Anda di halaman 1dari 14

LIST PERTANYAAN

1. Bagaimana pemeriksaan yang dilakukan dalam kasus pada skenario ? (Chin)

Jawab:

1. Diagnosis Medis (Medical diagnosis): Yaitu suatu diagnosis yang menetapkan

keadaan normal atau keadaan menyimpang yang disebabkan oleh suatu penyakit yang

membutuhkan tindakan medis / pengobatan.

2. Diagnosis Ortodontik (Orthodontic diagnosis): Yaitu diagnosis yang menetapkan

suatu keadaan normal atau kelainan / anomali oklusi gigi-gigi (bukan penyakit) yang
membutuhkan tindakan rehabilitasi.

Menurut Schwarz, membagi diagnosis ortodontik menjadi :

3. Diagnosis Biogenetik (Biogenetic diagnosis) :

Yaitu diagnosis terhadap kelainan oklusi gigi-geligi (maloklusi) berdasarkan atas faktor-faktor
genetik atau sifat-sifat yang diturunkan (herediter) dari orang tua terhadap anak-anaknya.

Misalnya : Orang tua yang mempunyai dagu maju / prognatik dengan maloklusi Klas III Angle
tipe skeletal (oleh karena faktor keturunan) cenderung akan mempunyai anak-anak prognatik
dengan ciri-ciri yang khas atau dengan kemiripan yang sangat tinggi dengan keadaan orang
tuanya.

4. Diagnosis Sefalometrik (cephalometric diagnosis):

Yaitu diagnosis mengenai oklusi gigi-geligi yang ditetapkan berdasarkan atas data- data
pemeriksaan dan pengukuran pada sefalogram (Rontgen kepala) .

• Misalnya : Maloklusi klas II Angle tipe skeletal . ditandaai oleh :


Relasi gigi molar pertama atas dan bawah klas II (distoklusi) rang disebabkan oleh karena posisi
rahang atas lebih ke anteorior atau rahang bawah lebih ke posterior dalam hubungannya terhadap
basis kranium. Pada sefalogram dengan analisis Sefalometrik Steiner (1953) hasil pengukuran
sudut ANB > 2° (standar normal 2°)

Titik A. : titik sub spinale yaitu titik terdepan basis alveolaris maksila

N/Na. : titik Nasion yaitu titik terdepan sutura frontonasalis

B. : titik supra mentale yaitu titik terdepan basis alveolaris mandibularis

Mulai diagnosis

1. Identitas pasien :

a. Umur :

- Diastema gigi anterior pada umur 6 tahun, anak masih dalam masa pertumbuhan,

maloklusi ini masih dapat berkembang kearah normal dengan erupsinya gigi permanent dengan
ukuran mesiodistal yamg lebih besar dari gigi susu, perawatan yang bisa dilakukan adalah
observasi.

- Protrusif gigi-gigi rahang atas tipe dentoskeletal pada pasien berumur 23 tahun, pertumbuhan
dentofasial telah berhenti maloklusi bersifat permanen, perawatan yang bisa dilakukan:
perawatan protuisif rahang atas yang berlebihan adalah bedah ortodontik (Orthodontic Surgery),
sedangkan perawatan terhadap proklinasi gigi anteriornya adalah perawatan ortodontik
(Ortodontic Treatment)

b. Suku bangsa / ras :

- Protrusif merupakan keadaan abnormal bagi ras caucasoid tetapi protrusif pada tingkat

tertentu masih dianggap normal untuk ras negroid dan mongoloid.


- Suku Jawa dengan muka sedikit cembung masih dianggap normal karena merupakan

kelompok mongoloid.

c. Jenis kelamin :

- Proses pertumbuhan dentofasial lebih cepat selesai pada wanita dari pada laki-laki,

seperti pendewasaan, proses penulangan, erupsi gigi terjadi lebih awal pada wanita dari pada
laki-laki.

- Ukuran rahang lebih besar pada laki-laki dari pada wanita.

d. Dan lain-lain.

