Anda di halaman 1dari 10

Tinjauan Fiqh tentang mengubah

dan memelihara ciptaan Allah


Mardiyan Hayati, M.Ag.
Pengertian Fiqh
 Fiqh berasal dari kata; faqiha-yafqahu-fiqh atau al-fiqh, yang berarti al-fahmu atau al-‘ilmu, yakni
pemahaman
 Fiqh secara lebih rinci diartikan sebagai pemahaman terhadap (ilmu tentang) ajaran agama (syari’ah).
 Fiqh adalah ilmu tentang syari’ah (the science of syari’ah)
 Dengan kata lain al-fiqh merupakan satu ilmu yang digunakan oleh manusia dalam rangka memahami
syari’ah.
 Adapun Asy-Syafi’I memberikan batasan fiqh sebagai suatu ilmu yang membahas hukum-hukum
syari’ah amaliyah (praktis) yang diambil dari dalil-dalil terinci
 Fqh dalam makna asalnya adalah ilmu yang berusaha memahami secara tepat ketentuan-ketentuan terinci
(al-mufashshalat) dan ketentuan-ketentuan garis besar (al-mujmalat) dalam ajaran agama
 Sedangkan syari’ah merupakan Ketentuan-ketentuan (aturan-aturan) yang datang dari Allah untuk hamba-
hamba-Nya yang bersifat absolute, kekal, abadi, suci dan sacral
 Syari’ah merupakan aturan dari Allah SWT, Sehingga tidak bisa dan tidak boleh dirubah kecuali oleh Allah
 Berdasarkan pengertian di atas, berarti fiqh dihasikan dari syari’at,

 maka sebagai bentuk pemahaman terhadap syari’at, fiqh tidak bersifat netral, namun tetap berusaha
mempertahankan prinsip/ide moral/maksud dan tujuan dari syari’ah.

 Produk fiqh berupa; aturan, ketetapan (seperti syarat dan rukun), hukum (halal, haram, wajib, sunnah,
mubah, makruh….) dll yang bersifat praktis untuk pedoman beramal.

 Hukum Islam, sebagai produk fiqh ditetapkan melalui ‘ijtihad’,yang dilakukan secara metodologis.

 Fiqh dapat berubah, menyesuaikan perubahan waktu dan tempat.

 Putusan Fiqh berbasis masalah dan bersifat kasuistik.


Makna Kata “Mengubah” dan “Memelihara” Ciptaan
Allah
 Kata ‘Mengubah’ dalam KBBI berarti: menjadi lain (berbeda dari sebelumnya), bertukar (beralih,
berganti) menjadi sesuatu yang lain, berganti (tentang arah)
 Memelihara dalam KBBI mengandung pengertian berikut:
1. Menjaga dan merawat baik-baik
2. Mengusahakan dan menjaga (supaya tertib, aman)
3. Mengusahakan (mengolah)
4. Menjaga dan mendidik baik-baik
5. Memiara atau menernakkan (tentang binatang)
6. Mempunyai
7. Membiarkan tumbuh (tentang rambut, kumis…)
8. Menyelamatkan, melindungi, melepaskan (meluputkan) dari bahaya dan sebagainya….
Penafsiran Al-Qur’an Tentang mengubah ciptaan Allah

