Anda di halaman 1dari 9

PENATALAKSANAAN IMPAKSI GIGI MOLAR KETIGA BAWAH

DENGAN KOMPLIKASINYA PADA DEWASA MUDA

Krista V. Siagian

Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi


Manado
Email: veroagian@yahoo.com

Abstract: In daily practice, the third mandibular teeth (namely wisdom teeth) are often found
impacted or malposition. There are some complications of this condition: dentoalveolar abcess,
subcutaneous abcess, and caries at the distal parts of the second mandibular teeth. The
frequency of these impacted teeth or malposition is about 88.8%, and mostly found in young
adults, ages between 18 to 30 years old. A general dentist needs to know about the symptoms
and management of simple third mandibular impacted teeth found in young adults. We reported
a case of a 24-year-old woman with the third right mandibular impacted tooth associated with
dentoalveolar abscess and caries at the distal part of the second right mandibular tooth.
Keywords: impacted, third mandibular tooth

Abstrak: Dalam praktek dokter gigi sehari-hari sering kali ditemukan pasien dewasa muda
yang memiliki gigi molar ketiga bawah (wisdom teeth) yang impaksi ataupun malposisi.
Frekuensi terjadinya gigi gigi molar ketiga bawah yang impaksi ataupun malposisi yaitu 88.8
%, dan paling banyak ditemukan pada umur dewasa muda sekitar 18-30 tahun. Seorang dokter
gigi harus memiliki pengetahuan mengenai gejala dan penatalaksanaan pengambilan bedah
sederhana dari gigi molar ketiga bawah yang impaksi ataupun malposisi . Kami melaporkan
kasus seorang perempuan dewasa muda berusia 24 tahun dengan gigi molar ketiga bawah kanan
yang impaksi dengan komplikasi abses dentoalveolar dan karies di bagian distal gigi molar
kedua mandibula. Kata kunci: impaksi, molar ketiga

