Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENATALAKSANAAN ASUHAN

KESEHATAN GIGI RAWAT INAP


PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :
Dian Aryesti (215110447)
Fachrurrozan (215110455)
Jihan Nur Fauziyyah (215110465)
Qhusnull Putri Indy Yanni (215110485)
Tasa Permata Hati (215110499)

Dosen pembimbing :

AFLINDA YENTI, SIT, M.KES

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


JURUSAN D3 KEPERAWATAN GIGI
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas Penatalaksanaan Rawat Inap kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam menambah wawasan tentang PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN . Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu,
kami berharap ada kritik dan saran demi perbaikan makalah untuk kedepannya.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.Sebelumnya


kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum Wr. Wb
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan publik merupakan perwujudan dan penjabaran dari tugas dan fungsi pegawai
pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan dan
pembangunan. Pegawai pemerintah ditempatkan untuk menjalankan fungsi di samping abdi
negara, juga sebagai abdi masyarakat (public servant).
Oleh karena itu, untuk mewujudkan tugas dan fungsi tersebut, maka dijabarkan dalam
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat oleh unit-unit pelayanan. Penyelenggaraan
dimaksud baik meliputi kegiatan mengatur, membina, dan mendorong maupun dalam
memenuhi kebutuhan atau kepentingan segala aspek kegiatan masyarakat terutama partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.
Berdasarkan pengertiannya, pelayanan publik merupakan sebuah kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Mahmudi,
2010: 223).
Pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang
dengan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha
memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya (Moenir, 2002:26-27).

B. RUMUSAN MASALAH
Apa saja prinsip-prinsip dalam pelayanan ?

C. TUJUAN
‘’untuk mengetahui prinsip-prinsip pelayanan’’.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PRINSIP PELAYANAN KESEHATAN MENURUT LEVEY DAN LOOMBA


Menurut Levey dan Loomba (1973) Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang
diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara &
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat.
Prinsip Pelayanan Kesehatan
Selain adanya syarat pelaksanaan atau penyelenggaraan pelayanan kesehatan terdapat
juga prinsip-prinsip yang dapat diimplementasikan dalam penyelenggaranya. Prinsip-prinsip
pelayanan kesehatan ini tentunya dapat mendukung dan mengoptimalkan upaya-upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Implementasi prinsip pelayanan kesehatan yang
baik dapat memberikan dukungan optimalisasi dalam pencegahan penyakit. Menurut
(Surahman & Supardi, 2016) berikut prinsip pelayanan kesehatan:
1. Mengutamakan pelanggan.
Standar prosedur pelayanan disusun demi kemudahan dan kenyamanan pelanggan,
bukan hanya untuk memperlancar pekerjaan. Jika pelayanan kita memiliki pelanggan
eksternal dan internal, harus ada prosedur yang berbeda dan terpisah untuk keduanya.
2. Sistem yang efektif.
Proses pelayanan perlu dilihat sebagai sebuah sistem yang memadukan hasil-hasil kerja dari
berbagai unit dalam organisasi. Perpaduan tersebut harus terlihat sebagai sebuah proses
pelayanan yang berlangsung dengan tertib dan lancer di mata para pelanggan.
3. Melayani dengan hati nurani (soft system).
Dalam transaksi tatap muka dengan pelanggan, diutamakan keaslian sikap dan perilaku sesuai
dengan hati nurani. Perilaku yang dibuat-buat sangat mudah dikenali pelanggan dan akan
memperburuk citra pelayanan.
4. Perbaikan yang berkelanjutan.
Semakin baik mutu pelayanan akan menghasilkan pelanggan yang semakin sulit untuk
dipuaskan, karena tuntutannya akan semakin tinggi, kemudian kebutuhannya semakin meluas
dan beragam. Hal tersebut mendorong pemberi jasa pelayanan harus mengadakan evaluasi
dan perbaikan terus- menerus.
5. Memberdayakan pelanggan.
Menawarkan jenis-jenis layanan yang dapat digunakan sebagai sumber daya atau perangkat
tambahan oleh pelanggan untuk menyelesaikan persoalan hidup sehari-hari.
Selain fungsi, Skelcher
(1992:4) juga
mengemukakan prinsip-prinsip
dalam pelayanan kepada
masyarakat, yaitu:
a) Standard, yaitu adanya
kejelasan secara eksplisit
mengenai tingkat pelayanan di
dalamnya termasuk pegawai
dalam melayani masyarakat;
b) Openness, yaitu
menjelaskan bagaimana
pelayanan masyarakat
dilaksanakan,
berapa biayanya, dan apakah
suatu pelayanan sudah sesuai
dengan standar yang
ditentukan;
c) Information, yaitu
informasi yang menyeluruh
dan mudah dimengerti
tentang
B. PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN MENURUT SKELCHER
Skelcher (1992:4) mengemukakan prinsip-prinsip dalam pelayanan kepada masyarakat,
yaitu :
1. Standard, yaitu adanya kejelasan secara eksplisit mengenai tingkat pelayanan
termasuk pegawai dalam melayani masyarakat.
2. Openness, yaitu menjelaskan bagaimana pelayanan masyarakat dilaksanakan, berapa
biayanya, dan apakah suatu pelayanan sudah sesuai dengan standar yang ditentukan;
3. Information, yaitu informasi secara menyeluruh dan mudah dimengerti tentang suatu
pelayanan
4. Choice, yaitu memberikan konsultasi dan pilihan kepada masyarakat sepanjang
diperlukan:
5. Non discrimination, pelayanan diberikan tanpa membedakan ras dan dan jenis
kelamin
6. Accessibility, pemberian pelayanan harus mampu menyenangkan pelanggan
memberikan kepuasan kepada pelanggan;
7. Redress, adanya sistem publikasi yang baik dan prosedur penyampaian complain yang
mudah.

