Anda di halaman 1dari 16

Suci Xaviera Wardhani

Smngt 1/3 apikal liburan

Skenario 12 3. Macam-macam Penyebab Perubahan Warna Gigi


Sumber: Grossman’s Endodontic Practice, 5th ed.
1. Mekanisme Diskolorasi Gigi akibat Trauma  Diskolorasi Ekstrinsik
• Di permukaan luar gigi
Trauma
• Diskolorasi ekstrinsik dibagi menjadi daily acquired
 Menghasilkan bayangan pink gelap yang dalam stains dan chemicals (senyawa kimia)
beberapa hari berubah menjadi pink kecoklatan • Daily acquired stain  plak, makanan dan minuman,
 Pada orang muda  pigmentasi merupakan hasil penggunaan tobacco, poor oral hygiene, kalkulus
perombakan eritrosit pada tubuli dentin, sehingga perenang, pendarahan gingival
mahkota diskolorasi. • Chemicals  chlorhexidine, metallic stains
 Mekanisme • Diskolorasi hijau berhubungan dengan membran
Nasmyth pada anak-anak, tea & tobacco stains  bisa
Trauma dihilangkan dengan scaling dan polishing selama
profilaksi gigi
Pulpa tidak dapat bertahan terhadap trauma
• Mudah dihilangkan karena noda mengenai
permukaan melalui gaya van der Waals dan short-
Pembuluh darah pada pulpa pecah
range interaction (hydration force, hydrophobic
Perombakan hemoglobin
interaction, ikatan hydrogen)
• Silver nitrate stains  sulit dihilangkan tana grinding
Pembentukan senyawa berwarna mengandung hemin, hematin, karena noda penetrasi ke permukaan mahkota
hematoidin, hematofirin, hemosiderin • Klasifikasi Nathoo (1997):
1. N1 (direct dental stain)  kromogen (material
Berdifusi ke tubuli dentin berwarna) terikat ke permukaan gigi  tooth
discoloration. Warna dental stain sama dengan
Hidrogen sulfide memproduksi bakteri ke hemoglobin warna kromogen
2. N2 (direct dental stain)  kromogen berubah
Bayangan pink kegelapan pada gigi warna setelah terikat ke permukaan gigi

Pink kecoklatan seiring berjalannya waktu


Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

3. N3 (indirect dental stain)  prechromogen -Dentinogenesis imperfecta  coklat, biru


(material tidak berwarna) terikat ke gigi  reaksi b) Kondisi sistemik:
kimia  stain. -Jaundice Biru kehijauan, coklat, ungu kecoklatan
• Tabel penyebab dan warna -Porhyria
Penyebab Ekstrinsik Warna c) Medikasi selama perkembangan:
Cigarettes, pipes, cigars, chewing Kuning kecoklatan - hitam -Tetrasiklin Coklat, abu-abu, hitam
tobacco, marijuana -Fluoride
Kopi, teh, makanan Kuning atau kecoklatan
d) Produk tubuh:
Poor oral hygiene Putih, kuning, coklat, abu-abu,
hitam -Bilirubin  biru kehijauan, coklat
-Hemoglobin  abu-abu, hitam
e) Perubahan pulpa:
 Diskolorasi Intrinsik -Obliterasi saluran pulpa  kuning
• Diskolorasi intrinsic dibagi menjadi pre-erupsi dan -Nekrosis pulpa
pasca-erupsi ▪ Dengan hemorrhage  abu-abu, hitam
• Pre erupsi: penyakit (alkaptonuria, hematological ▪ Tanpa hemorrhage  kuning, coklat
disorder, penyakit enamel dan dentin, penyakit hati) keabuan
dan medikasi (tetrasiklin stain dan penggunaan
antibiotic lain, fluorosis stain) f) Penyebab iatrogenic:
-Trauma selama ekstirpasi pulpa  abu-abu,
• Post-erupsi: perubahan pulpal, trauma, dentin
hitam
hiperkalsifikasi, karies, material restorative,
-Sisa jaringan di kamar pulpa  coklat, abu-abu,
penambahan usia, perubahan fungsional dan
hitam
parafungsional
-Material restorative  coklat, abu-abu, hitam
• Material kromogenik terdapat pada enamel atau
-Material endodontic  abu-abu, hitam
dentin, masuk selama odontogenesis atau erupsi gigi
• Warnanya ditentukan dari sifat optic enamel dan  Penyebab Diskolorasi Gigi
dentin dan interaksinya dengan cahaya • Diskolorasi gigi dapat terjadi selama atau setelah
• Macam-macam penyebab dan warna: pembentukan enamel dan dentin
a) Kondisi genetik:
-Amelogenesis imperfecta  coklat, hitam
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