Impaksi gigi molar tiga bawah sering Pada prinsipnya, masalah impaksi
ditemukan pada praktek dokter gigi timbul karena ketidaksesuaian antara ukuran
seharihari. Gigi ini tumbuh pada akhir masa serta bentuk gigi dan rahang. Impaksi gigi
remaja atau awal usia 20-an. Usia ini molar ketiga bawah adalah gigi molar ketiga
dianggap sebagai “age of wisdom” (usia di mandibula yang gagal untuk erupsi
mana seseorang mulai bijaksana), sehingga (tumbuh) secara sempurna pada posisinya,
gigi bungsu dalam bahasa Inggris disebut oleh karena terhalang oleh gigi depannya
“wisdom tooth”.1 Oviechina et al (2001) (molar kedua) atau jaringan tulang/jaringan
mengevaluasi gejala dan pola impaksi gigi lunak yang padat di sekitarnya.1
molar ketiga mandibula di Nigeria dan Posisi gigi molar ketiga mandibula
menemukakan bahwa prevalensi gigi yang belum erupsi dapat sedemikian rupa
impaksi mencapai 88.8% pada yang berusia sehingga pada proses pertumbuhannya
16-30 tahun.dikutip dari 1 Penyebab kejadian dapat diperkirakan akan menimbulkan
impaksi ini belum diketahui pasti, namun gangguan alignment gigi mandibula akibat
diduga oleh penyebab multifaktorial.
molar tiga bawah (wisdom teeth)...
187
186
Siagian: Penatalaksanaan impaksi gigi
daya dorong erupsi gigi tersebut ke arah Pada gigi posterior, yang sering mengalami
anterior. Beberapa ahli berpendapat bahwa impaksi ialah gigi-gigi molar ketiga (48
gigi impaksi dapat mendorong gigi dan 38) mandibula; molar ketiga (18 dan
tetangganya sehingga menyebabkan miss- 28) maksila; premolar (44, 45, 34 dan 35)
alignment of bite.1 mandibula; dan premolar (14,15,24 dan 25)
Terdapat beberapa faktor yang maksila.4
menyebabkan impaksi molar ketiga Gigi anterior yang dapat ditemui
mandibula yaitu antara lain jaringan mengalami impaksi ialah: gigi-gigi kaninus
sekitarnya terlalu padat, adanya retensi gigi maksila dan mandibula (13, 23, 33 dan 43),
susu berlebihan, tanggalnya gigi susu yang dan insisivus maksila dan mandibula (11,
terlalu awal, atau tidak tersedianya cukup 21, 31 dan 41).4
tempat untuk erupsi akibat mandibula yang Untuk mengetahui ada tidaknya
sempit.1 kemungkinan suatu gigi mengalami impaksi
Gigi molar ketiga mandibula yang atau tidak sangat penting dipahami masa
timbul sebagian dapat menyebabkan erupsi masing-masing gigi pada setiap
timbunan makanan, plak, dan debris pada lengkung rahang.4
jaringan sekitar gigi sehingga menyebabkan
inflamasi, karies pada gigi molar kedua, bau Etiologi gigi impaksi
mulut, dan lama kelamaan dapat muncul Terjadinya gigi impaksi dapat
abses dentoalveolar. Hal ini merupakan disebabkan oleh banyak faktor. Menurut
komplikasi impaksi gigi molar tiga Berger, faktor-fator penyebab gigi impaksi
mandibula.1,2 antara lain:1,4
Impaksi gigi molar ketiga mandibula
juga dapat mengganggu proses mengunyah Kausa lokal
dan sering menyebabkan berbagai
komplikasi. Komplikasi yang terjadi dapat Faktor lokal yang dapat menyebabkan
berupa resorbsi patologik gigi yang terjadinya gigi impaksi ialah:1,4
berdekatan, terbentuknya kista folikular, 1. Posisi gigi yang abnormal
rasa sakit neuralgik, perikoronitis, bahaya
2. Tekanan dari gigi tetangga pada gigi
fraktur rahang akibat lemahnya rahang, dan
tersebut
berdesakannya gigi anterior akibat tekanan
3. Penebalan tulang yang mengelilingi gigi
gigi impaksi ke arah anterior. Selain itu, juga
tersebut
dapat terjadi periostitis, neoplasma, dan
4. Kekurangan tempat untuk gigi tersebut
komplikasi lainnya.3,4
bererupsi
5. Gigi desidui persistensi (tidak mau
TINJAUAN PUSTAKA tanggal)
6. Pencabutan prematur pada gigi
Gigi impaksi atau gigi terpendam
7. Inflamasi kronis penyebab penebalan
adalah gigi yang erupsi normalnya terhalang
mukosa di sekitar gigi
atau terhambat, biasanya oleh gigi
8. Penyakit yang menimbulkan nekrosis
didekatnya atau jaringan patologik, sehingga
tulang, antara lain karena inflamasi atau
gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna
abses
dan tidak mencapai oklusi normal di dalam
9. Perubahan-perubahan pada tulang
deretan susunan gigi-geligi lain yang sudah
karena penyakit eksantem pada
erupsi.1,4
anakanak
