Anda di halaman 1dari 33

Abnormalities size of tooth

Macrodontia
Microdontia
Macrodontia
Definisi :
Macrodontia adalah suatu jenis kondisi ketika terdapat lebih dari
dua gigi di dalam mulut tumbuh dengan ukuran yang besarnya di
luar normal. (Pedodontic Practice and managemnent, Jaypee, 1st edition P : 50)

Macrodontia dapat muncul sebagai sifat yang terlokalisasi, dan


paling sering terjadi sebagai geminasi. Penggabungan gigi yang
sedang berkembang juga dapat menyebabkan gigi membesar.
(Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900)

“Teeth that are bigger than average size for the specific age”
Karakteristik
• Gigi yang tumbuh dengan ukuran lebih besar dari normalnya tersebut
bersifat permanen sehingga mampu menjadi salah satu faktor yang
menurunkan rasa percaya diri seseorang yang menderitanya.
• Ada beberapa kasus macrodontia dengan dua gigi tumbuh bersama
dengan ukuran yang begitu besar, namun pada kasus lainnya terdapat
hanya satu gigi tumbuh dengan ukuran ekstra besar.
• Pertumbuhan gigi abnormal ini biasanya berkaitan erat dengan
kelenjar pituitari yang juga terlampau besar pada tubuh seseorang.
• Orang-orang dengan macrodontia biasanya nampak membesar pada
salah satu sisi wajahnya karena pembesaran kelenjar pituitari.

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


Jenis-jenis Macrodontia
• Generalized Macrodontia
• Jenis macrodontia ini menandakan bahwa seluruh gigi tumbuh
secara abnormal.
• Tidak terkecuali, seluruh gigi tumbuh dalam ukuran yang
besarnya melebihi normal.
• Generalized macrodontia memiliki kaitan erat dengan kondisi
bernama gigantisme pituitari.

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


Relative-Generalized Macrodontia
• Macrodontia jenis ini lebih umum terjadi pada pemilik wajah
dengan rahang kecil.
• Gigi yang tumbuh memang lebih besar dari normalnya, namun
tidak terlalu besar.
• Gigi nampak besar juga dapat dikarenakan rahang yang lebih
kecil.

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


Isolated Macrodontia
• Pada macrodontia jenis ini, gigi yang terpengaruh atau gigi
yang tumbuh dalam ukuran besar abnormal adalah gigi
tunggal.
• Kondisi ini jauh lebih langka dan tampak sebagai kondisi
pembesaran gigi yang sederhana dan ada kemungkinan
keadaan besarnya gigi tunggal ini ada hubungannya dengan
anomali morfologis.

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


Etiologi
1. Faktor Genetik
• Faktor genetik atau keturunan menjadi faktor yang diduga paling kuat
memperbesar potensi seseorang mengalami macrodontia
• Mutasi gen pengatur pertumbuhan gigi adalah faktor utama yang
berkemungkinan besar menjadi penyebab tumbuhnya gigi bersamaan.
• Bahkan mutasi gen ini juga berpotensi menyebabkan pertumbuhan gigi
terus-menerus dan tidak berhenti di waktu yang tepat.
• Gigi yang tumbuh ekstra besar dapat terjadi bersamaan dengan kondisi
genetik lainnya,

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


2. Gangguan Hormon
• Ketidakseimbangan hormon dapat menjadi salah satu
penyebab macrodontia terjadi.
• Salah satu contohnya adalah pembesaran kelenjar pituitari
yang juga berpengaruh pada hormon pituitari yang tidak
normal
• Masalah pada hormon pituitari berkaitan erat dengan
pertumbuhan gigi dengan ukuran berlebih serta bentuk yang
tidak teratur.

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


3. Faktor Jenis Kelamin
• Macrodontia dapat terjadi pada siapapun, hanya saja laki-laki berisiko
lebih tinggi mengalaminya daripada perempuan.

4. Faktor Pola Hidup Masa Kecil


• Pola hidup pada masa kanak-kanak berpengaruh cukup besar dalam
meningkatkan risiko macrodontia.
• Masa anak-anak yang sering terpapar radiasi dan racun, diet tidak sehat,
hingga faktor lingkungan lainnya tak hanya menghambat pertumbuhan
tubuh anak, tapi juga berdampak buruk pada pertumbuhan giginya
tanpa disadari

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


Pemeriksaan Makrodontia
• Pemeriksaan Macrodontia
• Ketika gejala mulai nampak di mana gigi tumbuh secara tidak
normal dan ukuran besarnya berlebihan, segera periksakan ke
dokter spesialis gigi.
• Umumnya, metode-metode diagnosa ini yang dokter terapkan
sebelum menentukan penanganan yang terbaik.

- Pemeriksaan Klinis
- Pemeriksaan penunjang

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


Pemeriksaan Klinis

• Salah satu cara untuk mengetahui apa penyebab macrodontia


pada pasien, pemeriksaan gigi penting untuk diterapkan.