• Beberapa diskolorasi muncul setelah erupsi gigi 2. Pendarahan Intrapulpal


dan lainnya merupakan hasil prses prosedur
-Intrapulpal hemorrhage berhubungan dengan impact
dental
injury pada gigi yang menyebabkan gangguan
• Diskolorasi terbagi menjadi natural (acquired)
pembuluh darah coronal  pendarahan  lisis
dan iatrogenic (inflicted)
eritrosit.
• Natural / Acquired Discoloration
1. Pulp Necrosis -Sisa-sisa pecahnya sel darah  resolve  gigi
-Disintegrasi jaringan sisa pulpa yang teriritasi memperoleh warna aslinya
oleh bakteri, kimiawi, atau mekanis, dilepaskan
Pendarahan Pulpa selama Ekstirpasi
dalam bentuk senyawa berwarna ke tubules dan
menodai gigi  Diskolorasi dapat terjadi jika pendarahan berlebihan
-Tingkat diskolorasi berkaitan dengan lama pulpa selama ekstirpasi pulpa
mengalami nekrosis  semakin lama senyawa  Pendarahan  indikasi adanya fragmen pulpa vital pada
diskolorasi muncul pada kamar pulpa, semakin saluran akar
besar diskolorasi  Kamar pulpa dan saluran akar harus diirigasi
-Bisa dihilangkan dengan bleaching internal keseluruhan, untuk mencegah diskolorasi, dengan
- Sulit di-notice, baru terlihat perubahannya beberapa menghilangkan darah dari tubuli dentin
bulan setelah kematian pulpa  pembentukan
senyawa berwarna yang lambat

3. Calcific Metamorphosis
-Merupakan pembentukan dentin tersier secara
ekstensif pada kamar pulpa atau dinding saluran
-Merupakan kondisi deposisi jaringan keras secara cepat
ke dalam saluran akar.
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

-Terjadi pada impact injury dan tidak pada nekrosis Dentin sekunder mempengaruhi sifat transmisi cahaya, sehingga
pulpa terdapat gangguan suplai darah yang bersifat warna gigi jadi lebih opaque
temporer dan penghancuran odontoblast parsial.
-Makanan dan minuman juga memiliki efek diskolorasi
-Odontoblas digantikan oleh sel-sel mesenkim yang kumulatif karena inevitable cracking dan perubahan enamel
undifferentiated pada dentin tersier pada dinding kamar serta perubahan dentin di bawahnya
pulpa dan saluran akar
-Bleaching yang dilakukan adalah external bleaching
karena diskolorasi berada di permukaan enamel.
-Mahkota tampak “flat” karena translucencynya
berkurang dan tampak diskolorasi kekuningan atau
kuning kecoklatan.
5. Developmental Defects
-Pulpa biasanya vital dan tidak membutuhkan PSA a) Endemic fluorosis
-Adanya pemasukkan fluoride yang berlebih selama
pembentukan gigi menghasilkan defek pada struktur mineral
-Fluoride yang berlebih selama masa odontogenesis
menyebabkan kerusakan pada matriks enamel sehingga gigi
hypoplasia
-Tampak klinis gigi hypoplasia: chalky
-Jika pasien ingin memperbaiki warna, disarankan
-Permukaannya porus sehingga menyerap stain dari chemical
dengan external bleaching terlebih dahulu, jika berhasil lanjut ke
pada rongga mulut
PSA dan internal bleaching.

b) Obat-obatan Sistemik
4. Usia
-Contohnya konsumsi obat tetrasiklin pada anak-anak
-Pada pasien yang lebih tua, gigi mengalami aposisi dentin
menyebabkan diskolorasi bilateral  gigi yang terkena pada
 perubahan ketebalan dan sifat optic enamel
kedua lengkung rahang
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

