Anda di halaman 1dari 7

Odontektomi

Paper Halaqoh
Disajikan pada tanggal 30 Agustus 2023

Pengasuh:
Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor, SH.

Disusun Oleh:
Ahmad Faisol
Mahasiswa Semester V
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Halaqoh Ilmiah
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR
Agustus 2023
A. Pendahuluan
Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda:
Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit, melainkan menurunkan pula obatnya.
Berdasarkan hadis ini dapat diyakini bahwa tiada penyakit yang tidak memiliki obat untuk
menyembuhkannya. Beragam cara dalam menyembuhkan penyakit yang diderita oleh
manusia, ketika sudah tidak bisa terobati maka salah satunya adalah dengan cara opersai
atau pembedahan.

Konteks tulisan ini adalah permasalahan gigi bungsu. dalam proses erupsi (munculnya)
pada rongga mulut sering mengalami gangguan berupa impaksi sehingga membutuhkan
pembedahan.

Gigi bungsu merupakan gigi geraham ketiga yang terletak di rahang atas dan bawah,
serta merupakan gigi terakhir yang terbentuk dan tumbuh. Biasanya proses tumbuh gigi
terjadi pada usia 16 hingga 25 tahun, tahapan dalam kehidupan disebut age of wisdom,
sehingga gigi bungsu disebut juga dengan wisdom teeth.

Gigi impaksi dapat terjadi pada gigi lain, namun frekuensi tertinggi terjadi pada molar
ketiga bawah dan atas, diikuti oleh gigi kaninus atas, gigi premolar bawah, dan gigi berlebih
(supernumerary tooth). Sebanyak sembilan dari 10 orang mengalami satu gigi bungsu yang
impaksi (Archer,1974:29, Still,2003:219).

Salah satu teknik pembedahan dalam hal ini adalah odontektomi, yaitu teknik bedah
yang terjadi impaksi pada gigi geraham atas dan bawah. Pada prinsipnya, masalah impaksi
timbul karena ketidaksesuaian antara ukuran serta bentuk gigi dan rahang.
B. Pembahasan
1. Definisi Odontektomi
Istilah odontektomi digunakan dalam pembedahan untuk mencabut gigi
impaksi. Odontektomi adalah tindakan operasi untuk mengeluarkan gigi impaksi atau
operasi bedah mulut untuk mengangkat gigi. Gigi yang paling sering terkena impaksi
terjadi pada gigi bungsu atau gigi geraham ketiga. Proses pembentukan gigi bungsu
dimulai sebelum usia 12 tahun dan berakhir sekitar usia 25 tahun. Pada usia tersebut
gigi bungsu akan terbentuk sempurna jika tidak terkena impaksi.
Definisi odontektomi menurut Archer (1975) yaitu pengeluaran satu atau
beberapa gigi secara bedah dengan cara membuka flap mukoperiostal, kemudian
dilakukan pengambilan tulang yang menghalangi dengan tatah atau bur.
Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi ke dalam lengkung geligi pada
saatnya tumbuh dikarenakan terhalang gigi tetangganya, tulang yang tebal serta
jaringan lunak yang padat. Gigi ini seumur hidup tidak akan erupsi, apabila tidak
dilakukan pencabutan.
Odontektomi sebaiknya dilakukan pada saat pasien masih muda yaitu pada usia
25-26 tahun karena odontektomi lebih mudah dilakukan pada pasien yang lebih muda
ketika mahkota gigi baru telah terbentuk dan jaringan tulang di sekitarnya masih cukup
lunak untuk membatasi trauma bedah. Odontektomi pada pasien diatas 40 tahun, tulang
sangat padat dan kurang elastis, kekakuan gigi juga terjadi pada rongga alveolar
sehingga menyebabkan trauma bedah yang lebih parah.
2. Etiologi gigi impaksi
Munculnya gigi impaksi disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Berger,
faktor-faktor yang mempengaruhi gigi antara lain:
Kausa Lokal
1. Posisi gigi yang abnormal
2. Tekanan dari gigi tetangga pada gigi tersebut
3. Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut
4. Kekurangan tempat untuk gigi tersebut bererupsi
5. Gigi desidui persistensi (tidak mau tanggal)
6. Pencabutan prematur pada gigi
7. Inflamasi kronis penyebab penebalan mukosa di sekitar gigi
8. Penyakit yang menimbulkan nekrosis tulang, antara lain karena inflamasi
atau abses
9. Perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem pada anak-
anak