Umumnya gigi yang sering mengalami
impaksi ialah gigi posterior (Gambar 1).
Gigi anterior juga dapat mengalami impaksi,
tetapi jarang ditemukan.4
188 Jurnal Biomedik, Volume 3, Nomor 3, November 2011, hlm. 186-194
Kausa usia akan kurang aktif, sehingga rahang tidak
Faktor usia juga turut berperan dalam berkembang dengan semestinya. Rahang
menyebabkan terjadinya gigi impaksi tanpa yang seharusnya cukup untuk menampung
harus disertai kausa lokal, yaitu antara lain: 32 gigi menjadi sempit. Akibatnya gigi
kausa prenatal (faktor keturunan dan molar ketiga yang erupsi terakhir tidak
miscegenation) dan kausa postnatal memiliki cukup tempat untuk tumbuh.2,4
(riketsia, anemi, tuberkulosis, sifilis Tanda atau keluhan gigi impaksi
kongenital, gangguan kelenjar endokrin, dan Masalah yang sering dikeluhkan oleh
mal- mereka dengan gigi molar ketiga impaksi
nutrisi).1,4 yaitu merasa kurang nyaman melakukan hal-
Penyebab terjadinya mandibula sempit hal yang berhubungan dengan rongga mulut.
cukup kompleks dan hal ini terutama Tanda-tanda umum dan gejala
disebabkan karena pertumbuhan tulang yang terjadinya gigi impaksi ialah:3,4
kurang sempurna. Terdapat teori lain yang 1. Inflamasi, yaitu pembengkakan disekitar
mengatakan bahwa pertumbuhan rahang dan rahang dan warna kemerahan pada gusi
gigi mempunyai tendensi bergerak maju ke disekitar gigi yang diduga impaksi.
arah depan. Bila pergerakan ini terhambat 2. Resorpsi gigi tetangga karena letak
oleh sesuatu yang merintanginya, bisa benih gigi yang abnormal
terjadi impaksi gigi. Sebagai contoh, adanya 3. Kista (folikuler).
infeksi, trauma, malposisi gigi, atau gigi 4. Rasa sakit atau perih disekitar gusi atau
susu yang tanggal sebelum waktu- rahang dan sakit kepala yang lama
nya.1,4 (neuralgia).
Menurut teori Mendel, pertumbuhan 5. Fraktur rahang (patah tulang rahang)
rahang dan gigi dipengaruhi oleh faktor
keturunan. Jika salah satu orang tua (ibu)
Klasifikasi umum gigi impaksi
mempunyai rahang kecil, dan bapak bergigi
besar-besar, maka terdapat kemungkinan Untuk kebutuhan dan keberhasilan
salah seorang anaknya berahang kecil dan dalam perawatan gigi yang impaksi maka
bergigi besar-besar. Pada keadaan ini bisa dikemukakan berbagai jenis klasifikasi.
terjadi kekurangan tempat erupsi untuk gigi Klasifikasi yang umum dipakai ialah
molar ketiga sehingga berpeluang terjadi klasifikasi menurut Pell dan Gregory,
impaksi.1,4 George
Sempitnya ruang erupsi gigi molar Winter dan Archer.4
ketiga bisa juga terjadi karena pertumbuhan
rahang yang kurang sempurna. Hal ini bisa
diakibatkan oleh perubahan pola makan. Klasifikasi impaksi molar ketiga menurut
Dewasa ini, manusia cenderung menyantap Pell dan Gregory4
makanan-makanan lunak, sehingga kurang Klasifikasi ini berdasarkan hubungan
merangsang pertumbuhan tulang rahang. antara ramus mandibula dan molar kedua,
Makanan lunak yang mudah ditelan yaitu dengan cara membandingkan lebar
menjadikan rahang tak aktif mengunyah, mesio-distal molar ketiga dengan jarak
sedangkan makanan berkandungan serat antara bagian distal molar kedua ke ramus
tinggi memerlukan kekuatan rahang untuk mandibula.
mengunyah lebih lama. Proses pengunyahan Terdapat tiga kelas yang dikemukakan
yang lebih lama justru menjadikan rahang pada klasifikasi ini (Gambar 2-4). Kelas I,
berkembang lebih baik. Telah diketahui yaitu ukuran mesio-distal molar ketiga lebih
bahwa sendi-sendi di ujung rahang kecil dibandingkan jarak antara distal gigi
merupakan titik tumbuh atau molar kedua dengan ramus mandibula
berkembangnya rahang. Bila proses (Gambar 2).
mengunyah kurang, sendi-sendi tersebut
molar tiga bawah (wisdom teeth)... 189
Kelas II, yaitu ukuran mesio-distal Klasifikasi impaksi molar ketiga
molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak berdasarkan letaknya di dalam rahang.
antara distal gigi molar kedua dengan ramus
mandibula (Gambar 3). Kelas III, yaitu Terdapat tiga posisi letak molar ketiga
seluruh atau sebagian besar molar ketiga menurut Pell dan Gregory, yaitu posisi A, B
berada dalam ramus mandibula (Gambar 4). dan C.4
Siagian: Penatalaksanaan impaksi gigi