2. Anamnesis dan Riwayat kasus (Case History) :

Pasien dengan protrusif maksila (klas II divisi 1) bisa ditetapkan sebagai kasus yang

disebabkan oleh faktor keturunan atau bukan, dengan melakukan anamnesis untuk menelusuri
riwayat kasusnya:

- Jika keadaan orang tuan dan saudara-saudaranya mempunyai kemiripan dengan pasien

kasus ini disebabkan oleh faktor keturunan.

- Jika orang tua dan saudara-saudaranya tidak protrusif tetapi dari riwayat kasus

didapatkan pasien mempunyai bad habit mengisap ibu jari pada masa kecilnya maka kasus ini
disebabkan oleh faktor kebiasaan buruk / bad habit.

3. Pemeriksaan klinis:

Dari hasil pemeriksaan klinis ini kita juga dapat mendiagnosis keadaan pasien :

- Pasien dengan ukuran badan yang besar akan didiagnosis tidak normal apabila ukuran
rahangnya kecil
- Ukuran rahang pasien yang tidak seimbang dengan ukuran mesiodistal gigi, gigi-gigi akan
tampak berdesakan atau renggang-renggang, didiagnose sebagai kasus maloklusi : gigi berjejal
(crowding) atau diastemata (spacing)

- Tipe profil pasien cembung, lurus atau cekung, normal-tidaknya tergantung kelompok ras
pasien dan tingkat keparahannya.

- Dari hasil pemeriksaan klinis dapat pula ditetapkan diagnosis mengenai :

• Ekstra oral : Bentuk muka, bentuk kepala, keadaan bibir, tinggi muka, posisi dan hubungan
rahang .

• Intra oral :

- Relasi molar dinyatakan dengan klasifikasi Angle.

- Malrelasi gigi lainnya seperti: openbite, crossbite, deep overbite, scissor bite Overjet

berlebihan dll.

- Malposisi gigi seperti: mesioversi, bukoversi, aksiversi, torsiversi, supraversi,

transversi dll.

4. Analisis studi model :

Dari hasil pemeriksaan, pengukuran dan perhitungan pada studi model dapat ditetapkan
diagnosis mengenai :

- Bentuk dan ukuran rahang

- Ukuran mesiodistal gigi

- Bentuk dan ukuran lengkung gigi

- Penentuan relasi molar, malrelasi gigi lainnya, malposisi gigi

- Adanya kelaiann bentuk gigi (malformasi), dll.


5. Analisis Foto muka (Analisis fotografi) :

Analisis terhadap muka dan profil pasien dapat dilakukan langsung pada pasien dalam
pemeriksaan klinis. Tetapi untuk tujuan dokumentasi mengenai keadaan wajah pasien diperlukan
juga foto wajah perlu disertakan pada laporan status pasien. Analisis foto muka pasien dilakukan
untuk mendiagnosis adanya abnormalitas mengenai bentuk profil dan tipe muka pasien:

---

6.Tipe profil: cembung, lurus, cekung.

Bentuk muka: Brahifasial, Mesofasial, Oligofasial. Bentuk kepala: Brahisefali, Mesosefali,


Oligosefali

Analisis Foto Rontgen :

Analisis Foto Rontgen diperlukan apabila dibutuhkan diagnosis tentang keadaan jaringan
dentoskeletal pasien yang tidak dapat diamati langsung secara klinis, seperti:

Foto periapikal : Untuk menentukan gigi yang tidak ada, apakah karena telah dicabut, impaksi
atau agenese. Untuk menentukan posisi gigi yang belum erupsi terhadap permukaan rongga
mulut berguna untuk menetapkan waktu erupsi, Untuk membandingkan ruang yang ada dengan
lebar mesiodistal gigi permanen yang belum erupsi.

Panoramik : Untuk menentukan keadaan gigi dan jaringan pendukungnya secara keseluruhan
dalam satu Ro foto, Untuk menentukan urutan erupsi gigi, dll.