-Tetrasiklin  diskolorasi berupa kuning kecoklatan hingga ▪ Kerusakan terbatas pada enamel dan bisa berupa
abu-abu gelap, bergantung jumlah, frekuensi, tipe tetrasiklin hipokalsifikasi dan hipoplastik
yang dikonsumsi dan usia pasien. ▪ Hipokalsifikasi  tampak area kecoklatan atau putih pada
aspek fasial mahkota, enamel terbentuk dengan baik dan
-Diskolorasi tetrasiklin berdasarkan keparahan
utuh permukaannya, terasa keras, area kecoklatan bisa
diklasifikasikan menjadi:
dihilangkan dengan bleaching menggunakan teknik acid
a) First-degree  kuning terang, coklat terang, abu terang, dan pumice
terjadi secara seragam sepanjang mahkota tanpa pola ▪ Hipoplasia  enamel yang dihasilkan cacat dan porus,
dapat karena herediter (amelogenesis imperfecta) atau
b) Second-degree  lebih intense dan tanpa diikuti pola
akibat faktor lingkungan. Selama pembentukan gigi
c) Third-degree  sangat intense, mahkota klinis matriks mengalami perubahan dan tidak termineralisasi
menunjukkan adanya pola warna yang horizontal, biasanya pada dengan baik. Enamel yang porus menyerap stains dari oral
area cervical cavity.

-Tetrasiklin terikat ke kalsium, lalu bergabung dengan kristal d) Diskrasia Darah dan faktor lain
hidroksiapatit pada enamel dan dentin.
-Kondisi sistemik yang beragam dapat menyebabkan lisis
-Kebanyakan tetrasiklin ditemukan pada dentin. eritrosit yang besar.

-Paparan matahari kronis terhadap gigi akan bergabung -Jika hal ini terjadi pada pulpa di usia muda, hasil pemecahan
dengan obat menghasilkan sisa oksidasi tetrasiklin berwarna darah bergabung bersama  diskolorasi pada dentin yang
ungu kemerahan  diskolorasi lebih jauh. sedang terbentuk

-Perawatan: 1) external bleaching namun hanya terbatas -Contoh: diskolorasi parah pada gigi primer yang diikuti
sampai diskolorasi yang terang dan kekuningan, membutuhkan eritroblastosis fetalis.
pertemuan yang lebih banyak 2) PSA diikuti internal bleaching
-Erythoblastosis fetalis: penyakit ini pada janin, bayi baru lahir,
lebih efektif pada semua degree dan menunjukkan hasil
menghasilkan faktor incompatibility Rh  lisis sistemik eritrosit
perawatan yang lebih memuaskan
 pigmen hemosiderin lalu menodai dentin yang sedang
terbentuk

c) Kerusakan pada Pembentukan Gigi


Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

-Hipoplasia kronologis: terjadi akibat demam tinggi selama B) Sisa jaringan pulpa
pembentukan gigi, merupakan gangguan temporer pembentukan
✓ Pulp horn harus dibuka dan dipaparkan selama akses
enamel dan menghasilkan permukaan cacat berpola dan terdapat
untuk memastikan semua sisa jaringan pulpa telah
noda
terangkat dan mencegah retensi sealaer
-Porphyria: penyakit metabolic yang menyebabkan gigi desidui ✓ Fragmen pulpa pada mahkota, biasanya di pulp horn,
dan permanen memiliki diskolorasi merah atau kecoklatan menyebabkan diskolorasi
-Thalassemia dan anemia sel sabit: menyebabkan diskolorasi C) Intracanal Medicaments
intrinsic kebiruan, coklat, atau hijau
✓ Beberapa medikamen berpotensi menyebabkan
-Amelogenesis imperfecta: diskolorasi kekuningan atau diskolorasi pada dentin
kecoklatan ✓ Medikasi intracanal berbasis phenolic atau iodoform
yang di-seal pada ruang saluran akar, berkontak
-Dentinogenesis imperfecta: diskolorasi ungu kecoklatan,
langsung dengan dentin  terkadang dalam kurun
kekuningan, atau abu-abu
waktu lama, dapat penetrasi dan oksidasi  senyawa
ini memiliki kecenderungan diskolorasi pada dentin

• Diskolorasi iatrogenic/inflicted D) Restorasi Coronal (Filling Materials)