Gambar 1: Berbagai posisi impaksi gigi molar ketiga mandibula. Sumber: Mozartha, 2011.5

Gambar 2. Kelas I Pell Gambar 3. Kelas II Pell Gambar 4. Kelas III Pell dan Gregory. dan
Gregory. dan Gregory.
Sumber: Pederson, 1996.4 Sumber: Pedersen, 1996.4 Sumber: Pedersen, 1996.4

Gambar 5. Klasifikasi Pell dan Gregory berdasarkan letak molar ketiga di dalam rahang
(posisi A,B dan C). Sumber: Pedersen, 1996.4 Pada posisi A, bagian tertinggi gigi molar
ketiga berada setinggi garis oklusal. Pada
posisi B, bagian tertinggi gigi molar ketiga
berada di bawah garis oklusal tapi masih
lebih tinggi daripada garis servikal molar
190 Jurnal Biomedik, Volume 3, Nomor 3, November 2011, hlm. 186-194
kedua. Pada posisi C, bagian tertinggi gigi itu, penelusuran fungsi organ-organ
molar ketiga berada di bawah garis servikal kepala-leher perlu dilakukan untuk
molar kedua (Gambar 5). mengetahui penyebaran infeksi. Jumlah dan
Klasifikasi impaksi molar ketiga virulensi organisme berperan penting dalam
berdasarkan posisi aksis memanjang pada menghasilkan enzim streptokinase dan
molar ketiga terhadap aksis molar kedua hialuronidase, yang memecah fibrin dan
substansi dasar jaringan penyambung
Terdapat beberapa posisi aksis
inang, serta memfasilitasi terjadinya
memanjang, yaitu: vertikal, horisontal,
selulitis. Inang dengan sistem imun
inverted (terbalik/kaudal), mesio-angular,
terganggu tidak mempunyai pertahanan
disto-angular, buko-angular, dan
4 yang efektif terhadap masuknya
linguoangular. 5
mikroorganisme.
Infeksi odontogenik dapat berasal dari
Klasifikasi impaksi molar ketiga dua jalur, yaitu: periapikal, sebagai hasil
berdasarkan jumlah / keadaan akar nekrosis pulpa dan invasi bakteri ke jaringan
Dalam hal ini dibedakan atas: berakar periapikal; dan periodontal, sebagai hasil
satu atau akarnya bersatu dan berakar lebih dari inokulasi bakteri pada kantong
dari satu. periodontal. Yang paling sering terjadi ialah
melalui jalur periapikal, yang berawal dari
penyakit pulpa gigi, yang mengandung
Klasifikasi impaksi berdasarkan angulasi, elemen neurovaskular gigi. Invasi bakteri di
keadaan erupsi dan jumlah/keadaan pulpa gigi menghasilkan nekrosis jaringan
akar.4 neurovaskular. Infeksi akan menyebar dari
tulang spongiosa (cancellous bone) hingga
Klasifikasi berdasarkan angulasi dan
ke lempeng kortikal. Jika lempeng kortikal
posisi dapat dibedakan atas: vertikal,
ini tipis, maka infeksi akan menembus
horisontal, transversal, mesio-angular
tulang dan mengenai jaringan lunak.
(miring ke mesial), disto-angular (miring ke
Pertahanan lokal inang, jumlah dan virulensi
distal), dan posisi yang menyamping
bakteri, serta anatomi regional sangat
(misalnya di dalam ramus atau di dalam
menentukan patogenesis. Pada jalur
angulus).
periodontal, proses inflamasi terjadi bila
Klasifikasi berdasarkan keadaan erupsi,
virulensi bakteri melebihi pertahanan lokal
yaitu erupsi penuh, erupsi sebagian, tidak
inang, atau adanya benda asing yang
erupsi sama sekali, di bawah mukosa,
tersangkut di sulkus ginggiva. Bakteri dan
embedded (tertanam) dalam tulang.
eksudat inflamasi meluas dari sulkus
Klasifikasi berdasarkan jumlah/keadaan
ginggiva melalui ligamen periodontal ke
akar, yaitu: gigi berakar satu, gigi berakar
periapikal atau area radikular akar gigi dan
dua, gigi yang akarnya bersatu, dan apakah
memperlihatkan reaksi yang sama dengan
keadaan akarnya menguntungkan atau tidak
infeksi gigi periapikal. Produk inflamasi ini
dapat juga melintasi bidang supraperiosteal
Impaksi molar ketiga dengan komplikasi ke dalam vestibulum oris atau melintasi
Pada anamnesis sering didapatkan bidang subperiosteal ke dalam ruang badan
keluhan sakit gigi, rahang bawah bengkak, mandibula.5
dan bila ditekan keluar nanah (pus).
Frekuensi, lama keluhan serta riwayat Tindakan pada impaksi molar ketiga.4
pengobatan perlu ditanyakan untuk
menentukan tatalaksana. Dalam Sebelum melakukan tindakan, perlu
pemeriksaan fisik perlu diperiksa, apakah diperhatikan juga letak gigi keseluruhan
infeksi telah mempunyai gejala sistemik terhadap tulang dan gigi tetangganya.
dan adanya keterlibatan penyakit sistemik Sebagai contoh, bila molar kedua karies,
yang memperburuk keadaan infeksi. Selain perlu diperiksa apakah terdapat gangren dan
molar tiga bawah (wisdom teeth)... 191
masih bisa dirawat atau tidak. Keadaan gigi secara lugas karena pasien sulit untuk
molar kedua sangat mempengaruhi tindakan membuka mulut.
yang akan dilakukan. Pada kunjungan pertama pasien
Terdapat beberapa patokan untuk diberikan antibiotic clindamycin 2x300 mg,

