Anda di halaman 1dari 4

Achmad Dana Firmanjaya/ 182011101082/ Metpen/ dr. Ida Srisurani, M.

Kes

Rancangan atau Desain Penelitian Kesehatan


Penelitian adalah prosedur sistematik yang dibutuhkan untuk menguji dan memperbaiki pengetahuan
yang telah ada serta mengembangkan ilmu pengetahuan baru. Rancangan atau desain penelitian adalah
kerangka yang didesain oleh peneliti sebagai rencana penelitian. Desain penelitian yang dipilih menjadi
strategi yang digunakan untuk mengintegrasikan secara menyeluruh komponen riset dengan cara logis dan
sistematis guna membahas dan menganalisis penelitian sehingga memperoleh jawaban dari pertanyaan
penelitian. Desain penelitian mencakup berbagai hal yang dilakukan mulai dari identifikasi masalah,
rumusan hipotesis, definisi operasional, cara pengumpulan data hingga analisis data.
Manfaat desain peneltian adalah menjadi sarana peneliti untuk (1) memperoleh jawaban penelitian, (2)
sebagai alat bagi peneliti untuk dapat mengendalikan atau mengontrol berbagai variable yang berpengaruh
atau berperan dalam suatu penelitian, (3) menambah pemahaman peneliti mengenai observasi apa yang harus
dilakukan, (4) menambah pemahaman peneliti mengenai bagaimana menganalisis data hasil pengukuran (5)
menambah pemahaman peneliti mengenai mana yang menjadi variable independent, dependen, dan variabel
kontrol dalam penelitan.
Klasifikasi jenis desain penelitian secara garis besar terdiri dari dua yaitu penelitian kualitatif dan
penelititan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dilakukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian dengan mengikuti kaidah keilmuan yaitu konkrit/empiris, objektif terukur, rasional dan
sistematis, dengan data hasil penelitian yang diperoleh berupa angka-angka serta dianalisis menggunakan
metode statistika. Klasifikasi desain penelitian kuantitatif digambarkan pada skema berikut:
Penelitian Kuantitatif

Observasional Eksperimen
1. Deskriptif 1. Pre Experimental Design
2. Analitik 2. True Experimental Design
a. Cross Sectional 3. Quasi Experimental Design
b. Case Control
c. Cohort

A. Desain Penelitian Observasional


Merupakan penelitian dengan peneliti yang tidak melakukan intervensi atau perlakuan terhadap variabel.
Penelitian ini mengambarkan kejadian disuatu populasi dengan menggunakan sampel penelitian bagian dari
suatu populasi yang diperlukan cukup banyak, sehingga dapat digeneralisasi kepada populasi yang lebih luas.
Desain penelitian observasional dibagi sebagai berikut:

1. Desain Penelitian Deskriptif


Desain penelitian deskriptif/survey deskriptif merupakan penelitian untuk melihat gambaran fenomena
yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian deskriptif antara
lain berupa distribusi frekuensi dalam bentuk persentase atau proporsi, mean, median dan sebagainya. Jenis
masalah survei deskriptif yang dapat digolongkan yaitu seperti survei rumah tangga yaitu pengumpulan data
yang ditujukan kepada keluarga untuk mengetahui keadaan atau informasi tentang rumah dan lingkungannya
misalnya kepuasan keluarga terhadap BPJS. Selain itu dapat juga berupa survei morbiditas yaitu untuk
mengetahui distribusi insidensi atau prevalensi kejadian suatu penyakit di dalam masyarakat.

2. Desain Penelitian Analitik


Desain penelitian analitik merupakan suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana dan mengapa suatu
fenomena terjadi melalui sebuah analisis statistik seperti korelasi antara sebab dan akibat atau faktor risiko
dengan efek serta dan mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut. Penelitian analitik dibedakan menjadi
sebagai berikut:
a. Cross Sectional
Desain penelitian cross sectional adalah penelitian yang mempelajari korelasi antara faktor resiko yang
merupakan variabel independen dengan efek yang merupakan variabel dependen dengan pengumpulan data
yang dilakukan bersama secara serentak di dalam waktu yang sama. Kelebihan cross sectional adalah
penelitian ini relatif mudah murah dan cepat dan dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya seperti kohort.
Kelemahannya yaitu jumlah sampel yang diperlukan banyak kemudian tidak menggambarkan penyakit
secara akurat dan kesimpulan korelasi yang terbilang lemah dibandingkan rancangan analitik lain.

