Anda di halaman 1dari 21

TRISMUS

DISUSUN OLEH

KELOMPOK IX

LASTRY (PO714261191049)
NURUL FITRIA (PO714261191064)
ULVA ANDARI (PO714261191070)

PROGRAM STUDI D.IV KEPERAWATAN GIGI


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Pertama-tama penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang Maha


Pengasih Lagi Maha Penyayang karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Trismus”
tepat pada waktunya. Tak lupa pula penulis kirimkan salam dan selawat
kepada Nabi Muhammad saw. yang telah mengulung tikar kemaksiatan
dan telah membentangkan permadani-permadani kebahagiaan untuk para
umatnya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari


dosen mata kuliah Kegawatdaruratan dan teman-teman. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah
membantu penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis bisa
lebih baik lagi untuk membuat makalah selanjutnya. Penulis juga berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca dan dapat dijadikan
referensi untuk masa yang akan datang. Aamiin…..

Wa’alaikum salam Wr.Wb.

Makassar, 03 Maret 2021

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I. TRISMUS.................................................................................................. 2
1.1 Pendahuluan............................................................................................2
1.1.1 Dekripsi Bab.......................................................................................2
1.1.2 Tujuan Pembelajaran..........................................................................2
1.1.3 Kompetensi Khusus...........................................................................2
1.2 Penyajian..................................................................................................2
1.2.1 Pengertian ..........................................................................................2
1.2.2 Etiologi Trismus.................................................................................2
1.2.3 Penyebab Trismus..............................................................................4
1.2.4 Akibat-akibat terjadinya trismus......................................................11
1.2.5 Tanda-tanda trismus.........................................................................12
1.2.6 Terapi Trismus.................................................................................13
1.2.7 Pencegahan Trismus.........................................................................14
1.3 Ringkasan...............................................................................................15
1.4 Penutup...................................................................................................15
1.5 Evaluasi..................................................................................................16
1.6 Daftar Pustaka.......................................................................................17

iii
BAB I. TRISMUS

1.1 Pendahuluan
Temporomandibular joint menghubungkn rahang bawah
( mandibula ) ke tulang pada sisi kepala (tulang temporal). Karena sendi-
sendi ini bersifat fleksibel, rahang dapat bergerak naik, turun, dan ke
samping secara halus. Sendi ini juga memungkinkan kita untuk bicara,
mengunyah, dan menguap. Otot-otot menempel dan mengelilingi sendi
rahang, mempertahankan posisi dan pergerakannya.
Ketika kita membuka mulut, ujung yang bulat dari rahang bawah
(kondilus), bergerak meluncur sepanjang fossa sendi pada tulang temporal.
Kondilus akan kembali ke posisi semula ketika kita mengatupkan mulut.
Agar gerakan tetap halus, terdapat diskus yang lunak di antara kondilus
dan tulang temporal. Diskus ini meredam kejutan (shockbreaker) sendi
rahang akibat mengunyah dan pergerakan lain.
Temporomandibular joint berbeda dengan sendi-sendi lain dalam
tubuh manusia. Kombinasi gerakan meluncur ke satu arah membuat sendi
ini merupakan sendi yang paling rumit di dalam tubuh. Selain itu, jaringan
yang membentuk TMJ juga berbeda dengan sendi-sendi lain yang
menahan beban tubuh, seperti sendi lutut atau pinggul. Karena
pergerakannya yang kompleks dan unikm sendi rahang dan otot-otot yang
mengendalikannya dapat menyulitkan baik untuk pasien maupun dokter
keika bermasalah.
1.1.1 Dekripsi Bab
Pada bab ini akan memberikan pengetahuan serta pemahaman
tentang Trismus
1.1.2 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan pembaca dapat
mengetahui dan memahami tentang Trismus.
1.1.3 Kompetensi Khusus
1. Memahami pengertian trismus

