Anda di halaman 1dari 24

PEMERIKSAAN INTRA ORAL

Lesi Oral Akibat Perawatan


Radiasi dan Kemoterapi
( Mukositis Oral)
• Mukositis oral : peradangan pada mukosa mulut → komplikasi
umum yang didapat pada pasien kanker kepala leher yang
mendapat kemoterapi dan/atau terapi radiasi.

• Kasus MO yang parah → berupa ulserasi dan → gangguan pada


fungsi dan integritas rongga mulut→ peran penting dalam
aspek fisik dan psikologis pasien yang menjalani terapi kanker.

• Mukositis oral → mempengaruhi kualitas hidup pasien,


meningkatkan risiko infeksi, → penundaan bahkan kegagalan
perawatan kanker itu sendiri, dan → perlunya perawatan di
rumah sakit serta meningkatnya biaya perawatan
• Insidensi dan keparahan mukositis oral bervariasi tergantung
pada pengobatan.
• Insidensi mukositis oral diperkirakan :
• 40% pd pasien yg menerima kemoterapi standar
• 70-90% pd pasien yg menerima kemoterapi dosis tinggi, psn yg menjalani
transplantasi darah & sel stem sumsum tulang
• 80-100% pd pasien yg menjalani terapi radiasi yg melibatkan daerah oro-
faring
• Studi terbaru → mukositis yg parah terjadi pd 30-60% dari
seluruh pasien yang menerima radioterapi, khususnya utk KKL.
Lima fase patofisiologi mukositis oral

Sonis, 2004
pendahuluan
Beberapa faktor risiko yg berperan → efek samping dlm rongga mulut :
keluhan dlm RM sebelum radioterapi, kurang diperhatikannya
perawatan kebersihan mulut sblm, slm & setelah radioterapi

Faktor-faktor yg berhubungan dgn mukosa itu sendiri sprt


mukositis oral, serostomia, infeksi bakteri, virus, dan jamur,
perubahan pengecapan, cacat fungsi seperti pada saat makan,
minum, menelan dan bicara serta kekurangan gizi.

Faktor risiko tambahan : jenis kanker, letak, zat antineoplastik yang digunakan,
dosis, jadwal pemberian zat, daerah radiasi, dan umur pasien
•Penderita KKL-radioterapi memiliki resiko → mukositis oral (MO) & kandidiasis oral
(KO).
•Mukositis oral : suatu proses peradangan dan ulseratif pd mukosa mulut akibat efek
samping dari kemoterapi dan/atau radioterapi.
•Kandidiasis oral mrpkan salah satu bentuk infeksi oportunistik yg terjadi krn ada
kesempatan muncul pd kondisi-kondisi ttn terutama pd saat tubuh mengalami pe ↓
an daya tahan tubuh.
•Lesi kandidiasis oral : bercak putih atau lesi eritema pada mukosa mulut.
•Scr subyektif penderita MO & KO dapat merasakan nyeri dan panas dirongga mulut
→ dpt mempengaruhi fungsi makan, minum, dan bicara.
•Keadaan ini → mengakibatkan penundaan dlm pemberian terapi (kemoterapi atau
radioterapi) sesuai dgn rencana yg tlh ditentukan shg dpt mempengaruhi perawatan
serta meningkatkan morbilitas dan mortalitas.
Pada penatalaksanaan mukositis oral, penting untuk
menilai derajat keparahannya, umumnya digunakan sistem
penyekoran internasional yang disebut the Oral Mucositis
Assesment Scale (OMAS), → karena sistem ini
menggunakan penilaian dengan melihat daerah mukosa
yang terlibat dan rasa sakit pada rongga mulut.
Tabel. Oral Mucositis Assesment Scale (Sonis, 2004)

Informasi
Eritema di rongga subjektif
Ulser di rongga mulut mulut
pasien:

Grade 0 Tidak terdapat lesi Grade 0 Tidak ada

Grade 1 Lesi berukuran <1 cm2 Grade 1 Tidak parah Rasa sakit dan
kesulitan
Grade 2 Lesi berukuran (1-3) cm2 Grade 2 Parah
menelan
Grade 3 Lesi berukuran >3 cm2    
Treatment

For patients undergoing chemotherapy, radiotherapy or preventive strategies


should be started before the cancer treatment. These include:

• a pretreatment dental examination


• good oral hygiene such as cleaning the mouth every 4 hours and at bedtime
• brushing the teeth with a gentle toothbrush two or three times daily and a non-
detergent toothpaste,
• flossing between the teeth
• using an alcohol-free mouthwash.
If the mucositis develops and is painful the patient could:

• Use a special mouthwash formulated by a compounding pharmacist depending on


your specific symptoms that may include an anaesthetic, an antiseptic, an
antifungal, a barrier protection agent, an anti-inflammatory or an anti-viral.
• Drink plenty of liquids – at least 3 litres per day
• Avoid alcohol
• Avoid citrus fruits, tomatoes, acidic foods, alcohol, and hot foods that can
aggravate mucositis lesions.
• Eat food that is soft, non-spicy, pureed, or in liquid form. Harder foods should be
treated to make them soft and easy to eat.
• Refrain from smoking.
KESIMPULAN
• Identifikasi dan pengendalian faktor risiko mukositis oral penting
dilakukan pd penderita kanker nasofaring yg menjalani radioterapi
dan/atau kemoterapi, terutama sblm terapi kanker dimulai.

• Pemahaman mengenai faktor risiko mukositis oral ini dibutuhkan agar


dpt dilakukan tindakan profilaksis, dan penatalaksanaan yg sesuai pd
mukositis oral & infeksi yang menyertainya selama radioterapi
dan/atau kemoterapi → sehingga dpt mengurangi keparahannya &
dpt meningkatkan kualitas hidup pasien mjd lebih baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai