Anda di halaman 1dari 24

MEMBUAT DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan


bagi peneliti yang menuntun serta
menentukan arah berlangsungnya proses
penelitian secara benar dan tepat sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa
desain yang benar seorang peneliti tidak
akan dapat melakukan penelitian dengan
baik karena yang bersangkutan tidak
mempunyai pedoman arah yang jelas.
Agar tercapai pembuatan desain yang benar, maka peneliti perlu
menghindari sumber potensial kesalahan dalam proses penelitian
secara keseluruhan.
Kesalahan-kesalahan tersebut ialah:

• Kesalahan Dalam Perencanaan


Kesalahan dalam perencanaan dapat terjadi saat peneliti
membuat kesalahan dalam menyusun desain yang akan
digunakan untuk mengumpulkan informasi. Kesalahan
ini dapat terjadi pula bila peneliti salah dalam
merumuskan masalah. Kesalahan dalam merumuskan
masalah akan menghasilkan infromasi yang tidak dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sedang
diteliti. Cara mengatasi kesalahan ini ialah
mengembangkan proposal yang baik dan benar yang
secara jelas menspesifikasikan metode dan nilai tambah
penelitian yang akan dijalankan.
b. Kesalahan Dalam Pengumpulan Data
Kesalahan dalam pengumpulan data terjadi pada
saat peneliti melakukan kesalahan dalam proses
pengumpulan data di lapangan. Kesalahan ini dapat
memperbesar tingkat kesalahan yang sudah terjadi
dikarenakan perencanaan yang tidak matang. Untuk
menghindari hal tersebut data yang dikoleksi harus
merupakan representasi dari populasi yang sedang
diteliti dan metode pengumpulan datanya harus
dapat menghasilkan data yang akurat. Cara
mengatasi kesalahan ini ialah kehati-hatian dan
ketepatan dalam menjalankan desain penelitian
yang sudah dirancang dalam proposal.
c. Kesalahan Dalam Melakukan Analisa
Kesalahan dalam melakukan analisa dapat
terjadi pada saat peneliti salah dalam memilih
cara menganalisa data. Selanjutnya,
kesalahan ini disebabkan pula adanya
kesalahan dalam memilih teknik analisa yang
sesuai dengan masalah dan data yang
tersedia. Cara mengatasi masalah ini ialah
buatlah justifikasi prosedur analisa yang
digunakan untuk menyimpulkan dan
memanipulasi data.
d. Kesalahan Dalam Pelaporan
Kesalahan dalam pelaporan terjadi jika
peneliti membuat kesalahan dalam
menginterprestasikan hasil-hasil penelitian.
Kesalahan seperti ini terjadi pada saat
memberikan makna hubungan-hubungan dan
angka-angka yang diidentifikasi dari tahap
analisa data. Cara mengatasi kesalahan ini
ialah hasil analisa data diperiksa oleh orang-
orang yang benar-benar ahli dan menguasai
masalah hasil penelitian tersebut.
Secara garis besar ada dua macam tipe
desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan
Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang
membedakan kedua desain ini ialah pada
desain pertama tidak terjadi manipulasi
varaibel bebas sedang pada desain yang
kedua terdapat adanya manipulasi variabel
bebas. Tujuan utama penggunaan desain
yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan
deskriptif; sedang desain kedua bersifat
eksplanatori (sebab akibat).
Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman
permasalahan yang diteliti, maka desain ex post
facto menghasilkan tingkat pemahaman persoalan
yang dikaji pada tataran permukaan sedang
desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat
pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain
utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang
lebih khusus. Yang termasuk dalam kategori
pertama ialah studi lapangan dan survei. Sedang
yang termasuk dalam kategori kedua ialah
percobaan di lapangan (field experiment) dan
percobaan di laboratorium
(laboratory experiment).
Sub Desain Ex post Facto

