Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN BELAJAR MANDIRI

SKENARIO B BLOK 11

Disusun Oleh :

Nama: Vanessa Stepania

NIM: 04011382126196
Kelas: Omega
Kelompok: 15

Tutor: dr. Siti Saradeaz Fazzaura Putri, M. Biomed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


Learning Issue Pemeriksaan Tambahan

(Biopsi)

A. Definisi
Istilah biopsi berasal dari kata : ”bios” artinya hidup dan “opsis” artinya
melihat, jadi biopsi adalah mengambil sepotong jaringan yang masih dalam keadaan
hidup dan memeriksa secara mikroskopis. Kata biopsi diperkenalkan pertama kali
pada tahun 1879 oleh ahli penyakit kulit Perancis yang bernama Ernest Henri
Besneier (Hardy, 1959). Tujuan biopsi terutama adalah menegakkan diagnosis, selain
itu dapat pula digunakan untuk mengevaluasi perjalanan penyakit dan pengobatan.

B. Tujuan
Beberapa tujuan biopsi kulit antara lain :
1. Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis
2. Memantau perkembangan penyakit atau efek pengobatan
3. Menentukan luas tumor kulit
4. Sampel jaringan untuk dikultur (bakteri, jamur, atau virus)
5. Evaluasi penyusunan kembali gen atau genetika jaringan (limfoma sel T)
6. Menghilangkan jaringan untuk tujuan kosmetik

C. Jenis Biopsi
Berdasarkan teknik pengerjaannya, biopsi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis
yaitu:
1. Biopsi tertutup
Biopsi tertutup adalah biopsi yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum
biopsi melalui kulit (perkutan) untuk mendapatkan spesimen sel atau jaringan,
atau sering disebut istilah needle biopsy atau percutaneous biopsy.
Biopsi jarum yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara
disedot lewat jarum. Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal (hanya area
sekitar jarum) dan bisa dilakukan langsung atau dibantu dengan radiologi seperti
CT scan atau USG sebagai panduan bagi dokter untuk membuat jarum mencapai
massa atau lokasi yang diinginkan. Bila biopsi jarum menggunakan jarum
berukuran besar maka disebut core biopsi, sedangkan bila menggunakan jarum
kecil atau halus maka disebut fine needle aspiration biopsi.
Berdasarkan spesimen yang didapatkan dari teknik biopsi ini, maka biopsi
tertutup dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a) Biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH) atau Fine needle aspiration biopsy
(FNAB)
FNAB dilakukan dengan menggunakan jarum secara perkutan pada
daerah patologis kemudian dilakukan aspirasi. Jarum yang digunakan sangat
bervariasi dari mulai ukuran jarum spinal 22G, 18G, atau jarum 17G EZM
needle. Tusukan perkutan dilakukan beberapa kali dengan arah yang berbeda
dengan tujuan mendapatkan spesimen yang adekuat, karena umumnya tumor
muskuloskeletal adalah tumor yang heterogeny.

PROSEDUR
I. Alat
 Needle No 23G atau 24G
 Spuit dispossable 3ml
II. Bahan
1. Alkohol 96 % untuk fiksasi
2. Kapas alkohol untuk desinfeksi
3. Gelas objek
4. Reagen Giemsa untuk pewarnaan
5. Reagen Papanicoloau untuk pewarnaan
6. Reagen HE untuk pewarnaan

III. Spesimen
Tumor payudara, tiroid, kelenjar getah bening, kelenjar liur, kista,
tumor kulit, tumor jaringan lunak, dan lain-lain tumor yang terletak
dipermukaan tubuh

