BLOK 16
MELINDA SAVIRA
AYUDYAWATI
J2A017022
Seorang laki-laki berusia 40 tahun dating ke RSGM mengeluhkan gigi geraham atas kirinya
dicabut 1 tahun yang lalu. Dia ingin dibuatkan gigi palsu. Sebelumnya dia pernah memakai gigi
palsu yang dapat dilepas sendiri, tetapi lama kelamaan gigi palsunya longgar sehingga tidak
Gigi
digunakan lagi dan hilang.
Pemeriksaan klinis pasien didapatkan:
Ekstra Oral: tidak ada kelainan
Palsu
Intra Oral: edentulous ridge pada 26,gigi 27 miring ke mesial 20 derajat, OH baik, probing
depth semua gigi kecuali gigi 25 dan 27 probing depth 2 mm.
Pemeriksaaan radiografis: didapatkan ada pelebaran ligament periodontal, puncak
Hilang
tulang alveolar 1 mm di bawah CEJ, rasio mahkota dan akar gigi 25= 1:2, gigi
27= 1:1 setengah
Dokter gigi memberikan pilihan kepada pasien untuk dibuatkan gigi tiruan yang tidak dapat dilepas
yang dilekatkan pada gigi-gigi sebelahnya, namun sebelumnya permukaan gigi tersebut akan
dipreparasi atau dikurangi terlebih dahulu
Keyword : edentulous ridge, gigi palsu, preparasi
LEARNING OBJECTIVE
1. Penatalaksanaan kasus
2. Faktor yang harus diperhatikan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi
semua komponen GTJ (mekanis, fisiologis, estetis)
3. Bagian- bagian GTJ dan definisinya
PENATALAKSAN
AAN KASUS
Pertama-tama dilakukan pencetakan rahang atas dan rahang bawah
untuk pepmbuatan model studi, disusul dengan pembuatan rencana perawatan
pada model studi. Selanjutnya gigi yang akan dijadikan penyangga di
preparasi lalu kesejajaran kedua gigi penyangga diperiksa dengan memeriksa
model gips yang diperoleh dari pencetakan yang menggunakan bahan cetak
alginate. Setelah preparasi kedua gigi penyangga sedikit disempurnakan dan
telah sejajar kemudian dicetak dengan bahan cetak elastomer untuk
mendapatkan model kerja. Lalu model kerja dipasang pada articulator.
Selanjutnya dilakukan pembuatan coping GTJ pada gigi dilanjutkan
dengan uji coba coping pada pasien lalu uji coba coping GTJ yang telah
dilapis bahan yang akan digunakan contoh porselen. Setelah rangka GTJ
konvensional sesuai dilakukan penambahan bahan lagi (porselen) warna
gingiva pada pontik pada gigi 26 dan 27 serta GTJ porselen yang sudah
lengkap dicobakan. Lalu gigi tiruan yang sudah sesuai dilakukan glazing.
Uji coba pemasangan glazing GTJ dilakukan dengan penyemenan
sementara. Setelah pemeriksaan klinis menyeluruh tidak ada keluhan
penderita, dilakuakn penyemenan tetap GTJ. Satu minggu kemudian
dilakukan penyesuaian dan control.
FAKTOR
YANG
HARUS
DIPERHATIK
AN PADA GTJ
FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA GTJ
Kebersihan mulut
Sikap pasien
Merupakan factor yang perlu diperhatiakn karena pasien
pasien
dating ke klinik berbeda-beda. Ada yang bias menerima Pada pasien dengan kondisi mulut yang kurang baik
perawatan dan ada yang meragukan perawatn yang akan menimbulkan masalah setelah restorasi GTJ. Maka
diberikan. Maka dokter gigi harus melibatkan pasien dokter gigi melakukan DHE Terlebih dahulu pada pasien
dalam rencana perawatan. dengan OH buruk.