1
2. Mengetahui etiologi trismus
3. Mengetahui penyebab trismus
4. Mengetahui akibat-akibat terjadinya trismus
5. Mengetahui tanda-tanda trismus
6. Mengetahui terapy trismus
7. Mengetahui cara pencegahan trismus
1.2 Penyajian
Pada bagian ini akan disajikan tentang Trismus
1.2.1 Pengertian
Trismus adalah gangguan pembukaan mulut yang disebabkan
adanya konstraksi otot-otot pengunyahan dan bersifat sementara.
Trismus adalah suatu gejala, dimana terjadi kekakuan sendi yang
menyebabkan gangguan membuka mulut yang tidak permanen (Ummu
Hanifah Amri,2019).
a) Trismus atau dalam bahasa umumnya biasa dikatakan sebagai
rahang atau mulut yang terkunci dapat di defenisikan sebagai suatu
kontraksi otot-otot pengunyahan dan bersifat sementara.
b) Trismus adalah suatu gejala, di mana terjadi kekakun sendi yang
menyebabkan gangguan membuka mulut secara permanen
c) Trismus didefinisikan sebagai pembatasan menyakitkan dalam
membuka mulut karena kejang otot, namun juga dapat merujuk
Pada pembukaan mulut yang terbatas dari penyebab apapun.
d) Trismus berasal dari kata yunani trigmos/trismos yang berarti
jeritan, penggilingan, serak atau kertakan.
e) Trismus adalah ketidakmampuan untuk membuka mulut.
1.2.2 Etiologi Trismus

Hambatan dari pergerakan rahang tersebut secara garis besar di


sebabkan oleh trauma, terapi radiasi, pembedahan dan berbagai
gangguan pada sambungan rahang lainnya, hal ini akibat kerusakan
pada kerusakan otot rahang, sambungan rahang, pertumbuhan jaringan

2
ikat yang terlalu cepat. Berdasarkan proses di atas maka etiolofi dari
trismus di bagi 3 yaitu :

1. Faktor eksternal
Neoplasma pada rahang, infeksi akut, miositas, penyakit
sistematik, pseudoankylosis, luka bakar, atau berbagai trauma
lainnya yang mengenal otot-otot rahang.
2. Faktor internal
Ankylosis tulang pada sambungan rahang, ankylosis jaringan
ikat pada sambungan rahang, artistis, trauma, mikro trauma,
gangguan SPP (tetanus, lesi pada nervus trigeminal dam
keracunan obat)
3. Faktor latrogenik
1. Gigi molar ketiga rahang bawah sering memiliki gangguan
erupsi, seperti gigi impaksi. Gigi impaksi dapat diakibatkan
adanyan halangan gigi tetangga, lapisan tulang yang padat
atau jaringan lunak yang tebal. Gigi impaksi dapat
mengganggu fungsi pengunyahan dan sering menyebabkan
berbagai komplikasi. Oleh karena itu, diperlukan tindakan
pembedahan yang disebut odontektomi. Tindakan
odontektomi sering menyebabkan komplikasi post
odontektomi berupa perdarahan, trismus, edema, dry socket
dan paraestesi.
Paska ondetektomi molar ketiga, molar ketiga terpendam
merupakan gigi yang paling sering mengalami infaksi di
antara gigi geligi yang lain. Pengambilan gigi molar ketiga
bahwa infaksi biasanya di lakukan dengan lokal anastesi.
Pasca pengambilan gigi molar ketiga terpendam secara
odontektomi antara lain dapat menimbulkan pembengkakan
dari trismus. Trismus yang timbul dapat bersifat sementara
atau permanen. Trismus bersifat sementara atau

3
permanen, trismus bersifat sementara hanya di sebabkan
oleh peradangan dan gangguan refleks saraf motorik otot-
otot pengunyah, sedangkan trismus yang permanen
biasanya karena gangguan pada sendi temporomandibular.
2. Injeksi yang di lakukan saat anastesi
Trismus terjadi sebagai akibat komplikasi anastesi yang
menggunakan jarum dalam menganestesi mandibular dan
pada infilstrasi regio posterior pada rahang atas. Dimana
kedua teknik ini melibatkan penetrasi jarum ke otot
Matikasi dan deposisi larutan anestesi ke jaringan yang
banyak vaskularisasinya.
1.2.3 Penyebab Trismus

Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi terjadinya trismus


ialah infeksi, trauma, dental treatment, TMD, tumor dan oral care, obat-
obatan, radioterapi dan kemoterapi, masalah kongenital dan
miscellaneous disorders.

a. Infeksi
Infeksi yang dapat menimbulkan trismus ialah infeksi
odontogenik dan non-odontogenik. Sumber utama infeksi
odontogenik ialah infeksi pulpa, infeksi periodontal dan infeksi
pericoronal. Infeksi odontogenik dapat menimbulkan trismus
sebab infeksi ini dapat berkembang ke berbagai spasia wajah
dan dapat menjurus ke komplikasi serius seperti cervical
cellulitis. Sedangkan, infeksi non-odontogenik sepeti tonsilitas,
tetanus, meningitis, abses parotid dan abses otak dapat
menyebabkan trismus
b. Trauma
Fraktur, terutama pada mandibula menyebabkan keterbatasan
membuka mulut. Fruktur mandibula dapat terjadi beberapa
lokasi tergantung tipe injuri dan arah dari kekuatan trauma

4
yang dapat menyebebkan hipomubilitas mandibula. Fraktur
pada arkus zigomatikus dan zygematicomraxillary complex
(ZMC) dapat mengganggu pergerakan proscus koranodeus
c. Akibat perawatan gigi
Prosedur pembecahan mulut dapat menyebabkan katerbatasan
membuka mulut Ekstraksi gigi, terutama odontektomi dapat
manimbulkan trismus karena pasca pembedahan terjadi
peradangan pasca otot mastikası ataupun otot sekitar TMJ
Tindakan perawatan yang dapat menimbulkan trismus ialah
akibat injeksi anestesi local. Trismus umumnya timbul 2-5 hari
setelah anestesi blok mandibula. Hal ini dapat terjadi karena
ketidakakuratan posisi jarum saat memberikan anestesi blok
nervus inferior.
d. Temporomandibular joint disorders ( TMD )
Trismus temporomandibular joint merapakan gangguan
tenperomandibular merupalan istilat umum yang meliputi rasa
sakit dari terjadinya disfungsi otot-otot pengunyahan dan sendi
temporomandibular menghubungkan rahang bawah dengan
tergkorak. Trismus Temporomandibular joint ini disebabkan
oleh beberapa faktor seperti infeksi, peradangan, trauma, pasien
kecelakaan, dan pascacabut gigi. Ada tiga gangguan
temperomandibular yang paling sering, yaitu nyeri miofasial,
internal dearrangement, dan osteoartrosis. Nyeri miofasial
adalah gangguan yang tersering ditemukan

TMD dapat dikelompokkan menjadi extracapsular dun


intracipsular problem. Intracapsular problem biasanya timbul
karena trauma, misalnya dise displacement.

Trismus dapat di sebabkan edama pasca oprasi, pembentukan


hematoma atau peradagangan jaringan lunak. Pasien dengan

5
arthritis traumatik sendi temporo mandibular join juga dapat
memiliki keterbatasan membuka mulut ( gerakan mandibula.