Siagian: Penatalaksanaan impaksi gigi


tindakan yang akan dilakukan bila anti-inflamasi Exaflam 2x50 mg,
menghadapi kasus molar ketiga impaksi keduaduanya selama lima hari (pagi dan
sehubungan dengan molar kedua malam); juga diberikan analgesik dan
tetangganya. Bila gigi molar ketiga angular antipiretik ibuprofen 3x400 mg (10 tablet).
terhadap molar kedua, maka gigi molar Pasien diminta untuk kumur air garam
kedua perlu dicabut sedangkan gigi molar hangat dan kontrol kembali pada hari
ketiga dibiarkan. Bila gigi molar kedua dan kelima.
molar ketiga karies, maka gigi molar kedua Pada kunjungan kedua keadaan pasien
diekstraksi terlebih dahulu, kemudian sudah lebih baik, demam dan nyeri sudah
disusul molar ketiga. Pada keadaan ini, tidak lagi dikeluhkan. Pasien diminta
kadangkadang diperlukan pembukaan flep. melakukan foto rontgen panoramik untuk
Hal ini tergantung dari banyaknya tulang melihat posisi gigi, yang berperan penting
yang mengelilingi gigi. Sering juga dijumpai pada perawatan lanjutan. Dari pemeriksaan
gigi molar kedua yang memiliki karies pada ekstra oral, pembesaran kelenjar
bagian distal. Karies tersebut terjadi akibat submandibula dan limfadenopati lainnya
tekanan kronis dari gigi molar ketiga. Dalam sudah menurun. Pada pemeriksaan intra
hal ini gigi molar kedua diekstraksi, oral, gigi molar kedua kanan bawah dengan
kemudian gigi molar ketiga diambil. karies besar di bagian distal, kedalaman
profunda dan terlihat adanya bekas fistel
LAPORAN KASUS dibagian bukal. Selain itu gigi molar ketiga
bawah kanan impaksi sebagian, angulasi
Seorang wanita berusia 24 tahun datang mesioangular, kedalaman level B, serta
ke praktek pribadi dengan keluhan utama relasi terhadap ramus molar dua kelas II
sakit, demam dan bengkak di gusi sebelah (Gambar 6).
bawah kanan gigi. Bila di tekan terasa Pada pemeriksaan jaringan lunak regio
seperti ada cairan keluar. Rasa sakit ini akan molar ketiga bawah kanan terdapat jaringan
bertambah bila pasien tertidur atau lunak yang menutupi sebagian distal
berbaring telentang. Pasien memiliki mahkota gigi molar ketiga bawah kanan
riwayat sakit yang sama serta cukup sering, (operkulum), jaringan perikoronal bengkak,
tetapi kemudian sembuh tanpa diobati. kemerahan, palpasi teraba lunak, permukaan
Seminggu yang lalu, rasa sakit yang sama halus dan nyeri tekan.
kambuh kembali, dan pasien telah Pada foto panoramik, terlihat adanya
melakukan pengobatan sendiri dengan impaksi gigi di maksila dan mandibula
meminum amoksisilin dan asam mefenamat, kanan pasien (Gambar 7).
namun sakit hilang dan muncul kembali
serta pembengkakan makin membesar. Pada
saat datang berobat, pasien telah sulit PENATALAKSANAAN KASUS
membuka mulut. Prosedur perawatan dan operasi
Pemeriksaan klinis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut:
terdiri dari pemeriksaan ekstra oral dan intra
oral. Pada pemeriksaan ekstra oral Anestesi
ditemukan kelenjar submandibula yang
teraba kenyal dan nyeri, disertai pembesaran Anestesi yang digunakan berupa
kelenjar getah bening (limfadenopati). anestesi lokal, blok mandibula dan infiltrasi
Pemeriksaan intra oral tidak dapat dilakukan di bukal. Anestesi lokal dilakukan pada
pasien dewasa muda ini oleh karena
192 Jurnal Biomedik, Volume 3, Nomor 3, November 2011, hlm. 186-194

memiliki keadaan umum baik, keadaan pada jaringan yang sehat; dan mempunyai
mental baik serta sikap kooperatif. Pada basis yang cukup lebar, sehingga
penggunaan anestesi ini jarang terjadi pengaliran darah ke flep cukup baik.
pendarahan karena digunakan juga obat
vaso- konstriktor.