IV. Pelaksanaan

1. Dokter DPJP sudah mengisi formulir permintaan dengan lengkap


dan dipelajari dokter ahli Patologi Anatomik, status diberi nomor
khusus.
2. Teknisi menyiapkan staining jar berisi alkohol 96 %, needle dan
spuit, kapas desinfeksi dan gelas objek.
3. Dokter Spesialis Patologi Anatomik menjelaskan prosedur
pemeriksaan pada pasien.
4. Pakaian yang menutupi lokasi tumor disingkirkan.
5. Pasien disuruh berbaring atau duduk sesuai lokasi tumor
6. Dokter spesialis Patologi Anatomik melakukan pemeriksaan
terhadap massa tumor dan menentukan lokasi pengambilan bila
massa tumor lebih dari satu buah
7. Massa tumor difiksasi dengan jari telunjuk dengan ibu jari tangan
kiri.
8. Jarum ditusukkan ke massa tumor pada bagian yang padat.
9. Gagang spuit ditarik untuk mendapatkan tekanan negatif.
10. Jarum dilepaskan dari spuit, gagang spuit ditarik keluar.
11. Jarum dipasang kembali, kemudian spesimen didalam jarum
dikeluarkan ke kaca objek dengan melepaskan tekanan negatif dan
dibuat hapusan.
12. Sediaan diberi nomor sesuai dengan nomor pada formulir
permintaan pemeriksaan.
13. Hasil pemeriksaan dan pengambilan spesimen dicatat pada formulir
pemeriksaan oleh dokter spesialis Patologi Anatomik (misalnya
ukuran tumor, jumlah, konsistensi, berisi cairan atau tidak, warna
cairan, dan lain-lain)
14. Sediaan yang akan diwarnai dengan Giemsa dibiarkan kering di
udara, kemudian diwarna, diberi entelan dan ditutup dengan deck
glass, dan di periksa dibawah mikroskop.
15. Sediaan yang akan diwarnai dengan Hematoksilin Eosin
dimasukkan dalam staining jar, berisi alkohol 96 %, kemudian
diwarnai, diberi entelan, ditutup dengan deck glass, dan periksa
dibawah mikroskop.

b) Core needle biopsy (CNB)


CNB adalah teknik lain dari biopsi tertutup dengan menggunakan
jarum yang lebih besar. Ada beberapa variasi jarum yang digunakan pada
perkutan CNB. Tru-cut needle no. 14G dengan panjang maksimum 20 mm,
merupakan pilihan utama terutama pada tumor jaringan lunak. Pilihan lain
adalah jarum Jamshidi dengan dua ukuran diameter (8 dan 11) dan panjang (4
inchi = 101 mm dan 8 inchi = 203 mm), dengan diameter yang lebih besar
kuantitas jaringan yang didapat lebih baik. Pilihan terakhir adalah dengan
menggunakan Ackerman and Craig needle yang memiliki trokar dengan
kanula dalam dan luar. Jarum ini digunakan untuk penetrasi pada lesi
sklerosis dan korteks yang tebal.8,10,12 Angka kejadian negatif palsu lebih
rendah dan pemeriksaan arsitektur jaringan serta pemeriksaan lanjutan
(ancillary technique) dapat dilakukan, sehingga tipe dan grading histologi
dapat ditegakkan.

PROSEDUR
Core needle biopsy (CNB) termasuk prosedur biopsi yang sederhana. Hal
pertama yang dilakukan adalah menginjeksikan anestesi lokal ke area di
sekitar tumor. Anestesi lokal yang bisa diberikan misalnya lidokain.
Selanjutnya sebuah torehan dibuat di atas masa dengan menggunakan scalpel
dan blade nomor 11 untuk mempermudah masuknya ujung jarum. Jarum
kemudian ditusukkan di atas tumor. Operator menuntun jarum 4 ke arah tumor
dengan melakukan palpasi atau dengan panduan imaging menggunakan
mamografi atau ultrasound.5 Untuk mendapatkan jumlah sampel yang cukup,
insersi jarum dilakukan sebanyak 3-6 kali. Pasien mungkin merasakan adanya
sedikit tekanan pada saat biopsi, tapi pasien tidak akan merasakan adanya
nyeri yang signifikan. Apabila sampel jaringan sudah terambil, akan terdengar
bunyi “klik” dari jarum dan instrumen sampling. Setelah jarum dicabut,
dilakukan penekanan pada area biopsi selama kira-kira 5 menit, kemudian
dilakukan pembalutan pada area tersebut. Sampel diambil dari jarum dengan
cara melepaskan outer canula. Biasanya sampel yang diambil berukuran
panjang 0,75 cm dan diameter 0,16 cm. Sampel itu kemudian disimpan di
dalam larutan buffered formalin 10% dengan volume 15-20 kali volume
sampel dan dikirim ke laboratorium patologi anatomi untuk didiagnosis.
2. Biopsi terbuka
Biopsi terbuka adalah teknik biopsi dengan melakukan insisi ataupun eksisi
dari lesi patologis secara langsung melalui prosedur pembedahan terbuka. Biopsi
terbuka merupakan standar emas dalam menegakkan diagnosis pada tumor tulang
dan jaringan lunak dengan akurasi mencapai 98%.27 126.