Komplikasi Pasca Tindakan Operatif

1) TRISMUS
Trismus biasanya terjadi pada kasis ekstraksi MJ
rahang bawah,ditandai dengan adanya keterbatasan dalam
mebuka mulut karena spame otot pengunyah. spame ini
merupakan akibat injuri pada otot pterigoideus medius oleh
karena jarum (karena injeksi berulang saat melakukan
inferior alveolar nerve block) atau trauma pada area
pembedahan. Faktor kuasa lainnya antara lain adalah
inflamasi pada luka post ekstraksi, hematoma, dan adema
post ekstraksi.
Trismus dapat disebabkan oleh edema pascabedah.
3 hal ini didukung oleh pendapat osmani (2001) bahwa
edema di sekitar bekas pembedahan molar ketiga akan
menyebabkan perubahan jaringan disekitarnnya dan
muskulus pengunyahan mengalami kontraksi sehingga akan

6
menimbulkan trismus. Vriezen menjelaskan hal berbeda,
menurut vreizen trismus tidak terjadi karena meningkatnya
volume dari muskulus karena adema dan infilrate, tetapi
lebih disebabkan karena reaksi atas rasa sakit yang
disebabkan oleh gerakan rahang. Trismus merupakan
gangguan fungsi pada proses peradangan, gangguan fungsi
ini disebabkan karena penumpukan cairan pada tempat
cedera jaringan dan rasa nyeri yang mengurangi mobilitas
pada daerah cedera. Gbotolarun dkk (2007) pada
penelitiannya menjelaskan bahwa sebagian besar peneliti
setuju komplikasi pascaoperasi lebih sering dikaitkan
dengan penilaian tingkat kesulitan pencabutan impaksi.

Perawatan penatalaksanaan trismus tergantung pada


faktor penyebabnya. bila faktor penyebabnya adalah
imflamasi akut atau hematoma, maka perawatannya adalah
penggunaan obat kumur hangat dan antibiotik. Terapi
lainnya di antarannya :
a) Terapi panas, kompres hangat di letakkan pada
ekstra oral kira-kira 20 menit setiap jam sampai
gejala mereda.
b) Pijatan pada daerah sendi temporomandibular.
c) Penggunaan obat obatan analgesik, obat anti
inflamasi, dan obat relaksan otot
d) Fisioterapi selama 3-5 menit setiap 3-4 jam, berupa
gerakan membuka dan menutup mulut, dengan
gerakan lateral, yang bertujuan untuk memperbesar
jarak membuka mulut.
e) Penggunaan obat sedatif (bromazepa (Lexotamil) :
1,5-3 mg, 2 kalo sehari).

7
Gambar I. Keterbatasan Membuka Mulut pada Pasien Trismus

1. INTRA ARTIKULER
a. Ankylosis
Terjadi akibat dan trauma ke dagu, infeksi dari imobilisasi
berkepanjangan setelah fraktur condilus.
b. Atritis sinotritis
Merupakan peradagangan pada persendian.
c. Kelainan patologis pada diskus.
2. EKSTRA ARTIKULER
A. INFEKSI ODONTOGENIK
Merupakan salah satu infeksi yang paling umum terjadi dari
rongga mulut.penyebaran infeksinya melalui foramen
apikal berawal dari kerusakan gigi atau caries kemudian
terjadi proses inflamasidi sekitar periapikal di daerah
membran periodental berupa suatu periodontitis apikalis.
Bagian yang terinfeksi yakni :
a. Pulpa

8
b. Periodental
c. Perikoronal
B. INFEKSI NON ODONTOGENIK
a. Peritonsiler
Merupakan komplikasi tonsitis infeksi menyebar ke
bagian belakang amandel yang terjadi akibat
sekumpulan nanah terbentuk dan infeksi menyebar
diluar tonsi
b. Abses parotis
Berupa tumor jinak yang muncul di kalenjar ludah
paroritas dan tidak ganas menimbulkan gejala berupa
benjolan di pipi atau rahang bawah dan apabila
mengalami infeksi dapat menimbulkan rasa sakit
c. Meningitis
d. Infeksi di cordatimpani
e. Tetanus
Bahaya yang didapat setelah terserang tetanus adalah
adanya kekakuan sehingga sulit untuk membuka mulut.
C. TRAUMA
a. Fraktur mandibular
b. Fraktur zigoma
c. Adanya benda asing
D. FAKTOR LATROGENIK
a. POST EKSTRAKSI
a) Lokasi anastesi
b) Temporo mandibular disease
c) Trauma
d) Miofasialmuscle spasmus
e) Internal disaragement
b. TUMOR
a) Tumor pada ephiparingeal
b) Tumor parotis
c) Tumor pada TMJ
c. OBAT-OBATAN
a) Suncciny chocolin,fenotiazin,Anti depresantristik
menyebabkan trimus sebagai efek sekunder

