Flap adalah bagian dari gingiva, mukosa alveolar atau periosteum yang dipisahkan atau
dipotong dari gigi dan prosesus alveolar dengan suplai darah tetap terpelihara. Flap
merupakan pembukaan gingiva dan atau mukosa yang dipisahkan dari jaringan di
bawahnya untuk meluaskan lapang pandang dan akses menuju tulang dan permukaan
akar.6
Flap berketebalan sebagian terdiri atas gingiva, mukosa atau submukosa, tetapi
tidak termasuk periosteum. Flap ini dibuat dengan membuat insisi tajam sampai ke
dekat tulang alveolar, tetapi periosteum dan jaringan ikat tetap dibiarkan melekat ke
tulang dan menutupi tulang. Teknik untuk melakukan flap ini hampir sama dengan
teknik flap berketebalan penuh, kecuali insisi awal dan cara merefleksi atau membuka
flap yang berbeda. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : Buat insisi serong ke
dalam (internal bevel) menggunakan pisau bedah, mulai dari tepi gingival, sejajar dan
dekat ke permukaan luar tulang, tetapi biarkan jaringan lunak setebal kurang lebih
0,5-1 mm tetap utuh dan melekat ke tulang. Pisau bedah yang biasa digunakan adalah
No.11, 12b, 15, atau 15c. Kemudian pemotongan dilakukan menggunakan pisau
bedah (sharp dissection), bukan elevator (blunt dissection). Hal ini sering
menyebabkan perdarahan yang banyak selama pembedahan. Pada prinsipnya sama
dengan yang dilakukan pada pembuatan flap berketebalan penuh. Teknik ini
dipertimbangkan apabila flap akan digeser atau ditransfer sehingga menghindari
daerah tulang yang terdedak.
Jenis-jenis Desain Flap7
1. Envelope flap
3. Trapeziodal flap
4. Semilunar flap
3.9 Medikasi dan instruksi pasca alveoloplasti
Pasca operasi pasien juga diberikan medikasi untuk mengatasi komplikasi yang
ditimbulkan pasca alveolektomi/ alveoloplasti. Pasien diberikan medikasi Amoxycillin
500 mg 1 tab untuk mencegah infeksi pasca bedah dan diberikan Asam Mefenamat 500
mg 1 tab untuk mengatasi sakit yang dirasakan setelah efek anastesi hilang. 8
Terdapat instruksi pasca bedah yang harus diinstruksikan kepada pasien:8
Setelah prosedur alveoloplasti, akan terdapat rasa nyeri pada area yang dilakukan
pembedahan (biasanya selama satu minggu). Jika terasa nyeri dapat mengkonsumsi
obat anti nyeri,
Mungkin akan terjadi pembengkakan pada hari pertama. Jika terdapat
pembengkakan, dapat dikompres dengan air hangat,
Diet lunak,
Gigit tampon selama setengah jam. Jika tampon basah, ganti dengan tampon yang
baru,
Jangan berkumur-kumur dan makan minum yang panas,
Instruksi untuk kontrol kembali 1 minggu kemudian.
c. Hematoma
Hematoma terjadi akibat adanya hemorrhage kapiler yang berkepanjangan. Pada hematoma,
darah berakumulasi di dalam jaringan tanpa bisa keluar dari luka yang tertutup maupun flap
yang telah dijahit. Hematoma yang terjadi dapat hematoma submukosal, subperiosteal,
intramuskular dan fasial. Terapi untuk hematoma adalah dengan aplikasi dingin pada 24 jam
pertama, lalu diikuti dengan aplikasi panas. Kadang pemberian antibiotik dianjurkan untuk
mencegah supurasi dari hematoma, dan analgesik untuk mengurangi rasa sakitnya.9
e. Osteomyelitis
Komplikasi berupa osteomyelitis jarang terjadi, biasanya terjadi pada pasien yang
immunocompromise atau pasien yang telah mendapat radiasi pada rahang yang menyebabkan
berkurangnya suplai darah ke tulang rahang. Prinsip penanganan osteomyelitis sama seperti
pada kasus-kasus infeksi pyogenik, yaitu insisi dan drainase pus dan terapi antibiotik.
Antibiotik yang biasa digunakan antara lain metronidazole dan amoxicillin yang diberikan
bersamaan. Clindamycin yang dapat berpenetrasi dengan baik ke tulang juga efektif untuk
mengatasi infeksi bakteri anaerob. Jika fase akut sudah terlewati, dilakukan pengambilan
jaringan tulang yang nekrosis dan kuretase. Jika tulang telah mengalami banyak pengurangan,
dapat dimungkinkan dilakukan bone grafting setelah infeksi benar-benar sudah dapat
ditangani.10