-Disebabkan oleh chemical dan material yang beragam pada
✓ Diskolorasi akibat filling material bergantung pada
kedokteran gigi
jenis material yang digunakan.
-Diskolorasi yang berkaitan dengan endodontic:
A) Material Obturasi Restorasi Logam
✓ Pembuangan material secara incomplete dari kamar
✓ Amalgam penyebab diskolorasi terburuk karena
pulpa pada saat perawatan menyebabkan diskolorasi
berwarna gelap  dentin berubah jadi abu-abu
gelap  obturasi material harus dihilangkan di area
gelap
cervical ke gingival margin untuk mencegah
✓ Jika digunakan untuk restorasi preparasi akses,
diskolorasi
amalgam mendiskolorasi mahkota
✓ Sisa sealaer (zoe atau plastic) bisa menggelapkan
✓ Diskolorasi susah untuk dibleach
seiring waktu
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

✓ Silver amalgam  stain berupa abu terang ke abu


gelap
Klasifikasi Etiologi Intrinsik berdasarkan pre-erupsi/post-erupsi
✓ Copper amalgam  stain berupa biru kehitaman
atau hitam PRE-ERUPSI
✓ Stain dari amalgam terjadi apabila dinding
 Terjadi saat odontogenesis dan mengganggu
dentinalnya tipis, material filling memantulkan
perkembangan enamel dan dentin
cahaya ke enamel
✓ Diskolorasi akibat kesalahan penempatan metal a) Alkaptonuria: pigmentasi coklat gelap pada gigi primer,
pin dan prefabricated post pada gigi anterior  penyakit autosom resesif yg menyebabkan oksidasi lengkap
terjadi karena logam terlihat melalui komposit dari tirosin dan fenilalanin  peningkatakan asam
atau struktur gigi homogentisic
✓ Diskolorasi pada amalgam disebabkan oleh
visibilitas restorasi melalui struktur gigi yang b) Penyakit hematological
translusen • Eryhtoblastosis fetalis: penyakit darah akibat faktor
✓ Perlu penggantian restorasi logam dengan inkompatibilitas Rh  noda biasanya berwarna hijau,
komposit coklat, kebiruan
Komposit • Congenital porphyria: gangguan porphyrin metabolism,
ciri-cirinya kelebihan produksi uroporphyrin, pada gigi
✓ Microleakage pada komposit menyebabkan desidui dan permanen menunjukkan diskolorasi merah
diskolorasi atau coklat. DI bawah cahaya uv, gigi menunjukkan
✓ Margin terbuka  chemical penetrasi di antara fluorescence merah
restorasi dan strktur gigi  menimbulkan stain • Anemia sel sabit: penyakit diskrasia darah, ciri-cirinya
pada dentin di bawahnya eningkatan hemolysis sel darah merah, noda pada gigi
✓ Komposit bisa diskolorasi dalam jangka waktu mirip seperti erythroblastosis fetalis tapi diskolorasi lebih
tertentu dan merubah warna shade mahkota severe
✓ Kondisi tsb diatasi dengan mengganti restorasi
komposit dengan restorasi baru yang well-sealed c) Penyakit pada enamel dan dentin
dan estetik, dengan internal bleaching terlebih Gangguan pembentukan enamel:
dahulu.
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

• Amelogenesis imperfecta: gangguan perkembangan


struktur enamel karena adanya penyakit sistemik,
diklasifikasikan menjadi hipoplastik, hipokalsifikasi dan
hipomaturasi

-Kekurangan vitamin c dan vitamin A  adanya pit pada


gigi
-Adanya penyakit childhood selama odontogenesis seperti
demam exanthematous, malnutrisi, penyakit metabolic,
juga bisa mempengaruhi

• Fluorosis: staining disebabkan oleh asupan fluoride yang


Gangguan pembentukan dentin:
berlebih selama masa pembentukan enamel 
merangsang perubahan metabolic pada ameloblast  • Dentinogenesis imperfecta: kelainan autosom dominan,
enamel memiliki matriks yang cacat dan struktur pada dentin, berkaitan dengan amelogenesis imperfecta,
hipomineralisasi irregular. warnanya bervariasi dari abu-abu ke brownish violet ke
Ciri-ciri: yellowish brown dengan ciri khas translucent atau
-Area abu-abu atau putih opaque pada gigi bayangan opalescent.
-Diskolorasi kuning-coklat pada enamel
-Perubahan moderate sampai severe adanya pit dan
diskolorasi kecoklatan pada permukaan
-Adanya korosi severe dengan diskolorasi coklat gelap,
hilangnya sebagian besar enamel
-Kekurangan vitamin d  bercak putih hypoplasia pada
gigi
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