Teknik operasi Prosedur insisi


Membuat insisi untuk pembuatan flep Pada daerah distal molar kedua sampai
ke ramus dilakukan insisi horisontal tegak
lurus pada pinggir oklusal tulang alveolar
dan ramus. Kemudian dari distal molar
kedua dilakukan insisi semivertikal sebelah
mesial molar kedua sampai ke forniks kira-
kira mencapai apeks molar kesatu. Setelah
kedua insisi dibuat dengan baik sampai ke
tulang, maka flep mukoperiosteal dibuka
dengan raspatoriun dan kemudian ditarik
dengan penarik pipi. Setelah flep dibuka
maka akan tampak tulang yang menutupi
gigi. Sebelum dilakukan pengambilan
tulang, gigi 48 dicabut terlebih dahulu, untuk
mencegah infeksi yang lebih lanjut dan
membuka akses yang lebih baik ke daerah
operasi.

Pencabutan gigi molar kedua mandibula


Gambar 6: Impaksi molar ketiga mandibula kanan
Gigi molar kedua yang sudah karies
profunda dengan diagnosis irreversible
berbentuk semilunar menggunakan scapel pulpitis dicabut karena bagian mahkota
tajam dengan gerakan yang pasti. oklusal dan distal gigi 47 sudah hilang dan
Syarat-syarat pembuatan flep (sesuai sering menimbulkan abses dentoalveolar.
dengan prosedur)4, yaitu harus membuka Selanjutnya dilakukan pengambilan tulang
daerah operasi dengan jelas; insisi terletak yang menghalangi gigi tersebut.
molar tiga bawah (wisdom teeth)... 193
Gambar 7: Gambaran radiologi foto panoramik memperlihatkan adanya impaksi molar ketiga di
maksila dan mandibula kanan

Siagian: Penatalaksanaan impaksi gigi


Pengambilan tulang 1. Pasien tidak boleh berkumur-kumur dan
Gigi yang terpendam tersebut harus tetap menggigit tampon selama 24
seluruhnya dilapisi tulang; oleh karena itu jam.
tulang harus dibuang dengan bur. Bur yang 2. Bila masih terdapat perdarahan, tampon
dipakai yaitu bur bulat dan tajam. Bur yang harus diganti dengan tangan bersih.
besar dengan nomor 3-5 digunakan untuk 3. Pasien harus beristirahat cukup dan tidak
tulang yang di bagian distal. Bur yang kecil boleh berolahraga yang banyak
digunakan untuk membuang tulang mengeluarkan energi.
penghalang dibagian lingual dan bukal. 4. Tampon steril yang diletakkan pada
Dilakukan irigasi sambil mengebor untuk daerah luka harus dibuang setelah sete-
mengurangi panas yang terjadi pada saat ngah jam karena dapat menyebabkan
mengebor agar tidak terjadi nekrosis tulang. infeksi.
Setelah pengambilan tulang cukup, maka
gigi dicongkel dengan menggunakan bein, Bila masih terjadi perdarahan, maka
dan gigi dikeluarkan utuh menggunakan pasien tersebut harus datang kembali untuk
tang. diganti tamponnya. Bila terjadi perdarahan
di rumah, pasien disuruh tidur dengan
Pembersihan luka kepala agak ditinggikan. Pada keesokan
harinya, pasien dapat berkumur-kumur
Setelah gigi dikeluarkan, soket gigi
dengan air garam hangat, dianjurkan setiap
dibersihkan dari sisa-sisa tulang bekas
selesai makan. Pasien harus memakan
pengeboran. Folikel dan sisa enamel organ
makanan yang lunak dan bergizi. Pasien
dibuang karena jika masih tertinggal dapat
diminta datang kembali tiga hari kemudian
menyebabkan kista residual. Tepi tulang
untuk kontrol pertama; saat ini dilakukan
yang runcing dihaluskan dengan bone-file.
pembersihan luka dengan air garam
Kemudian dibersihkan dengan semprotan air
fisiologik, akuades dan iodine. Tujuh hari
garam fisiologis 0,9% agar pecahan partikel-
kemudian pasien kembali kontrol untuk
partikel tulang dapat keluar semua.
membuka jahitan.
Selanjutnya dihisap dengan sunction.

