Anda di halaman 1dari 7

DISKUSI PERTEMUAN 2

Diajukan Sebagai Pemenuhan Tugas Desain Instrumen Penelitian dan Evaluasi


Semester 6

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Prof. Dr. Undang Rosidin, M.Pd.
Dr. Viyanti, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Dita Shanda Putri 1913022005

Siti Nur Oktaviana 1913022007

B. Tiara Shafa Zahirah 1913022031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
A. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen adalah sebuah penelitian yang dilakukan untuk mencari


akibat dari sesuatu yang dilakukan secara sengaja oleh para peneliti. Penelitian
eksperimen juga disebut percobaan yang berasal dari bahasa Latin “ex-periri”
yang berarti menguji coba. Penelitian eksperimen adalah suatu tindakan dan
pengamatan yang dilakukan untuk mengecek hipotesis atau mengenali
hubungan sebab akibat antara gejala. Dalam penelitian eksperimen ini,
penyebab dari semua gejala akan diuji untuk mengetahui sebab atau variabel
bebas itu akan mempengaruhi akibat atau variabel terikat.

Penelitian eksperimen ini biasanya digunakan untuk memperoleh pengetahuan


dalam bidang ilmu alam dan psikologi sosial. Secara umum, tujuan penelitian
eksperimen untuk menemukan atau mengetahui pengaruh dari suatu tindakan
terhadap kelompok tertentu. Kemudian, hasilnya dibandingkan dengan
kelompok lain yang mendapatkan tindakan berbeda. Karena itu, penelitian
eksperimen biasanya dilakukan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dari
suatu variabel atau antar variabel. Penelitian inilah yang akan mengukur
pengaruh suatu tindakan atau perlakuan terhadap sebuah variabel.

Contohnya, penelitian eksperimen di bidang pendidikan yang bertujuan menilai


atau membuktikan pengaruh pembelajaran dengan metode problem solving
terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada
sekelompok pelajar atau menguji hipotesis tentang ada dan tidaknya pengaruh
suatu tindakan itu dibandingkan metode konvensional.

Metode penelitian eksperimen memiliki beberapa desain yang bisa digunakan


untuk penelitian dalam skripsi, tesis, disertasi atau lainnya. Adapun desain
metode penelitian eksperimen yang terbagi menjadi 4, antara lain:

1. Pre-eksperimental design
Pre-eksperimental design (non-design) adalah desain metode penelitian yang
belum maksimal. Desain metode penelitian eksperimen ini belum maksimal
karena masih ada variabel luar yang bisa mempengaruhi atas terbentuknya
variabel dependen.

Desain metode penelitian eksperimen ini disebut Pre Experimental Design,


karena desain ini belum termasuk eksperimen sesungguhnya. Selain itu,
desain metode penelitian eksperimen ini juga masih ada variabel luar yang
turut berpengaruh atas terbentuknya variabel dependen.

Jadi, eksperimen yang menjadi variabel dependen itu tidak semata-mata


dipengaruhi oleh variabel independen. Eksperimen ini juga bisa terjadi
karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.
Ada beberapa macam bentuk pre-eksperimental design, yakni One-Shot Case
Study, One-Group Pretest-Posttest Design, dan Intact-Group Comparison.

2. True experimental design


True experimental design adalah desain metode penelitian eksperimen yang
membuat peneliti bisa mengontrol semua varian luar yang mempengaruhi
penelitian.

Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti bisa mengontrol semua variabel


luar yang mempengaruhi proses eksperimen. Sehingga, kualitas dari proses
penelitian eksperimen atau validitas internal bisa lebih tinggi.

Ciri utama true experimental design adalah sampel yang dipakai untuk
kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol diambil secara acak dari
populasi tertentu. 

Jadi, true experimental design adalah desain metode penelitian karena


adanya kelompok kontrol dan sampel penelitian yang dipilih secara acak.
Adapun dua bentuk true experimental design, yakni Posttest Only Control
Design dan Pretest Group Design.

3. Factorial design
Factorial design adalah desain metode penelitian eksperimen yang
merupakan hasil modifikasi dari desain sebelumnya, yakni true experimental
design yang mengamati adanya kemungkinan variabel moderator.

Modifikasi desain metode penelitian eksperimen ini dilakukan untuk


mengamati kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
variabel independen (perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil).

4. Quasi eksperimental design


Quasi eksperimental design juga desain metode penelitian eksperimen yang
dikembangkan dari true experimental design. Tetapi, desain metode
penelitian ini cenderung lebih sulit.