• Tetrasiklin dan minosiklin: diskolorasi akibat asupan


tetrasiklin dan minosiklin berlebih selama perkembangan
gigi, molekul tetrasiklin bergabung dengan kristal
hidroksiapatit dan membentuk tetrasiklin
orthophosphate  diskolorasi gigi

b) Trauma
-Kecelakaan pada gigi menyebabkan perubahan degenerative
pada pulpa dan enamel dan mengganggu warna gigi.
Pendarahan pulpa menyebabkan diskolorasi grayish dan
Klasifikasi tetrasiklin: tampak nonvital. Kecelakaan menyebabkan pendarahan
-First degree (mild): yellow-gray, menyebar secara sehingga ada lisis RBCs dan pembebasan besi sulfide yang
seragam ke gigi, tidak membentuk pola memasuki dentinal tubuli sehingga diskolorasi
-Second degree (moderate): yellow brown-dark gray,
pola sedikit
-Third degree (severe staining): blue gray atau black, ada
pola
-Fourth degree: stain begitu gelap, bleaching tidak efektif

POST-ERUPSI
a) Perubahan pulpa c) Dentin hiperkalsifikasi

-Nekrosis pulpa akibat bakteri, iritasi mekanis atau kimiawi -Akibat adanya elemen irregular berlebih pada kamar pulpa dan
ke pulpa, menghasilkan produk disintegrasi yang memasuki dinding saluran akar, menyebabkan penurunan translusensi dan
tubuli dentin dan menyebabkan diskolorasi. diskolorasi yellowish atau yellow brown.
d) Dental caries
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

-Secara umum gigi tampak diskolorasi di sekitar area stagnasi f) Aging


bakteri dan restorasi yang bocor
-Perubahan enamel  penipisan dan perubahan tekstur enamel
-Deposisi dentin  adanya deposit dentin sekunder dan tersier,
pulpa stone menyebabkan perubahan warna gigi
g) Perubahan fungsional dan parafungsional
-Tooth wear dapat memberi tampak yang lebih gelap karena gigi
kehilangan permukaannya dan paparan dentin yang lebih
kuning lebih mudah mengalami perubaha warna dengan
e) Restorative material dan dental procedures penyerapan cairan oral dan deposisi dentin reparative.

-Akibat sealer endodontic dan material restorative


Klasifikasi Diskolorasi Ekstrinsik
Daily acquired stains
• Plak: pelikel dan plak pada permukaan gigi  tampak
yellowish gigi
• Makanan dan minuman: the, kopi, red wine, curry, kola,
yang berlebihan
• Tobacco: stain warna coklat-hitam
• Poor oral hygiene: green stain, brown stain, orange stain
• Kalkulus perenang: ada noda yellow-dark brown pada
permukaan facial dan lingual gigi, akibat paparan air
kolam renang yang terlalu lama
• Pendarahan gingival
Chemicals
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

