Anda di halaman 1dari 22

Pengantar

Ilmu Patologi Mulut


Oleh :
Dr.drg.Maharani L.A.,SpPM
PENGERTIAN

Patologi Mulut adalah ilmu


kedokteran gigi yang
mempelajari perjalanan penyakit
terutama perubahan struktur dan
fungsi sel, jaringan dan organ
akibat penyakit di daerah
maksilofasial
Teknik Pemeriksaan
 Makroskopik : pemeriksaan perubahan secara visual dan
perabaan
 Mikroskopik / histopatologi : pemeriksaan dengan
mikroskop cahaya dengan pewarnaan imunohistokimia
perubahan struktur sel
 Sitologi : pemeriksaan terhadap perubahan yg terjd dlm
sel  perubahan struktur  mendeteksi kanker, kelainan
genetik, dan hormonal.
 Mikroskop elektron : mengetahui perubahan pd organel
ultrastruktur dalam selutk penelitian
Aspek Dasar Terjadinya Proses
Penyakit

 Etiologi : penyebab suatu penyakit, dpt dibagi 2 : faktor


instrinsik dan faktor ekstrinsik
 Patogenesis : mekanisme perjalanan penyakit sebagai
reaksi sel atau jaringan terhadap etiologi, mulai dr
stimulus awalakhir penyakit
 Perubahan morfologi: penyakit yg menimbulkan
perubahan struktur sel atau jaringan yg khas
 Gejala klinis : perubahan morfologi jaringan atau organ
gangguan fungsi normal dr jaringan atau organ
Pemeriksaan Patologi
Anatomi

1. Biopsi : utk mendptkan potongan jaringan dr


tubuh pasien utk didiagnosis melalui pemeriksaan
makroskopik atau mikroskopik sehingga dpt
menentukan rencana perawatan.
2. Sitologi : utk mendptkan cairan abnormal dari
tubuh, dlm keadaan fisiologis tdk ada didlm tubuh
3. Hasil operasi : utk mendapatkan bagian tubuh dr
hsl operasi yg blm ditemukan sblm operasi
BIOPSI

salah satu cara pemeriksaan patologi


anatomi yang dapat digunakan untuk
1. Untuk menegakkan diagnosis pasti suatu
lesi khususnya yang dicurigai sebagai
suatu keganasan.
2. Untuk menegakkan rencana pengobatan
3. Untuk menentukan prognosis.
 Pemeriksaan penunjang selain biopsi
adalah X-ray, CT scan ataupun ultrasound
dapat dilakukan terlebih dahulu untuk
mengalokasikan area biopsi.
 Pemeriksaan ultrasonogram dan CT
Scan sangat bermanfaat dalam menuntun
ujung jarum sampai mencapai massa
tumor
Biopsi terbagi menjadi :
 Biopsi tertutup : Tanpa membuka
kulit,Bisa dikerjakan oleh disiplin non-
bedah. Biopsi Tertutup : Bahan
sedikit/kurang representative, Dapat
ditingkatkan dengan biopsi terbuka,
Contoh : FNAB, Core Biopsy, Cairan cyste-
sputum-darah-ascites, dan Endoscopy.
 Biopsi terbuka : Dengan membuka
kulit/mukosa, Biasanya dikerjakan oleh
disiplin bedah, dan spesimen lebih
representative. Biasanya dikerjakan oleh
disiplin bedah  membuka kulit/mukosa,
Pemeriksaan yang dikerjakan : histo-
patologi, dan Macamnya : Biopsi insisi,
Biopsi eksisi
Biopsi Incisional
Pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan
dengan pisau bedahdg pisau bedahskalpel no
15kulit disayat hingga menemukan massa dan
diambil sedikit untuk diperiksa.