9
b) Trimus dapat dilihat dari efek samping ekstra
piramid dan metoelopromide,phenotiazine dan obat-
obatan lainnya
d. RADIO TERAPI/KEMOTERAPI
a) Osteoradionekosis dapat menyebabkan rasa sakit
,trimus,nanah dan kadang-kadang luka berbau
busuk.
b) Ketika otot pengunyah berada dalam bidan
radiasi,itu mengarah ke fibrosis dan mengakibatkan
pembukaan mulut berkurang
c) Sel mukosa oral memiliki tingkat tingkat
pertumbahan yang tinggi dan rentan terhadap efek
toksik dari kemoterapi,yang mengaruh pada
stomatitis
e. KONGINITAL
a) Hypertopy prosesus koronoid menyebabkan
gangguan koronoid terhadap margin anteromedial
lengkung zjgomatik.pengobatan yang dapat
dilakukakn adalah coronoidectony
b) Sindrom trimus pesudo cantodacily adalah
kombinasi langkah kelainan tangan,kaki dan mulut
dan trismus
f. PSIKIS
a) Pasien histreria :melalui makanisme konversi,konfli
emosional diubah menjadi gejala fisik misalnya
trismus
b) Seleroderma :suatu kondisi yang ditandai oleh
eema dan induksi kulit yang melibatkan daerah
wajah dapat menyebabkan trismus
1.2.4 Akibat-akibat terjadinya trismus
1. Gangguan pengunyahan

10
2. Gangguan nutrisi
3. Gangguan fungsi bicara
4. Menurunya kesehatan umum
5. Masalah kebersihan umum
6. Esthetika
Pemeriksaan
Bila penderita dengan bukan mulut kurang dari 20 mm
sudah dapat dikategorikan sebagai trismus.
Cara sederhana untuk mengetahui bahwa penderita dengan
bukaan mulut normal ialaih apabila penderita dapat
memasukkan 3 jari secara vertikal ke dalam mulut di antara
gigi gigi insivisusnya.

11
1.2.5 Tanda-tanda Trismus
Secara umum ialah :
a. .sulit membuka mulut
b. Rasa sakit
c. Serostomia
d. Sakit pada gigi
e. rasa terbakar
f. Sakit pada daerah telinga
g. Sakit pada gerakan membuka mulut
h. Daerah pada sekitar mulut akan terasa keram
i. Bau mulut terasa tidak enak
j. Mulut terasa kering
k. ulit mengunyah dan menelan
l. Sulit untuk berbicara dan meludah

Rasa sakit yang ditimbulkan disebabkan oleh trismus karena


terjadinya kontraksi dari otot-otot temporalis.

12
Perawatan :

1. Faktor intra artikuler biasanya dengan operasi struktur sendi


2. Dengan pemberian obat obatan
3. Dengan latihan : dengan program 777
4. 7 kali buka mulut
5. 7 detik
6. 7 priode

Terapi tambahan

Pemberian kompres hangat, dengan alat pembuka mulut,dengan


diatermi.

1.2.6 Terapy Trismus

Terapy trimus bervasi tergantung penyebabnya.Kompres


panas/penyinarab dengan soluks atau kumur-kumur dengan normal
saline hangat dapat mengurangi rasa sakit pada kasus ringan tapi pada
kasus lain. Kadang-kadang diperlukan pemberian antibiotik,anti
inflamasi atau analgetika yang mengandung musele relaxan,neurotropik
vitamin .