 al-Qur’an surah an-Nisa ayat 199


 Artinya: “dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-
angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-
telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka
mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-
benar mengubahnya).” Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung
selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.”2
 Hal ini mereka kuatkan dengan merujuk kepada firman Allah SWT dalam QS. ar-Rum (30): 30,
serta merujuk kepada hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang
menyatakan bahwa: “Allah SWT mengutuk pemakai tato dan pembuatnya, dan yang mencabut
rambut wajahnya, yang mengatur giginya yang mengubah ciptaan Allah SWT.”
 Menurut Quraish Shihab,dalam tafsir al-Mishbah, mengubah ciptaan Allah SWT disini yaitu
mengubah ciptaan Allah SWT yang melekat dalam diri setiap manusia khususnya fitrah
keagamaan dan keyakinan akan keesaan Tuhan.
 Maksudnya yaitu pada dasarnya Allah SWT menciptakan manusia dalam keadaan fitrah yang
lurus, diciptakan dalam keadaan mau menerima dan mengutamakan yang hak/ benar. Lalu setan
akan terus berusaha untuk menggoda dan menarik manusia dari fitrah tersebut serta menggoda
mereka untuk mengubah fitrah tersebut menjadi keburukan, kesyirikan, kekafiran, kefasikan dan
kemaksiatan terhadap Allah SWT.
 Quraish Shihab menegaskan kandungan makna dalam lafadz ///‫ليغيرنخلقهللا‬
///‫ ف‬ini, bahwa hanya
perbuatan (mengubah ciptaan Allah SWT) yang atas dasar memenuhi ajaran setan lah yang tidak
diperbolehkan.
 Sementara itu pengubahan yang bukan lahir dari ajaran setan dan tidak juga memperburuk
apalagi membatalkan fungsinya, tidak dilarang. seperti: memotong kuku, mencukur rambut,
khitan/sunat untuk pria, melubangi telinga untuk memasang anting dan lain-lain
 Quraish Shihab juga menambahkan beberapa kandungan makna yang ada dalam lafadz ///‫ليغيرنخلقهللا‬
///‫ف‬
ini, yaitu:
1. Pengubahan bentuk fisik pada binatang/ memperburuk wajah atau bentuk tubuh; memberi tato
sebagai hiasan dan menghalangi berfungsinya salah satu anggota tubuh yang telah diciptakan oleh
Allah SWT.
2. Memfungsikan makhluk Allah SWT tidak sesuai dengan fungsi yang sesungguhnya:
mempertuhankan binatang atau menjadikannya sebagai tanda-tanda bagi perjalanan hidup manusia
(astronomi), memahami gerhana matahari dan bulan sebagai tanda-tanda peristiwa tertentu serta
mengebiri.
3. Menyalahi fitrah manusia, seperti Homoseksual, dan lesbian dll…
 Hal tersebut sebagaimana penafsiran dari Ulama besar kontemporer dari Tunis, Syaikh Muhammad
Fadhil bin ‘Asyur, dalam tafsir ath-Tahrir wa at-Tanwir yang menyatakan bahwa: “Tidak termasuk
dalam pengertian mengubah ciptaan Allah SWT bila seseorang melakukan perubahan yang diizinkan-
Nya. Tidak juga termasuk dalam larangan ini, pengubahan yang bertujuan memperbaiki atau
memperindah"
Tinjauan Fiqh Tentang Mengubah dan
Memelihara ciptaan Allah
 Mengubah dan, atau memelihara ciptaan masih bersifat umum (belum spesifik mengarah pada suatu
masalah/kasus tertentu)
 Maka “Mengubah atau Memelihara ciptaan Allah” belum spesifik menjadi masalah fiqh; Mengubah/ memelihara
ciptaan Allah apa/yang mana?,
 Dikarenakan Ciptaan Allah sangat luas: Seperti; manusia dengan sperangkat organ dan system yg melekat dalam
dirinya, tumbuhan, hewan dll…
 Perubahan/pemeliharaan terhadap suatu ciptaan tertentu membawa dampak dan dipengaruhi oleh maksud dan
tujuan yang berbeda-beda pada kehidupan masing-masing orang. Adakalanya berdampak maslahat, adakalanya
juga berdampak madlarat.
 Parameter ukur maslahat atau madlarat itu adalah Syari’at Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan as-Sunnah.
 Contoh kasus/ masalah fiqh; mengubah bentuk hidung agar lebih eksotik. Mengubah Anggur/tape (ciptaan
Allah) menjadi arak/ minuman keras
 Untuk menetapkan hukum dari Masalah di atas, harus mencermati berbagai aspek: bagaimana penjelasan ayat
al-Qur’an dan as-sunnah terkait hal tersebut? Siapa yang melakukan? Apa yang melatarbelakanginya? Apa tujuan
(niat) nya? Bagaimana melakukannya? Bagaimana dampak yng ditimbulkannya?metodologi ijtihad apa yang tepat
digunakan untuk penetapan?
 Mengubah bentuk hidung agar lebih eksotik
1. Ayat yang berhubungan dengan masalah tersebut (an-nisa’ 199)
2. Kasus yang identik yang dijelaskan dalam al-Qur’an/as-Sunnah
3. Metode apa yang tepat untuk digunakan (qiyas/maslahah mursalah/
istihsan/sad adz-dzari’ah…..)
4. Maksud/tujuan/niat; untuk tujuan apa pengubahan bentuk itu dilakukan?
5. Bagaimana tindakannya: Membahayakan/menyakiti/ menyiksa/ menyebabkan
tekanan psikologis atau tidak?
5.Dampak apa yang akan terjadi jika pengubahan bentuk itu dilakukan?
6. dll…

Anda mungkin juga menyukai