Anda di halaman 1dari 2

Gangguan Pembekuan Darah

Gangguan pada tingkat pembuluh darah, disebabkan oleh adanya kekurangan vitamin C
dalam jumlah yang banyak dan dalam jangka waktu yang agak lama, yang berujung pada
kerapuhan pemmbuluh darah, terutama pembuluh darah kapiler. Akibatnya, mudah terjadinya
pendarahan bahkan oleh trauma ringan sekalipun. Gangguan pada tingkat trombosit. Hal ini
disebabkan adanya penurunan jumlahtrombosit yang mengakibatkan gangguan pada
penggumpalan darah. Faktor penyabab berkurangnya trombosit ini, bisa disebabkan
berkurangnya jumlah megakaryosit yang mana merupakan pembentukan sel asalnya yang
berada di sumsum tulang. Hal ini dinamakan Amegakaryocyte thrombopenia purpura (ATP).
Selain disebabkan oleh Amegakaryocyte thrombopenia purpura, penurunan jumlah tromosit juga
dapat disebabkan karena beberapa penyakit virus yang mengakibatkan penurunan jumlah
trombosit dalam darah. Keadaan ini disebut idiopathic thrombocytopenia purpura (ITP) . Salah
satu contohnya adalah pada penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada DBD terjadi
penurunan tajam dari jumlah trombosit di dalam darah tepi, sehingga peenderita tiap saat
terancam oleh bahaya pendarahan. (Prince, 2012)

Pada penyakit pembuluh darah, termasuk aterosklerosis, trombosit cenderung mudah


beragregasi. Gerombolan trombosit ini akan mengendap dan melekat di suatu tempat,
menimbulkan trombus, yang mengganggu aliran darah ke hilir. Trombus ini dapat terlepas
menjadi embolus dapat menimbulkan akibat yang parah. Gangguan pada faktor penggumpalan.
Kelainan ini dapat disebabkan oleh 3 faktor. Pertama, kelainan genetik. Kedua, kelainan karena
kerusakan organ yang membuatnya. Dan yang ketiga, kelainan yang disebabkan oleh adanya
masalah pada faktor pendukung proses sintesis. Ada beberapa jenis penyakit kelainan
penggumpalan darah yang disebabkan oleh kelainan gen, yaitu hemofilia. Ada 2 jenis hemofilia
yaitu hemofilia A dan hemofilia B.Hemofilia A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
kelainan gen tang menjadikan faktor VIII atau AHG. Meskipun gen ini terdapat di kromosom x
namun bersifat resesif sehingga laki – laki yang lebih sering menjadi penderita dibandingkan
perempuan. Hemofilia B disebut juga penyakit christmas atau faktor XI. Gen ini juga terdapat di
kromosom x dan bersifat resesif. Pada penyakit Hemofilia A dan Hemofilia B sama – sama
menunjukkan ketidakmampuan darah untuk melakukan penggumpalan. Hanya gen dari faktor
inilah yang terdapat di kromosom x, sedangkan faktor penggumpalan lain disebut otosom.
Penyakit von willebrand adalah salah satu contoh penyakit genetik otosom. Penyakit ini ditandai
dengan adanya gangguan pada kemampuan trombosit untuk melekat pada permukaan dan juga
gangguan pada faktor VIII. Darah si penderita masih dapat menggumpal, hanya saja
membutuhkan waktu yang lama. Kelainan penggumpalan lain yang disebabkan oleh genetik
otosom ialah kelainan pada faktor V yang dinamakan parahemofilia, faktor VII dan faktor X
(stuart). Selain itu, ada pula penyakit afibrinogenemia yang juga merupakan genetik otosom yang
dicirikan dengan tidak adanya fibrinogen dalam darah oleh karena penderita tidak mampu
mensintesis fibrinogen sendiri. Saat ia terancam bahaya pendarahan, ia harus diberikan
fibrinogen dari luar tiap 10 – 14 hari karena biasanya fibrinogen akan lenyap dalam waktu 12 –
21 hari. (Prince, 2012)

Anda mungkin juga menyukai