Dokter gigi Tekniker Kondisi
laboraturium daerah
Dokter harus melalukukan
pemeriksaan yang benar,diagnosis dan
Ketepatan dan ketelitian saat
edentulous
rencana perawatan yang sesuai serta
pengerjaan GTJ di laboraturium
ketrampilan atau kemampuan dokter Hubungan oklusi antara gigi
merupakan factor yang harus
gigi dalam melakukan tindakan antagonis dengan daerah edentulous
diperhatikan pada pembuatan GTJ.
perawatan perlu diperhatikan. Adanya gigi
supra posisi akan menghambat
oklusi di daerah pontik. Yang harus
diatasi terlebih dahulu sebelum
dibuatkan GTJ
Oklusi gigi Jaringan Posisi dan
kesejajaran gigi
Bila tidak diperhatikan akan periodontal
berakibat: sakit pada TMJ,food Abutment yang melibatkan gigi anterior hanya
impaction yang dapat menyebabkan Hukum Ante menyatakan bahwa gigi –gigi incisivus biasanya mempunyai
penyakit periodontal, berakhir dengan daerah membran periodontal pada inklinisasi labial yang serupa dan tidak
terlalu sulit untuk menyusun
pencabutan pada gigi-gigi dan juga akar-akar dari gigi abutment harus kesejajarannya.Apabila abutment
gigi lawannya. Beban fungsional pada sekurang-kurangnya sama dengan melibatkan gigi anterior seperti caninus
oklusal pontik terutama gigi posterior daerah membran periodontal yang dan gigi posterior seperti premolar kedua
dapat dikurangi dengan dengan atas supaya diperoleh kesejajaran maka
ada pada gigi yang akan diganti
caninus harus dipreparasi pada arah yang
mempersempit lebar buko lingual atau sama seperti premolar
buko palatal untuk mengurangi beban
oklusi yang dapat merusak gigi tiruan
Kegoyangan Frekuensi
Jumlah dan lokasi gigi karies &
kehilangan gigi discolourati
on
Umur Penderita
Keadaan kesehatan,kedudukan, Keadaan kesehatan
kondisi dan tempatnya di rahang Suatu jembatan sebaiknya tidak dibuat gusi,selaput akar dan
dari gigi atau geraham yang pada orang dibawah usia 17 thn karena
masih ada yang akan dipakai ruang pulpa masih besar,blm semua gigi tulang rahang
eluar,tengkorak (tulang rahang) masih
sebagai penyangga dalam keadaan tumbuh,tulang rahang Keadaan gusi di sekitar gigi sbg
Gigi geraham yang akan dipakai sebagai belum cukup padat.Penderita yg penyangga harus sehat.Selaput
penyangga tidak goyah dan mempunyai terlampau tua juga sebaiknya dihindari periodontal dapat meradang karena
kedudukan yang hamper sejajar dengan karena akan terjadi hal yg menyulitkan oklusi traumatis.Tulang alveolar dapat
gigi lainnya. Suatu gigi penyangga yang dlm pembuatan jembatan misalnya mengalami atropi horizontal maupun
panjangnya miring (tipping) lebih dari 25 abrasi dan menjadi pendek,gingival vertical.Hal-hal tersebut di atas dapat
drjat tdk dapat dpakai sbg gigi penyangga recession pd umumnya dentin jdi rapuh
oleh karena untuk mndptkn ked. yang menjadikan gigi goyah dan tidak mampu
dan gigi goyah.
parallel sehubungan dengan jalan masuk. untuk dijadikan penyangga yang kuat.
SYARAT-SYARAT
YANG HARUS
DIPENUHI
KOMPONEN GTJ
PERSYARATAN ABUTMENT
Mekanis : Gigi penyangga harus mempunyai sumbu panjang yang sejajar satu sama lain atau
sedemikian rupa sehingga dapat dibuat sejajar tanpa membahayakan vitalitas pulpa.