Bite wing : Untuk menentukan posisi gigi dari proyeksi oklusal.

7. Analisis Sefalometri :

----

Analisis sefalometri sekarang semakin dibutuhkan untuk dapat mendiagnosis maloklusi dan
keadaan dentofasial secara lebih detil dan lebih teliti tentang:
Pertumbuhan dan perkembangan serta kelainan kraniofasial Tipe muka / fasial baik jaringan
keras maupun jaringan lunak Posisi gigi-gigi terhadap rahang

Hubungan rahang atas dan rahang bawah terhadap basis kranium

Diagnosis yang ditetapkan pada setiap tahap pemeriksaan disebut diagnosis

sementara (Tentative diagnosis), setelah semua data pemeriksaan lengkap dikumpulkan


kemudian dapat ditetapkan diagnosis finalnya (Final diagnosis) yang biasa disebut sebagai
diagnosis dari pasien yang dihadapi. Kadang-kadang jika kita masih ragu-ragu menetapkan suatu
diagnosis secara pasti atas dasar data-data pemeriksaan yang ada. Bisa pula diagnosis pasien
ditetapkan dengan disertai diagnosis alternatifnya yang disebut sebagai diferensial diagnosis.

2.apa yang menyebabkan pasien mengalami kasus seperti sk?(rae)

Jawab:

Kelainan ukuran gigi Salah satu penyebab utama terjadinya malposisi adalah gigi sendiri yaitu
ukuran gigi tidak sesuai dengan ukuran rahang, ukuran gigi lebih lebar atau sempit dibandingkan
dengan lebar lengkung rahang sehingga menyebabkan crowded atau spacing

➔ Sampai saat ini tidak diketahui secara pasti apa penyebab maloklusi. Namun, para ahli
menduga bahwa bawaan genetik adalah penyebab utamanya. Bila salah satu atau kedua orang tua
mengalami kondisi ini, Anda berisiko untuk mengalaminya juga.

Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh gangguan pada tulang rahang dan gigi. Misalnya ukuran
rahang yang tidak sama, bentuk rahang yang terlalu kecil, atau gigi yang terlalu besar. Ketiganya
dapat membuat gigi tumbuh berantakan atau pola gigitan yang tidak normal.

3. Mengapa dari hasil kasus tersebut di tetapkan untuk dilakukan perawatan


ortodonti pada periode interseptif (sindys)

Jawab:
- [ ] Ortodonti Interseptif adalah suatu tingkatan pe- rawatan ortodontik untuk mencegah
timbulnya maloklusi yang lebih berat dan menghilangkan maloklusi yang sudah ada dan ringan.
Ortodonti Korektif adalah suatu tindakan perawatan ortodontik terhadap kasus maloklusi yang
sudah berkem bang

Perawatan ortodonti interseptif adalah perawatan ortodonti yang dilakukan dalam masa
pertumbuhan atau dalam masa periode gigi bercampur dengan tujuan untuk memperbaiki relasi
rahang.Perawatan ortodonti interseptif digunakan untuk memperbaiki profil wajah sehingga
dapat meningkatkan rasa percaya diri, menghilangkan kebiasaan buruk, perawatan ini
membutuhkan biaya yang relatif lebih sedikit apabila diperlukan perawatan yang lebih lanjut,
membantu erupsi gigi normal, memperbaiki pola pertumbuhan dan dapat mengurangi keparahan
maloklusi. Ortodonti interseptif dapat dikatakan sebagai prosedur perawatan yang dapat
mengeliminasi keparahan derajat maloklusi yang sedang berkembang dengan tujuan untuk
meminimalkan perawatan yang dibutuhkan.

- [ ] Perawatan ortodontik interseptif efektif untuk mengurangi keparahan maloklusi disertai


dengan kebiasaan buruk. Pemilihan waktu perawatan sangat penting agar perawatan dapat
berhasil. Periode percepatan pertumbuhan berkisar antara 10-12 tahun untuk perempuan dan 12-
14 tahun untuk laki-laki. Aktivator dengan skrup ekspansi digunakan untuk menstimulasi
pertumbuhan mandibula, untuk mendapatkan ruang dari ekspansi pada kedua lengkung rahang
dan untuk menghentikan kebiasaan buruk.

