Kewajiban negara melayani masyarakat, artinya negara memiliki tugas prioritas untuk
memenuhi kebutuhan rakyatnya agar tercipta kesejahteraan umum bagi rakyat dan
negara
Adapun dasar – dasar hukum mengenai pelayanan publik adalah sebagai berikut :
Unsur – unsur pelayanan publik secara umu dibagi menjadi 4, diantaranya yaitu :
Terdapat penyelengara dari pelayanan publik dimana penyelenggara ini dapat berasal
dari institusi penyelenggaran negara seperti pemerintah baik di tingkat kabupaten/kota,
provinsi maupun nasional. Selain itu juga terdapat korporasi seperti perusahaan –
perusahaan yang menjadi penyelenggara pelayanan publik, dan lembaga independen
seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pelaksana pelayanan publik yang merupakan orang – orang tertentu yang memiliki
kewenangan untuk melakukan aktivitas memenuhi kebutuhan masyarakat, diantaranya
ialah pejabat, pegawai, petugas dan setiap orang yan bertugas melaksanakan pelayanan
publik
Penerima manfaat pelayanan publik yang merupakan sasaran atau target dari pelayanan
publik itu sendiri, yaitu masyarakat, perorangan atau individu maupun badan hukum.
Standar pelayanan yang kemudian menjadi tolak ukur dan pedoman dalam proses
penyelenggaraan pelayanan publik.
Selain 4 unsur diatas, terdapat juga unsur – unsur pokok dalam pelayanan publik,
diantaranya ialah :
Strategy atau rencana yang dipergunakan untuk mencapai sasaran tertentu yang telah
ditentukan.
Structure, yaitu untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan adanya struktur organisasi
yang dapat dijabarkan ke dalam tugas-tugas fungsionalnya.
System, sistem informasi dalam organisasi harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
memudahkan hubungan kerja, cepat dan benar, baik sarana maupun prasarana dan
disesuaikan dengan kemajuan teknologi tanpa mengurangi efektivitas dan efisiensi
Staff di sini dikaitkan dalam pemilihan staf untuk mengisi organisasi, diupayakan dapat
didukung oleh staf yang sesuai melalui rekrutasi yang baik.
Style, yaitu tingkah laku dari manajer atau gaya dalam mencapai sasaran organisasi
Skill, dalam menjalankan organisasi perlu adanya kecakapan dari anggotanya. Oleh
karena itu, perlu adanya peningkatan skill secara terus-menerus untuk mengantisipasi
setiap perubahan.
Share value/superordinate goals, bahwa semua S yang lain akan difokuskan dalam
superordinate goals. Hal ini berarti konsep bimbingan diinstruksikan oleh organisasi
kepada para anggotannya[ CITATION Ang121 \l 1033 ].
Selain prinsip yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pelayanan publik di atas,
terdapat juga prinsip – prinsip dasar pelayanan publik lainnya, yaitu :
Acceptance (penerimaan)
Pimpinan dan para penyelenggara pelayanan publik dalam menjalankan tugasnya harus
dapat menerima kondisi penerima pelayanan apa adanya dan tetap memberikan
pelayanan yang terbaik.
Individualization (individualisasi)
Penerima pelayanan merupakan individu atau pribadi unik yang harus dibedakan dengan
yang lainnya.
Non-judgemental attitude (sikap tidak menghakimi)
Baik pimpinan dan para penyelenggara pelayanan publik harus memiliki sikap non-
judgemental terhadap kedudukan apapun dan penerima pelayanan serta tingkah laku
mereka. Hal ini dikarenakan agar para penyelenggara pelayanan publik tidak dengan
mudah menilai penerima pelayanan publik seperti individu yang nantinya justru akan
berimbas pada burukya kualitas dari pelayanan publik tersebut karena seua penerima
pelayanan publik memiliki hak yang sama tanpa harus dinilai dari berbagai asepk.
Rationality (rasionalitas)
Dalam menjalankan kewajibannya sebagai pimpinan ataupun para penyelenggara
pelayanan publik harus dapat memiliki melihat suatu kemungkinan berdasarkan
pandangan yang objektif dan berdasarkan fakta serta dapat mengambil keputusan agar
tidak memihak salah satu pihak.
Empathy (empati)
Pimpinan dan penyelenggara pelayanan publik harus memiliki kemampuan memahami
apa yang dirasakan penerima pelayanan.
Genuiness (ketulusan atau kesunggunghan), terutama dalam komunikasi vertal
Impartiality (kejujuran)
Sebagai orang yang diberikan kewenangan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat dan badan hukum serta individu, maka harus dimiliki sifat jujur salah
satunya adalah tidak menerima hadiah dalam bentuk apapun dari penerima pelayanan
publik dengan tujuan agar didahulukan pelayanannya.
Confidentiality (kerahasiaan)
Dalam menjalankan tugasnya maka para penyelenggara pelayanan publik harus dapat
menjamin kerahasiaan mengenai data atau informasi dari masyarakat, individu atau
badan hukum kepada orang lain. kerahasiaan informasi ini sangat penting dan wajib
dijaga oleh penyelenggara pelayanan publik agar tidak disalahgunakan oleh orang yang
tidak bertanggung jawab dan tidak terjadi pemalsuan data informasi.
Self-awarness (mawas diri)
Para pimpinan dan penyelenggara pelayanan publik harus sadar akan potensinya dan
keterbatasan kemampuannya. mawas diri merupakan nilai pokok dan juga prinsip praktik
yang diperlukan pimpinan dan para penyelenggara pelayanan publik secara terus-
menerus, dalam rangka mewujudkan proses refleksi hati nurani (kesadaran) serta refleksi
diri terhadap hal-hal yang dikerjakan, sehingga seseorang dapat mengetahui apa yang
dikerjakannya, pada saat ia menampilkan tindakan pertolongan. Mawas diri tidak berarti
pandangan diri yang berisikan penafsiran keterangan dari tindakan yang didorong oleh
dorongan dan motivasi yang tidak disadari. Mawas diri dan pengetahuan diri
memungkinkan munculnya reaksi-reaksi seseorang untuk mencapai dan memelihara
objektivitas; untuk melindungi integritas diri penerima pelayanan dan menghindarkan
manipulasi (penyalahgunaan) atau indoktrinasi terhadap penerima pelayanan; untuk
menggunakan diri dengan penuh disiplin, penuh tujuan, penuh kepercayaan diri, sebagai
jalan untuk memenuhi kebutuhan penerima pelayanan. Hal itu juga memungkinkan
pimpinan dan para penyelenggara pelayanan publik memperoleh umpan balik yang tepat
tentang penampilan diri seseorang dan membuat tindakan perbaikan yang
diperlukan[ CITATION Sah12 \l 1057 ].
Daftar Pustaka
Anggara, S. (2012). ILMU ADMINISTRASI NEGARA (Kajian Konsep, Teori dan Fakta
dalam Upaya Menciptakan Good Governence). Bandung: CV PUSTAKA SETIA.
Anggara, S. (2012). ILMU ADMINISTRASI NEGARA (Kajian Konsep, Teori, dan Fakta
dalam Upaya Mencipatakan Good Governance). Bandung : CV PUSTAKA SETIA.
Anggara, S. (2012). ILMU ADMINISTRASI NEGARA (Kajian Konsep, Teori, dan Fakta
dalam Upaya Menciptakan Good Governance). Bandung: CV PUSTAKA SETIA.