Anda di halaman 1dari 9

Lo :

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan definisi trismus.

JURNAL FISIOTERAPI 2008 tahun 2014 hal 45

• Trismus adalah keterbatasan pergerakan rahang, yang berhubungan dengan


gangguan sendi rahang dan otot-otot wajah di sekitarnya yang mengontrol pergerakan
rahang dan pengunyahan. Akibat dari trismus adalah sulitnya membuka mulut dengan
normal, sehingga sulit berbicara, mengunyah atau menelan

• Trismus , juga disebut lockjaw , mengurangi pembukaan rahang ( rentang


gerak rahang terbatas). Ini mungkin disebabkan oleh kejang otot pengunyahan atau
berbagai penyebab lainnya. [1] Trismus sementara terjadi jauh lebih sering daripada
trismus permanen. [2] Diketahui mengganggu makan, berbicara, dan menjaga
kebersihan mulut. Gangguan ini, khususnya dengan kemampuan pasien untuk
menelan dengan benar, menghasilkan peningkatan risiko aspirasi

• Trismus didefinisikan sebagai pembatasan menyakitkan dalam membuka mulut


karena kejang otot, [3] namun juga dapat merujuk pada pembukaan mulut yang
terbatas dari penyebab apa pun. [4] Definisi lain dari trismus hanyalah batasan
gerakan. [2] Secara historis dan umum, istilah rahang kunci kadang-kadang digunakan
sebagai sinonim untuk trismus dan tetanus .

• Trismus didefinisikan sebagai suatu kontraksi tonik dari otot mastikasi.Dahulu


istilah trismus digunakan untuk menggambarkan gejala klinis dari tetanus,yaitu lock
jaw atau rahang yang terkunci, yaitu suatu gejala klinis yangdisebabkan oleh toksin
tetanus terhadap kontraksi otot mastikasi atau pengunyah.Saat ini istilah trismus
digunakan untuk menggambarkan setiap bentukketerbatasan dalam membuka mulut,
termasuk di dalamnya akibat dari trauma, pembedahan dan radiasi.

• Trismus adalah gangguan pembukaan mulut yang disebabkan adanyakonstraksi otot-


otot pengunyahan dan bersifat sementara.Trismus adalah suatu gejala, dimana terjadi
kekakuan sendi yangmenyebabkan gangguan membuka mulut yang tidak
permanen.Angkilosis adalah kekakuan sendi yang menyebabkan gangguanmembuka
mulut secara permanen

2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan etiologi trismus

JURNAL KEDOKTERAN GIGI INDONESIA TAHUN 2007 vol 14 hal 127-131

Etiologi

Hambatan dari pegerakan rahang tersebut secara garis besar disebabkan oleh trauma,
terapi radiasi, pembedahan dan berbagai gangguan pada sambungan rahang lainnya.
Hal ini terjadi akibat kerusakan pada otot rahang, kerusakan pada sambungan rahang,
pertumbuhan jaringan ikat yang terlalu cepat (pembentukan jaringan parut), Atau
kombinasi dari faktor-faktor tersebut.

Trismus didefinisikan sebagai suatu kontraksi tonik dari otot mastikasi. Dahulu istilah
trismus digunakan untuk menggambarkan gejala klinis dari tetanus, yaitu lock jaw
atau rahang yang terkunci, yaitu suatu gejala klinis yang disebabkan oleh toksin
tetanus terhadap kontraksi otot mastikasi atau pengunyah. Saat ini istilah trismus
digunakan untuk menggambarkan setiap bentuk keterbatasan dalam membuka mulut,
termasuk di dalamnya akibat dari trauma, pembedahan dan radiasi. Keterbatasan
dalam membuka mulut ini atau trismus dapat menimbulkan masalah terhadap
kesehatan, termasuk di dalamnya kekurangan zat-zat nutrisi akibat gangguan
mengunyah makanan, gangguan dalam berbicara, dan pengaruhnya terhadap
kesehatan mulut dan gigi. Pada orang yang mengalami rasiasi pada daerah leher dan
kepala, permasalahan tersebut sering muncul bersamaan dengan gangguan dalam
menelan.

Trismus dapat mempengaruhi kualitas hidup sipenderita dalam berbagai cara.


Komunikasi akan sulit dilakukan jika seseorang mengalami trismus. Tidak hanya
gangguan dalam berbicara akibat mulut tidak bisa terbuka dengan sempurna, tetapi
juga terdapat gangguan dalam artikulasi dan resonsi suara sehingga kualitas suarayang
dikeluarkan akan menurun. Pada penderita yang mengalami trismus akan mengalami
gangguan kesehatan mulut karena sulit melakukan gerakan mengunyah dan menelan,
dan akan terjadi peningkatan resiko terjadinya aspirasi.

