Anda di halaman 1dari 10

1

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Design Based Research

Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan Design


Based Research (DBR), metode ini adalah salah satu metode pengembangan.
Sesuai dengan yang dikemukakan van den Akker (1999) menyatakan bahwa
istilah penelitian design research dimasukan ke dalam penelitian pengembangan
(developmental research), karena berkaitan dengan pengembangan materi dan
bahan pembelajaran.
Menurut Barab and Squire (2004) (dalam Herrington, dkk, 2007)
menyatakan bahwa design -based research as a series of approaches, with the
intent of producing new theories, artifacts, and practices that account for and
potentially impact learning and teaching in naturalistic settings. Design Based
Research adalah rangkaian pendekatan dengan maksud untuk menghasilkan teori
baru, benda, dan latihan yang memberi pengaruh pada pembelajaran dan
pengajaran dalam situasi alami.
Pengertian Design Based Research (DBR) menurut Plomp (2013, hlm. 15)
design research adalah:
to design and develop an intervention (such as programs, teachinglearning strategies and materials, products and systems) as a solution to a
complex educational problem as well as to advance our knowledge about
the characteristics of these interventions and the processes to design and
develop them, or alternatively to design and develop educational
interventions (about for example, learning processes, learning
environments and the like) with the purpose to develop or validate
theories.
Design research adalah suatu kajian sistematis tentang merancang,
mengembangkan dan mengevaluasi intervensi pendidikan (seperti program,
strategi dan bahan pembelajaran, produk dan sistem) sebagai solusi untuk
memecahkan masalah yang kompleks dalam

praktik pendidikan, yang juga

bertujuan untuk memajukan pengetahuan kita tentang karakteristik dari intervensiintervensi tersebut serta proses perancangan dan pengembangan (seperti proses
belajar, lingkungan belajar dan sejenisnya) dengan tujuan untuk mengembangkan
atau memvalidasi teori.

Menurut Reves, Van den Akker (2006) design based research, memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Addressing complex problems in real contexts in collaboration with

practitioners. Mengatasi masalah yang kompleks dalam konteks nyata bekerja


sama dengan praktisi.
b. Integrating known and hypothetical design principles with technological
affordances to render plausible solutions to these complex problems.
Mengintegrasikan prinsip-prinsip desain yang diketahui dan hipotesis dan
teknologi untuk memberikan solusi yang masuk akal dalam menyelesaikan
masalah yang kompleks.
c. Conducting rigorous and reflective inquiry to test and refine innovative
learning environments as well ti define new design principles. Melakukan
penyelidikan ketat dan reflektif untuk menguji dan memperbaiki lingkungan
belajar yang inovatif dan mendefisinikan prinsip-prinsip desain baru.
Disimpulkan bahwa design research adalah metode untuk mengembangkan
atau merancang sesuatu (seperti program, strategi dan bahan pembelajaran,
produk dan sistem) dengan tujaun untuk memecahkan masalah dan
mengembangkan pengetahuan yang ada sehingga akan terciptanya pengembangan
atau rancangan solusi dari masalah tersebut.
B. Lokasi dan Subjek Sumber Data Penelitian
1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilakukan di SD Negeri Galunggung, SD


Negeri Citapen, SD Negeri 2 Cibeureum, SD Negeri Bojong, SD Negeri
Sukamulya dan SD Negeri Karangsambung. Lokasi yang digunakan untuk
analisis masalah di SD Negeri Galunggung, SD Negeri Citapen, SD Negeri 2
Cibeureum, SD Negeri Bojong. Lokasi untuk melakukan uji coba pertama di SD
Negeri Sukamulya dan uji coba kedua di SD Negeri Karangsambung. Lokasi
untuk menguji coba rubrik oleh observer di Universitas Pendidikan Indonesi
Kampus Tasikmalaya.
2. Subjek Sumber Data Penelitian
Menurut Herrington, ddk (2007) menyatakan bahwa Inqualitative studies,
the choice of participants always relate to the purpose or goals of the study and
are usually individuals who reflect the characteristics or are influenced by the
issues being considered by the investigation. Dalam studi kualitatif, pemilihan
peserta berhubungan dengan tujuan atau tujuan penelitian, dan biasanya individu
yang mencerminkan karakteristik atau dipengaruhi oleh isu-isu yang sedang yang
dipertimbangkan oleh penyelidikan. Participant yang digunakan untuk analisis
masalah yaitu guru kelas IV SD Negeri Galunggung, SD Negeri Citapen, SD

Development
of solutions
design
princples
technological
innovation
Analysis of practical problems
by researchers
andinformed
practitioners
inReflection
Collaboration
Iterative
cyclesbyofexisting
testing
and refinement
to
produce
ofand
design
solutions
principles
in practice
and enhance so

Negeri 2 Cibeureum, SD Negeri Bojong dan Participant untuk melakukan uji


coba pertama ke dua adalah siswa dan guru kelas IV SD Negeri Sukamulya dan
SD Negeri Karangsambung. Setelah melakukan uji coba dan diperoleh video
pelaksanaan pembelajarannya selanjutnya mengumpulkan data pada observer
yaitu mahasiswa.

