Prinsip2 Biopsi :
Harus dihindari teknik manipulasi yang kasar seperti menariknarik
dan menekan jaringan lesi, karena sel-sel mudah lepas dan
jaringan tumor mudah sobek sehingga dapat menyebar melalui
aliran darah atau limfe.
Daerah biosi atau pembedahan yang dilakukan sebelumnya harus
diangkat pada waktu pembedahan berikutnya
Daerah operasi biopsi dibilas dengan cairan seperti sublimat 1 :
500, Na Hipoklorit 0,35 % dengan pH 8,9-9,0, Cetrimide 1 %
Cetavlon, Savlon.
Untuk jenis atau ukuran lesi yang berbeda diperlukan fiksasi yang
berbeda pula. Semua spesimen biopsi harus segera diletakan di
kedalam formalin.
SLIDE 5 :
Tempat pemilihan area biopsi harus meliputi jaringan yang
mengalami perubahan dengan perluasan ke jaringan normal pada
dasarnya atau pada bagian tepinya
Jaringan nekrotik harus dihindari karena akan tidak berguna dalam
mendiagnosa
Pengambilan jaringan lebih baik dalam dan sempit daripada lebar
tetapi dangkal, karena perubahan sel pada superfisial akan
berbeda dengan bagian jaringan yang lebih dalam
EKSISI =
Biopsi eksisi adalah pengambilan seluruh lesi pada saat
prosedur diagnosa bedah dilakukan
Jaringan normal dikelilingi lesi juga harus dieksisi untuk
pengambilan secara total
Tidak hanya jaringan lesi yang berharga untuk dilakukan
pemeriksaan patologis, namun eksisi yang lengkap merupakan
bagian dari terapi definitif.
Indikasi bila pada pemeriksaan klinis terlihat lesi tersebut
adalah jinak, lesi terlihat lesi vaskular atau berpigmentasi.
Prinsip biopsi eksisi adalah keseluruhan lesi dengan 2 mm
sampai 3 mm jaringan normal disekelilingnya dieksisi
ASPIRASI =
diindikasikan untuk semua lesi yang diperkirakan berisi cairan
(kecuali mokokel) atau semua lesi intraosseous sebelum dilakukan
eksplorasi bedah.
Bila teraspirasi :
pus proses inflamasi atau infeksi.
udara terdapat keterlibatan kavitas tulang yang traumatik.
darah mengarahkan pada beberapa lesi (malformasi vaskular,
lesi vaskular, aneurysmal bone cysts, central giant cell granuloma
dan lesi lainnya)
Teknik aspirasi menggunakan jarum nomor 18 dengan syringe
nomor 5 sampai 10 mL. alat pemegang jarum suntik terbuat dari
metal sehingga tabung suntik duduk tepat pada pemegang
tersebut. Beberapa jenis alat pemegang tabung suntik antara lain
model Franze, Comeco Syringe Piston, dst
Daerah lesi diberi anestetikum dan jarum diinsersikan pada masa
dengan suatu kedalaman tertentu lokasi pusat cairan piston
ditarik ke arah proksimal dan tekanan di dalam tabung menjadi
negatif
Jarum digerakkan maju mundur aspirat (sejumlah sel lesi)
masuk ke dalam lumen jarum atau tabung suntik
Apabila aspirat sudah kelihatan pada muara jarum, pegangan
piston dilepaskan.
Sebelum jarum dicabut, piston dalam tabung suntik dikembalikan
pada tempat semula dengan melepaskan pegangan piston
tekanan di dalam tabung kembali seperti semula
jarum dibebaskan dari tabung suntik, piston ditarik ke arah
proksimal kemudian jarum disatukan kembalikan dengan tabung.
Lalu ujung jarum diletakkan di atas kaca obyek piston didorong
pelan-pelan dan aspirat diteteskan di atas kaca obyek dan dibuat
sedian apus
PUNCH =
Instrumen biopsi khusus untuk punch biopsi sebesar 6 mm dapat
digunakan.
Jaringan yang terambil berbentuk selinder yang melibatkan
mukosa labial dan kelenjar ludah submukosa
Alat punch biopsy yang digunakan pada mukosa bibir bawah
dengan tekanan ringan dan gerakan rotasi
DRILL BIOPSY =
menggunakan suatu alat khusus seperti bor (Modified Ellis biopsy
drill) dengan straight dental handpiece
spesimen dapat diambil sepanajang 1-2 cm dan diameter 1-4 mm.
Alat ini biasanya digunakan untuk mengambil spesimen lesi
central fibro-osseous pada rahang.
BIOPSI PADA JARINGAN LUNAK :
A. Anestesi
larutan diinjeksikan sekurang-kurangnya 1 cm menjauhi lesi dapat
menyebabkan distorsi pada spesimen
B. Stabilitas Jaringan
Beberapa metoda dapat digunakan untuk mendapatkan stabilisasi
jaringan. Bibir dapat dimobilisasi dengan jepit oleh jari asiten pada
kedua sisi area biopsi.
Teknik sutura retraksi atau dengan klip penjepit dapat digunakan untuk
stabilisasi lidah dan palatum lunak.
C. Hemostasis
Penggunaan suction selama biopsi sebaiknya dihindari Spesimen
yang kedil dapat dengan mudah teraspirasi.
D. Insisi
Digunakan scalpel yang tajam.
Elektrokauter sebaiknya dihindari.
Insisi berbentuk elips pada permukaan dan membentuk V pada dasar
lesi untuk memudahkan dalam penutupan luka.
E. Penanganan Jaringan
Penggunaan sutura traksi pada spesimen merupakan metoda yang baik
untuk menghindari trauma pada specimen
Penutupan Luka
Insisi elips pada mukosa lekat seperti gusi dan palatum tidak dapat
ditutup dengan rapat namun dapat diarahkan pada penyembuhan
sekunder.
Periodontal dressing luka yang lebar pada gusi atau palatum
kenyamanan pasien dan untuk memacu penyembuhan.
Biopsi pada dorsum atau lateral lidah sutura yang ditempatkan dalam
dan pada jarak yang dekat pada bagian dari lidah untuk
mempertahankan penutupan
Mukosa didiseksi dengan gunting tumpul pada sekeliling luka insisi pada
biopsi eksisi ke samua arah sehingga menghasilkan penutupan luka
tanpa tegangan
Anamnesis
- Biasanya tidak menimbulkan sakit, kecuali jika kista terinfeksi maka akan
timbul rasa sakit
- Riwayat infeksi gigi
- Keluhan wajah tampak asimetris
- Keluhan terkait sinusitis akut atau selulitis
Pemeriksaan fisik
- Pada kista yang terinfeksi akan menyebabkan nyeri tekan.
- Kista yang cukup besar dan terletak dipermukaan akan terasa lunak dan
bercelah
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan radiolografi panoramik, CT-Scan, MRI
- Histopatologis
- Biopsi, Pengiriman Dan Pengisian Data Biopsi :
Semua spesimen harus diberikan label dan diidentifikasi dengan data
demografi dari pasien dan dokter yang mengirim pada lembar kertas
pengiriman biopsi.
Riwayat penyakit dan gambaran klinis lesi harus diikutsertakan untuk
dikirim kepada ahli patologi.
Gambaran radiografis sebaiknya diberikan karena sangat berguna untuk
melihat lesi pada jaringan keras.
Multipel biopsi harus ditulis dan digambar secara rinci.
Setelah biopsi dilakukan, pasien diinstruksikan untuk kembali dalam 10
hari sampai 2 mingu