Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Critical Appraisal Penelitian Kuantitatif


Critical Appraisal atau penilaian kritis dilakukan untuk mengevaluasi artikel
ilmiah secara cermat dan sistematis guna menilai kelayakan artikel sebagai
referensi penelitian baru yang akan dilakukan.Penilaian kritis perlu dilakukan sebab
kualitas penelitian yang akan digunakan perlu dipastikan.Komponen utama yang
dinilai dalam critical appraisal adalah validity, Importancy dan applicability.
Tingkat kepercayaan hasil suatu penelitian sangat bergantung dari disain penelitian
dimana uji klinis menempati urutan tertinggi.
Tahapan penyusunan critical appraisal penelitian kuantitatif
1. Membuat definisi operasional variabel
Operasionalisasi variabel ini berkaitan dengan validitas konstruk dari alat ukur.
Bila pernyataan-pernyataan ataupun pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen
sesuai dengan variabel operasional (yang tentunya dijabarkan dari teori yang
mendasari dari indikator yang diharapkan), maka instrumen tersebut akan
memenuhi validitas konstruk dan sekaligus validitas isi bila bagian atau faktor-
faktor yang terkait dalam variabel semuanya diukur).

Teori

Konsep

Defenisi

instrumen penelitian

Logika pengembangan instrumen penelitian

2. Menyusun kisi-kisi (domain) instrumen sesuai dengan definisi operasional


variabel
Definisi operasional variabel harus dijabarkan dalam kisi-kisi (domain)
instrumen.Dalam artikel contoh, variabel kepuasan pasien atas perawatan
sebelum dan sesudah operasi dijabarkan dibagi menjadi domain informasi
tentang operasi dan hubungan dokter-pasien.
3. Penjabaran kisi-kisi ke dalam pernyataan atau pertanyaan
Langkah ketiga adalah menyusun pernyataan atau pertanyaan untuk setiap
domain.Pertanyaan pada instrumen untuk penelitian kuantitatif dapat berupa
pertanyaan tertutup dan pertanyaan semi-tertutup.Keuntungan pertanyaan
tertutup adalah memudahkan pemberian kode dan pemasukan data, namun data
yang diperoleh kurang mendalam.Pernyataan atau pertanyaan harus disusun
dengan memperhatikan aspek budaya setempat.Studi pendahuluan penting untuk
dilakukan di tempat penelitian utama agar variasi jawabannya tidak melenceng
serta untuk kepentingan validasi budaya instrumen yang digunakan.
4. Menata alur pertanyaan
Setelah pertanyaan atau pernyataan disusun diperlukan penataan alur pertanyaan.
Alur ini penting karena ada beberapa pertanyaan yang berhubungan satu sama
lain atau pertanyaan yang ”meloncat”, tergantung dari jawaban responden pada
prakteknya, kegiatan ini membutuhkan ketelitian dan pengecekan ini tidak hanya
dilakukan satu kali pada saat penyusunan, tetapi juga selalu kuesioner dan
bahkan setelah kegiatan pengumpulan data berjalan beberapa saat.
5. Memperbaiki bahasa yang digunakan agar mudah dimengerti dan sesuai dengan
ejaan yang berlaku
Langkah berikutnya setelah kuesioner tersusun dalam alur yang tertata adalah
memperbaiki kalimat-kalimatnya dari segi bahasanya agar pembaca ataupun
pewawancara tidak salah mengartikannya.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam alur tata kalimat kuesioner (Hadi
1980):
a. Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap
b. Susun kalimat yang sederhana dan jelas
c. Hindari kata-kata yang tidak ada gunanya
d. Hindari pertanyaan yang tidak perlu atau tidak relevan
e. Masukkan semua kemungkinan jawaban, tetapi hindari pilihan jawaban yang
paling tidak penting
f. Perhatikan situasi dan latar belakang responden
g. Hindari menanyakan pendapat responden, kecuali jika memang ingin
mengukur pendapat
h. Hindari kata-kata yang terlalu kuat atau sugestif (mengarahkan jawaban) dan
terlalu lemah (kurang mempunyai arti)                      
i. Hindari susunan pertanyaan yang membuat responden menjawab yang tidak
sebenarnya
j. Hindari pertanyaan yang dapat dijawab dengan lebih dari satu jawaban
(kecuali untuk pertanyaan yang membutuhkan lebih dari satu jawaban)
k. Jika mungkin, susun pertanyaan yang dapat dijawab dengan hanya memberi
tanda silang atau tanda lainnya
l. Pertanyaan yang diajukan sedapat mungkin tidak membuat responden
berfikir terlalu kompleks
m. Hindari kata-kata yang sentimental, pilih kata yang netral untuk mengukur
sikap.
2.2 RCTs
1. Pengertian
Studi Terkontrol Acak Sebuah desain penelitian di mana subyek atau
pasien secara acak ditugaskan untuk intervensi atau kelompok kontrol.
Pengacakan dilakukan untuk memastikan bahwa setiap subjek atau pasien
memiliki kesempatan yang sama untuk berakhir pada kedua kelompok. Ketika
pengacakan berhasil, masing-masing kelompok studi memiliki karakteristik dan
demografi yang serupa.(Litaker, 2009).
Uji coba terkontrol acak adalah jenis eksperimen ilmiah, di mana orang
yang diteliti dialokasikan secara acak satu atau dua perawatan berbeda (atau
plasebo) yang diteliti.Subjek dialokasikan secara acak ke kelompok kontrol
(tidak ada intervensi) atau ke kelompok eksperimen (mereka yang menerima
perawatan atau menjalani tes diagnostik).Blinding dilakukan untuk mencegah
bias yaitu, pasien tidak tahu apakah mereka menerima pengobatan aktif atau
plasebo.Jika ada dua hal yang menyilaukan, baik peneliti maupun peserta
penelitian tidak tahu siapa yang menerima pengobatan atau placebo.(Toklu,
2015).
2. Jenis dan Karaktristik
Jenis RCT
a. Open Trial
Peneliti dan peserta mengetahui obat yang diberikan
b. Single Mask
Salah satu pihak tidak mengetahui obat yang diberikan.Bisa saja peneliti
atau peserta
c. Double Mask
Kedua pihak tidak mengetahui pengobatan yang diberikan, demi
menghindari terjadinya berbagai bias.
d. Triple Mask
Baik peneliti, peserta, dan penilai tidak mengetahui obat yang diberikan.
RCT juga dibagi menjadi 3 jenis:
a. Uji Terapetik, yaitu uji kemampuan obat untuk menyembuhkan dan
emenghilangkan penyakit atau tanda dan gejala
b. Uji Intervensi, yaitu mengetahui sampai dimana intervensi bisa
menghambat perkembangan proses terjadinya penyakit.
c. Uji Preventif
Karakteristik RCT
RCT memiliki karakte khusus dibanding metode yang lain, yaitu:
a. Tingkat perlakuan yang berbeda
b. Pengacakan
c. Restriksi
d. Intention to-treat analysis
3. Perhitungan sampel dan analisa statistik untuk RCT
Untuk analisa statistic dengan RCT dapat menggunakan
a. Chi square
b. ANOVA
c. T-test
d. Survival analysis
Untuk perhitungan sampel dapat digunakan rumus :