Penutupan luka dan penjahitan Kontrol


Flep dikembalikan pada tempatnya dan Setelah hari ketiga, pasien datang
dijahit dengan teknik . kembali. Pada pemeriksaan tidak terdapat
pembengkakan wajah pada sisi daerah
Intruksi pasca perawatan operasi dan pembesaran kelenjar getah
bening lokal. Pada pemeriksaan intra oral
Pasien diberikan obat-obatan seperti terlihat penutupan daerah bekas pencabutan
antibiotik, analgetik, anti-inflamasi, vitamin gigi 47 yang baik dan tidak terdapat
(sebagai tambahan untuk meningkatkan perdarahan, namun pasien masih sulit
daya tahan tubuh), dan diminta untuk membuka mulut. Pasien diminta untuk
mengkomsumsi susu yang tinggi kalsium melanjutkan terapi obat, dan bekas luka
untuk mempercepat proses remodelling dibersihkan dengan larutan air garam
tulang. fisiologik, akuades dan iodine.
Pasien diberikan petunjuk tertulis Pada hari ke 10 pasien datang kontrol
yaitu:1,4 kembali. Pada pemeriksaan tidak terdapat
194 Jurnal Biomedik, Volume 3, Nomor 3, November 2011, hlm. 186-194

pembengkakan baik wajah pada sisi daerah dan status kesehatan umum, Pidato
operasi maupun kelenjar getah bening. Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada
Pemeriksaan intra oral terlihat penutupan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah
daerah bekas pencabutan gigi 47 dan Mada, Yogjakarta, 2008
penutupan daerah operasi 48 baik, tidak 2. Pranjoto EH, Sjamsudin J. Perawatan gigi
impaksi anterior rahang atas pada remaja.
terdapat perdarahan serta pasien sudah dapat
Dent J, Vol. 38. No. 3. Juli – September
membuka mulut. Bekas luka dibersihkan 2005: 142-45.
dengan larutan air garam fisiologik, akuades 3. Lee SK, Kim YS, Oh HS, Yang KH, Kim
dan iodine, kemudian benang jahitan dibuka EC, Chi JG. Prenatal development of the
dan luka dibersihkan kembali. Pasien human mandible. Anat Rec.
diintruksikan untuk tetap mengomsumsi 2001;263(3):314-25.
vitamin C, B dan mineral. Juga asupan susu 4. Pedersen G. Buku Ajar Bedah Mulut Editor
berkalsium tinggi untuk mempercepat Drg.Lilian Yuwono. ed. I. Buku Kedokteran
penyembuhan, EGC. Jakarta. 1996
5. Mozartha M. Impaksi molar tiga [homepage
on the internet]. Nodate [cited 2011 Oct 11].
SIMPULAN Available from: http://adulgopar.
Pengambilan gigi molar ketiga files.wordpress.com/2009/12/impaksimolar-
mandibula impaksi disertai komplikasi tiga.pdf
memerlukan tindakan yang akurat dan cepat,
serta mampu mengatasi keluhan utama,
yaitu demam, malaise, nyeri dan bengkak.
Pasien harus diedukasi dengan penjelasan
sederhana dan mudah dimengerti mengenai
rencana perawatan yang akan dilakukan,
serta komplikasi dan efek samping dari gigi
molar ketiga mandibula impaksi.
Operasi pengambilan gigi dilakukan
pada usia dewasa dimana tidak ada masalah
berkenaan dengan prediksi terjadinya
impaksi, malah banyak kasus yang telah
terlanjur impaksi. Tndakan operasi meliputi
pembukaan flap, pencabutan gigi molar
kedua yang terkena komplikasi,
pengurangan tulang dan pengambilan gigi
dan atau separasi gigi molar ketiga yang
impaksi. Pemberian obat-obatan non steroid
anti inflamatory drugs (NSAIDs) dilakukan
sebelum dan sesudah operasi. Instruksi
pasca operasi yang akurat, sederhana dan
jelas juga diperlukan untuk mempercepat
proses penyembuhan, mengurangi
ketidaknyamanan serta komplikasi pasca
operasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Soelestiono H. Penatalaksanaan gigi impaksi
molar ketiga mandibula sebagai penyebab
gangguan keharmonisan alat pengunyahan

Anda mungkin juga menyukai