1. Pendahuluan
Proses pembentukan dentin tidak selamanya dapat berlangsung secara normal. Pada DI
dentin dapat mengalami gangguan berupa penurunan kandungan mineral akibat sedikitnya
kristal hidroksi apatit serta peningkatan kandungan air dalam matriks ekstraseluler dentin
yang mengakibatkan terjadi gangguan pada struktur dentin. DI terjadi pada periode
perkembangan histodiferensiasi gigi dan dapat mengenai gigi sulung maupun gigi tetap.
Cacat pertumbuhan dan perkembangan DI diturunkan secara autosomal dominan yang terjadi
pada satu dari 8.000 kelahiran.
2. Pengertian
Dentinogenesis Imperfekta (DI) merupakan gangguan pembentukan dentin yang bersifat
herediter, dimana terjadi anomali pada struktur dentin. Gangguan ini menyebabkan
kerusakan matriks predentin yang mengakibatkan dentin sirkumpulpa tidak terbentuk dan
tidak teratur DI adalah suatu penyakit keturunan yang dominan yang tidak terpaut dengan
jenis kelamin, ini terlihat dengan frekwensi yang seimbang pada pria dan wanita. DI dapat
terjadi sendiri atau gabungan dengan kelainan mesodermal lainnya yaitu Osteogenesis
Imperfekta (OI) yang merupakan penyakit kerapuhan tulang
3. Klasifikasi
DI secara klinis diklasifikasikanatas 3 tipe yaitu:
1.Tipe I (Dentinogenesis Imperfekta) Kondisi ini merupakan satu dari beberapa
manifestasi penyakit tulang yang secara umum disebut Osteogenesisi Imperfekta (OI)
yang diturunkan secara autosomal dominan
2.Tipe II (Dentin Opalescent Herediter) Kondisi ini juga dikenal sebagai dentin
transparan herediter yang tidak disertai oleh OI dan diturunkan sebagai suatu rantai
perikatan autosomal dominan.
3.Tipe III (Tipe Brandywine) Kelainan ini disebut menurut tempat pertama kali kelainan
ini ditemukan yaitu pada tiga kelompok ras penduduk diantaranya orang Indian, orang
Negro dan orang kulit putih yang hidup terisolasi di Maryland yang dikenal sebagai
populasi Brandywine yang menunjukkan beberapa penyimpangan
Sebuah silsilah dari suatu keluarga besar di AS dengan DI ditunjukkan pada gambar 1
yang memetakan 2 genotip yaitu Dd (yang terkena) dan dd (normal) dapat menghasilkan
hanya 2 jenis turunan, yaitu yang terkena dengan yang tidak terkena pada ratio yang sama
(Gambar 1), sebab kombinasi gamet adalah hal yang acak, semua kombinasi gamet dapat
menghasilkan turunan yang terkena dan yang tidak pada jumlah yang sama.
5. Manifestasi
DI muncul selama periode perkembangan histodiferensiasi gigi yaituproses
pembentukan sel-sel spesialisasi yang mengalami perubahan histologis dalam
susunannya. DI terjadi akibat defisiensi fosfoprotein dentin yang berperan penting dalam
dentinogenesis yang berlangsung pada fase maturasi dentin Fosfoprotein mengandung
protein yang berperan penting dalam
kalsifikasi dentin seperti fosforesin. Proses maturasi dentin mulai berkembang bila
vesikel matriks pada sel-sel odontoblas mulai muncul. Vesikel matriks mengandung
membran yang kayaakan fosfatidilserin yang memiliki kemampuan dalam mengikat
kalsium. Akibat dari defisiensi fosfoprotein ini proses kalsifikasi dentin akan terganggu
sehingga fosfatidilserin tidak berfungsi sebagaimana mestinya . Hodge dkk (1940)
melaporkan bahwa sifat fisik dan kimiawi dentin yang abnormal menunjukkan adanya
kalsifikasi yang secara kimiawi, memiliki kandungan air yang tinggi sekitar 15-20 %
sedangkan yang normal 8-10 %. Terdapat juga kandungan inorganik yang rendah sekitar
70-75 % sedangkan yang normalnya 80-85 %, sehingga secara fisik,kekuatan mikronya
lebih rendah dari normal. Akar gigi menunjukkan peningkatan kecendrungan menjadi
fraktur ketika dikenai oleh tekanan yang ringan sekalipun.