Biopsi terbuka dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu:

1) Biopsi insisi
Biopsi insisi dilakukan dengan pembedahan terbuka dengan cara
mengambil sebagian spesimen jaringan pada daerah yang paling
representatif. Hindari mengambil spesimen dari zona reaktif, yang sangat
sedikit mengandung sel tumor, dan bagian tengah lesi, untuk menghindari
bagian nekrotik. Lokasi pengambilan spesimen biopsi insisi dapat
direncanakan dengan bantuan 127 Biopsi pada Muskuloskeletal Tumor
pemeriksaan radiologis pre operatif. MRI sangat membantu untuk
visualisasi tumor jaringan lunak atau komponen jaringan lunak pada tumor
tulang, terutama hubungannya dengan struktur neurovaskular dan
ekstensivitas dari tumor. CT sangat membantu untuk mengevaluasi
integritas dari tulang atau destruksi tulang dan mineralisasi atau sklerosis
pada lesi tulang.
Biposi insisi yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan
dengan pisau bedah. Anda akan dibius total atau lokal tergantung lokasi
massa, lalu dengan pisau bedah, kulit disayat hingga menemukan massa
dan diambil sedikit untuk diperiksa.
Teknik ini dapat digunakan untuk lesi besar dan secara patologi
kedalamannya hingga ke dermis bawah atau subkutis. Prinsip teknik ini
aitu mengambil seluruh lesi atau sebagian lesi yang berbatasan dengan
kulit normal, bertujuan untuk penegakan diagnosis, sering dilakukan pada
penyakit-penyakit yang dicurigai inflamasi.
Perbedaannya dengan teknik eksisi, pada eksisi jaringan lesi diambil
seluruhnya. Pelaksanaannya menggunakan skalpel nomor 15 dengan
membuat sayatan tegak lurus permukaan kulit pada kedua sisi lesi
(Gambar 8a-c). Skalpel menyayat hingga ke dalam kulit, berjalan miring
hingga ke bagian tengah dan mencapai kedalaman sayatan kulit dengan
tepat. Lesi dilepaskan dari jaringan sekitar menggunakan pinset dan
gunting. Perdarahan dihentikan dengan elektrokauter, atau dengan
menjahit bagian dalam kulit menggunakan benang yang diserap
(absorbable), dan penutupan luka dijahit dengan benang yang tidak diserap
(non-absorbable).
Sumber: Teknik-teknik Biopsi Kulit Jurnal CDK.

2) Biopsi eksisi
adalah prosedur pembedahan dengan mengambil secara komplit lesi
patologis untuk keperluan pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan
histopatologi sangatlah penting untuk mengetahui tipe tumor dan juga
batas dari tumor (margin), terutama pada tumor yang belum jelas apakah
jinak atau ganas. Pada tumor jinak maka biopsi eksisi dapat menjadi terapi
definitif.
Biopsi eksisional yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai
untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Metode ini dilakukan di
bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa dan biasanya
dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada metastase atau
penyebaran tumor.
Biopsi eksisi disebut juga eksisi elips hingga ke jaringan lemak
subkutan, biasanya digunakan untuk pemeriksaan histopatologi.
Dianjurkan untuk lesi-lesi yang dicurigai sebagai keganasan, khususnya
melanoma maligna; untuk pemeriksaan histopatologis sebagai penentu
diagnosis dan derajat tumor, lesi diambil seluruhnya. Perbandingan elips
3 : 1 dengan sudut elips sekurang-kurangnya 30° pada tepi lesi, jarak kulit
normal dari tepi lesi 1-3 mm dan kedalaman lesi hingga jaringan lemak
subkutan serta sekitarnya. Pengambilan lesi menggunakan pisau atau
skalpel no.15, dipegang seperti memegang pensil, dengan arah tegak lurus
permukaan kulit, membentuk sayatan elips. Diperlukan penjahitan luka
(Gambar 7a – c).
Sumber: Teknik-teknik Biopsi Kulit Jurnal CDK.

