SKENARIO 1 BLOK 14
TUTOR:
Drg. Hilda Ayu S
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya kami selaku kelompok lima dapat menyelesaikan makalah hasil
dari tutorial pertama dan kedua skenario pertama di blok empatbelas Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat tahun ajaran 2019/2020.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pembaca dan untuk pembelajaran
selanjutnya.
Kami selaku kelompok lima mengucapkan terima kasih, terutama kepada
drg. Hilda Ayu S., selaku pembimbing tutorial kelompok lima. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan pada penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, dengan terbuka kami memohon maaf atas segala kekurangan kami dan
kami bersedia menerima saran dan masukkan dari pembaca. Atas perhatiannya
kami ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
b. Fraktur unilateral
Biasanya tunggal, tetapi kadang terjadi lebih dari satu fraktur yang dapat
dijumpai pada satu sisi mandibula dan bisa hal ini terjadi, sering didapatkan
pemindahan fragmen secara nyata.
c. Fraktur bilateral
Merupakan kombinasi kecelakaan langsung dan tidak langsung. Umumnya
akibat mekanisme yang menyangkut angulus dan bagian bagian leher kondilar
yang berlawanan atau daerah gigi kaninus dan angulus yang berlawanan.
d. Multiple fraktur
Umumnya fraktur ini terjadi karena trauma tepat mengenai titik tengah dagu
yang menyebabkan fraktur pada simfisis dan kedua kondilus.
e. Fraktur kominutif
Fraktur ini hampir selalu disebabkan oleh kecelakaan langsung yang cukup
keras pada daerah fraktur, seperti pada kasus terkena peluru saat perang.
f. Fraktur tertutup
7
3) Dislokasi
e. Menurut MacLennan
Klasifikasi yang dibuat oleh MacLennan berdasarkan hubungannya dengan
mandibula.
1) Tipe I: No displacement fracture.
2) Tipe II: Deviation fracture, terdapat sudut yang kecil antara kondilus dan
mandibula.
3) Tipe III: Displacement fracture, terdapat overlap antara kondilus dengan
mandibula.
4) Tipe IV: Dislocation fracture, kepala kondilus keluar dari fossa artikulari.
f. Menurut Lund
1) Tipe I: Dislokasi kondilus dengan atau tanpa pergeseran fragmen fraktur,
dan tidak lebih dari 60o.
2) Tipe II: Dislokasi kondilus dengan sudut sama atau lebih dari 90o.
3) Subtipe A: Fraktur tinggi.
4) Subtipe B: Fraktur rendah.
g. Menurut Spiessl dan Schroll
1) Fraktur tanpa dislokasi.
2) Fraktur leher kondilus rendah dengan displacement.
3) Fraktur leher kondilus tinggi dengan displacement.
4) Fraktur leher kondilus dengan displacement.
5) Fraktur leher kondilus tinggi dengan dislokasi.
6) Fraktur kapitulum (Maulani, 2017; Budihardja et al., 2018).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fraktur kondilus
mandibular adalah hilangnya diskontinuitas kondilus mandibular akibat trauma
seperti kecelakaan, kekerasaan, dan olahraga, atau akibat keadaan patologis
seperti kista. Fraktur kondilus mandibular lebih sering terjadi pada pria
dibandingkan wanita dengan rata-rata rasio 3:1. Fraktur kondilus merupakan salah
satu klasifikasi fraktur mandibular berdasarkan posisi anatomis. Fraktur kondilus
sendiri diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok berdasarkan derajat luksasi,
discplacement, dan letak ketinggian fraktur. Tanda klinis dari fraktur kondilus
mandibula adalah adanya displacement. Pergerakan rahang tidak normal,
gangguan oklusi open bite, dan nyeri akibat adanya tekanan pada musculus
pterygoideus lateralus dan TMJ. Pemeriksaan kasus ini dilakukan dengan
melakukan anamnesa, pemeriksaan klinis berupa palpasi pada border mandibular
dan inspeksi intraoral, serta pemeriksaan penunjang menggunakan rontgenografi
OPG, CT-scan, MRI, dan sebagainya. Fraktur kondilus mandibular dapat
ditangani dengan konservatif-fungsional, penggunaan hypomochlion, aktivator,
terapi operatif, dan yang paling akhir adalah kondilektomi, jika semua terapi gagal
dilakukan. Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh kasus ini adalah maloklusi,
hipomobilitas mandibular, cidera iatrogenik, kerusakan jaringan periodontal,
ankilosis TMJ, dan avaskular nekrosis.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar para pembaca
senantiasa menjaga dan memerhatikan kesehatan tubuhnya maupun orang-orang
terdekatnya. Kemudian, penulis mengharapkan jika pembaca memiliki simptom
atau gejala fraktur kondilus mandibular maupun klasifikasi fraktur mandibular
lainnya, maka dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menghindari
gangguan lanjutan yang bisa membahayakan pasien. Selain itu, diharapkan
pembaca dapat meningkatkan edukasi dirinya tentang kesehatan. .
DAFTAR PUSTAKA
Cahyanti LN. 2019. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Sdr. S dengan Fraktur
Mandibula. Karya Tulis Ilmiah. Program Diploma III Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Fonseca RJ, et al. 2013. Oral and Maxillofacial Trauma: Fourth Edition. China:
Elsevier.
Maulani IR. 2017. High Condylectomy Pada Kasus Fraktur Kondilus. JITEKGI
(Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi) FKG UPDM. 13 (1). Hal
27-32.
Pedersen GW. 2012. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta: EGC.