b. Case Control
Penelitian case control yaitu penelitian analitik yang mempelajari sebab-sebab kejadian atau peristiwa
secara retrospektif. Tahap yang dilakukan terlebih dahulu yaitu mengidentifikasi variabel penelitian
kemudian melakukan pengukuran retrospektif untuk melihat faktor penyebab atau faktor resiko. Kelebihan
desain ini ialah suatu desain penelitian yang dapat dilakukan untuk meneliti kasus yang sangat jarang atau
langka biayanya relatif mudah serta dapat mengidentifikasi faktor resiko yang luas cara sekaligus.
Kelemahan penelitian ini mengandalkan daya ingat sehingga kemungkinan responden lupa sehingga hasil
data dapat terjadi bias yang sangat besar.

c. Cohort
Desain penelitian cohort merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor risiko
dengan efek yang dilakukan secara prospektif atau kedepan sebelum terjadinya efek. Pada penelitian ini
subjek penelitian diamati secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Dalam perjalanan penelitian
dilakukan analisis faktor risiko yang berkaitan. Kelompok lain yang tidak terpapar faktor risiko dijadikan
sebagai kontrol. Kelebihan desain ini yaitu desain yang paling baik untuk menerangkan hubungan antara
faktor resiko dan efek baik dilakukan pada kasus yang bersifat fatal dan progresif. Kelemahan desain ini
ialah memerlukan waktu yang lama serta relatif rumit dan memerlukan sarana dan biaya yang mahal.

B. Desain Penelitian Eksperimental


Desain penelitian eksperimen ialah penelitian dengan adanya perlakuan atau intervensi yang bertujuan
untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan setelah dilakukan intervesi kepada satu atau lebih kelompok.
Hasil intervensi tersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan intervensi atau kelompok
kontrol

1. Pre Experimental Designs


a. Posttest only Design
Penelitian yang dilakukan perlakuan atau intervensi tanpa diawali dengan pretest dan tanpa kontrol awal
namun setelah mendapat perlakuan kemudian diberikan posttest. Desain ini memiliki kelemahan karena tidak
ada kontrol dan tidak ada observasi awal atau pretest sehingga kemungkinan kesimpulan yang diperoleh
apakah betul akibat perlakuan atau karena faktor lain tidak dapat dengan kuat dijelaskan.

b. One Group Pretest Posttest Design


Observasi melalui pretest terlebih dahulu, kemudian diberikan perlakuan atau intervensi, selanjutnya
diberikan posttest sehingga dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan atau intervensi. Pada kelompok ini juga masih belum dapat menjamin bahwa perubahan
akibat intervensi karena tidak ada kontol pembanding antar kelompok

c. Static Group Comparison


Desain penelitian ini sama dengan desain posttest only design, hanya bedanya, pada desain ini
ditambahkan kelompok kontrol atau pembanding. Hasil pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan
kelompok kontrol.

2. True Experimental Designs


a. Pretest–posttest with control group
Pada desain ini dilakukan randomisasi berupa pengelompokan anggota kelompok eksperimental dan
kelompok kontrol secara acak kemudian dilakukan pemeriksaan awal pada kedua kelompok tersebut. Setelah
itu dilakukan intervensi atau perlakuan pada kelompok eksperimental. Setelah beberapa waktu dilakukan
pemeriksaan kedua pada kedua kelompok tersebut.

b. Randomized Salomon Four Group


Desain ini dilakukan dengan cara menambahkan kelompok lain yaitu kelompok perlakuan tanpa pretest
dan kelompok tanpa perlakuan dan tanpa pretest.

c. Posttest only control group design


Desain penelitian ini hampir sama dengan true experimental designs yang lain, hanya bedanya tidak
dilakukan pretest, karena kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil dengan cara random maka
kelompok-kelompok tersebut dianggap sama sebelum dilakukan intervensi. Kelemahannya ialah tidak dapat
menjelaskan seberapa besar perubahan yang terjadi karena tidak dilakuakn prestest sebelumnya.