Contoh perawatan ortodontik interseptif, misalnya: melakukan serial extraction, memasang


space regainer untuk agar ruangan yang sempit pasca pencabutan dapat melebar kembali,
melakukan pelebaran rahang atas (maksila) dengan cara memasanf Rapid Maxillary Expansion
(RME).
4. Bagaimana jika gigi yang berdesakan seperti kasus di skenario jika tidak dilakukan
perawatan? (Hida)

Jawab:

Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan karena gigi berdesakan antara lain, yaitu :

1. Menimbulkan cacat muka, sehingga estetik jelek dan dapat mengakibatkan rasa rendah diri
dan percaya diri berkurang.

2. Kesehatan gigi dan mulut akan terganggu, misalnya : suatu keadaan gigi yang berjejal-jejal
akan memudahkan terjadinya suatu impaksi dari sisa makanan sehingga makanan sehingga akan
menimbulkan karies gigi.

3. Fungsi pendengaran bisa mendapat gangguan. Misalnya : pada oklusi yang dagunya
dimajukan kedepan, apabila gigitan dilakukan terus-menerus akan menimbulkan gangguan sendi
rahang, hal ini mengakibatkan fungsi alat pendengaran terganggu.

4. Fungsi pengunyahan dapat terganngu karena terjadi maloklusi jadi terjadi gangguan pada gigi-
gigi yang saling berhubungan.

5. Fungsi bicara dapat terganggu misalnya biasanya pada penderita gigi berdesakan ini
mengalami displsia memang ini tidak terjadi pada semua orang, jadi jika pasien mengalami
dysplasia maka ia akan kesulitan untuk melafalkan beberapa huruf tertentu. Huruf-huruf itu akan
terdengar tidak sejelas apabila dilalkan orang yang normal

6. Dapat mengakibatkan penyakit periodontal karena penimbunan sisa makanan dan kesulitan
pembersihan.

7. Dapat mengakibatka kerusakan pada gigi-gigi.

Untuk mencegah gigi berdesakan ataupun maloklusi pada pengertian yang benar, ini akan
menjadi suatu hal yang penting untuk memberikan pengetahuan tentang pengertian faktor
etiologi dari maloklusi serta crowding teeth tersebut. Selain itu kesadaran, kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang tentang faktor genetic yang terjadi pada keluarga besar sebelumnya juga
dapat dijadikan acuan untuk mengontrol pertumbuhan serta perkembangan dan fungsi-fungsi
organ pada saat Prenatal, kongenital maupun post natal agar terhindar dari sesuatu yang tidak
diinginkan. Dengan kata lain untuk mencegah terjadinya kelainan-kelainan yang tidak
diharapkan. Kemudian pengawasan terhadap kebiasaan anak-anak juga penting untuk diamati,
khususnya bagi para orang tua harus dapat menontrol dan mengawasi lingkungan dimana anak-
anaknya tumbuh. Kewajiban orangtua untuk memperhatikan anaknya untuk tidak melakukan
kebiasaan buruk juga mendukung pencegahan terjadinya maloklusi maupun gigi berdesakan.
Karena maloklusi dan gigi berdesakan ini dapat dicegah sebelum terjadi

5.bagaimana cara pengukuran overjet dan overbite?(bels)

Jawab:

. pengukuran overbite dan overjet

- [ ] Overbite

Menurut Hotz dan Muhlemann (1952) terdapat perbedaan antara 2 tip : true deep overbite dan

pseudo-deep overbite.

a.true deep overbite dengan freeway space yang bear disebabkan oleh infraklusi dari molar.