4. Kelebihan dan Kekurangan RCT


Kelebihan
a. Dapat mengidentifikasi hubungan sebab akibat
b. Dapat mengurangi bias dan perancu
c. Dapat menentukan kemanjuran
d. Dapat menentukan secara pasti metode pengobatan mana yang lebih unggul
Kekurangan
a. Potensi validitas terbatas untuk dipelajari
b. populasi, dengan relevansi terbatas dengan kondisi actual
c. Potensi untuk penanda pengganti, jika digunakan, untuk tidak berkorelasi
dengan hasil yang diinginkan
d. Sumber daya intensif berkaitan dengan biaya: biaya tinggi dapat
menyebabkan desain dengan ukuran sampel yang tidak memadai
e. Sumber daya intensif berkaitan dengan waktu: penyelesaian mungkin tidak
terjadi sampai setelah pengenalan produk baru atau metode pengobatan,
sehingga uji coba tidak mempelajari apa yang digunakan dalam praktik
klinis aktual
f. Tidak praktis untuk situasi darurat dan kondisi tertentu (mis., Penyakit
langka)
g. Mungkin tidak menjelaskan dampak di luar populasi penelitian (yaitu,
dampak pada orang yang tidak berpartisipasi dalam percobaan, seperti
penyebaran infeksi ke orang lain). (Frieden, 2017).
2.3 Case Control Studies
1. Pengertian
Kasus-kontrol adalah jenis studi observasional epidemiologis. Penelitian
observasional adalah penelitian di mana subjek tidak diacak untuk kelompok
yang terpapar atau tidak terpapar, melainkan subyek yang diamati untuk
menentukan baik pemaparan mereka dan status hasil mereka dan dengan
demikian status pemaparan tidak ditentukan oleh peneliti.
2. Jenis penelitian dan karakteristik
a. Populasi yang diteliti terdiri dari kelompok yang diklasifikasikan
mengalami suatu penyakit dan tidak berpenyakit
b. Cara menelitinya adalah melihat kebelakang untuk melihat pajanan yang
diterima objek yang diteliti.
c. Hipotesis sebaiknya menspesifikasikan secara jelas hubungan yang diduga
antara masalah kesehatan dan pajanannya.
d. Pemilihan kasusnya tidak ambigu dan objektif dari masalah kesehatan
termasuk cara mendiagnosisya.
e. Pemilihan kontrol dapat digunakan kelompok tanpa penyakit, untuk
meyakinkan tidak ada hubungan sebab akibat.
f. Tidak dapat digunakan pada kasus yang jarang

3. Perhitungan sampel dan analisa statistic untuk case-control


Perhitungansampel

Analisa data case control

Dimana ODD Ratio (OR) adalah


Odd Ratio = a.d/b.c
OR = 1, faktor resiko bersifat netral
OR < 1, faktor resiko mencegah sakit
OR > 1, faktor resiko menyebabkan sakit
4. Keuntungan dan kelemahan
Keuntungan
a. Sifatnya relatif murah dan mudah
b. Cocok untuk penyakit dengan periode laten yang panjang
c. Tepat untuk meneliti penyakit langka
d. Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap penyakit
Kerugian
a. Alur metodologi inferensi kausal yang bertentangan dengan logika normal
b. Rawan terhadap bias
c. Tidak cocok untuk paparan langka
d. Tidak dapat menghitung laju insidensi
e. Validasi informasi yang diperoleh sulit dilakukan
f. Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah
2.4 Cohort Studies
1. Pengertian
Kohort adalah komponen dari populasi yang diidentifikasi sehingga
karakteristiknya misalnya, penyebab kematian atau jumlah yang tertular