Berikut ini ada beberapa contoh langkah pengobatan yang dapat


dilakukan yaitu :

1. Melakukan pergerakan pasif yang dilakukan beberapa kali


sehari seperti terapi otot rahang perlahan,hal ini akan lebih
efektif dibandingkan dengan melakukan peregangan secara
statis.
2. Melakukan pijat perlahn dengan menggunakan jari tangan untuk
membuat otot sekitar rahang sedikit menjadi lentur dan mampu
menggerakkan otot mulut sedikit demi sedikit

13
3. Konsultasi kedokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang
lebih tepat
4. Biasa dokter akan memberikan beberapa terapy seperti terapy
buka tutup mulut dengan menggunakan beberapa alat.
5. Tindakan medis seperti pemberian obat oleh dokter sesuia
dengan kondisi penderitanya sebagai obat penghilang rasa nyeri.
6. Rindakan sementara dirumah yaitu dengan mengomores daerah
pipi dan rahang dengan air hangat.
7. Atau dengan menggunakan kompres es batu menghilangkan
rasa kaku dan keram
8. Operasi sendi jika memang kondisi sudah buruk dan parah.
1.2.7 Pencegahan Trismus

Agar dapat mencegah gejala dan dampak yang timbul akibat dari
trimus dapat dilakukan beberapa langkah berikut sehingga dapat
terhindar dari penyakit yang semakin parah sebagai berikut :

1. Menjaga kondisi gejala mulut serta daerah sekitarnya lebih sehat


dan bersih
2. Rutin melakukan perawatan gigi seperti menggosok gigi 3 kali
dalam sehari agar terhindar dari asalah penyakit gigi dan mulut.
3. Rutin melakukan kumur dengan obat yang aman dan anti bakteri
dan kanan
4. Hindari kebiasaan sering mengotak atik kondisi gigi agar tidak
menimbulkan infeksi dan luka.
5. Perbanyak konsumsi air putih agar kondisi tubuh menjadi fit
6. Hindari benturan pada bagian rahang gigi dan juga mulut
7. Apabila terjadi infeksi pada daerah sekitar mulut dan gigi segera
obat agar tidak menimbulkan rahang menjadi keram dan kaku
8. Jaga kesehatan gsi dengan menghindari makanan keras dan
pencetus masalah pada gigi

14
9. Rajin berkonsultasi pada dokter gigi untuk setiap kasus yang
dialam.

a. Tekanan darah mulai naik, sistolik mencapai 100 mmhg (tekanan


darah kembali normal)
b. Denyut jantung stabil
c. Kondisi maternal membaik, ekspresi ketakutan/cemas berkurang
d. Produksi urin bertambah. Diharapkan produksi urin paling sedikit
100 ml/4 jam atau 30 ml/jam
1.3 Ringkasan

Trismus didefinisikan sebagai suatu kontraksi tonik dari otot


mastikasiDahulu istilah trismus digunakan untuk menggambarkan gejala
klinis dari tetanus, yaitu lock atau rahang yang terkunci, yaitu suatu gejala
klinis yang di sebabkan oleh toksin tetanus terhadap kontraksi otot mastikasi
atau pengunyahan.

Akibat-akibat terjadinya trismus yaitu : gangguan penguyahan,


gangguan nutrisi, gangguan fungsi bicara, menurunnya kesehatan umum,
masalah kebrsihan mulut, esthetika.

1.4 Penutup

Trismus adalah ketidak mampuan untuk membuka mulut.Dalam


Dorlands Medical Dictionary dikatakan bahwa trismus merupakan
gangguan motoric dan nervis Trigeminus,Terutama spasme otot-otot
mastikasi dengan kesulitan membuka mulut,sebagai karakteristik dari gejala
awal tetanus.