ETIOLOGI

Hambatan dari pegerakan rahang tersebut secara garis besar disebabkan oleh trauma,
terapi radiasi, pembedahan dan berbagai gangguan pada sambungan rahang lainnya.
Hal ini terjadi akibat kerusakan pada otot rahang, kerusakan pada sambungan rahang,
pertumbuhan jaringan ikat yang terlalu cepat (pembentukan jaringan parut), Atau
kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Berdasarkan proses diatas maka etiologi dari
trismus dapat dibagi 2 yaitu:

1. Faktor eksternal

• Neoplasma pada rahang

• Infeksi akut

• Miositis

• Penyakit Sistemik (SLE, Skleroderma dan penyakit sistemik lainya)

• Pseudoankylosis

• Luka bakar Atau berbagai trauma lainnya yang mengenai otot-otot rahang.

2. Faktor internal

• Ankylosis tulang pada sambungan rahang 

• Ankylosis jaringan ikat pada sambungan rahang

• Artristis

• Infeksi

• Trauma

• Mikro trauma (termasuk di dalamnya brusixm)

• Gangguan SSP (tetanus, lesi pada nervus trigeminal dan keracunan obat)
3. Faktor Iatrogenik

– Paska Odontektomi

Molar Ketiga Molar ketiga terpendam merupakan gigi yang paling sering mengalami
impaksi diantara gigi geligi yang lain. Pengambilan gigi molar ketiga bawah impaksi
biasanya dilakukan secara pembedahan (odontektomi), yang biasanya dilakukan
dengan lokal anestesi. Paska pengambilan gigi molar ketiga terpendam secara
odontektomi antara lain dapat menimbulkan pembengkakkan dan trismus. Trismus
yang timbul dapat bersifat sementara atau permanen. Trismus bersifat sementara
hanya disebabkan oleh peradangan dan gangguan refleks saraf motorik otot-otot
pengunyah, sedangkan trismus yang permanen biasanya karena gangguan pada sendi
temporomandibular

– Injeksi Yang Dilakukan Saat Anestesi

Trismus terjadi sebagai akibat komplikasi anestesi yang menggunakan jarum dalam
menganestesi mandibular dan pada infiltrasi regio posterior pada rahang atas. Dimana
kedua teknik ini melibatkan penetrasi jarum ke otot-otot mastikasi dan deposisi
larutan anestesi ke jaringan yang banyak vaskularisasinya. Pada kedua teknik tersebut,
dapat terjadi perdarahan yang dapat menimbulkan hematom yang luas pada fossa
infra temporal, hal ini terjadi bila jarum melewati pleksus vena pterigoideus. Infeksi
hematom pada tempat tersebut akan menyebabkan bertambahnya rasa sakit dan
terjadinya kerusakan jaringan yang luas, konsekuensinya adalah hipomobilitas dari
temporomandibular joint.

– Pengaruh dari fiksasi intermaksilaris setelah fiksasi terjadinya fraktur atau trauma.

3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan gejala trismus

JURNAL KEDOKTERAN GIGI INDONESIA TAHUN 2007 vol 14 hal 127-131


◦ Tegang dan kaku pada otot rahang (trismus)

• Otot leher atau otot perut terasa kaku.

• Sulit menelan.

• Sulit bernapas.

◦ Ini mungkin disebabkan oleh kejang otot pengunyahan atau berbagai


penyebab lainnya. Trismus sementara terjadi jauh lebih sering daripada trismus
permanen. Diketahui mengganggu makan, berbicara, dan menjaga kebersihan mulut.
Gangguan ini, khususnya dengan kemampuan pasien untuk menelan dengan benar,
menghasilkan peningkatan risiko aspirasi . Dalam beberapa kasus, trismus hadir
dengan penampilan wajah yang berubah

◦ ketidakmampuan untuk membuka mulut secara penuh (trismus), sehingga


menyebabkan kesulitan mengunyah.

◦ PENGERTIAN TRISMUS adalah gangguan pembukaan mulut yang


disebabkan adanya konstraksi otot-otot pengunyahan dan bersifat sementara. Trismus
adalah suatu gejala, dimana terjadi kekakuan sendi yang menyebabkan gangguan
membuka mulut yang tidak permanen Angkilosis adalah kekakuan sendi yang
menyebabkan gangguan membuka mulut secara permanen

◦ Tanda tanda Trismus

Secara umum ialah :

1. Sulit membuka mulut

2. Rasa sakit

3. Serostomia

4. Rasa terbakar

5. Sakit pada gigi

6. Sakit pada daerah telinga


7. Sakit saat membuka dan menutup mulut

Tegang dan kaku pada otot rahang (trismus), Otot leher atau otot perut terasa kaku,
Sulit menelan, Sulit bernapas.

➢ Ini mungkin disebabkan oleh kejang otot pengunyahan atau berbagai penyebab
lainnya. Trismus sementara terjadi jauh lebih sering daripada trismus permanen.
Diketahui mengganggu makan, berbicara, dan menjaga kebersihan mulut. Gangguan
ini, khususnya dengan kemampuan pasien untuk menelan dengan benar,
menghasilkan peningkatan risiko aspirasi . Dalam beberapa kasus, trismus hadir
dengan penampilan wajah yang berubah

➢ ketidakmampuan untuk membuka mulut secara penuh (trismus), sehingga


menyebabkan kesulitan mengunyah.