• Pemeriksaan fisik gigi perlu dilakukan oleh dokter untuk


melihat secara langsung kondisi gigi yang berukuran besar
abnormal tersebut.

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


Secara klinis, gigi makrodonsia
tampak besar dan mungkin
berhubungan dengan crowding,
maloklusi, atau impaksi.

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


Pemeriksaan Penunjang
• Selain pemeriksaan gigi secara langsung, dokter kemungkinan
meminta pasien menempuh metode sinar-X sebagai
pemeriksaan penunjang.
• Dokter perlu tahu kondisi bagian dalam mulut melalui rontgen
gigi.
• Pemeriksaan bagian dalam mulut pasien dilakukan guna
menegakkan diagnosa sehingga dokter dapat menentukan
perawatan khusus sesuai kondisi gigi atau mulut pasien.

Stuart C. White, Michael J. Pharoah. (2013). Oral Radiology Principles and Interpretation. Page 587
Stuart C. White, Michael J. Pharoah. (2013). Oral Radiology Principles and Interpretation. Page 587
Penatalaksanaan
• Bila dokter dapat mendeteksi penyebab macrodontia yang dialami
pasien, penentuan perawatan jauh lebih mudah.

• Karena ukuran gigi terlalu besar akan mengganggu dari sisi estetika,
perawatan seringkali perlu diperoleh dari dokter gigi konservatif atau
justru orthodontist.

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


1. Teeth Shaving / Pengasahan Gigi
• Dokter tidak akan memberi pasien anestes/obat bius untuk memulai
prosedur ini karena tindakan teeth shaving tidak melibatkan saraf serta
pembuluh darah sehingga dipastikan tidak menyebabkan rasa sakit.
• Dokter pertama-tama menandai area gigi yang hendak
dikikis/diasah/dihilangkan.
• Dokter kemudian menggunakan bor khusus untu mengasah gigi pasien
dan membuat sedikit enamel gigi hilang.
• Dokter barulah melakukan pembentukan kontur sisi gigi dengan
selembar strip sebelum akhirnya berakhir dengan menghaluskan gigi
dan memolesnya.

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


2. Orthodontik
• Dokter gigi yang memeriksa pasien dan melihat bahwa
kondisi pasien membutuhkan prosedur orthodontik maka
akan segera meminta pasien untuk mendatangi orthodontist.
• Dokter biasanya memasangkan kawat gigi pada pasien
sehingga gigi-gigi yang tak beraturan karena satu atau lebih
gigi yang berukuran sangat besar dapat berjajar rapi dan
lurus.
• Dokter juga berkemungkinan menggunakan retainer untuk
juga membuat penampilan gigi lebih kecil.

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900


3. Pengangkatan Gigi
• Bila memang perlu, dokter kemungkinan akan merekomendasikan tindakan
pengangkatan gigi untuk memberi ruang bagi beberapa gigi lain agar tidak
saling tumpuk
• Selain itu, pengangkatan satu atau beberapa gigi dapat membantu fungsi gigi
dalam mengunyah makanan secara normal.
• Tindakan pengangkatan gigi dapat dilakukan dengan menghilangkan gigi besar
yang mengalami macrodontia atau gigi lainnya yang lebih kecil.
• Jika pasien setuju dan hendak menempuh perawatan satu ini, dokter gigi akan
merujukkan ke dokter bedah mulut supaya prosedur pengangkatan gigi
dilakukan dengan tepat.
• Bagi pasien macrodontia tidak perlu khawatir, sebab gigi yang telah diangkat
akan digantikan dengan gigi palsu agar tidak memengaruhi tampilan mulut atau
gigi
Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3rd edition, P : 895-900
Mikrodontia
Definisi

• Istilah ini digunakan untuk gigi yang berukuran lebih


kecil ukuran atau volume dari biasanya (Altug-Atac &
Erdem, 2007),yang dapat dikaitkan dengan pola
dominan autosomal (Sapp et al., 2005).
• Gigi yang ukurannya relatif lebih kecil dari biasanya

AGURTO, S. P.; NICHOLSON, C. & DEL SOL, M. Proposal of anatomical terms for alterations in tooth size: “microdontia and
macrodontia”. Int. J. Morphol., 37(1):375-378, 2019.
Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3 rd edition, P : 895-900
Etiologi

Enviromental
Genetik
Hereditary

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3 rd edition, P : 895-900


• Penilitian kembar monozigot menunjukan tidak ada konkordansi hipodontia /
mikrodontia yang kuat. Meskipun demikian, jika salah satu saudara kembar
menunjukkan hipodontia / mikrodontia, saudara kembarnya berada pada peningkatan
risiko yang signifikan untuk menunjukkan sifat yang sama ini.

• Salah satu penyebab paling umum dari mikrodontia tampaknya adalah mutasi gen
MSX1. Mutasi tersebut juga dapat menyebabkan hipodontia dan orofasial cleft.
 