C. Desain Penelitian

Langkah-langkah design based research menurut Amiel & Reeves terurai


dalam bagan sebagai berikut:

Refinement of problems solutions methods and design principles


Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian DBR
Bahwa langkah-langkah pengembang yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Langkah pertama adalah melakukan identifikasi dan analisis masalah yang

dilakukan peneliti dan praktisi secara kolaboratif. Pada tahap ini peneliti
melakukan identifikasi masalah dan analisis masalah melalui studi
pendahuluan dan studi dokumentasi dengan cara observasi ke sekolah dasar
dan melakukan wawancara serta melihat dokumentasi sekolah seputar fokus
masalah yaitu mengenai instrumen penilaian sikap ilmiah di sekolah tersebut.
b. Langkah kedua mengembangkan solusi yang didasarkan pada patokan teori,
design principle yang ada dan inovasi teknologi. Tahap selanjutnya setelah
diketahui masalah, mengembangkan solusi dari permasalahan. Permasalahan
yang timbul yaitu tidak tersediannya instrumen penilaian sikap ilmiah dan
guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan instrumen penilaian sikap
ilmiah, maka solusi yang ditawarkan adalah pengembangan instrumen

penilaian sikap ilmiah. Peneliti mengembangkan instrumen penilaian sikap


ilmiah berupa lembar penilaian observasi yaitu rubrik untuk menilaian
kelompok dan individu.
c. Langlah ketiga melakukan proses berulang untuk menguji dan memperbaiki
solusi secara praktis. Tahap selanjutnya dilakukan uji validitas yaitu validitas
internal dan validitas ekternal dan reliabilitas. Dimana dilakukan dua kali uji
coba dalam dua kali pembelajaran.
d. Langkah keempat melakukan refleksi untuk menghasilkan design principle
serta meningkatkan implementasi dari solusi secara paraktis. Tahap
selanjutnya melakukan refleksi apakah instrumen yang dikembangkan baik
atau tidak? Apakah mendapat respon yang baik dari guru dan siswa? Dari uji
coba pertama. Kemudian selanjutnya kembali lagi melakukan perbaikan
produk dan melakukan uji coba ke dua. Proses uji coba dan refleksi akan
terus berulang ketika produk belum menunjukan hasil yang memuaskan.
Pengujian dihentikan ketika didapat instrumen penilaiansikap ilmiah pada
pembelajaran dengan model latihan penelitian di Sekolah Dasar yang
memuaskan.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2009, hlm. 3) menyatakan bahwa penilaian adalah


mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.
Menurut Hidayati (2013) menyatakan bahwa sikap ilmiah adalah suatu sikap
terhadap objek yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Instrumen penilaian
sikap ilmiah adalah alat yang akan membantu untuk mengumpulkan data dalam
menilai sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah sikap yang harus dimiliki oleh siswa
seperti sikap seorang ilmuan dalam menemukan hal-hal baru.
Menurut Joyce, dkk. (2009, hlm. 201) menyatakan bahwa model latihan
penelitian dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses
ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke
dalam periode waktu yang singkat. Menurut Schlenker (1991) (dalam Joyce.
dkk. 2009, hlm. 202) menyatakan bahwa latihan penelitian akan meningkatkan
pemahaman ilmu pengetahuan, produktivitas dalam berpikir kreatif, dan
keterampilan-keterampilan dalam memperoleh dan menganalisis informasi.
Model latihan penelitian adalah model yang mengharapkan siswa dapat secara
langsung merasakan menjadi seorang ilmuan atau peneliti, menemukan hal-hal
baru dan pengetahuan baru sehingga proses ilmiahnya melekat pada diri siswa.

5
E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto, (2010, hlm. 203) menyatakan bahwa instrumen


penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Jenis instrumen yang digunakan dalam design based research ini adalah
sebagai berikut:
1)
2)
3)

Pedoman wawancara, berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab


responden.
Daftar ceklis, sebuah daftar ceklis yang sudah dibuat peneliti kemudian akan
disesuaikan dengan di lapangan.
Lembar penilaian rubrik, berupa lembar penilaian rubrik yang telah dirancang
yaitu lembar penilaian sikap ilmiah.

Tabel 3
Tabel Jenis Data, Teknik Pengupulan Data, Instrumen, Sumber dan Tahapan
Teknik
No
Jenis Data
Pengumpulan Instrumen
Sumber
Tahapan
Data

1.

Guru kelas
Penilaian sikap Wawancara semi Pedoman
terstruktur
wawancara IV
ilmiah yang
digunakan oleh
Studi
Arsip kelas
guru
Daftar Ceklis
dokumentasi
IV

Identifikasi

2.

Permasalahan
dan kebutuhan
Wawancara semi Pedoman
guru dalam
terstruktur
wawancara
penilaian sikap
ilmiah

Guru kelas
IV

Analisis
masalah

3.

Validasi hasil
rancangan
penilaian sikap
pada
Validasi ahli
pembelajaran
latihan
penelitian

Validasi ahli

Validasi
desain

Lembar
validasi

4.

Keterpakain
instrumen
penilaian sikap Observasi
Lembar
ilmiah pada
potongan video penilaian
pembelajaran pembelajaran
rubrik
model latiahn
ilmiah

Mahasiswa
dan Guru

Menguji coba

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Setelah

menyusun

instrumen

penelitian

selanjutnya

melakukan

pengembangan intrumen peneletian dengan melakukan uji validitas dan


reliabelitas instrumen penelitian. Validitas adalah data berkaitan dengan
sahih/valid, kebenaran, kesesuaian antara apa yang akan diukur dengan alat
ukurnya. Merujuk pada pengertian valid menurut Sugiono (2009, hlm. 173)
menyatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian ini dalalm menetapkan validitas dan reliabelitas
instrument penelitian dengan cara sebagai berikut:
1. Validitas Internal

Validitas internal dilakukan dengan cara instrumen divalidasi oleh ahli.


Menurut Sugiono (2009, hlm. 363) menyatakan bahwa validitas berkenaan
dengan derajad akurasi desain pendidikan dengan hasil yang dicapai.
2. Validitas Eksternal
Validitas eksternal dilakukan dengan melakukan dua kali uji coba dengan
melakukan tiga kali pertemuan. Menurut Sugiono (2009, hlm. 364)
menyatakan bahwa validitas eksternal berkaitan dengan akurasi apakah hasil
penelitian dapat digenelarisasikan atau ditetapkan pada populasi dimana
sampel tersebut diambil.
Menurut Sugiono (2009, hlm. 364) menyatakan bahwa reliabelitas
berkenaan dengan konsistensi data stabilitas data atau temuan. Reliabelitas
adalah data berkaitan dengan keajegan, konsisten, mampu membedakan hasil,
mana yang tinggi, sedang dan rendah meskipun dilakukan uji di beberapa populasi
yang berbeda dan dengan waktu yang berbeda maka hasilnya sama mampu
membedakan mana yang tinggi, sedang, dan rendah dan suatu data dinyatakan
reliabel apabila suatu data dilakukan menggunakan instrumen yang sama dan
objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Peneliti memperoleh data

reliabel dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan kemudian


digunakan oleh beberapa mahasiswa dengan melihat video pembelajarannya dan
dilihat hasilnya.
G. Teknik Pengumbulan Data

Menurut Sugiono (2009, hlm. 308) menyatakan bahwa teknik


pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data adalah cara-cara dalam mengumpulkan yang mendukung
penelitian. Teknik pengumpulan yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara semi terstruktur
Wawancara semi terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan
membuat pedoman wawancara namun hanya garis-garis besarnya saja.
Menurut Sugiono (2009, hlm. 320) menyatakan bahwa tujuan wawancara
semi terstruktur adalah untuk menentukan permasalahan secara lebih terbuka,
dimana pihak yang diajukkan wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
2. Observasi
Menurut Sukmadinata (2010, hlm. 220) menyatakan bahwa observasi
(observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung. Observasi adalah pengumpulan data dengan cara
mengamati suatu yang akan diteliti. Jenis observasi yang digunakan penulis
adalah jenis observasi nonpartisipatif yaitu peneliti tidak ikut serta dalam
kegiatan, peneliti hanya mengamati kegaiatan saja, yaitu mengobservasi
potongan video pembelajaran.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dengan melihat atau memeliti
dokumen. Menurut Sugiono (2009, hlm. 329) menyatakan bahwa studi
dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam melakukan penelitian kualitatif. Menurut Sukmadinata,
(2010, hlm. 221) menyatakan bahwa studi dokumentasi (documentary study)
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik.
H. Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan mencari, menyususun, mengkategorikan data