Fisiologis : Kesehatan gigi penyangga dan jaringan-jaringan pendukung lainnya jangan sampai
terganggu oleh jembatan
PERSYARATAN PONTIK
Mekanis : suatu pontik harus mempunyai bentuk yang mendekati bentuk anatomi gigi asli yang diganti
dan harus sedemikian kuatnya sehingga dapat menahan atau memikul daya kunyah tanpa patah atau
bengkok
Fisiologis : pontik tidak boleh mengiritasi jaringan lunak
Hygieneis : diantara pontik dengan retainer harus ada sela-sela (embrasures) yang cukup besar
sehinggaa dapat dibersihkan dengan mudah oleh arus ludah atau lidah (self cleansing effect)
Estetik : pontik harus mempunyai kedudukan,bentuk dan warna yang sesuai dengan keadaan sekitarnya
dan mempunyai ciri-ciri permukaan (surface detail) yang sepadan (matching) dengan gigi-gigi
tetangganya
PERSYARATAN RETAINER
1. RETAINER a. Mememegang atau menahan (to retain) supaya gigi tiruan tetap stabil di tempatnya
b. Menyalurkan beban kunyah (dari gigi yang diganti ) ke gigi peyangga
Macam-macam Retainer :
a. Extra coronal retainer
Yaitu retainer yang meliputi bagian luar mahkota gigi, dapat berupa:
2.PONTIK porselen pada jenis pontik ini memberikan estetis. Porselen pada bagian labial/bukal dapat dikombinasikan
dengan logam yang bertitik lebar tinggi (lebih tinggi dari temperature porselen). Tidak berubah warna jika
dikombinasikan dengan logam,sangat keras kuat dan kaku dan mempunyai pemuaian yang sama dengan
porselen. Porselen ditempatkan pada bagian labial/bukal dan daerah yang menghadap linggir sedangkan
logam ditempatkan pada oklusal dan lingual. Pontik ini dapat digunakan pada jembatan anterior maupun
posterior.
Kombinasi logam dan akrilik
Pada kombinasi logam dan akrilik ini, akrilik hanya berfungsi sebagai bahan estetika sedangkan logam yang
memberi kekuatan dan dianggap lebih dapat diterima oleh gingival sehingga permukaan lingual/palatal dan
daerah yang menghadap gusi dibuat dari logam sedangkan daerah labial/bukal dilapisi dengan akrilik
2.PONTIK mengutamakan estetis dalam kegiatan sehari-hari. Pontik ini dibuat dengan cara bagian dasar pontik masuk
ke dalam soket gigi yang baru dicabut kira-kira 2mm. Pontik ini dipasang segera setelah dilakukannya
pencabutan dan pada pembuatan ini tidak menggunakan restorasi provisional.
Ada beberapa desain pontic yang dapat digunakan dalam pembuatan gigi tiruan jembatan yaitu:
Saddle
Pontic ini paling mirp dengan gigi asli, menggantikan semua bagian gigi yang hilang. Desain ini
membentuk kontak cekung yang besar dengan daerah ridge, menutupi bagian facial,lingual dan proksimal.
Biasa disebut dengan ridge lap karena menutupi seluruh bagian dari ridge.
Modified ridge lap
Desian ini memberikan gambaran gigi asli. Pada bagian lingual dibuat sedikit pembelokan kontur untuk
mencegah impaction makanan dan meminimalkan akumulasi plak
Hygiene (sanitary)
Istilah hygiene digunakan untuk menggambarkan pontic yang tidak berkontak dengan edentulous ridge.
Pada desain ini ketebalan oklusal gingival tidak boleh kurang dari 3 mm, dan harus ada ruang kosong
dibawahnya untuk memfasilitasi pembersihan.
Conical
Pontic ini memiliki bentuk yang bulat dan dapat dibersihkan, tapi pada bagian ujung lebih kecil dari pada
ukuran keseluruhan pontic. Pontic ini cocok digunakan untuk ridge mandibular yang tipis.
Ovate
Ovate pontic sudah digunakan sebelum tahun 1930 dan dipertimbangkan sebagai penggganti pontik tipe
saddle untuk mendapatkan estetika yang baik dan kemudahan untuk dibersihkan. Diindikasikan untuk
kebutuhan estetik yang optimal misalnya pada kehilangan gigi insisivus ,kaninus, dan premolar rahang atas
Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menghubungkan pontik dengan retainer, pontik dengan
pontik atau retainer dengan retainer sehingga menyatukan bagian-bagain tersebut untuk dapat berfungsi
3.CONNECTOR sebagai splinting dan penyalur beban kunyah. Connector dapat berupa sambungan yang di solder, struktur
cor (alumina derajat tinggi jika terbuat dari porselen seluruhnya), dovetail atau stressbreaker, retainer presisi
atau lengan spring yang panjang.