• Chlorhexidine stain: menyebabkan warna yellowish cahaya, sehingga menimbulkan warna pada stain dan
brown-brownish akibat penggunaan chlorhexidine mereduksi/eliminasi diskolorasi
• Metallic stains: diakibatkan logam dan garam logam,  Kontraindikasi bleaching:
yang masuk ke rongga mulut dalam bentuk debu,
-Poor case selection  pasien dengan masalah emosional atau
biasanya pada pekerja pabrik
psikologikal
-Debu tembaga: hijau
-Debu besi: coklat -Hipersensitivitas dentin
-Merkuri: greenish black
-Gigi yang direstorasi secara ekstensif  tidak memiliki
-Nikel: green
enamel untuk merespon bleaching dengan baik
-Silver: black
-Gigi dengan tanda dan retakan hipoplastik  akan
meningkatkan kontrasnya titik putih opaque dengan struktur
BLEACHING gigi normal
 Bleaching: pemutihan warna gigi dengan aplikasi agen -Restorasi yang cacat dan risiko bocor
chemical untuk mengoksidasi pigmentasi organic pada
gigi
 Tujuan: pengembalian warna gigi semula dengan oksidase IDEAL BLEACHING AGENTS :
kuat yang disebut bleaching agent
1. Mudah diaplikasikan pada gigi
 Material bleaching bisa jadi reduktor atau oksidator, tapi 2. pH netral
kebanyakan oksidator 3. Memutihkan gigi secara efisien dengan
 Material bleaching: larutan hydrogen peroksida, sodium jumlah yang minimal
perborate, bamida peroksida. 4. Tidak mengiritasi jaringan oral
 Sodium perborate  internal bleaching 5. Tidak merusak gigi
 Hidrogen peroksida + carbamide peroxide  external 6. Berkontak dengan jaringan oral dengan waktu yang
singkat
bleaching
 Mekanisme bleaching: penguraian molekul organic
kompleks (dengan berat molekul tinggi) menjadi molekul
lebih sederhana yang merefleksikan panjang gelombang
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

Hydrogen Peroxide (5%-35%) ✓ Pada preparasi gel mengandung glycerine, sodium stannate,
phosphoric/citric acid, serta ditambahkan rasa
✓ Clear, colorless, odourless liquid yang disimpan didalam light proof ✓ Pada beberapa sediaan, ditambahkan carbopol (water-solluble
bottles resin) untuk memperpanjang pelepasan active peroxide dan
✓ Merupakan oxidizer yang kuat pada konsentrasi yang tinggi (30%- meningkatkan shelf-life
35%) dapat bleach dengan cepat ✓ Menyebabkan kerusakan pada gigi dan mukosa sekitarnya, namun
✓ Namun peroxide dengan konsentrasi yang rendah juga dapat hanya sedikit sekali
bleach dengan effective hanya saja waktu pengaplikasian lebih ✓ Mempengaruhi bond strength resin compsosite dan marginal
lama sealnya sehingga harus hati-hati
✓ Bersifat unstable, mudah kehilangan oksigen, dan dapat meledak ✓ Digunakan untuk EXTERNAL BLEACHING
jika tidak disimpan di ruangan gelap atau refrigerator
✓ Harus di tangani dengan hati-hati untuk mencegah kontak dengan FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS BLEACHING :
membrane mukosa karena memiliki efek membakar
✓ Dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan Sodium 1. pH bleaching agent
Perborate pH basa  oksigen aktif lebih banyak  bahan bleaching mudah
beradaptasi dan mengurangi efek samping
2. Konsentrasi
Sodium Perborate (95% perborate, 9,9% oxygen)
Semakin tinggi, semakin cepat proses bleaching
✓ White powder form 3. Suhu
✓ Terdapat 3 tipe : Monohydrate, Trihydrate, Tetrahydrate Semakin tinggi suhu, semakin cepat proses bleaching
✓ Ketiganya memiliki kadar oksigen yang berbeda sehingga 4. Waktu
menentukan efektivitas bleaching Semakin lama bleaching agents berkontak dengan gigi, semakin
✓ Bersifat stable ketika kering, namun terkena asam/air baik hasilnya
hangat/water, akan terdekomposisi menjadi sodium metaborate, 5. Penyimpanan
hydrogen peroxide, oxygen Ditempat yang sejuk (ex: refrigerator), terhindar dari suhu tinggi
✓ Lebih mudah dikontrol dan lebih aman  Cocok untuk INTERNAL dan paparan cahaya langsung
BLEACHING

Carbamide Peroxide / urea hydrogen peroxide (3%-45%)

