Etiologi
Hambatan dari pegerakan rahang tersebut secara garis besar disebabkan oleh trauma,
terapi radiasi, pembedahan dan berbagai gangguan pada sambungan rahang lainnya.
Hal ini terjadi akibat kerusakan pada otot rahang, kerusakan pada sambungan rahang,
pertumbuhan jaringan ikat yang terlalu cepat (pembentukan jaringan parut), Atau
kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
Trismus didefinisikan sebagai suatu kontraksi tonik dari otot mastikasi. Dahulu istilah
trismus digunakan untuk menggambarkan gejala klinis dari tetanus, yaitu lock jaw
atau rahang yang terkunci, yaitu suatu gejala klinis yang disebabkan oleh toksin
tetanus terhadap kontraksi otot mastikasi atau pengunyah. Saat ini istilah trismus
digunakan untuk menggambarkan setiap bentuk keterbatasan dalam membuka mulut,
termasuk di dalamnya akibat dari trauma, pembedahan dan radiasi. Keterbatasan
dalam membuka mulut ini atau trismus dapat menimbulkan masalah terhadap
kesehatan, termasuk di dalamnya kekurangan zat-zat nutrisi akibat gangguan
mengunyah makanan, gangguan dalam berbicara, dan pengaruhnya terhadap
kesehatan mulut dan gigi. Pada orang yang mengalami rasiasi pada daerah leher dan
kepala, permasalahan tersebut sering muncul bersamaan dengan gangguan dalam
menelan.
ETIOLOGI
Hambatan dari pegerakan rahang tersebut secara garis besar disebabkan oleh trauma,
terapi radiasi, pembedahan dan berbagai gangguan pada sambungan rahang lainnya.
Hal ini terjadi akibat kerusakan pada otot rahang, kerusakan pada sambungan rahang,
pertumbuhan jaringan ikat yang terlalu cepat (pembentukan jaringan parut), Atau
kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Berdasarkan proses diatas maka etiologi dari
trismus dapat dibagi 2 yaitu:
1. Faktor eksternal
• Infeksi akut
• Miositis
• Pseudoankylosis
• Luka bakar Atau berbagai trauma lainnya yang mengenai otot-otot rahang.
2. Faktor internal
• Artristis
• Infeksi
• Trauma
• Gangguan SSP (tetanus, lesi pada nervus trigeminal dan keracunan obat)
3. Faktor Iatrogenik
– Paska Odontektomi
Molar Ketiga Molar ketiga terpendam merupakan gigi yang paling sering mengalami
impaksi diantara gigi geligi yang lain. Pengambilan gigi molar ketiga bawah impaksi
biasanya dilakukan secara pembedahan (odontektomi), yang biasanya dilakukan
dengan lokal anestesi. Paska pengambilan gigi molar ketiga terpendam secara
odontektomi antara lain dapat menimbulkan pembengkakkan dan trismus. Trismus
yang timbul dapat bersifat sementara atau permanen. Trismus bersifat sementara
hanya disebabkan oleh peradangan dan gangguan refleks saraf motorik otot-otot
pengunyah, sedangkan trismus yang permanen biasanya karena gangguan pada sendi
temporomandibular
Trismus terjadi sebagai akibat komplikasi anestesi yang menggunakan jarum dalam
menganestesi mandibular dan pada infiltrasi regio posterior pada rahang atas. Dimana
kedua teknik ini melibatkan penetrasi jarum ke otot-otot mastikasi dan deposisi
larutan anestesi ke jaringan yang banyak vaskularisasinya. Pada kedua teknik tersebut,
dapat terjadi perdarahan yang dapat menimbulkan hematom yang luas pada fossa
infra temporal, hal ini terjadi bila jarum melewati pleksus vena pterigoideus. Infeksi
hematom pada tempat tersebut akan menyebabkan bertambahnya rasa sakit dan
terjadinya kerusakan jaringan yang luas, konsekuensinya adalah hipomobilitas dari
temporomandibular joint.
– Pengaruh dari fiksasi intermaksilaris setelah fiksasi terjadinya fraktur atau trauma.
• Sulit menelan.
• Sulit bernapas.
2. Rasa sakit
3. Serostomia
4. Rasa terbakar
Tegang dan kaku pada otot rahang (trismus), Otot leher atau otot perut terasa kaku,
Sulit menelan, Sulit bernapas.
➢ Ini mungkin disebabkan oleh kejang otot pengunyahan atau berbagai penyebab
lainnya. Trismus sementara terjadi jauh lebih sering daripada trismus permanen.
Diketahui mengganggu makan, berbicara, dan menjaga kebersihan mulut. Gangguan
ini, khususnya dengan kemampuan pasien untuk menelan dengan benar,
menghasilkan peningkatan risiko aspirasi . Dalam beberapa kasus, trismus hadir
dengan penampilan wajah yang berubah
Trismus adalah gangguan pembukaan mulut yang disebabkan adanya konstraksi otot-
otot pengunyahan dan bersifat sementara. Trismus adalah suatu gejala, dimana terjadi
kekakuan sendi yang menyebabkan gangguan membuka mulut yang tidak permanen
Angkilosis adalah kekakuan sendi yang menyebabkan gangguan membuka mulut
secara permanen
2. Rasa sakit
3. Serostomia
4. Rasa terbakar
➢ 7 detik
➢ 7 periode
Fungsi utama otot maseter adalah mengangkat rahang bawah dan menghancurkan
makanan yang keras begitu pula kerjasama dengan M. Pterigoideus lateral
Fungsi utama Otot Pteriogoid Medial adalah menggerakkan rahang bawah untuk
mengangkat dan me lateral dan juga membantu pergerakan ke depan (prostrusif)
Fungsi Otot Pteriogoid Lateral adalah menarik rahang bawah kedepan dan ketengah,
yang di-imla oleh morfologi lekuk sendi (fosa artikulus). Serat yang berbeda
melekatkan cakram sendi (diskus artikulus ) dan membatu menarik cakram kedepan.
Jadi kegiatan utamnya adalah menggerakkan kedepan dan membuka. Yang berperan
secara ekalateral, otot peterigoid lateral membantu pergerakan rahang bawah
kelateral.
Fungsi Perut Anterior Otot Digatik adalah menghasikan pergerakan membuka rahang
bawah bersamaan dengan otot supra dan infrahioid.
◦ Gangguan reflek saraf motorik otot otot pengunyahan. Saraf motorik adalah
sel-sel saraf yang mengendalikan aktivitas otot untuk berbicara, berjalan, bernapas,
dan menelan. Penyakit saraf motorik dapat menyerang berbagai usia, tetapi sebagian
besar pasien berusia di atas 40 tahun.
◦ Saraf trigeminal atau Saraf trigeminus adalah saraf yang berperan dalam
mengirimkan sensasi dari kulit bagian anterior kepala, rongga mulut dan hidung, gigi
dan meninges(Lapisan otak).