a. Studi Lapangan:
Studi lapangan merupakan desain penelitian yang
mengkombinasikan antara pencarian literature
(Literature Study), survei berdasarkan pengalaman
dan / atau studi kasus dimana peneliti berusaha
mengidentifikasi variabel-variabel penting dan
hubungan antar variabel tersebut dalam suatu
situasi permasalahan tertentu. Studi lapangan
umumnya digunakan sebagai sarana penelitian lebih
lanjut dan mendalam
b. Survei
Desain survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner.
Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti
menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata.
Semakin sampelnya besar, survei semakin memberikan hasil
yang lebih akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat
mengungkap masalah yang banyak, meski hanya sebatas
dipermukaan. Sekalipun demikian, survei bermanfaat jika
peneliti menginginkan informasi yang banyak dan beraneka
ragam. Metode survei sangat popular karena banyak
digunakan dalam penelitian bisnis. Keunggulan survei yang
lain ialah mudah melaksanakan dan dapat
dilakukan secara cepat.
Sub Desain Desain Eksperimental

a. Eksperimen Lapangan
• Desain eksperimen lapangan merupakan penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan latar yang realistic
dimana peneliti melakukan campur tangan dan melakukan
manipulasi terhadap variabel bebas.

b. Eksperimen Laboratorium
• Desain eksperimen laboratorium menggunakan latar tiruan
dalam melakukan penelitiannya. Dengan menggunakan
desain ini, peneliti melakukan campur tangan dan
manipulasi variabel-variabel bebas serta memungkinkan
peneliti melakukan kontrol terhadap aspek-aspek
kesalahan utama.
Validitas berkaitan dengan persoalan untuk membatasi
atau menekan kesalahan-kesalahan dalam penelitian
sehingga hasil yang diperoleh akurat dan berguna untuk
dilaksanakan.

a. Validitas Internal
Validitas internal adalah tingkatan dimana hasil-hasil
penelitian dapat dipercaya kebenarannya. Validitas
internal merupakan hal yang esensial yang harus
dipenuhi jika peneliti menginginkan hasil studinya
bermakna. Sehubungan dengan hal tersebut, ada
beberapa hal yang menjadi kendala untuk
memperoleh validitas internal, antara lain :
• Sejarah (History): Faktor ini terjadi ketika kejadian-kejadian
eksternal dalam penyelidikan yang dilakukan
mempengaruhi hasil-hasil penelitian.
• Maturasi (Maturation): Adanya perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri responden dalam kurun waktu tertentu,
seperti tambahnya usia ataupun adanya faktor kelelahan
dan kejenuhan.
• Testing: Efek-efek yang dihasilkan oleh proses yang
sedang diteliti yang dapat mengubah sikap ataupun
tindakan responden.
• Instrumentasi: Efek yang terjadi disebabkan oleh
perubahan-perubahan alat dilakukan penelitian
• Seleksi: Efek tiruan dimana prosedur seleksi
mempengaruhi hasil-hasil studi
• Mortalitas: Efek adanya hilangnya atau perginya
responden yang diteliti.
b. Validitas Eksternal
Validitas eksternal ialah tingkatan dimana hasil-hasil
penelitian dapat digeneralisasi pada populasi, latar dan
hal-hal lainnya dalam kondisi yang mirip. Hal-hal yang
menjadi sumber-sumber validitas eksternal ialah:

• Interaksi Testing: Efek-efek tiruan yang dibuat dengan


menguji responden akan mengurangi generalisasi pada
situasi dimana tidak ada pengujian pada responden.
• Interaksi Seleksi: Efek dimana tipe-tipe responden yang
mempengaruhi hasil-hasil studi dapat membatasi
generalitasnya.
• Interaksi Setting: Efek tiruan yang dibuat dengan
menggunakan latar tertentu dalam penelitian tidak dapat
direplikasi dalam situasi-situasi lainnya.
Sistem notasi tersebut adalah
sebagai berikut:
X : Digunakan untuk mewakili pemaparan
(exposure) suatu kelompok yang diuji terhadap
suatu perlakuan eksperimental pada variabel
bebas yang kemudian efek pada variabel
tergantungnya akan diukur.
O : Menunjukkan adanya suatu pengukuran atau
observasi terhadap variabel tergantung yang
sedang diteliti pada individu, kelompok atau
obyek tertentu.
R : Menunjukkan bahwa individu atau kelompok
telah dipilih dan ditentukan secara random untuk
tujuan-tujuan studi.
Desain eksperimental dibagi menjadi dua, yaitu: pre-
eksperimental (quasi-experimental) dan desain
eksperimental sebenarnya (true experimental).
Perbedaan kedua tipe desain ini terletak pada
konsep kontrol.