Prognosis dari terapi berhasil dengan metode fungsional menguntungkan. Selama jarak ruangan

interoklusal bear, freeway space yang cukup akan kembali setelah ekstrusi darimolar.

b.Pseudo-deep overbite memiliki freeway vang kecil. Molar telah erupsi sempurna.Overbite
yang dalam disebabkan oleh erupsi yang berlebih dari insisif.

Prognosis dalammeninggikan gigitan menggunakan alat fungsional tidak menguntungkan. Jika


freeway spacekecil, ekstrusi dari molar berefek buruk pada posisi istirahat dan dapat membuat
masalah TMJ atau menyebabkan relaps dari overbite yang dalam. overbite normal (2 - 4 mm)
Pengukuran overbite pada model dilakukan dengan cara:

- Menarik garis khayal dari dataran insisal gigi insisif pertama rahang bawah sejajar

Dengan dataran oklusal

- Tarik lagi garis khayal kedua dari ujung insisal gigi insisif pertama rahang atas sejajar
dengandataran oklusal
- Jarak antara dua garis tersebut diukur. Jarak tersebut menunjuKan Desarnya overbite
pada model2

- [ ] Overjet:

over jet adalah jarak antara tepi insisal bagian lingual gigi insisivus sentralis maksila ke tepi
insisal bagian labial gigi insisivus sentralis mandibular

Kondisi ini menggambarkan jarak antara incisal edge dari InSISIf central atas dan
permukaanlabial insisif central bawah.

Dalam keadaan normal, gigi insisif rahan atas dan bawah saling berkontak, dengan jarak

antarinsisifnya hanya setebal bidang insisal (2-3 mm)

relasi gigi dalam arah anteroposterior dan lateral (fasiolingual)

- Overjet besar / berlebihan (> 4 mm)

- Overjet normal (2 -4 mm)

- Overjet kecil (< 2 mm)

- edge to edge bite (0 mm)

- Crossbite (gigi anterior atau posterior)

Scissor bite

Pengukuran overjet pada model dilakukan dengan cara menempatkan penggaris besi sejajar
dengan dataran oklusal.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------

- [ ] Overbite

Overbite adalah jarak vertikal antara tepi insisal dari insisivus sentral atas dan

bawah. Overbite dipengaruhi oleh derajat perkembangan vertikal dari segmen dento.

alveolar anterior. Idealnya pada keadaan oklusi, gigi-gigi insisivus bawah harus

berkontak dengan sepertiga permukaan palatal dari insisivus atas.

overhite normal berkisar antara 1-2 mm. Overbite yang berlebihan pada usia tumbuh kembang
dikaitkan dengan efek dari kebiasaan buruk seperti mengisap jari atau dot dan sebagainya.

- Overbite dapat dievaluasi pada model studi dengan mengukur jarak vertikal antara tepi labio
insisal gigi insivus sentralis rahang atas dan rahang bawah

Kemudian diberi tanda dengan pensil pada permukaan labial gigi insisivus rahang

dawal dan 4 awn InSisal g1 insisivus ranang alas dan dukur dengan menggunakan kaliper digital,

Klasitikasi overbite menurut Profitt, yaitu:#*

Open bite: <0

2. Overbite kecil: 0 - 0,99 mm

Overbite normal: 1 - 2 mm

4. Deep bite: > 2mm


- [ ] Overjet

Overjet adalah jarak horizontal antara permukaan labial mahkota INSISIVus

sentrals rahang bawah dengan permukaan labial mankota insisivus sentrals rahang

atas dalam satuan milimeter. Overjer normal berkisar antara 2 - 3 mm. Biasanya, tepi

insisal gig insisivus rahang bawah berkontak dengan 1/3 singulum gigi insisivus

rahang atas.

Overjet yang berlebihan pada usia tumbuh kembang dikaitkan dengan efek dari

kebiasaan buruk seperti mengisap jari atau dot dan sebagainya. Selain itu, overjer

yang berlebihan juga bisa disebabkan ole perbedaan jumlah gigi atau panjang

lengkung rahang, dan premature loss.