✓ Pada preparasi umumnya mengandung 10% carbamide peroxide


dengan pH 5-6,5
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

Effects of Bleaching Agents on Tooth and its Supporting Structures ✓ Mucosal Iriation  Penggunaan 30-35% Hydrogen Peroxide yang
berkontak dengan mukosa membrane dapat menyebabkan burns
✓ Tooth Hypersensitivity (common side effect)  Disebabkan oleh dan bleaching gingiva
external bleaching menggunakan Hydrogen Peroxide yang ✓ Genotoxicity and Carcinogenocity  Free radicals yang
penetrasi ke enamel, dentin, dan pulpa dibebaskan oleh Hydrogen Peroxide dapat menyerang DNA
✓ Effects on Enamel  Penggunaan Carbamide Peroxide lebih dari ✓ Toxicity  Tingkat toksisitas tertelannya Hydrogen Peroxide
10% mengurangi kekerasan enamel tergantung dengan konsentrasi yang digunakan
✓ Effects on Dentin  Perubahan warna keseluruhan pada dentin
✓ Effects on Pulp  Penggunaan 3% Hydrogen Peroxide
menyebabkan pembuluh darah menjadi tersumbat dan penurunan Bleaching Techniques
aliran darah
✓ Effects on Cementum  Penggunaan 30-35% Hydrogen Peroxide Dibagi menjadi 2 yaitu : internal bleaching dan external bleaching
saat intracoronal bleaching menyebabkan resorpsi akar dan Internal bleaching dilakukan pada pulp chamber sedangkan External
external tooth resorption, namun tidak ada efek pada sementum
bleaching dilakukan pada permukaan gigi
✓ Cervical Resorption  Pengguanaan >30% Hydrogen Peroxide
dengan panas menyebabkan Hydroxyl ions menginisasi sel untuk
berdiferensiasi menjadi odontoclasts
✓ Effects on Restorative Materials INTERNAL (NONVITAL) BLEACHING TECHNIQUES

Most commonly used : Thermocatalytic technique dan Waking-Bleach


Composite
technique
1. Meningkakan kekerasan enamel
2. Meningkatkan kekasaran Namun Walking-Bleach lebih sering digunakan karena waktu lebih cepat
permukaan dan lebih nyaman serta aman untuk pasien
3. Menurunkan tensile strength
4. Meningkatkan microleakage
INDIKASI

1. DIskolorasi berasal dari pulpa


Other Materials
2. Diskolorasi dentin
1. Tidak ada efek pada gold restorations 3. Diskolorasi yang tidak bisa ditangani
2. Perubahan microstructural pada amalgam dengan External Bleaching
3. Perubahan matrix glass ionomers
4. IRM (reinforced ZOE) menjadi cracked dan swollen
5. Crown (methyl metacrylate) diskolorasi menjadi orange
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

KONTRAINDIKASI ✓ Harus digunakan pada situasi apapun yang membutuhkan internal


bleaching
1. Diskolorasi permukaan superficial ✓ Teknik yang paling aman dengan pengerjaan yang cepat
enamel ✓ Terkadang dilakukan “overbleaching” untuk mencegah terjadinya
2. Pembentukan enamel defective diskolorasi lagi
3. Kehilangan dentin yang parah ✓ Umumnya dilakukan pada gigi yang telah menjalani perawatan
4. Terdapat karies endodontic
5. Diskolorasi proximal composites Prosedur :

Thermocatalytic Tecnique 1. Lakukan pemeriksaan radiographic untuk menentukan kualitas


obturasi. Jika obturasi tidak baik, maka re-treatment
✓ Meletakan oxidizing agent pada pulp chamber dan aplikasi panas 2. Jika terdapat restorasi, maka harus di evaluasi terlebih dahulu.
(heat lamps, flamed instruments, heating devices specially for Jika restorasi defective, harus diganti
bleaching) 3. Isolasi gigi menggunakan rubber dam, proteksi gingiva dengan
✓ Tidak di rekomendasikan karena toksisitas H2O2 pada konsentrasi petroleum jelly dan evaluasi warna gigi
tinggi dapat menyebabkan iritasi sementum dan PDL sehingga 4. Preparasi akses kavitas – Hilangkan coronal gutta-percha –
mengakibatkan resorpsi akar Dentin terekspos – Refine kavitas
Prosedur : 5. Aplikasikan mechanical barriers setebal 2mm (GIC, Zinc
Phosphate, IRM, Polycarbocxylate cement, MTA) diatas bahan
1. Isolasi gigi menggunakan rubber dam pengisi saluran akar. Barrier ini harus bisa memproteksi dentin
2. Letakan bleaching agent (Hydrogen Peroxide) pada pulp tubules
chamber menggunakan cotton pellet 6. Campurkan sodium perborate dengan liquid (saline/water)
3. Ekspos permukaan coronal labial gigi terhadap sinar UV selama dengan kosistensi seperti pasir basah lalu letakan pada pulpa
2 menit chamber menggunakan instrument plastik
4. Ulangi prosedur ini hingga mendapatkan hasil yang diinginkan 7. Jika stain parah, maka tambahkan 3% hydrogen peroxide untuk
5. Bersihkan giginya lalu seal pulp chamber dengan cotton pellet membuat pasta
dan temporary restoration 8. Kelebihan cairan ditekan dengan cotton pellet untuk
6. Pasien kembali lagi setelah 1-3 minggu, lalu lakukan final memadatkan pasta
restoration 9. Jika masih ada kelebihan, harus dibuang
10. Aplikasikan temporary restoration campuran ZOE dengan Cavit
Walking-Bleach/intracoronal bleaching Technique setebal 3 mm agar kerapatannya baik. Setelah 1-2 minggu,
pasien kembali lagi untuk restorasi final
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