Biopsi Eksisional

Pengambilan seluruh massa yang dicurigai disertai


jaringan sehat di sekitarnya. Metode ini dilakukan di
bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa
dan biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan
belum ada metastase  skalpel no 15.
 Karsinoma sel basal, angkat seluruh tumor beserta
paling kurang 0.5 s/d 1 cm kulit sehat.
 Karsinoma sel skuamosa, angkat seluruh tumor
beserta paling kurang 1 s/d 2 cm kulit sehat.
Biopsi Jarum

pengambilan sampel jaringan atau cairan


dengan cara disedot lewat jarum. Biasanya
cara ini dilakukan dengan bius lokal (hanya
area sekitar jarum). Bisa dilakukan secara
langsung atau dibantu dengan radiologi
seperti CT scan atau USG sebagai panduan
untuk membuat jarum mencapai massa atau
lokasi yang diinginkan.
FNAB Biopsi / Biopsi aspirasi
jarum halus
 Biopsi jarum dibagi atas FNAB (fine needle aspiration
biopsy)/BAJAH (Biopsi Aspirasi Jarum halus), dan Core
biopsy.
 Biopsi jarum menggunakan jarum berukuran besar 
core biopsi
 Biopsi jarum kecil atau halus maka disebut fine needle
aspiration biopsi  'diagnosis jaringan' - yaitu, sebuah
cara sampling sel dalam massa/nodul  waktu lebih
cepat dan kurang invasif dari biopsi inti, tidak
memerlukan anestesi lokal banyak (Seperti biopsi
inti, USG atau mammographik  menemukan benjolan
atau area yang akan dijadikan sampel )
Core Biopsi (Biopsi inti)

 Core biopsi merupakan prosedur lebih invasif


daripada biopsi aspirasi jarum halus  bius lokal, lebih
cepat , kurang invasif daripada biopsi bedah.
 Dalam beberapa kasusmencegah tindakan operasi.
 Tindakan Core Biopsi sayatan kecil (dipotong) dibuat
dalam kulit di atas benjolan, dan jarum dimasukkan
melalui insisi. Ketika ujung jarum berada di daerah yang
akan diperiksa, jarum cekung yang didesain khusus
digunakan untuk mengumpulkan sampel sel-sel yang
hadir. Jarum kemudian ditarik, dan sampel yang
diekstraksi.Hal ini dapat diulang sampai 5 kali (sampai
sampel dianggap cukup).
Indikasi Biopsi

 Lesi yang menetap lebih dari 2 minggu tanpa diketahui


penyebabnya
 Ulserasi yang menetap tidak menunjukkan tanda tanda
kesembuhan sampai 3 minggu
 Setiap penonjolan yang dicurigai sebagai suatu
neoplasma
 Lesi tulang yang tidak diidentifikasi setelah pemeriksaan
klinis dan radiologis
 Lesi hiperkeratotik yang menetap
Kontra indikasi Biopsi

 Infeksi pada lokasi yang akan dibiopsi (relatif)


 Gangguan faal hemostasis berat (relatif)
 Biopsi diluar daerah yang direncanakan akan dieksisi
saat operasi
SITOPATOLOGI

 Tujuan : untuk melihat keadaan sel terdeskuamasi baik


yang normal maupun yang mengalami
perubahan patologis.
 Pada prinsipnya secara fisiologis, sel-sel permukaan
terus menerus terdeskuamasi karena jaringan tubuh
terus mengalami pembaruan.
 Tingkat deskuamasi yang terjadi tergantung pada jenis
dan lokasi jaringan, fungsi jaringan, dan metabolisme
 Tujuan dari sitopatologi eksfoliatif mukosa oral adalah
membantu mendiagnosis lesi-lesi di rongga mulut yang
tidak terdiagnosis dengan pemeriksaan klinis saja dan
membutuhkan hasil yang cepat dan non-invasif dibanding
biopsi bedah.
 Metode sitologi eksfoliatif dapat dilakukan di jaringan lunak
rongga mulut seperti mukosa bukal, labial, lidah, serta
palatal dan gingival.
 Dilakukan pengambilan sel-sel dengan cara mengerok /
scraping atau menyikat / brushing mukosa oral untuk
mengambil sel-sel yang masih kontak dengan jaringan atau
yang sudah terdeskuamasi.
 Alat dan bahan yang diperlukan adalah spatel kayu atau
sikat, kaca objek, alkohol 70-95% untuk fiksasi, dan
pewarnaan Papanicolaou.
 Keuntungan dari sitopatologi eksfoliatif pada mukosa
oral adalah memperoleh hasil pemeriksaan penunjang
yang mudah, cepat, dan tidak menimbulkan luka yang
luas.
 Interpretasi dari sampel sitopatologi eksfoliatif yang
telah diambil juga harus dilakukan oleh ahlinya.

Anda mungkin juga menyukai