Trismus adalah gangguan pembukaan mulut yang disebabkan adanya konstraksi otot-
otot pengunyahan dan bersifat sementara. Trismus adalah suatu gejala, dimana terjadi
kekakuan sendi yang menyebabkan gangguan membuka mulut yang tidak permanen
Angkilosis adalah kekakuan sendi yang menyebabkan gangguan membuka mulut
secara permanen

➢ Tanda tanda Trismus Secara umum ialah :

1. Sulit membuka mulut

2. Rasa sakit

3. Serostomia

4. Rasa terbakar

5. Sakit pada gigi

6. Sakit pada daerah telinga

7. Sakit saat membuka dan menutup mulut


4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pengobatan dan pemeriksaan
trismus

JURNAL UMY hal 6-10

Perawatan membutuhkan perawatan dengan kondisi yang mendasarinya dengan


perawatan gigi, terapi wicara untuk kesulitan menelan dan pembatasan pembukaan
mulut, terapi fisik , dan berbagai perangkat gerakan pasif. Selain itu, kontrol gejala
dengan obat penghilang rasa sakit ( NSAID ), pelemas otot , dan kompres hangat
dapat digunakan.

1. Faktor intra artikuler biasanya dengan operasi struktur sendi

2. Faktor ekstra artikuler tergantung dari penyebabnyal

3. Dengan pemberian obat-obatan

4. Dengan latihan : dengan program 7-7-7

➢ 7 kali buka mulut

➢ 7 detik

➢ 7 periode

◦ Perawatan membutuhkan perawatan dengan kondisi yang mendasarinya


dengan perawatan gigi, terapi wicara untuk kesulitan menelan dan pembatasan
pembukaan mulut, terapi fisik , dan berbagai perangkat gerakan pasif. Selain itu,
kontrol gejala dengan obat penghilang rasa sakit ( NSAID ), pelemas otot , dan
kompres hangat dapat digunakan.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan otot dan saraf yang terganggu
dan terlibat

◦ Otot-otot pengunyahan yang utama : a. muskulus masseter, b. muskulus


temporalis, c. muskulus pterigoideus lateralis, dan d. muskulus pterigoideus medialis.
Berperan dalam pergerakan membuka dan menutup mulut sangat penting untuk
mengkoordinasikan pergerakan mandibula sehingga gigi dapat berfungsi optimal.

Macam – macam Otot pengunyahan ( menggerakkan mandibula ) : Masseter,


Temporalis, Pterygoideus medial, Pterygoideus lateral, Digastricus → membentu
membuka dan menurunkan mandibula

JURNAL UNEJ VOL 8 No 3 th 2011 hal 122-126

1).  Otot Temporalis

Dibagi menjadi 3 ruas Otot Temporalis : Depan dan tengah menyebabkan


pengangkatan dan penempatan rahang bawah. Serat tengah dan belakang berperan
dalam memundurkan rahang bawah yang merupakan elevator dan retraktor.

2).  Otot maseter

Fungsi utama otot maseter adalah mengangkat rahang bawah dan menghancurkan
makanan yang keras begitu pula kerjasama dengan M. Pterigoideus lateral

3).  Otot pteriogoid medial

Fungsi utama Otot Pteriogoid Medial adalah menggerakkan rahang bawah untuk
mengangkat dan me lateral dan juga membantu pergerakan ke depan (prostrusif)

4).  Otot pterigoid lateral

Fungsi Otot Pteriogoid Lateral adalah menarik rahang bawah kedepan dan ketengah,
yang di-imla oleh morfologi lekuk sendi (fosa artikulus). Serat yang berbeda
melekatkan cakram sendi (diskus artikulus ) dan membatu menarik cakram kedepan.
Jadi kegiatan utamnya adalah menggerakkan kedepan dan membuka. Yang berperan
secara ekalateral, otot peterigoid lateral membantu pergerakan rahang bawah
kelateral.

5).  Perut anterior otot digatik

Fungsi Perut Anterior Otot Digatik adalah menghasikan pergerakan membuka rahang
bawah bersamaan dengan otot supra dan infrahioid.

◦ Gangguan reflek saraf motorik otot otot pengunyahan. Saraf motorik adalah
sel-sel saraf yang mengendalikan aktivitas otot untuk berbicara, berjalan, bernapas,
dan menelan. Penyakit saraf motorik dapat menyerang berbagai usia, tetapi sebagian
besar pasien berusia di atas 40 tahun.

◦ Saraf trigeminal atau Saraf trigeminus adalah saraf yang berperan dalam
mengirimkan sensasi dari kulit bagian anterior kepala, rongga mulut dan hidung, gigi
dan meninges(Lapisan otak).

Anda mungkin juga menyukai