INDIKASI

1. DIskolorasi yang ringan


2. Fluorosis endemic
3. Diskolorasi karena umur

KONTRAINDIKASI

1. Diskolorasi yang parah


2. Dekat dengan tanduk pulpa
3. Terdapat karies
4. Hypersensitive teeth
5. Restorasi yang buruk

EXTERNAL (VITAL) BLEACHING TECHNIQUES


Acid-Pumice Technique
Pada external bleaching, oxidizing agent diletakan pada permukaan
gigi 1. Lakukan pemeriksaan radiographic 

2. Isolasi gingiva dan gigi pasien menggunakan rubber dam hingga
Faktor yang mempengaruhi : KEDALAMAN STAIN (LOKASI) dan SIFAT hidung pasien
PERUBAHAN 3. Lindungi wajah dan mata pasien dengan menutup memakai
kain agar tidak terkena cipratan asam
4. Cairan HCl 36% dicampur dengan air dengan volume yang sama
untuk mendapatkan HCl 15%. Sejumlah bubuk pumis
ditambahkan agar didapati konsistensi pasta padat
Suci Xaviera Wardhani
Smngt 1/3 apikal liburan

5. Di tempat lain dicampur natrium bikarbonat dan air sampai


berbentuk pasta padat juga, yang 
dipakai untuk menetralisir
asam Mouthguard Bleaching Technique
6. Pasta HCl diletakkan di atas permukaan email. Dengan tekanan, Dilakukan pada diskolorasi yang ringan
pasta digerakkan memutar selama 5 detik. Permukaan email
lalu dicuci selama 10 detik. 
 Prosedur :
7. Pasta diaplikasikan lagi sampai warna yang diinginkan tercapai
8. Permukaan gigi dinetralkan dengan campuran natrium 1. Lakukan pemeriksaan radiographic
bikarbonat dan air 2. Gigi yang akan dirawat kemudian dicetak dengan alginat. 

9. Rubber dilepas dan gigi dipumis dengan pasta profilaktik yang 3. Guard dibuat pada model, dan harus menutup seluruh gigi pada
halus untuk menghaluskan permukaan yang kasar lengkung rahang; molar kedua tidak perlu ditutup kecuali
10. Biasanya dalam satu kunjungan sudah cukup. Bila tidak, diperlukan sebagai retensi. 

mungkin perubahan warna yang terjadi terlalu dalam dan tidak 4. Mouthguard yang sudah ada dipasang untuk memastikan
memungkinkan untuk diputihkan. 
 ketepatannya. 

5. Bila sudah tepat, maka bahan pemutih dimasukkan ke dalam
ruangan dari setiap gigi yang 
akan diputihkan. Setelah itu
mouthgurad diangkat dan kelebihan bahan pemutih dibuang. 

6. Prosedur ini biasanya dilakukan selama 3 sampai 4 jam sehari
dan bahan pemutih diisi kembali setiap 30 sampai 60 menit.
(Beberapa dokter menganjurkan menggunakan alat ini pada
saat 
tidur). 

7. Pemakaian alat ini harus dihentikan apabila terjadi iritasi dan
rasa tidak nyaman
8. Perawatan dilakukan selama 4 sampai 24 minggu. Pasien
diperiksa ulang setiap 2 minggu.

Anda mungkin juga menyukai