dan menyajikan data. Menurut Sugiono (2015, hlm. 368) menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam bentuk katerogi,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola (hubungan antar kategori), memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
Menurut Herrington, dkk (2007) menyatakan bahwa For example, pattern
coding and sequential analysis Miles & Huberman (1994) may be used with some
qualitative data. Misalnya, pola coding dan analisis sekuensial Miles &
Huberman (1994) dapat digunakan dengan beberapa data kualitatif. Dalam
melakukan analisis data di lapangan, peneliti menggunakan analisis data menurut
Miles and Hubermen, (dalam Sugiono, 2015, hlm. 369) mengungkapkan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakuakan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Menurut Miles and Hubermen (1994, hlm. 10) menguraikan analisis kualitatif
adalah analysis as consistingof three concurrent flows of activity:

data

reduction, data display, and conclusion drawing/verification. Langkahlangkahnya dalah sebagai berikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data reduction refers to the process of selecting, focusing, simplifying,


abstracting and transcriptions. (Miles and Hubermen, 1994, hlm. 10). Data
yang ada dilapangan jumlahnya sangat banyak, maka perlunya dicatat dan
dirincikan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
mefokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. (Sugiono, 2009, hlm. 338). Dari tahapan reduksi
data akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan dapat memudahkan
peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Data Display (Penyajian Data)
Tahapan selanjutnya adalah data display atau penyajian data, penyajian data
pada penelitian kualitatif bisanya dilakukan dengan penyajian data berupa teks
bersifat naratif. Menurut Miles and Huberman (1994, hlm. 11) menyatakan
bahwa looking at displays help us to understand what is happening and to do
same thing-further analysis us to understand what is happening and to do

same thing-further analysis or caution on that understanding. Menyatakan


bahwa dalam penyajian data selain dengan bentuk teks naratif, dapat juga
berupa grafik, matrik, network (jaring kerja) dan chart.
3. Conclusion Drawing/Verification
Tahapan terakhir adalah verification atau menarikan kesimpulan. Kesimpulan
dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah di
penelitian kualitatif bersifat semaentara dan akan berkembang setelah
melakukan penelitian di lapangan. Menurut Sugiono, (2009, hlm. 345)
menyatakan bahwa kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuannya dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remangremang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif.
Berikut ini adalah analisis data yang akan dilakuakan berdasarkan teknik
pengambilan data dan dianalisis menurut Miles and Hubermen:
1. Wawancara

Analisis data yang dilakukan dengan cara mengolah hasil wawancara


yang dilakukan kepada beberapa guru dengan cara mendeskripsikan hasil
wawancara dan membuat transkrip. Transkrip adalah uraian dalam bentuk
tulisan yang rinci dan lengkap mengenai apa yang dilihat dan didengar baik
secara langsung maupun dari hasil rekaman. Proses wawancara direkam
dengan menggunakan tape recorder. Dari transkrip dan tape recorder data di
pilih yang penting-pentingnya dan yang focus pada apa yang diteleti (reduksi
data) kemudian di deksripsikan hasilnya (penyajian data) dan disimpulkan
hasilnya (verification).
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dengan menggunakan lembar daftar ceklis,
menyesuaikan apa yang menjadi indikator dan aspek yang akan diteliti
keberadaannya disesuaikan dengan dokumen yang ada dilapangan. Setelah
terkumpul data dari beberapa sekolah dasar sebagai pemanding, maka
dilakukan pengolahan data mengkategorikan indikator yang terpakai dan tidak
berdasarkan fokus penelitian (reduksi data) dan mendeskripsikannya
(penyajian data) dan disimpulkan hasilnya (verification).
3. Observasi

10

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan


teknik observasi pada potongan video pembelajaran dengan menggunakan
lembar penilaian rubrik yang telah dikembangkan kemudian digunakan oleh
mahasiswa untuk proses penilaian sikap. Setelah diperoleh hasil penilaiannya,
maka untuk mengolah hasilnya dicari jumlah kesamaan dan dipersentase
kesamaannya. Setelah diperoleh kesamaan selanjutnya diolah kembali apakah
skor kesamaan sama dengan skor ideal. Skor ideal adalah skor yang ditentukan
oleh ahli dan hasil diskusi observer. Selanjutnya penentuan rubrik layak atau
harus direvisi ditentukan oleh ahli. Menurut kesepakan dengan ahli apabila
rubrik dengan persentase kurang dari 75% maka harus direvisi, dan rubrik
dengan persentase lebih dari 75% maka harus direvisi.

Anda mungkin juga menyukai