Anda di halaman 1dari 4

TUJUAN PEMBELAJARAN

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang pengolahan data


( Heryana, A. 2020. Uji Statistik Non Parametrik. Jakarta : Esa Unggul)

- [ ] Pengolahan data merupakan sebuah proses manipulasi data untuk menjadi sebuah
informasi. Kumpulan data yang awalnya tidak memiliki informasi yang dapat disimpulkan jika
dilakukan proses pengolahan data maka akan menghasilkan informasi. Informasi merupakan
hasil dari pemrosesan data tertentu yang bermakna serta dapat digunakan untuk mengambil
keputusan suatu perusahaan terkait. Pengolahan data terdiri dari beberapa kegiatan yaitu
pencarian data, pengumpulan data, pemeliharaan data, pemeriksaan data, perbandingan data,
pemilihan data, peringkasan data, dan penggunaan data.
- Pada proses pengolahan data pun melalui beberapa proses untuk hasil akhir yang lebih akurat.
Secara garis besar tahapan pengolahan data terdiri dari : input - processing - output. Adapun
tahapan pengolahan data secara terurut seperti berikut: rekam data atau recording,
penggandaan data atau duplicating, pemeriksaan atau verifying, pengurutan atau sorting,
pencampuran atau merging, perhitungan atau kalkulasi, dan memeriksa tabel.

- [ ] Pengolahan data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan untuk mendapatkan simpulan hasil evaluasi.
 
Pendekatan yang dilakukan dalam pengolahan data dalam modul ini adalah pendekatan
kuantitatif terutama untuk data yang diperoleh dari hasil survai. Analisis data kuantitatif dapat
dilakukan dengan menggunakan bantuan statistik tergantung pada tujuannya. Bila tujuan analisis
hanya bersifat eksploratif dan deskriptif, maka teknik statistiknya pun cukup dengan statistik
deskriptif. Sedangkan bila tujuan analisis adalah untuk melihat hubungan dan atau perbedaan
antar variabel, atau membuat prediksi, maka teknik statistik yang dibutuhkan adalah statistik
inferensial.
 
Secara garis besar pengolahan atau analisis data dilakukan setelah seluruh data yang diperlukan
telah terkumpul. Sebelum dilakukan analisis perlu dilakukan persiapan data untuk memudahkan
proses analisis data dan interpretasi hasilnya, yaitu: pengeditan, pemberian kode dan
pemrosesan data.
1. Pengeditan (Editing)
Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap data
untuk memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik. Data
yang diperoleh dari hasil survai atau observasi perlu diedit dari kemungkinan kekeliruan dalam
proses pencatatan yang dilakukan oleh pengumpul data, serta dari pengisian kuesioner yang
tidak lengkap atau tidak konsisten. Tujuan pengeditan data adalah untuk menjamin kelengkapan,
konsistensi dan kesiapan data dalam proses analisis. Proses pengeditan dapat dilakukan di
lapangan (field editing) sesaat setelah melakukan pengecekan terhadap isian kuesioner.
Pengeditan dapat juga dilakukan di tempat pemrosesan data (in house editing) setelah beberapa
atau semua data terkumpul, misalnya karena field editing sulit dilakukan. Prosedur pengeditan
akan memudahkan proses pemberian kode dan data entry.
 
2. Pemberian Kode (Coding)
Pemberian kode merupakan proses identifikasi dan klasifikasi data ke dalam skor numerik.
Proses pemberian kode (coding) ini diperlukan terutama untuk data yang dapat diklasifikasikan,
misal: jawaban dari tipe pertanyaan tertutup (close-ended questions) yang tidak memberikan
alternatif kepada responden selain pilihan jawaban yang tersedia. Pemberian kode pada jawaban
dari tipe pertanyaan terbuka (open-ended questions) relatif lebih sulit karena memerlukan
judgement dalam menginterpretasikan jawaban responden. Tujuan pemberian kode pada tipe
pertanyaan terbuka adalah untuk mengurangi variasi jawaban responden menjadi beberapa
kategori umum sehingga dapat diberi skor numerik. Teknis pemberian kode dapat dilakukan
sebelum atau setelah pengisian kuesioner. Proses pemberian kode akan memudahkan dan
meningkatkan efisiensi proses data entry ke dalam komputer.
 