a. One Shot Case Study


Desain eksperimental yang paling sederhana
disebut One Shot Case Study . Desain ini digunakan
untuk meneliti pada satu kelompok dengan diberi
satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan
satu kali. Diagramnya adalah sebagai berikut:
XO
b. One Group Pre-test – Post-test Design
Desain kedua disebut One Group Pre-test – Post-
test Design yang merupakan perkembangan dari
desain di atas. Pengembangannya ialah dengan
cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pre-
test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan
setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test).
Desainnya adalah sebagai berikut:

O1 X O2
c. Static Group Comparison

Desain ketiga adalah Static Group Comparison yang


merupakan modifikasi dari desain b. Dalam desain
ini terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai obyek
penelitian. Kelompok pertama mendapatkan
perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat
perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi sebagai
kelompok pembanding / pengontrol. Desainnya
adalah sebagai berikut:

X O1
O2
d. Post Test Only Control Group Design

Desain ini merupakan desain yang paling sederhana


dari desain eksperimental sebenarnya (true
experimental design), karena responden benar-
benar dipilih secara random dan diberi perlakuan
serta ada kelompok pengontrolnya. Desain ini sudah
memenuhi kriteria eksperimen sebenarnya, yaitu
dengan adanya manipulasi variabel, pemilihan
kelompok yang diteliti secara random dan seleksi
perlakuan. Desainnya adalah sebagai berikut:
( R ) X O1
(R) O2
Maksud dari desain tersebut ialah ada dua
kelompok yang dipilih secara random.
Kelompok pertama diberi perlakuan sedang
kelompok dua tidak. Kelompok pertama
diberi perlakuan oleh peneliti kemudian
dilakukan pengukuran.
Kelompok kedua yang digunakan sebagai
kelompok pengontrol tidak diberi perlakukan
tetapi hanya dilakukan pengukuran saja.
e. Pre-test – Post – test Control Group Design
Desain ini merupakan pengembangan disain d di
atas. Perbedaannya terletak pada baik kelompok
pertama dan kelompok pengontrol dilakukan
pengukuran didepan (pre-test). Desainnya adalah
sebagai berikut:

( R ) O1 X O2
( R ) O3 O4
f. Solomon Four Group Design
• Desain ini merupakan kombinasi desain Post Test Only
Control Group Design dan Pre-test – Post – test Control
Group Design yang merupakan model desain ideal untuk
melakukan penelitian eksperimen terkontrol.
• Peneliti dapat menekan sekecil mungkin sumber-sumber
kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbeda
dengan enam format pengkuran. Desainnya adalah
sebagai berikut:
( R ) O1 X O2
(R) O3 O4
(R) X O5
(R) O6
• Maksud desain tersebut ialah: Peneliti memilih empat
kelompok secara random. Kelompok pertama yang
merupakan kelompok inti diberi perlakuan dan dua kali
pengukuran, yaitu di depan (pre-test) dan sesudah
perlakuan (post-test).
• Kelompok dua sebagai kelompok pengontrol tidak diberi
perlakuan tetapi dilakukan pengukuran seperti di atas,
yaitu: pengukuran di depan (pre-test) dan pengukuran
sesudah perlakuan (post-test).
• Kelompok ketiga diberi perlakuan dan hanya dilakukan
satu kali pengukuran sesudah dilakukan perlakuan (post-
test).
• Kelompok keempat sebagai kelompok pengontrol
kelompok ketiga hanya diukur satu kali saja.
Desain Eksperimental Tingkat Lanjut :

a. Desain Random Sempurna (Completely


Randomised Design)
b. Desain Blok Random (Randomised Block
Design)
c. Desain Latin Square (The Latin Square
Design)
d. Desain Factorial

Anda mungkin juga menyukai