• Ibu hamil yang terkena hipotiroidisme, diabetes atau hipertensi, analisis odontometri
pada keturunannya menunjukkan bahwa hipotiroidisme ibu dan diabetes
mengakibatkan peningkatan ukuran gigi, sedangkan hipertensi dikaitkan dengan
penurunan ukuran gigi. Kemoterapi dan radioterapi pada bayi, bayi dan anak kecil
berkontribusi pada perubahan pada gigi primer dan permanen.

Brad W. Neville, Douglas D. Damm, Carl M. Allen, Angela C. Chi Color Atlas of Oral and Maxillofacial Diseases Book.Elsevier: 2019
Bruce M. Carlson MD, PhD, in Human Embryology and Developmental Biology (Fifth Edition), 2014
Kateristik

• Terkait dengan hipodonsia, sindrom Down


• Prevalensinya 0,8 sampai 8%
• Gigi incisivus lateral rahang atas yang disebut pasak
lateral paling terpengaruh
• Diameter mesiodistal berkurang

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3 rd edition, P : 895-900


True generalized:
• Semua gigi lebih kecil dari biasanya

Relative generalized:
• Adanya gigi normal atau sedikit lebih kecil dari gigi normal pada
ukuran rahang yang relatif lebih kecil
•  
Melibatkan satu gigi:
• Mikrodontia gigi incisivus lateral yang biasa disebut sebagai "pasak
lateral"

Nikhil Marwah, Texbook Of Pediatric Dentistry, 3 rd edition, P : 895-900


Pemeriksaan Klinis
• Memeriksa pasien secara visual dengan mencocokan
kateristik Mikrodontia
• Imaging Features -> Gigi kecil ini sering kali malformasi.
• Penampakan gigi kecil menunjukkan diagnosis. Jumlah
dan distribusi gigi mikrodontia juga dapat menyarankan
pertimbangan sindrom (misalnya, penyakit jantung
bawaan, progeria).
• Gigi supernemary bisa jadi mikrodontia juga

Stuart C. White, Michael J. Pharoah .2013.Oral Radiology Principles and Interpretation. Mosby.  Hlm 587
• Mikrodontia mungkin melibatkan semua gigi atau
terbatas pada satu gigi atau sekelompok gigi. Seringkali
gigi incisivus lateral dan molar ketiga berukuran kecil.
Generalized Mikrodontia sangat jarang, meskipun terjadi
pada beberapa pasien dengan dwarfisme hipofisis.

Stuart C. White, Michael J. Pharoah .2013.Oral Radiology Principles and Interpretation. Mosby.  Hlm 587
Mikrodontia parsial bilateral dari gigi incisivus True generalized microdontia.
lateral atas.

AGURTO, S. P.; NICHOLSON, C. & DEL SOL, M. Proposal of anatomical terms for alterations in tooth size: “microdontia and
macrodontia”. Int. J. Morphol., 37(1):375-378, 2019.
Peg shaped pada gigi 22
Foto intra-oral menunjukkan pasien
dengan hipodontia dan mikrodontia yang pertama
gigi p1 dan gigi m3 kiri atas

Laverty, D., Thomas, M. The restorative management of microdontia. Br Dent J 221, 160–166 (2016)
Pemeriksaan Penunjang

Deformitas berbentuk pasak pada mikrodontia gigi incisivus


A dan B, gambar Periapikal menunjukkan penurunan lateral rahang atas.
ukuran dan jumlah katup di mikrodontia molar
ketiga rahang atas.

Stuart C. White, Michael J. Pharoah .2013.Oral Radiology Principles and Interpretation. Mosby.  Hlm 587
Radiografi orthopantomogram menunjukkan gigi pasien berusia 16 tahun setelahnya menerima
kemoradioterapi sebagai seorang anak ketika gigi tumbuh yang memiliki mengakibatkan
mikrodontia, hipodontia dan perkembangan root yang berubah

Laverty, D., Thomas, M. The restorative management of microdontia. Br Dent J 221, 160–166 (2016)
Penatalaksanaan.
• Perawatan restoratif atau prostetik dapat dikonderasi
untuk menciptakan gigi yang tampak lebih normal,
terutama ketika mempertimbangkan masalah estetika
pada gigi anterior.
 

Stuart C. White, Michael J. Pharoah .2013.Oral Radiology Principles and Interpretation. Mosby.  Hlm 587
Pilihan perawatan restoratif untuk gigi mikrodontia
meliputi:
• 1. Direct restoration
• 2. Indirect restoration
• 3. Extraction and tooth replacement.

Laverty, D., Thomas, M. The restorative management of microdontia. Br Dent J 221, 160–166 (2016)
Pilihan perawatan prostetik untuk gigi mikrodontia
meliputi:
• Implant-based prosthesis
• Removable partial dentures (RPDs)
• Resin bonded bridge (RBBs)
• Conventional bridgework

Laverty, D., Thomas, M. The restorative management of microdontia. Br Dent J 221, 160–166 (2016)

Anda mungkin juga menyukai