3. Pemrosesan Data (Data Processing)
Setelah kedua tahap di atas dilaksanakan, maka data siap untuk diolah atau dianalisis.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang macam-macam penyajian data


(Wibowo, A. 20. Statistika untuk Penelitian. Universita Negeri Yogjakarta)
- [ ] Data dapat kita sajikan dalam dua bentuk penyajian, yaitu tabel dan diagram. Adapun
diagram yang sering digunakan, yaitu diagram garis, batang, dan lingkaran.

1. Diagram lambang merupakan suatu diagram yang penyajian datanya menggunakan sebuah
lambang. Tentunya disajikan sesuai dengan data yang adab dan setiap lambang mewakili suatu
jumlah data tertentu. Fungsi dari diagram ini adalah sebagai sarana untuk menjelaskan data
dengan lambang yang mudah dipahami.
2. Diagram lingkaran digunakan untuk menunjukan sebuah data perbandingan dalam bentuk
lingkaran. Pada satu diagram lingkaran biasanya data disajikan dalam bentuk persen dan derajat
sesuai dengan porsi masing-masing.
3. Diagram batang memiliki skala dan pernyataan yang jelas. Biasanya digambarkan dalam
bentuk batang yang memanjang. Jenis penyajiannya ini sering kali digunakan oleh seorang
peneliti karena sifatnya yang mudah dipahami. Fungsinya adalah untuk menggambarkan
perkembangan atapun perbandingan suatu nilai dari objek penelitian dalam jangka waktu
tertentu.
4. Diagram garis merupakan gambar atau grafik yang menunjukan hasil dari pengambilan,
pengolahan, dan penyajian data. Pada grafik ini biasanya disajikan dalam bentuk garis-garis yang
menghubungkan antara titik-titik. Biasanya, diagram garis digunakan untuk menyajikan data
perkembangan atau pertumbuhan suatu hal dari waktu ke waktu.
5. Tabel adalah kumpulan data yang disusun berdasarkan baris dan kolom yang telah disusun
secara rapi. Penyajian ini cocok digunakan pada data yang memiliki rentang suatu nilai atau data
yang jumlahnya banyak, ataupun pada data tunggal.Fungsi dari penyajian ini adalah untuk
menunjukkan sebuah data yang terkait antara satu dengan lainnya. Tentunya akan memberikan
kemudahan kepada pembaca karena disusun secara sistematis.

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang design rancangan penelitian


eksperimental
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi, yang
bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku indivdu yang diamati.
Manipulasi yang dilakukan dapat berupa situasi atau tindakan tertentu yang diberikan kepada
individu atau kelompok, dan setelah itu dilihat pengaruhnya. (Sugiyono, 2003)
 
Jenis penelitian eksperimen terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Desain pra-eksperimental yaitu rancangan penelitian eksperimen yang dirancang dengan
hanya mempunyai sedikit saja ciri-ciri suatu desain percobaan,
a.Desain one shot case study
Pada one shot case study, perlakuan dikenakan pada kelompok unit percobaan tertentu,dan
kemudian diadakan pengukuran terhadap variabel terikat. Desain percobaan ini, digunakan
hanya satu kelompok percobaan tanpa kontrol. Misalnya menyajikan suatu pelajaran dengan
sistem ceramah. Kemudian diukur pengaruh pemberian ceramah tersebut dengan mengadakan
ujian setelah ceramah diberikan. (Sugiyono, 2003)
Keuntungan:
Desain ini berguna untuk mengembangkan suatu prakarsa atau sebagai suatu desain untuk
penelitian eksplorasi atau penelitian pendahuluan.
Kelemahan:
Desain ini tidak mempunyai kontrol, oleh karena itu validitas internal tidak ada sama sekali.
Validitas eksternal juga tidak ada, karena kesimpulan yang diperoleh tidak mempunyai jaminan
ketepatan. Desain ini tidak mempunyai dasar untuk membuat perbandingan, kecuali secara
subjektif dan intuitif. (Sugiyono, 2003)
 
b.Desain satu kelompok pretest- posttest
Desain penelitian ini terdapat dua kali pengukuran dengan satu kali perlakuan. Pengukuran
pertama dilakukan sebelum perlakuan diberikan, dan pengukuran data  kedua dilakukan sesudah
perlakuan dilaksanakan. (Sugiyono, 2003)
 
c.Desain Intact-Group Comparison
Pada desain ini populasi dibagi atas dua kelompok, tidak secara random. Kelompok pertama
merupakan unit percobaan untuk perlakuan dan kelompok kedua merupakan kelompok untuk
suatu kontrol. Kemudian dicari perbedaan antara rerata pengukuran dari keduanya, dan
perbedaan ini dianggap disebabkan oleh perlakuan. (Sugiyono, 2003)
 
