Anda di halaman 1dari 3

Gigi bungsuku tumbuh miring, kok bisa sih? Bahaya nggak ya kalau nggak dicabut?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita kenalan dulu yuk sama gigi bungsu.

Gigi bungsu adalah gigi permanen paling belakang yang tumbuh sekitar usia 17-21 tahun
dan umumnya setiap individu memilikinya dengan jumlah 4 buah, 2 buah dirahang bawah
(kanan dan kiri), 2 buah lagi di rahang atas (kanan dan kiri). Namun, ada kondisi-kondisi tertentu
dimana sebagian orang tidak memiliki benih gigi bungsu atau malah memiliki jumlah lebih dari
4. Tidak perlu kawatir dengan jumlahnya, selama tidak mengganggu fungsi pengunyahan maka
kondisi tersebut tidak berbahaya.

Salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh pasien dalam praktek kedokteran gigi adalah
gigi bungsu yang tumbuh miring atau sering disebut sebagai impaksi. Impaksi sendiri
didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana gigi tidak dapat erupsi dengan sempurna melampaui
waktu kronologis erupsi dan tidak terbentuk hubungan yang normal dengan gigi dan jaringan
lainnya. Hugson dan Kugelberg dalam penelitiannya menyebutkan, 1/3 dari subjek penelitiannya
yang berusia 15-80 tahun memiliki setidaknya 1-4 gigi bungsu dimana 30,4% nya pada pria
mengalami impaksi sebagian atau keseluruhan dan 43,8%nya pada wanita mengalami hal yang
sama. Diketahui pula bahwa impaksi pada gigi bungsu rahang bawah lebih sering terjadi
daripada pada rahang atas. Posisi gigi impaksi inipun pada setiap individu dapat berbeda-beda,
oleh ahli bedah mulut diklasifikasikan berdasar posisi dan lokasinya terhadap rahang agar
memudahkan dalam perawatannya.

Lalu, kenapa gigi bungsu dapat tumbuh miring?

Beberapa kondisi yang diketahui dapat menyebabkan gigi tumbuh miring atau impaksi
antara lain:

1. Posisi benih gigi yang tidak normal


2. Kurangnya ruang pada rahang untuk tempat erupsi gigi
3. Adanya gigi supernumerary atau gigi berlebih yang mengganggu erupsi gigi bungsu
4. Tidak terjadinya pengurangan tulang diatas benih gigi karena faktor local maupun faktor
sistemik
5. Adanya kondisi patologis yang menghambat jalur erupsi gigi

Apakah gigi bungsu impaksi harus diambil?

Ada beberapa kondisi dimana gigi bungsu ini memang harus diambil, yaitu jika terdapat

1. Indikasi Terapeutik
Indikasi dimana gigi bungsu impaksi harus diambil sebagai cara menyembuhkan suatu
penyakit yang timbul karena impaksi tersebut seperti adanya:
- Perikoronitis atau radang gusi diarea gigi yang impaksi
- Periodontitis atau radang jaringan penyangga gigi karena impaksi gigi
- Tumor atau kista karena gigi impaksi
- Karies atau lubang gigi pada gigi impaksi atau pada gigi sebelahnya yang disebabkan
oleh impaksi tersebut
2. Indikasi Profilaksis
Indikasi dimana gigi bungsu harus diambil bukan karena masalah yang telah
ditimbulkannya melainkan sebagai upaya pencegahan agar masalah tersebut tidak
muncul, kondisi tersebut antara lain:
- Posisinya berada di garis patahan rahang (pada pasien yang mengalami patah rahang)
- Untuk keperluan perawatan lain seperti pemasangan gigi palsu atau kawat gigi
- Ketika ingin digunakan sebagai gigi donor dalam transplantasi gigi
- Adanya risiko akan munculnya kista atau tumor karena gigi impaksi tersebut

Apa yang harus dilakukan jika gigi bungsu tumbuh miring?

Jika gigi bungsumu tumbuh miring (muncul sebagian atau bahkan tidak muncul sama
sekali), kamu dapat melakukan pemeriksaan ke dokter gigi. Biasanya dokter gigi akan
mengarahkan untuk dilakukan pengambilan foto rontgen kemudian dilihat apakah gigi bungsu
tersebut perlu diambil atau tidak. Namun jika keluhan sakit telah muncul seperti pipi bengkak,
gusi radang, sakit kepala dll, sebaiknya segera pergi ke dokter gigi untuk dilakukan pemeriksaan
dan pengobatan terhadap keluhan tersebut yang biasanya kemudian gigi tersebut akan diambil.
Daftar Pustaka

1. Andersson L., Kahnberg K., Pogrel M. 2010. Oral and Maxillofacial Surgery. UK: John
Wiley and Sons. Page 197
2. Ruslin M., Poedjiastoeti W. 2019. Buku Ajar Bedah Mulut dan Maksilofasial: Teori dan
Praktik Dasar. Jakarta : EGC. Page 332
3. Jaiswara, C., Rani, A., Dhiman, N. 2016. The Rarest Cause of Impaction of Mandibular
Third Molar: A Case Report. J Oral Biol Craniofac Res. Vol.6(1): S55-S57

Anda mungkin juga menyukai