3. Quasi Experimental Designs


a. Time series design, penelitian ini melakukan pretest dan posttest namun tanpa kelompok kontrol dan
dilakuakn berulang.
b. Control time series design, desain ini pada dasarnya merupakan time series, namun pada desain ini
menggunakan kelompok kontrol
c. Non equivalent control group, penelitian eksperimen yang dimungkinkan untuk membandingkan
hasil intervensi program kesehatan pada kelompok kontrol yang serupa tetapi tidak perlu kelompok
yang benar-benar sama.
d. Separate sample pretest posttest, dalam desain penelitian ini diawali dengan pengukuran pertama
(pretest) pada sampel yang telah dipilih secara random dari populasi. Kemudian dilakukan intervensi
pada seluruh populasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (posttest) pada kelompok sampel
yang lain tapi masih dari populasi yang sama. Desain ini sangat baik untuk menghindari pengaruh
atau efek dari pretest.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk menggali pemahaman secara mendalam dan lengkap
suatu fenomena atau gejala sosial. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model
matematik, statistic, atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan
berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dalam
kegiatannya peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan
penafsiran terhadap hasilnya. Jenis-jenis penelitian kualitatif terdiri dari:
a. Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok social. Etnografi juga
merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya atau
sebuah kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya.
Peneliti mengamati perilaku seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Peneliti meneliti ciri khas
dan kebiasaan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Data diperoleh dari observasi sangat mendalam
sehingga memerlukan waktu lama di lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara
mendalam, mempelajari dokumen atau artifak secara jeli.

b. Studi Kasus
Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu
program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh
dan mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk
menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh
dari wawancara, observasi, dan arsif. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari
berupa program, peristiwa atau individu.
c. Studi Dokumen
Studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan
tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar,
majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas
yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-naskah itu otentik.

d. Pengamatan Alami
Pengamatan alami merupakan jenis penelitian kualitatif dengan melakukan observasi menyeluruh pada
sebuah latar tertentu tanpa sedikitpun mengubahnya. Tujuan utamanya ialah untuk mengamati dan
memahami perilaku seseorang atau kelompok orang dalam situasi tertentu. Peneliti menggunakan kamera
tersembunyi atau isntrumen lain yang sama sekali tidak diketahui oleh orang yang diamati (subjek).

e. Fenomenologi Penelitian
Fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang
didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang
alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.

f. Grounded Theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu,
tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang
berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat
dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah
pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.

Selain penelitian kuantitatif dan kualitatif juga terdapat penelitian metode campuran, dalam penelitian ini
peneliti dapat menggabungkan berbagai metode untuk menjawab masalah penelitian, misalnya
menggabungkan metode observasi dan wawancara (kualitatif) dengan metode survey (kuantitatif). Terdapat
tiga jenis desain penelitian metode campuran, yaitu:
a. Metode campuran sekuensial. Peneliti berusaha menggabungkan atau memperluas penemuan-penemuan
yang diperoleh dari satu metode dengan penemuan dari metode lain.
b. Metode campuran konkuren. Peneliti mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dalam satu waktu,
kemudian menggabungkan menjadi satu informasi dalam menginterpretasi hasil.
c. Metode campuran transformatif. Peneliti menggunakan kacamata teoritis sebagai pedoman penelitian
yang di dalamnya terdapat datadata kuantitatif dan kualitatif, sebagai kerangka kerja dalam penelitian.
Kerangka kerja ini menentukan metode-metode pengumpulan data, dan menentukan hasil yang
diharapkan.

Daftar Pustaka
1. Fakultas Kedokteran Universitas Jember. 2020. Modul Materi Pembelajaran Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat
2. Masturoh, I., Anggita, T. N. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia 3. Heryana, A. 2020. M
3. Syamsunie, H. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Pendidikan. Yogyakarta: Penebar Media
Pustaka
4. Heryana, A. 2020. Metodologi Penelitian pada Kesehatan Masyarakat. Jakarta: e-book

Anda mungkin juga menyukai