Kausa Usia

Faktor usia juga turut berperan dalam menyebabkan terjadinya gigi impaksi
tanpa harus disertai kausa lokal, yaitu antara lain:

1. kausa prenatal (faktor keturunan dan miscegenation)


2. kausa postnatal (riketsia, anemi, tuberkulosis, sifilis kongenital, gangguan
kelenjar endokrin, dan malnutrisi).
3. Tanda atau keluhan gigi impaksi
Masalah yang sering mereka keluhkan pada gigi geraham ketiga yang impaksi yaitu
perasaan tidak nyaman ketika melakukan hal-hal yang berhubungan dengan rongga
mulut. Tanda dan gejala umum gigi impaksi adalah:
1. Inflamasi, yaitu pembengkakan disekitar rahang dan warna kemerahan pada gusi
disekitar gigi yang diduga impaksi.
2. Rasa sakit atau perih disekitar gusi atau rahang dan sakit kepala yang lama
(neuralgia).
3. Nyeri atau sakit gigi
4. Sakit ketika makan
5. Demam dan pusing
4. Obat gigi impaksi
Selain itu, informasi mengenai obat-obatan untuk menangani impaksi pada gigi
geraham:

Intervensi Rasional
Kompres pipi pasien dengan es kompres Kompres es biar mengurangi rasa nyeri
Beri pasien informasi tentang pentingnya Untuk Mengurangi rasa sakit
mengkonsumsi makanan
Anjurkan pasien untuk mencoba makan Agar Pasien berusaha untuk memakan
menelan pelan-pelan makanan yang disediakan
Pengajaran kesehatan:

1. Ajarkan kepada pasien pentingnya oral care.


2. Jangan mengunyah permen karet.
3. Hindarkan makanan keras dan kasar.
4. Gunakan obat kumur komersial selama 24 jam pertama
5. Istirahat yang cukup
C. Penutup

Odontektomi adalah tindakan operasi untuk mengeluarkan gigi impaksi atau operasi
bedah mulut untuk mengangkat gigi. Gigi yang paling sering terkena impaksi terjadi pada gigi
bungsu atau gigi geraham ketiga. Proses pembentukan gigi bungsu dimulai sebelum usia 12
tahun dan berakhir sekitar usia 25 tahun. Pada usia tersebut gigi bungsu akan terbentuk
sempurna jika tidak terkena impaksi.

Munculnya gigi impaksi disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Berger, faktor-faktor
yang mempengaruhi gigi antara lain: Kausa Lokal, Posisi gigi yang abnormal, Tekanan dari
gigi tetangga pada gigi tersebut, Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut, Kekurangan
tempat untuk gigi tersebut bererupsi, Gigi desidui persistensi (tidak mau tanggal), Pencabutan
prematur pada gigi, Inflamasi kronis penyebab penebalan mukosa di sekitar gigi. Kausa usia,
kausa prenatal (faktor keturunan dan miscegenation) dan kausa postnatal (riketsia, anemi,
tuberkulosis, sifilis kongenital, gangguan kelenjar endokrin, dan malnutrisi).

Kemudian tanda gigi impaksi adalah Inflamasi, yaitu pembengkakan disekitar rahang
dan warna kemerahan pada gusi disekitar gigi yang diduga impaksi, Rasa sakit atau perih
disekitar gusi atau rahang dan sakit kepala yang lama (neuralgia), Nyeri atau sakit gigi, Sakit
ketika makan dan Demam dan pusing.

Obat untuk menangani gigi impaksi adalah Kompres pipi pasien dengan es kompres,
Beri pasien informasi tentang pentingnya mengkonsumsi makanan, Anjurkan pasien untuk
mencoba makan menelan pelan-pelan.
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Sri. “E-Journal Widya Kesehatan Dan Lingkungan Odontektomi, Tatalaksana Gigi
Bungsu Impaksi.” E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan 1, no. 2 (2014): 81–
89.

Sari, Larassati Ratna. “Hubungan Pelihara Diri Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan
Pembengkakan Pada Pasien Paska Odontektomi Di RSUD Kota Yogyakarta,” 2019,
9–11.

Siagian, Krista Veronica. “Penatalaksanaan Impaksi Gigi Molar Tiga Bawah (Wisdom
Teeth) Dengan Komplikasinya Pada Pasien Dewasa Muda.” Jurnal Biomedik (Jbm) 3,
no. 3 (2013): 186–94. https://doi.org/10.35790/jbm.3.3.2011.878.

Anda mungkin juga menyukai