KEGAWATDARURATAN
‘TRISMUS
DISUSUN OLEH
TAHUN 2020
KATAPENGANTAR
Puji syukur Penulis limpahkan kehadirat Tuhan YME, karena atas
pertolongan Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktu
yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa salam Penulis haturkan kepada
keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun Penulis pada ruang dan
waktu yang lain.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas dengan judul :“ TRISMUS“
Untuk menyelesaikan makalah ini adalah suatu hal yang mustahil apabila
penulis tidak mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak, Ibu, Kakak dan Adik tercinta yang telah memberikan dorongan
moril maupun materil, dan sebagai semangat untuk membuka semangat baru.
2. Bapak Asriawal,S.SiT.,M.MKes, selaku dosen mata kuliah Rekam medik
dipoltekkes Kemenkes Makassar.
3. Rekan-rekan Poltekkes Kemenkes Makassar Alih Jenjang Kelas C
Penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila
terdapat kekurangan dalam pembuatan laporan ini penulis mohon maaf, karena
penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN..................................................................................... 4
B. ETIOLOGI........................................................................................... 5
C. PENYEBAB........................................................................................ 6
D. AKIBAT DARI TRISMUS ................................................................. 13
‘F.TERAPI................................................................................................. 16
‘G.PENCEGAHAN................................................................................... 17
BABIIIPENUTUP...................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Mengetahui pengertian, penyebab, gejala dan teraphy dari trismus
3
BAB II
PEMBAHASAN
Normalnya, jarak antar insisal gigi rahang atas dan rahang bawah ketika
membuka mulut ialah 40-60 mm, namun terdapat beberapa ahli menentukan jarak
yang lebih kecil yakni 35 mm. Ditemukan beberapa bukti yang mendukung bahwa
gender menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi gerakan membuka
mandibula, dimana umumnya laki-laki menunjukkan jarak membuka mulut yang
lebih lebar. (P.J.Dhanrajani And O.Jonaidel, 2002)
A. PENGERTIAN TRISMUS
Trismus atau dalam bahasa umumnya biasa dikatakan sebagai rahang atau
mulut yang terkunci dapat di defenisikan sebagai suatu kontraksi otot-otot
pengunyahan dan bersifat sementara.
4
Trismus adalah suatu gejala, di mana terjadi kekakuan sendi yang
menyebabkan gangguan membuka mulut secara permanen.
Trismus didefinisikan sebagai pembatasan menyakitkan dalam membuka
mulut karena kejang otot,namun juga dapat merujuk pada pembukaan
mulut yang terbatas dari penyebab apa pun
Trismus berasal dari kata Yunani trigmos/Trismos yang berarti
jeritan,penggilingan,serak atau kertakan
Trismus adalah ketidakmampuan untuk membuka mulut.
B. ETIOLOGI
Hambatan dari pergerakan rahang tersebut secara garis besar di sebabkan oleh
trauma, terapi radiasi, pembedahan dan berbagai gangguan pada sambungan
rahang lainnya, hal ini akibat kerusakan pada kerusakan otot rahang, sambungan
rahang, pertumbuhan jaringan ikat yg terlalu cepat. Berdasarkan proses di atas
maka etiologi dari trismus di bagi 3 yaitu
1. Faktor eksternal
Neoplasma pada rahang, infeksi akut, miositis, penyakit sistematik
,pseudoankylosis, luka bakar, atau berbagai trauma lainya yang mengenal
otot otot rahang
2. Faktor internal
Ankylosis tulang pada sambungan rahang, ankylosis jaringan ikat pada
sambungan rahang, artristis, trauma, mikro trauma, gangguan SPP(tetanus,
lesi pada nervus trigeminal dan keracunan obat)
3. Faktor latrogenik
1. Gigi molar ketiga rahang bawah sering memiliki gangguan erupsi,
seperti gigi impaksi. Gigi impaksi dapat diakibatkan adanya halangan
gigi tetangga, lapisan tulang yang padat atau jaringan lunak yang tebal.
Gigi impaksi dapat mengganggu fungsi pengunyahan dan sering
menyebabkan berbagai komplikasi. Oleh karena itu, diperlukan
tindakan pembedahan yang disebut odontektomi. Tindakan
5
odontektomi sering menyebabkan komplikasi post odontektomi berupa
perdarahan, trismus, edema,dry socket dan paraestesi
Paska ondetektomi molar ketiga, molar ketiga terpendam merupakan
gigi yg paling sering mengalami infaksi di antara gigi geligi yg lain.
Pengambilan gigi molar ketiga bahwa infaksi biasanya di lakukan
dengan lokal anestesi.pasca pengambilan gigi molar ketiga terpendam
secara odontektomi antara lain dapat menimbulkan pembengkakan dari
trismus.trismus yg timbul dapat bersifat sementara atau permanen.
Trismus bersifat sementara atau permanen, trismus bersifat sementara
hanya di sebabkan oleh peradangan dan gangguan reflleks saraf
motorik otot otot pengunyah, sedangkan trismus yg permanen biasanya
karena gangguan pada sendi temporomandibular.