Terdapat beberapa macam connector:
1. Rigid connector
Rigid connector mengubungkan kedua komponen GTJ secara kaku. Tidak ada pergerakan individual dari
tiap unit, konstruksi dari jenis konektor ini dapat secara:
Casting (cast connector)
One piece casting umumnya untuk GTJ span pendek. Keuntungan: membentuk kontur proksimal cukup
baik sehingga kontak dengan gigi tetangga ideal.
Solder (soldered connector)
Two pieces casting masing-masing komponen dituang terpisah kemudian disatukan secara solder, pada
waktu model malam dibuat lekukan dan tonjolan dimana bahan solder diletakkan diatasnya. Umumnya
digunakan pada GTJ span panjnag dan terbuat dari bahan yang berbeda.
2. Non rigid connector
Pergerakan individual dari komponen GTJ dan mengatasi kesulitan insersi, posisi gigi penyangga, dan
tekanan oklusal.
Terdiri dari 2 komponen yaiu :
The key : terdapat pada pontik
The key way : terdapat pada retainer biasanaya berbentuk dovetail dengan lebar isthmus 1,5 mm dan
dalam 2,5 mm.
The key biasanya disemen terhadap the key way
Bergerak vertical dan memberikan efek stress breaker
Dibuat pada GTJ dengan PIER ABUTMENT
Konstruksi konektor non rigid dibagi menjadi 2 yaitu:
o Non precission type: dibentuk dari pola malam lalu dilakukan penuangan logam. Bentuknya
dovetail,bulat,semi circular, triangular, saluran, oklusal rest atau lingual rest.
3.CONNECTOR
o Precission type
Sudah tersedia dalam beberapa macam bentuk , the key dan the key way terbuat dari bahan logam yang
prefabricated dan kemudian dipasang pada retainer yang masih dalam bentuk pola malam, kemudian
dituang bersama-sama.
3. Palatal/lingual bar connector
Dikenal sebagai konektor panjang,dimana konektor dan pontik dihubungkan dengan jarak agak jauh
Khusu untuk spring cantilever bridge bersifat pegas dan sering dibuat pada rahang atas
RA bentuk V, RB bentuk U
Sering digunakan pada kasus dengan diastema multiple dan kehilangan gigi anterior dimanafaktor
estetik menjadi alasan utama
4. ABUTMENT
Abutment adalah gigi asli yang digunakan sebagai tempat diletakkannya gigi tiruan jembatan. Mahkota gigi
yang baik untuk dijadikan penyangga hendaknya mempunyai panjang yang normal dan ketebalan dentin
yang cukup. Abutment juga berupa akar gigi yang telah mendapat perawtan saluran akar dengan sempurna
dan tidak terdapat kelainan-kelainan pada ujung akarnya serta tidak menjadi terminal abutment. Abutment
yang mendukung GTJ dapat juga berupa implant.
Sesuai dengan jumlah,letak dan fungsinya dikenal istilah :
Single abutment : hanya mempergunakan satu gigi penyangga
Double abutment : bila memakai dua gigi penyangga
Multiple abutment : bila memakai lebih dari dua gigi penyangga
Terminal abutment
Intermediate/pier abutment
Splinted abutment
Double splinted
HADIST
نهى عن النامصة والواشرة والواصلة والواشمة إال من داء
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melarang orang mencukur alis,
mengkikir gigi, menyambung rambut, dan
mentato, kecuali karena penyakit. (HR.
Ahmad 3945 dan sanadnya dinilai kuat
oleh Syuaib Al-Arnaut).
“Tidak masalah mengobati gigi yang
rusak atau cacat, dengan gigi lain,
sehingga bisa menghilangkan resiko sakit,
atau melepasnya kemudian diganti gigi
palsu, jika dibutuhkan. Karena semacam
ini termasuk bentuk pengobatan yang
mubah, untuk menghilangkan madharat.
Dan tidak termasuk mengubah ciptaan
Allah, sebagaimana yang dipahami
penanya.” (Fatawa Lajnah, 25/15).
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Pembuatan Gigi Tiruan Jembatan (GTJ) pada gigi posterior. Aprilia Adenan, Taufik
Sumarsongko. FKG UNPAD. 2012
Ibbetson R. Clinical Fixed and Removable Prosthodontics. 2 nd Tottenham Churchill livingstone. 2010
Prajitno H.R 2010. Ilmu Geligi Tiruan Jembatan.EGC Jakarta
THANKS!