Desain metode penelitian eksperimen ini memiliki kelompok kontrol, tetapi


tidak berfungsi penuh untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen atau percobaan.

Meski begitu, desain metode penelitian ini lebih baik dari pre-experimental
design. Peneliti bisa menggunakan quasi experimental design ketika
pelaksanaan penelitiannya sulit memperoleh kelompok kontrol yang bisa
dilibatkan dalam penelitian eksperimen.

Langkah-langkah metode penelitian eksperimen ini biasanya meliputi beberapa


tahapan berikut.

1. Tahapan persiapan
Tahap persiapan sebagai langkah awal penelitian eksperimen ini mencakup
perancangan eksperimen, mulai dari desain metode penelitian yang akan
digunakan, variabel, tata cara dan lainnya. Selain itu, tahap persiapan ini
juga menentukan studi pustaka dan pembuatan instrumen penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian


Tahap pelaksanaan penelitian sebagai langkah kedua penelitian eksperimen
ini setidaknya terbagi menjadi dua, yakni pretest dan prost-test. Pretest
merupakan tahapan untuk melakukan suatu hal tanpa diberi perlakuan atau
studi kontrol. Sedangkan, post-test merupakan tahapan untuk melakukan
sesuatu hal dengan diberi perlakuan sesuai dengan rancangan eksperimen.

3. Tahap pengolahan dan analisis


Tahap pengolahan analisis data dalam penelitian eksperimen ini merupakan
langkah menginterpretasikan hasil eksperimen yang telah dilakukan.
Awalnya, data penelitian eksperimen ini terlebih dahulu disajikan melalui
tabel atau chart. Kemudian, peneliti mengolah dan menganalisis data dari
penelitian eksperimen dengan mengaplikasikan teknik pengolahan data yang
akan digunakan, seperti penggunaan rumus statistik untuk menentukan
pengaruh dan lainnya.

B. Engineering Design Process (EDP)

EDP adalah proses merancang suatu sistem, komponen atau proses untuk
memenuhi keinginan yang dibutuhkan (ABET dalam Schubert, Jacobitz dan Kim,
2012). Menurut Mangold dan Robinson (2013), menyatakan bahwa EDP juga
merupakan proses pengambilan keputusan, biasanya berulang, dimana konsep
sains, matematika, dan rekayasa dasar diterapkan untuk mengembangkan solusi
optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Diantara elemen
fundamental dari proses perancangan adalah pengembangan tujuan dan kriteria,
sintesis, analisis, konstruksi, pengujian, dan evaluasi. EDP merupakan model
pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan mengenalkannya pada
disiplin rekayasa (Mangold dan Robinson, 2013). EDP memiliki dasar struktur
analisis-sintesis-evaluasi (Cross dalam Hynes, 2012). Struktur ini menuntun siswa
sebagai desainer melalui proses menganalisis masalah, mensintesis sumber dan
informasi ke dalam solusi, dan mengevaluasi solusi. EDP merupakan salah satu
ide baru yang ditemukan untuk membimbing perkembangan pembelajaran di
sekolah (National Research Council dalam Berland, Steingut dan Ko,
2014).Tahapan EDP diilustrasikan pada Gambar 2.1 berikut ini:

(Jolly, 2015)
Gambar 2.1 Tahapan Engineering Design Process

EDP ini merupakan suatu model pembelajaran yang memiliki tahapan sebagai
berikut:
a. mengidentifikasi masalah
b. menentukan solusi untuk permasalahan yang ditemukan
c. merancang solusi ke dalam bentuk desain atau model
d. membuat dan menguji efektivitas dalam menyelesaikan masalah
e. mendesain ulang rancangan dan model solusi terbaru jika solusi
sebelumnya dinilai tidak efektif

Penggunaan EDP secara umum diperkenalkan kepada siswa di awal pembelajaran


melalui kegiatan kelas pendek dan kemudian dieksplorasi lebih dalam karena
menerapkan proyek jangka panjang. EDP juga berlaku untuk masalah di luar
rekayasa dan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Inilah salah satu alasan mengapa
guru di sekolah sangat bersemangat membawanya ke kelas (Berland, dkk., 2014).