2. Injeksi yang dilakukan saat anestesi
Trismus terjadi sebagai akibat komplikasi anestesi yg menggunakan
jarum dalam menganestesi mandibular dan pada infiltrasi regio
posterior pada rahang atas. Dimana kedua teknik ini melibatkan
penetrasi jarum ke otot otot mastikasi dan deposisi larutan anestesi ke
jaringan yg banyak vaskularisasinya.
C. PENYEBAB
a. Infeksi
Infeksi yang dapat menimbulkan trismus ialah infeksi odontogenik dan
non-odontogenik. Sumber utama infeksi odontogenik ialah infeksi pulpa,
infeksi periodontal dan infeksi pericoronal. Infeksi odontogenik dapat
menimbulkan trismus sebab infeksi ini dapat menyebabkan keradangan
pada otot mastikasi. Jika tidak ditangani, infeksi ini dapat berkembang ke
berbagai spasia wajah dan dapat menjurus ke komplikasi serius seperti
cervical cellulitis. Sedangakan, infeksi no-odontogenik seperti tonsillitis,
6
tetanus, meningitis, abses parotid dan abses otak dapat menyebabkan
trismus.
b.Trauma
Fraktur, terutama pada mandibula dapat menyebabkan keterbatasan
membuka mulut. Fraktur mandibula dapat terjadi di beberapa lokasi
tergantung tipe injuri dan arah dari kekuatan trauma yang dapat
menyebabkan hipomobilitas mandibula.
Fraktur pada arkus zigomatikus dan zygomaticomaxillary complex (ZMC)
dapat mengganggu pergerakan prosesus koronoideus.
7
TMD dapat dikelompokkan menjadi extracapsular dan intracapsular
problem. Intracapsular problem biasanya timbul karena trauma, misalnya
disc displacement.
Trismus dapat disebabkan edema pasca operasi, pembentukan hematoma
atau peradangan jaringan lunak. Pasien dengan arthritis traumatik sendi temporo
mandibular Join juga dapat memiliki keterbatasan membuka mulut (gerakan
mandibula)
8
mengalami kontraksi sehingga akan menimbulkan trismus.22 Vriezen
menjelaskan hal berbeda, menurut Vreizen trismus tidak terjadi karena
meningkatnya volume dari muskulus karena edema dan infiltrate, tetapi lebih
disebabkan karena reaksi atas rasa sakit yang disebabkan oleh gerakanrahang.3
Trismus merupakan gangguan fungsi (functio laesa) pada proses peradangan,
gangguan fungsi ini disebabkan karena penumpukan cairan pada tempat cedera
jaringan dan karena rasa nyeri yang mengurangi mobilitas pada daerah cedera.22
Gbotolorun dkk (2007) pada penelitiannya menjelaskan bahwa sebagian besar
peneliti setuju komplikasi pascaoperasi lebih sering . dikaitkan dengan penilaian
tingkat kesulitan pencabutan gigi impaksi.
9
Gambar 1. Keterbatasan Membuka Mulut Pada Pasien Trismus
1. INTRA ARTIKULER
a. Angkylosis
Terjadi akibat dari trauma ke dagu, infeksi dari imobilisasi
berkepanjangan setelah fraktur condilus
b. Atritis sinotritis
Merupakan peradangan pada persendian
10
c. Kelainana patologis pada diskus.
2. EKSTRA ARTIKULER
o INFEKSI ODONTOGENIK
Merupakan salah satu infeksi yang paling umum terjadi dari rongga
mulut. Penyebaran infeksinya melalui foramen apikal berawal dari
kerusakan gigi atau caries kemudian terjadiproses inflamasidisekitar
periapikal di daerah membran periodontal berupa suatu periodontitis
apikalis.
Bagian yang biasa terinfeksi yakni
a. Pulpa
b. Periodental
c. Perikoronal
11
c. Adanya benda asing
o FAKTOR LATROGENIK
a. POST EKTRAKSI
Lokasi anestesi
Temporo mandibular disease
Trauma
Miofasialmuscle spasmus
Internal disarangement
b. TUMOR
Tumor pada ephiparingeal
Tumor parotis
Tumor pada TMJ
c. OBAT-OBATAN
Suncciny chocholin, fenotiazin,Anti depresantrisiklik
menyebabkan trismus sebagai efek sekunder
Trismus dapat dilihat dari efek samping ekstra piramid dan
metoclopromide, phenotiazine dan obat-obetan lainnya
d. RADIO TERAPI / KEMOTERAPI
12
Osteoradionekrosis dapat menyebabkan rasa sakit, trismus, nanah
dan kadang-kadang luka berbau busuk
Ketika otot pengunyahan berada dalam bidan radiasi, itu
mengarah ke fibrosis dan mengakibatkan pembukaan mulut
berkurang
Sel mukosa oral memiliki tingkat tingkat pertumbuhan yang
tinggi dan rentan terhadap efek toksik dari kemoterapi, yang
mengarah pada stomatitis
e. KONGINITAL
Hypertropy prosesus koronoid menyebabkan gangguan koronoid
terhadap margin anteromedial lengkung zjgomatik. Pengobatan
yang dapat dilakukan adalah coronoidectomy
Sindrom Trismus pseudo camtodactily adalah kombinasi langka
kelainan tangan, kaki dan mulut dan trismus
f. PSIKIS
Pasien histeria : melalui mekanisme konversi, konflik emosional
diubah menjadi gejala fisik misalnya trismus
Scleroderma : suatukondisi yang ditandai oleh edema dan
indurasi kulit yang melibatkan daerah wajah dapat menyebabkan
trismus
D. AKIBAT - AKIBAT TERJADINYA TRISMUS :
1. Gangguan pengunyahan
2. Gangguan nutrisi
3. Gangguan fungsi bicara
4. Menurunya kesehatan umum
5. Masalah kebersihan mulut
6. Esthetika
Pemeriksaan :
13
Bila penderita dengan bukaan mulut kurang dari 20 mm sudah dapat
dikategorikan sebagai trismus.