2.Desain eksperimental semu atau disebut juga desain eksperimen kuasi, yaitu desain penelitian
percobaan yang mengandung sebagian besar ciri-ciri penelitian eksperimen, Eksperimen-kuasi
merupakan satu eksperimen yang penempatan unit terkecil eksperimen ke dalam kelompok
eksperi-men dan kontrol tidak dilakukan dengan acak. (Sugiyono, 2003)
Desain ini tidak mengendalikan variabel secara penuh seperti eksperimen sebenarnya, namun
peneliti biasa memperhitungkan variabel apa saja yang tidak mungkin dikendalikan, sumber-
sumber kesesatan mana saja yang mungkin ada dalam menginterpretasi hasil penelitian.
(Sugiyono, 2003)
 
3.Desain eksperimen murni (sebenarnya), yaitu desain percobaan yang mempunyai ciri-ciri
lengkap yang diperlukan dalam suatu percobaan
a.Randomized block design
Desain ini sering digunakan jika percobaan bersifat homogen seperti percobaan dalam
laboratorium dimana cuaca dapat dikontrol. Desain ini jarang digunakan di lapangan.
Randomisasi dilakukan dengan menempatkan perlakuan secara random terhadap unit
percobaan. Randomisasi biasanya dilakukan dengan menggunakan tabel angka random.
(Sugiyono, 2003)
 
b.Randomized complete block design
Desain ini adalah desain yang banyak digunakan dalam percobaan pertanian. Desain ini
mempunyai ciri khas dimana unit percobaan dibagi dulu atas beberapa blok. Jumlah blok harus
sama dengan jumlah replikasi. Tiap blok mengandung semua perlakuan yang diberikan.
(Sugiyono, 2003)
 
Sugiyono (2007:73) membagi macam-macam desain penelitian eksperimenal menjadi empat
yaitu (a) Pre-experimental, (b) True Experimental, (c) Quasi Experimental, dan (d) Factorial
Experimental. (Made, 2010)
a. Pra-Eksperimental (Pre-Experimental Design)
Desain ini menggunakan desain penelitian eksperimental pada umumnya, namun tidak
menggunakan kelompok kontrol. Desain yang termasuk pra-eksperimental adalah Studi Kasus
Satu Tembakan (The One Shot Case Study), Satu Kelompok Pretes-Postes (The One Group
Pretest-Post test),dan Perbandingan Kelompok Statis (The Static Group Comparison). (Made,
2010)
 
b. Eksperimental Sebenarnya (True Experimental Design)
Ada beberapa jenis desain penelitian dalam kategori ini, antara lain: (1) The Pretest-Posttest
Control Group Design, (2) The PosttestOnly Control Group Design, dan (3) The Solomon Four-
Group Design. (Made, 2010)
 
c. Eksperimental Semu (Quasi-Experimental Design)
Desain eksperimental semu lebih baik dengan pra-eksperimental karena dalam eksperimental
semu masih menggunakan perbandingan kelompok, namun kelemahannya ada pada
randomisasi. Dengan kata lain, penelitian semu tidak menerapkan randomisasi kelompok baik
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Jenis desain yang termasuk dalam kategori ini
adalah (1) The Nonequivalent Control Group Design, (2) The Time-Series Design, dan (3)
Counterbalanced Design. (Made, 2010)
 
d. Desain Faktorial (Factorial Design)
Desain ini melibatkan dua atau lebih variabel bebas, dan sekurangnya satu yang diatur atau
ditentukan oleh peneliti. Desain ini merupakan elaborasi dari desain true-experimental. Istilah
faktorial mengacu pada fakta bahwa desain tersebut melibatkan beberapa faktor. Setiap faktor
memiliki dua atau lebih tingkatan, seperti faktor metode pengajaran memiliki dua tingkatan
karena memiliki dua jenis pengajaran (misal: terprogram dan tradisional), dan faktor bakat juga
memiliki dua tingkatan yaitu bakat tinggi dan bakat rendah. Dengan demikian desain faktorial 2 X
2 memiliki dua faktor dan setiap faktor memiliki dua tingkatan. (Made, 2010)

7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang ayat dan hadis terkait skenario
al hajj ayat 46
Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami,
telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah
hati yang di dalam dada.

Anda mungkin juga menyukai