar dan periapeks.penggantian medikasi intrakanal
kalsium hidroksida secara berkala merupakan hal yang penting dilakukan
guna mengurangi intensitas proses inflamasi periapeks, dan juga karena
kalsium hidroksida mudah diresorpsi secara progresif oleh cairan
periapeks. Medikasi intrakanal kalsium hidroksida mampu mengubah
jaringan granulasi inflamasi menjadi jaringan granulasi reparatif dan secara
bersamaan dapat mengubah sel mesenkim menjadi sel reparatif.
Kalsium hidroksida digunakan dalam endodontik dalam bentuk pasta
yang dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam saluran akar. Pasta
tersebut merupakan zat alkali yang kuat, yang memiliki pH sekitar 12,5
dalam larutan air, kalsium hidroksida terdisosiasi menjadi kalsium dan ion
hidroksil.
Ellis derajat I
Fraktur mempengaruhi bagian terluar enamel gigi merupakan fraktur
mempengaruhi bagian terluar enamel gigi.
Tanda dan Gejala:
Penangan:
Ellis derajat Il
Fraktur sepanjang bagian enamel sampai ke dentin.
Tanda dan Gejala:
1) Gigi dapat tampak kekuningan pada dentin.
2) Keterlibatan saraf dengan sensitif peka terhadap panas dan
dingin.
Penangan:
Penangan:
Tutup gigi dengan lapisan penutup atau kassa dan fasilitasi rujukan ke
dokter gigi secepatnya.
Penangan:
Subluksasi gigi minimal (akar gigi tidak terlepas, gigi goyah minimal):
Pasien dipulangkan dengan diit lunak Subluksasi gigi berat (pergerakan
gigi signifikan pada stempatnya atau akar gigi yang keluar pada garis
gusi). Fasilitasi rujukan ke dokter nini dan instruksikan pasien untuk tidak
makan dan minum sebelum kedokter gigi.
Gigi patah Dr. Ellis pertama mengklasifikasika patah gigi dan namanya
terus digunakan untuk menggambarkan patah tulang ini. Terdapat
tingkatan fraktur gigi, tingkat pertama sampai ketiga; semkain tinggi
tingkatannya maka semakin parah frakturnya. .
Subluksasi gigi Trauma gigi dapat meregangkan ligamen yang mengikat
gigi di tempatnya, sehingga menghasilkan " gigi yang longgar" juga
dikenal sebagai subluksasi gigi.
Avulsi gigi Gigi yang keluar dari rongganya dikenal sebagai avulsi gigi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Para dokter gigi hendaknya tetap bersikap tenang dalam menghadapi pasien
yang mengalami trauma gigi serta menambah pengetahuan mengami teknik
perawatan dan obat-obatan yang digunakan agar keberhasilan perawatan yang
optimal bisa dicapai.
DAFTAR PUSTAKA