Cara sederhana untk mengethui bahwa penderita dengn bukaan mulut normal
ialah apabila penderita dapat memasukkan 3 jari secar vertikal ke dalam mulut di
antara gigi gigi insisivusnya.
14
b. Rasa sakit
c. Serostomia
d. Sakit pada gigi
e. Rasa terbkar
f. Sakit pada daerah telinga
g. Sakit pada gerakan membuka mulut
h. Daerah sekitar mulut akan terasa keram
i. Bau mulut yang tidak enak
j. Mulut terasa kering
k. Sulit mengunyah dan menelan
l. Sulit untuk berbicara dan meludah
Perawatan :
1. Faktor intra artikuler biasanya dengan operasi struktur sendi
2. Dengan pemberian obat obatan
3. Dengan latihan : dgn program 777
4. 7 kali buka mulut
5. 7 detik
6. 7 periode
Terapi tambahan :
F. TERAPY
Terapy trismus bervariasi tergantung penyebabnya.Kompres
panas/penyinaran dengan soluks atau kumur - kumur dengan normal saline
hangat dapat mengurangi rasa sakit pada kasus ringan tapi pada kasus lain
15
kadang kadang diperlukan pemberian antibiotik,anti inflamasi atau
analgetika yang mengandung muscle ralaxan , neurotropik vitamin.
Berikut ini ada beberapa contoh langkah pengobatan yang dapat dilakukan
yaitu
1. Melakukan pergerakan pasif yang dilakukan beberapa kali sehari seperti
terapi otot rahang perlahan ,hal ini kan lebih efektif dibandingkan dengan
melakukan peregangan secara statis
2. Melakukan pijat perlahan dengan menggunakan jari tangan untuk
membuat otot sekitar rahang sedikit menjadi lentur dan mampu
menggerakkan otot mulut sedikit demi sedikit
3. Konsultasi kedokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat
4. Biasa dokter akan memberikan beberapa terapy seperti terapy buka tutup
mulut dengan menggunakan beberapa alat
5. Tindakan medis seperti pemberian obat oleh doter sesuai dengan kondisi
penderitanya sebagai obat penghilang rasa nyeri
6. Tindakan sementara dirumah yaitu dengan mengompres daerah pipi dan
rahang dengan air hangat
7. Atau dengan menggunakan kompres es batu untuk menghlangkan rasa
kaku dan keram
8. Operasi sendi jika memang kondisi sudah sangat buruk dan parah
16
G. PENCEGAHAN
Agar dapat mencegah gejala dan dampak yang timbul akibat dari trismus dapat
dilaukan beberapa langkah berikut sehingga dapat terhindar dari penyakit yang
semakin parah sebagai berikut :
1. Menjaga kondisi kesehatan mulut serta daerah sekitarnya lebih sehat dan
bersih
2. Rutin melakukan perawvatan gigi seperti menggosok gigi 3 kali dalam
sehari agar terhindar dari masalah penyakit gigi dan mulut
3. Rutn berkumur kumur dengan obat kumur yang aman dan anti bakteri dan
kuman
4. Hindari kebiasaan sering mengotak atik kondisi gigi agar tidak
menimbulkan infeksi dan luka
5. Perbanyak komsumsi air putuh agar kondisi tubuh menjadi fit
6. Hindari benturan pada bagian rahang gigi dan juga mulut
7. Apabila terjadi infeksi pada daerah sekitar mulut dan gigi segera obati agar
tidak menimbulkan rahang menjadi keram dan kaku
8. Jaga kesehatan gusi dengan menghindari makanan kerasdan pencetus
masalah pada gigi
9. Rajin berkonsultasi pada doter gigi untuk setiap kasus yang dialam
17
BAB III
PENUTUP
18
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran Gigi .net. 2002. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (Gordon W Pdersen)
Perawatan Perikoronitis Regio Molar 1 Kanan Bawah pada anak laki-laki usia 6
tahun laporan ksus
(laili Kadarwati, Ike S Indiarti )
19