penyakit tertentu dapat dipastikan seiring bertambahnya usia. Istilah 'kelompok'
sering digunakan untuk menggambarkan mereka yang lahir selama tahun
tertentu tetapi dapat diperluas untuk menggambarkan kelompok orang yang
ditunjuk yang dilacak selama periode waktu tertentu.(Davis, 2008).
Studi kohort adalah bentuk studi observasional. Ini menganalisis faktor-
faktor risiko dan mengikuti sekelompok orang yang tidak memiliki penyakit,
dan menggunakan korelasi untuk menentukan risiko absolut kontraksi subjek,
atau beberapa populasi diamati dari waktu ke waktu untuk menentukan apakah
paparan terhadap sesuatu akan menghasilkan efek tertentu. Studi kohort tidak
dilakukan secara acak, dan mungkin ada kondisi perancu lainnya yang
mempengaruhi hasil. Untuk alasan ini, studi kohort kurang dapat diandalkan
dibandingkan uji klinis acak terkontrol. Studi kohort mungkin prospektif dan
retrospektif. Sebuah studi prospektif mengikuti populasi dari sekarang hingga
masa depan, sementara studi retrospektif mengumpulkan data dari masa lalu
dengan mengevaluasi catatan rumah sakit.(Toklu, 2015).
Studi kohort, tidak seperti kebanyakan studi kasus kontrol, biasanya
tidak benar-benar retrospektif. Kami menggunakan penelitian kohort untuk
melakukan pengamatan tentang hubungan antara pajanan tertentu atau faktor
risiko dan perkembangan penyakit selanjutnya. Mereka “prospektif” dalam
paparan atau informasi faktor risiko dikumpulkan pertama dan kemudian hasil
penyakit bertambah dari waktu ke waktu selama periode evaluasi tindak lanjut.
Kelompok yang terpajan dan tidak terpajan kemudian dibandingkan untuk
tingkat onset penyakitnya.(Johnson, 2018).
Sekelompok subjek studi yang memiliki keterpaparan atau karakteristik
yang sama. Sebuah studi kohort biasanya membandingkan dua kelompok besar
individu - mereka yang telah menerima (tetapi tidak ditugaskan) intervensi
spesifik dan mereka yang belum. Kedua kelompok biasanya diamati secara
prospektif dari waktu ke waktu untuk mengevaluasi hasil jangka panjang.
(Litaker, 2009).
2. Jenis dan karakteristik
a. Kohort Prospektif
1) Bentuk studi kohort yang murni sesuai dengan sifatnya
2) Titik awal waktu pengamatan adalah saat ini, dimana pada saat populasi
kohort belum mengalamai akibat yang diteliti, dan populasi penelitian
diikuti sampai masa depan
3) Ada dua bentuk yaitu kohor prospektif dengan perbandingan internal
dan dengan perbandingan eksternal
b. Kohort Retrospektif
1) Pengamatan dimulai padaa saat efek sudah terjadi
2) Populasi masih mengikuti syarat kohort
3) Yang diamati adalah faktor resiko masa lalu melalui pencatatan lengkap
4) Dapat dilakukan hanya jika data mengenai faktor resiko dan efek telah
tercatat dengan lengkap pada rekam medik
c. Nested case control study
1) Berupa penelitian case control yang menggunakan data-data penelitian
kohort
2) Pada saat merancang penelitian kohort sudah diduga adanya variabel
tertentu sebagai suatu faktor resiko dan efeknya
3. Perhitungan sampel dan analisis data statistik
Perhitungan sampel
Jika nilai p adalah data kontinu atau tidak dalam bentuk proporsi, maka
penentuan sampel untuk kelompok menggunakan rumus