- Overjet dapat dievaluasi pada model studi

dengan mengukur jarak horizontal dari tepi labio insisal gigi insisivus sentralis rahang

atas ke permukaan labial gigi insisivus sentralis rahang bawah dengan menggunakan

kaliper digital,

Klasifikasi overjet menurut Profitt, yaitu: 38

Overjet terbalik: < 0

Overjet kecil: 0 - 1,99 mm

Overjet normal: 2 - 3 mm
Overjet besar: > 3 mm

7. Hubungan perawatan ortodonti dengan mengobservasi pertumbuhan dan


perkembangan serta struktur anatomi gigi geligi sesuai skenario? (fan)

Jawab:

Perawatan ortodonti tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki posisi gigi geligi tetapi juga
untuk mencegah dan memperbaiki relasi rahang

Tujuan utama perawatan ortodonti adalah memperbaiki susunan dan kedudukan gigi-geligi yang
tidak normal (maloklusi) untuk mendapatkan hubungan gigi-geligi (fungsi oklusi) yang stabil
sehingga dapat mengembalikan fungsi pengunyahan yang baik, keseimbangan otot dan
keserasian estetika wajah yang harmonis.

Selain itu pada dasarnya perawatan ortodontik bertujuan memperbaiki kehidupan pasien dengan
mengatasi kesulitan psikososial yang berhubungan dengan penampilan wajah dan gigi. Sehingga
dapat disimpulkan ada 2 alasan yang jelas dari perawatan ortodonti yaitu untuk estetika dan
fungsi, perawatan ortodonti tidak hanya dapat memperbaiki susunan gigi geligi, tetapi dalam
kasus-kasus tertentu juga dapat mempunyai dampak yang besar pada lingkungan seseorang dan
perkembangan karier bahkan psikologisnya.

Selain itu, susunan gigi yang lebih baik dapat menyebabkan standar kebersihan mulut menjadi
lebih baik. Dalam perspektif kedokteran gigi tujuan ortodonti adalah mendapatkan penampilan
dentofacial yang menyenangkan secara estetika dengan fungsi yang baik dan dengan gigi-gigi
dalam posisi yang stabil, perawatan ortodonti tidak boleh dilakukan jika tidak dapat memberikan
perbaikan yang nyata serta abadi

8. Pada kasus di skenario diketahui pasien berumur 10 tahun, apakah ada hubungan umur
pasien dengan keadaan yang dialaminya? (Namira)

Jawab:

9.Bagaimana ciri-ciri oklusi yg normal? (Qoiii)


Jawab:

Oklusi Gigi (Pertumbuhan Gigi Yang Normal)

Oklusi,yaitu hubungan antara gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah di mana terdapat kontak
sebesar-besarnya antara gigi-gigi tersebut. Oklusi normal ialah hubungan yang harmonis antara
gigi-gigi di rahang yang sama dan gigi-gigi di rahang yang berlainan di mana gigi-gigi dalam
kontak yang sebesar-besarnya. Dalam kata lain posisi gigi di rahang atas dan bawah terletak pada
posisi yang sejajar. Sehingga fungsi gigi sebagai pengunyah maupun fungsi-fungsi pendukung
lainnya dapat berfungsi dengan baik. Oklusi normal merupakan hasil pertumbuhan dan
perkembangan yang baik dari alat pengunyah dan meliputi hal yang kompleks, antara lain :

a. Kedudukan gigi rahang atas dan rahang bawah dalam posisi normal

b. Fungsi yang normal dari jaringan dan otot-otot pengunyah

c. Hubungan persendian yang normal

Selain dari susunan gigi yang normal, jumlah gigi yang tumbuh

pada seseorang juga berpengaruh terhadap bentuk oklusi normal. Pada umumnya susunan gigi
orang dewasa berjumlah 32 gigi. Susunan gigi dengan jumlah gigi yang normal juga tergantung
dari jadwal penanggalan

Anda mungkin juga menyukai