OLEH:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
LATAR BELAKANG
Ilmu Bedah Mulut dan Maksiofasial merupakan salah satu cabang ilmu
kedokteran gigi yang mempelajari tentang kelainan pada rongga mulut yang
memerlukan pendekatan secara bedah. (Schuurs AHB., 1988)
Perkembangan dan pertumbuhan gigi geligi seringkali mengalami gangguan
erupsi. Gigi dengan gangguan letak salah benih akan menyebabkan kelainan
pada erupsinya, baik berupa erupsi di luar lengkung yang benar atau bahkan
terjadi impaksi. Frekuensi gangguan erupsi terbanyak terjadi pada wisdom tooth
baik di rahang atas maupun di rahang bawah. Dalam banyak kasus, hal ini
memerlukan pendekatan secara bedah (drg. Istiati Soehardjo, 1996)
Wisdom tooth adalah gigi geraham bungsu atau gigi molar tiga dari seri gigi
geraham atau molar pada lengkung rahang. Dalam Kamus Bahasa Indonesia
Online, wisdom tooth didefinisikan sebagai gigi geraham bungsu karena gigi ini
merupakan gigi yang terakhir erupsi atau tumbuh pada saat usia 16-18 tahun.
Wisdom tooth rahang bawah impaksi dapat mengganggu fungsi pengunyah dan
sering menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi yang terjadi dapat berupa
resorbsi patologis gigi yang berdekatan, terbentuknya kista folikular, rasa sakit
neuralgik, perikoronitis, bahaya fraktur rahang akibat lemahnya rahang dan gigi
anterior berdesakan akibat tekanan gigi impaksi ke anterior. Dapat pula terjadi
periostitis, neoplasma, komplikasi sistemik, dan komplikasi lokal. (Hasyim dan
Raimud D., 1992)
Erupsi wisdom tooth atau gigi molar tiga umumnya akan selesai pada
usia 20-24 tahun. Namun, satu atau beberapa gigi molar tiga mengalami
kegagalan erupsi pada 1:4 orang dewasa. Menurut beberapa penelitian
longitudinal, gigi yang terlihat mengalami impaksi pada usia 18 tahun memiliki
kesempatan sebesar 30-50% untuk erupsi sempurna pada usia 25 tahun. Dalam
serangkaian penelitian di Swedia, prevalensi impaksi ditemukan sebesar 45,8%.
TUJUAN
MANFAAT
.Pembahasan mengenai Wisdom tooth atau yang sering kita kenal dengan
sebutan gigi geraham bungsu ini merupakan penyampaian Informasi dan
Edukasi untuk langkah – langkah preventif, dan agar keadaan ini bisa ditangani
dengan tepat.
TINJAUAN TEORITIS
Gambar 1: Wisdom Tooth atau Gigi Geraham Bungsu atau Gigi Molar Tiga
B. Etiologi Terjadinya Impaksi pada Wisdom Tooth Rahang Bawah
Menurut WebMD (2010), penyebab terjadinya impaksi pada wisdom
tooth rahang bawah ialah
1. Penggunaan gigi dalam pengunyahan yang tidak maksimal
2. Posisi gigi tetangga atau gigi molar kedua yang tidak normal
3. Kepadatan tulang atau jaringan lunak berlebih yang menutupinya.
Pada kebanyakan kasus, rahang seringkali tidak cukup besar untuk
menampung wisdom tooth ini sehingga tidak dapat tumbuh sepenuhnya atau
tetap berada di bawah gusi atau di dalam tulang. Keadaan inilah yang disebut
impaksi Impaksi adalah suatu keadaan di mana gigi mengalami hambatan dalam
arah erupsinya atau tumbuhnya, sehingga tidak dapat mencapai posisi yang
seharusnya.
(Dr. D’Rozario, 2010)
Impaksi wisdom tooth (gigi geraham bungsu) rahang bawah dapat timbul
dalam berbagai posisi, bisa benar-benar terperangkap dan berada dalam gusi atau
tulang, sehingga tidak nampak bila dilihat dalam mulut. Atau bisa juga sudah
menembus gusi tapi hanya tumbuh separuh jalan. Arahnya bisa horizontal,
miring dengan mahkota ke arah gigi molar dua atau sebaliknya, atau malah
menghadap ke arah dalam atau ke luar rahang. (Medis A-Z, 2010)
Gambar 3: Berbagai Posisi Impaksi Gigi Bungsu
Gambar 4: Masalah Sistemik yang Timbul Akibat Erupsi Wisdom Tooth Rahang Bawah
b. Rasa sakit dan kerusakan pada gigi molar dua karena tertekan wisdom
tooth. (Medis A-Z, 2010)
Gambar 5: Wisdom Tooth Rahang Bawah Mendesak Gigi Molar Dua
c. Berjejalnya gigi lain dalam lengkung rahang. Karena pada saat wisdom
tooth rahang bawah bergerak untuk tumbuh, gigi-gigi lain akan terdorong
dan adanya sedikit perubahan posisi yang disebabkan oleh gerakan
wisdom tooth tersebut. (Medis A-Z, 2010)
d. Perikoronitis atau peradangan di sekitar mahkota gigi. Perikoronitis
terjadi pada tahap erupsi saat folikel gigi terbuka dan berkontak dengan
cairan rongga mulut. Pada wisdom tooth rahang bawah yang hanya
tumbuh sebagian di atas gusi, akan menyebabkan mudah masuknya
makanan ke celah gusi dan berkumpulnya bakteri di tempat tersebut. Ini
akan menyebabkan terjadinya infeksi pada gusi, sehingga tampak adanya
pembengkakan gusi pada daerah tersebut, rasa sakit, dan bau mulut.
Bahkan pada infeksi yang cukup berat dapat menyebabkan kesulitan
dalam membuka mulut. (Medis A-Z, 2010)
e. Kista. Pada beberapa kasus, wisdom tooth rahang bawah yang dibiarkan
dalam keadaan impaksi dapat menyebabkan terbentuknya kista dan
menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada rahang dan gigi
tetangganya. (Medis A-Z, 2010)
Gambar 10: Akar Gigi Wisdom Tooth Rahang Bawah yang Masih Pendek
Gambar 11: Wisdom Tooth Rahang Bawah yang Mulai Tumbuh
Hasyim dan Raimud D. Keberhasilan tindakan bedah gigi molar tiga bawah
impaksi dengan modifikasi flap: pengalaman klinik. Semarang: Kumpulan
Makalah Ilmiah Kongres PDGI XVIII. 1992. h.192. http://www.usu.ac.id/
Micni, Djoko. Wisdom Tooth (Gigi Geraham Bungsu). Diakses: pada 2 Oktober
2010 pukul 15.00 http://www.dentiadental.com/2010/articles/ wisdom-
tooth-gigi-geraham-bungsu/
Micni, Djoko dan Rosseno, Yeanne. Gigi Geraham Bungsu, Perlukah Dicabut?.:
http://www.dentiadental.com/articles/gigi-geraham-bungsu-perlukah-
dicabut/
Schuurs AHB. 1988. Patologi gigi geligi: Kelainankelainan jaringan keras gigi.
Sutatmi Suryo, editor. Gebitspathologie: afwijikingen van de
hardetandweefsels. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 1993.
h.125-28. http://digilib.undip.ac.id/pustaka/index.php
Tetsch P. dan Wagner W. 1982. Pencabutan gigi molar ketiga. Agus Djaya,
editor. Operative extraction of wisdom teeth. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1992. h. 1-130. http://opac.unpad.ac.id/result.aspx?
letter=Pclue=penerbit&&fm_p=703