Keberhasilan dalam melaksanakan prinsip pelayanan publik yang berkualitas sangat


tergantung pada proses pelayanan publik yang dijalankan. Proses pelayanan publik pada dua
pihak yaitu birokrasi (pelayan) masyarakat (yang dilayani). Oleh karena itu, untuk melihat
kualitas pelayanan public yang dimaksud perlu diperhatikan dan dikaji dua aspek pokok yaitu
: aspek proses internal organisasi (pelayan); serta aspek eksternal organisasi yakni
kemanfaatan yang dirasakan oleh masyarakat pelanggan.
Hal ini sejalan dengan apa yang diungkap Skelcher (1992:10) membagi pelanggan dalam
pelayanan publik menjadi dua bagian, yaitu pelanggan internal dan eksternal. Dan perhatian
pelayanan sering difokuskan pada pelanggan eksternal, yaitu masyarakat sebagai stakeholder.

C. PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN MENURUT LAN


Menurut LAN ,2017 (Lembaga Administrasi Negara) mengemukakan prinsip-prinsip
dalam pelayanan kepada masyarakat, yaitu:
1. Partisipatif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
2. Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara
untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya.
Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesarbesarnya untuk mempertanyakan
dan menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa tidak puas dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah;
3. Responsif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan
tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien
masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat
yang menduduki posisi sebagai agen;
4. Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang
lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti: status sosial,
pandangan politik, enisitas, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual,
difabel, dan sejenisnya;
5. Mudah dan Murah. Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan
yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai
persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi.
Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara. Hal ini perlu ditekankan
karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat
konstitusi;
6. Efektif dan Efisien. Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi
dan mencapai tujuan-tujuan strategis negara dalam jangka panjang) dan cara
mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana,
tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;
7. Aksesibel. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat,
terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan
lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan
tersebut.
8. Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan public dilakukan dengan menggunakan
fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak
yang mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk penyelenggaraan pelayanan
publik harus dapat dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan (pejabat
atau unit organisasi yang lebih tinggi secara vertikal) akan tetapi yang lebih
penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas
melalui media public baik cetak maupun elektronik. Mekanisme
pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai social accountability.
9. Berkeadilan. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah
memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi
warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain.
Oleh karena itu penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/USER/Downloads/Modul%20Pelayanan%20Publik%204%20Des.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-indonesia/profesionalisasi-
administrasi-pendidikan/pengertian-fungsi-dan-prinsip-pelayanan-publik/38950488

Anda mungkin juga menyukai