Normalnya,jarak antar insisal gigi rahang atas dan rahang bawah


ketikamembuka mulut ialah40-60 mm,namun terdapat beberapa ahli
menentukn jarak yang lebih kecil yakni 35 mm.Ditemukan beberapa bukti
yang mendukung bahwa gender menjadi salah satu faktor yang

15
mempengaruhi gerakan membuka mandibula,dimana umumnya laki-laki
menunjukkan jarak membuka mulut yang lebih lebar.(PJ.Dhanrajani And
O.jonaidel,2002)
Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi terjadinya trismus ialah
infeksi,trauma,dental tratmental,TMD,tumor dan oral care,obat-obatan
,radioterapi dan kemoterapi,masalah kongerital dan miscellaneous
disorders.

1.5 Evaluasi
1. Dibawah ini penyebab utama terjadinya dari trismus adalah …
a. Tumor pada mulut
b. Infeksi
c. Adanya konstraksi otot-otot pengunyahan
d. Mengonsumsi obat-obatan secara berlebihan
e. Memakan makanan terlalu keras
2. Infeksi yang dapat menimbulkan trismus ialah infeksi odontogenik dan
non-odontogenik. Sumber utama infeksi odontogenik ialah …
a. Infeksi pulpa, infeksi periodontal dan infeksi pericoronal
b. Infeksi jaringan mulut
c. Infeksi mandibular
d. Infeksi gigi dan mulut
e. Infeksi odontogenik
3. Tindakan perawatan yang dapat menimbulkan trismus ialah akibat
injeksi anestesi local. Trismus umumnya timbul sesudah anestesi blok
mandibular setelah ….
a. 3-6 hari
b. 2-5 hari
c. 2-4 hari
d. 1-3 hari
e. 1-4 hari

16
4. Merupakan komplikasi tonsitis infeksi menyebar ke bagian belakang
amandel yang terjadi akibat sekumpulan nanah terbentuk dan infeksi
menyebar diluar tonsi. Merupakan pengertian dari …
a. Meningitis
b. Tetanus
c. Abses parotis
d. Infeksi di cordatimpani
e. Peritonsiler
5. Berupa tumor jinak yang muncul di kalenjar ludah paroritas dan tidak
ganas menimbulkan gejala berupa benjolan di pipi atau rahang bawah
dan apabila mengalami infeksi dapat menimbulkan rasa sakit.
Merupakan ciri-ciri dari ….
a. Meningitis
b. Tetanus
c. Peritonsiler
d. Abses parotis
e. Infeksi di cordatimpani
1.6 Daftar Pustaka

Kedokteran gigi.net.2002. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (Gordon


W Pdersen )

Exodontia dasar-dasar ilmu pencabytan gigi tahun 2012 (Rini Sitanaya)

PELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS


TEMPORAMANDIBULA JOINT SINISTRA DI RSUD SALATIGA
(Aisya Nur Meilyani,2014,45 halaman)

Perawatan perikoronitis Regio Molar 1 kanan bawah pada anak laki-laki


usia 6 tahun laporan kasus.
(laili kadarwati.Ike S Indiarti)

17
HUBUNGAN TINGKAT KESULITAN DENGAN KOMPLIKASI POST
ODONTEKTOMI GIGI IMPAKSI MOLAR KETIGA RAHANG
BAWAH
PADA PASIEN DIINSTALASI GIGI DAN MULUT RZUDZA BANDA
ACEH
Fakhrurrazi,Rachmi Fanani Hakim,Rizki Rifani
Fakultas kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala

The infrared radiation efferct to the trismus recovery after odontectomy


Arian Reza Marwan,Endang Syamsuddin,Tis Karasutisna
Dapartment of Oral and Maxiloficial surgery facully of dentistry
Universitas padjadjaran
Hasan Sadikin Hospital-Bandung West Java, Indonesia

COMPLICATION AFTER EXTRATION OFIMPACTED THIRD


MOLARS LITERATURE REVIEW.

Elisa G Deliverika,Milena Vectova.


https://id.scribd.com/doc/266516450/PENGERTIAN-TRISMUS
https://id.scribd.com/document/455344572/TRISMUS

18

Anda mungkin juga menyukai