Analisis Data
Analisis data berdasarkan penilaian Relative Risk (RR)
Dimana RR = Ie/Iu
RR = 1, tidak ada pengaruh antara keterpaparan dengan penyakit
RR < 1, ada pengaruh negative, dimana keterpaparan justru mengakibatkan
adanya pencegahan penyakit
RR > 1, ada pengaruh positive, dimana keterpaparan mempunyai peranan dalam
terjadinya penyakit
4. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
a. Penelitian kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat
insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.
b. Penelitian kohort paling baik dalam menerangkan hubungan antara faktor
risiko dengan efek secara temporal (schab akibat).
c. Penelitian kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal
dan progresif.
d. Penelitian kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari
suatu faktor risiko tertentu
e. Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, penelitian
kohort memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah
kesehatan yang makin meningkat.
f. Besarnya risiko relatif dan risiko atribut dapat dihitung secara langsung,
g. Pada penelitian kohort dapat dilakukan perhitungan statistik untuk menguji
hipotesis.
h. Penelitian kohort menyediakan angka dasar bagi kasus-kasus baru penyakit
sehingga program pencegahan dapat dievaluasi
Kekurangan
a. Penelitian kohort memerlukan sampel yang besar dan waktu yang lama
schingga sulit untuk mempertahankan subjek penelitian agar tetap
mengikuti proses penelitian.
b. Sarana dan biaya yang diperlukan biasanya mahal.
c. Seringkali rumit
d. Kurang efisien dalam hal waktu dan biaya.
e. Penelitian prospektif tidak efisien untuk penelitian penyakit dengan fase
laten yang lama
f. Penelitian retrospektif membutuhkan ketersediaan data sekunder yang
lengkap dan handal
g. Terancam drop out
h. Dapat menimbulkan masalah etika.

Dapus

Arnetz JE, Hoglund AT, Arnetz BB et al. (2008). Development and evaluation of
questionnaire for measuring patient views of involvement in myocardial infarction
care. European Journal of Cardiovascular Nursing 7: 229-238.

Farid, Muhammad. 2020. EVIDENCE BASED MEDICINE. Banjarmasin: FAKULTAS


FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Hidayat, Anwar. 2012. Menghitung Besar Sampel Penelitian.


http://www.statistikian.com/2012/ 08/menghitung-besar-samel-penelitian.html.
diakses tanggal 12 Mei 2015 pukul 15.43 WIB

Anda mungkin juga menyukai