3) Biopsy jarum dengan bantuan endoskopi. Prinsipnya sama yaitu pengambilan


sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini menggunakan
endoskopi sebagai panduannya. Cara ini baik untuk tumor dalam saluran tubuh
seperti saluran pernafasan, pencernaan dan kandungan. Endoskopi dengan
kamera masuk ke dalam saluran menuju lokasi kanker, lalu dengan jarum
diambil sedikit jaringan sebagai sampel.
4) Punch biopsy. Biopsi ini biasa dilakukan pada kelainan di kulit. Metode ini
dilakukan dengan alat yang ukurannya seperti pensil yang kemudian ditekankan
pada kelainan di kulit, lalu instrument tajam di dalamnya akan mengambil
jaringan kulit yang ditekan. Anda akan dibius lokal saja dan bila pengambilan
kulit tidak besar maka tidak perlu dijahit.

D. Indikasi dan Kontraindikasi


Beberapa indikasi utama biopsi kulit yaitu:
a. Setiap lesi ulseratif progresif harus dibiopsi, jika muncul pada atau lebih dari 3
minggu dan pada kasus yang gagal terapi dalam 3 minggu pengobatan .
b. Muncul massa dalam atau lebih dari 3 minggu
c. Lesi yang mengganggu fungsi lokal normal rongga mulut
d. Bercak putih pada membran mukosa, terutama yang berbentuk seperti kutil
e. Pada beberapa kasus, eksisi luas lesi dapat menentukan diagnosis dan terapi

Tidak ada kontraindikasi prosedur tindakan biopsi kulit, beberapa hal yang tidak
boleh dilakukan, yaitu:

a. Jika keadaan umum pasien buruk


b. Jika dalam keadaan infeksi akut, virulen, dan piogenik

E. Komplikasi Biopsi
a. Perdarahan Pada jaringan banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh ini
dapat terpotong dan akan menimbulkan perdarahan.
b. Infeksi Biopsi membuat luka, merupakan tempat masuknya kuman.
c. Traksi kulit Jika terjadi traksi kulit, luka menjadi lama sembuh
Analisis Masalah

1. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan tambahan?

Dari 3 pemeriksaan tambahan pada pasien, biopsi eksisi, aspirasi jarum, dan pengecatan ziehl
neelsen. Didapatkan hasil sebagai berikut:

Pemeriksaan Hasil

Biopsi eksisi Reaktif limfadenopati akibat toxoplasmosis

Aspirasi jarum Limfadenitis kronis granulomatosa

Pengecatan ziehl Negatif TB


neelsen
DAFTAR PUSTAKA

Maman Abdurahman ,Wiganda, Dimyati Achmad. 2007. Akurasi Pemeriksaan Biopsi


Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) dalam Diagnosis Keganasan Kelenjar Getah Bening
Leher. Jurnal Bedah Indonesia

Wardhani ,Savitri Restu., etc all. 2015. Biopsi dalam Bidang Dermatologi. Journal of
Medicine and Health

Sitorus,Erlina Pricilla.,etc all. 2018. Teknik-teknik Biopsi Kulit. Jurnal CDK

Widyastuti,Reni., etc all. Core Needle Biopsy Pada Tumor Payudara. Universitas Udayana

Anda mungkin juga menyukai