Van Meeteren dan Zan (2010) mengemukakan bahwa proses perancangan sudah
ada dalam program anak usia dini yang berkualitas tinggi, terutama yang bersifat
konstruktivis di alam. Meskipun hal ini mungkin terjadi pada persentase sekolah
yang rendah, hal itu masih belum dilaksanakan dalam skala besar. Alasan
mengapa hal ini dapat terjadi karena terbatasnya waktu untuk memenuhi standar
negara, sumber daya terbatas untuk di sekolah, atau kriteria penilaian untuk
pendidikan rekayasa.
EDP salah satu pendekatan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah,
dengan karakteristik (1) sangat iteratif, (2) terbuka, karena ada banyak
kemungkinan solusi, (3) konteks yang berarti untuk belajar ilmiah, matematika,
dan konsep teknologi, dan (4) stimulus terhadap sistem berpikir, pemodelan, dan
analisis (Van Meeteren, 2010). Dengan semua karakteristik tersebut, EDP adalah
strategi pedagogis yang potensial. Analisis adalah salah satu gagasan kunci yang
baru bagi pendidikan. Begitu siswa memilih solusi potensial, mereka menganalisa
dan mengevaluasi solusinya untuk mengetahui apakah itu solusi optimal. Langkah
ini dalam prosesnya melampaui hanya mencoba mendapatkan jawaban "benar",
namun membantu siswa menyadari bahwa ada lebih dari satu jawaban yang benar.
Jenis pembelajaran ini biasanya tidak diperkenalkan pada pendidikan anak usia
dini. Apabila tanpa dimasukkannya proses analisis ke masalah, memecahkan
siswa sering gagal dalam metode trial and error. Langkah analisis EDP juga
memungkinkan siswa untuk mulai membuat keterkaitan antara prototipenya,
solusi akhir dan hasil pengujian prototipe atau solusinya (Berland, dkk., 2014).

Salah satu nilai positif dari EDP adalah pengembangan pemikiran kritis dan
keterampilan metakognitif dunia nyata, keterampilan yang bersifat adaptif dan
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Namun, pengembangan keterampilan ini
biasanya diserahkan kepada humaniora. EDP cocok untuk jenis studi yang bersifat
iteratif (proses yang berulang) dan menganalisis beragam solusi potensial. Selain
itu, penting untuk ditunjukkan bahwa EDP saat diciptakan sebagai proses
perancangan, dapat digunakan di luar desain (Mangold dan Robinson, 2013).
Kurikulum yang dikembangkan di sini menggunakan EDP untuk mengatasi
banyak situasi dan masalah yang tidak terbatas pada desain produk atau sistem.
EDP dipilih sebagai metode untuk mengajarkan manfaat rekayasa "pemikiran
desain" bukan semata-mata subjek desain. "Pemikiran desain" dicirikan oleh
seperangkat keterampilan yang mencakup menghadapi ketidakpastian,
menggunakan perkiraan, simulasi, dan eksperimen untuk membuat keputusan
yang efektif (Mangold dan Robinson, 2013). Pada EDP menunjukkan bahwa ada
dua model preskriptif yang dapat dicirikan berdasarkan tingkat abstraksi yang
dipertimbangkan dan aliran fokus kognitif dari masalah ke produk. Perbedaan ini
tercermin pada literatur pendidikan.

Berikut merupakan kelebihan dari EDP (Berland, dkk., 2014):


1. Berfokus pada kegiatan yang berpusat pada peserta didik, terbuka, dan
konstruktivis
2. Memperkenalkan keterampilan pra-rekayasa yang biasanya tidak dibahas
dalam pendidikan
3. Siswa yang terpapar ke lingkungan kerja teknik otentik, termasuk proyek
yang berorientasi pada tim, dan
4. Mengarahkan siswa menuju pemikiran kritis adaptif, untuk melibatkan
mereka dalam mengembangkan keterampilan metakognitif.

Berikut merupakan contoh dari studi kasus penelitian Eksperimental dengan


menggunakan model EDP dalam pendidikan:

https://drive.google.com/file/d/12JW6u0dUo6xAfWtLsnzPRpF0tQXLn4wN/view?
usp=sharing

DAFTAR PUSTAKA
Salmaa. 2021. Penelitian Eksperimen: Pengertian, Karakterisrik, dan Langkah
Langkahnya. Diakses dari https://penerbitdeepublish.com/penelitian-
eksperimen/ pada tanggal 21 Februari 2021 pukul 19.30 WIB.

Sutia, Cece. 2017. Motivasi Dan Kemampuan Memecahkan Masalah Dalam


Pembelajaran Engineering Design Procces. Diunduh dari
https://www.qitepinscience.org/wp-content/uploads/2018/01/Laporan
Hasil-Penelitian-Bidang-IPA-Cece-Sutia.pdf. Pada tanggal 21 Februari
2022 pukul 17.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai