Anda di halaman 1dari 5

ALVEOPLASTI

Menurut Archer(1) Alveoplasti adalah suatu tindakan bedah untuk membentuk


prosesus alveolaris sehingga dapat memberikan dukungan yang baik bagi gigi tiruan
immediate maupun gigi tiruan yang akan dipasang beberapa minggu setelah operasi
dilakukan.
Alveoloplasti dilakukan dengan tujuan untuk membentuk prosesus alveolaris
setelah tindakan pencabutan gigi; memperbaiki abnormalitas dan deformitas alveolar
ridge yang ber-pengaruh dalam adaptasi gigi tiruan; membuang bagian ridge prosesus
alveolaris yang tajam atau menonjol; membuang tulang interseptal yang terinfeksi
pada saat dilakukannya gingiv-ektomi; mengurangi tuberositas agar mendapatkan
basis gigi tiruan yang baik, atau untuk menghilangkan undercutundercut; serta
memperbaiki prognatisme maksila sehingga didapatkan estetik yang baik pada
pemakaian gigi tiruan, (1,2,4)
Tidak semua proses pembuatan gigi tiruan selalu didahului dengan suatu
tindakan bedah preprostodontik, seperti alveoloplasti. Karena itu seorang dokter gigi
harus mengetahui dengan baik keadaan-keadaan yang merupakan indikasi
maupun kontra indikasi dilakukannya tindakan ini.
INDIKASI

Pada prosesus alveolaris yang dijumpai adanya undercut; cortical plate yang
tajam; puncak ridge yang tidak teratur; tuberositas tulang; dan elongasi,
sehingga mengganggu dalam proses pembuatan dan adaptasi gigi tiruan(1,10)

Jika terdapat ridge prosesus alveolaris yang tajam atau menonjol sehingga
dapat menyebabkan facial neuralgia maupun rasa sakit setempat(1,4,10)

Pada kasus prognatisme maksila, dapat juga dilakukan alveoloplasti yang


bertujuan untuk memperbaiki hubungan antero-posterior antara maksila dan

mandibular
Terdapat gigi impaksi atau sisa akar yang terbenam di dalam rahang.

Alveoloplasti dapat mempermudah proses pengeluarannya.


Edentulous ridge pasca pencabutan sebaiknya segera dilakukan agar dapat

menghasilkan cetakan yang lebih baik.


Overbite dan overjet yang tidak normal. Alveoloplasti dapat memperbaiki
overbite dan overjet.

KONTRAINDIKASI

Jika bentuk prosesus alveolaris tidak rata tetapi tidak mengganggu adaptasi
gigi tiruan baik dalam hal pemasangan, retensi maupun stabilitas. (9)
Pada pasien wanita atau pria yang jarang melepaskan gigi tiruannya karena
rasa malu, sehingga jaringan pendukung gigi tiruan menjadi kurang sehat,
karena selalu dalam keadaan tertekan dan jarang dibersihkan. Hal ini

mengakibatkan proses resorbsi tulang dan proliferasi jaringan terhambat.


Pasien yang masih muda. Hal ini disebabkan karena tulang yang dimiliki tidak
sekeras tulang pada pasien yang lebih tua sehingga lebih mudah mengalami
resorpsi tulang akibat pemakaian gigi tiruan yang terlalu lama.

Starshak (1971) mengemukakan 5 macam teknik alveoloplasti, yaitu : teknik


Alveolar

Kompresi,

teknik

Simpel

Alveoloplasti,

teknik

Kortiko-

Labial

Alveoloplasti, teknik Dean Alveoloplasti, dan teknik Obwegeser Alveoloplasti.


Teknik Alveolar Kompresi
Merupakan teknik alveoloplasti yang paling mudah dan paling cepat. Tujuan
dilakukannya tindakan ini adalah untuk mengurangi lebar soket dan menghilangkan
tulang-tulang yang dapat menjadi undercut. Pada teknik ini dilakukan penekanan

cortical plate bagian luar dan dalam di antara jari jari. Teknik ini paling efektif
diterapkan pada pasien muda, dan harus dilakukan setelah semua tindakan ekstraksi
Teknik Simpel Alveoloplasti
Teknik ini dapat digunakan jika dibutuhkan pengurangan cortical margin
labial atau bukal, alveolar margin lingual atau palatal. Biasanya digunakan flep tipe
envelope, i kadangkala digunakan juga flep trapesoid dengan satu atau beberapa
insisi. Pada teknik ini pembukaan flep hanya sebatas proyeksi tulang, karena
pembukaan

yang

berlebihan

pada

bagian

apikal

dapat

menyebabkan

komplikasikomplikasi yang tidak diinginkan.


Teknik Kortiko-Labial Alveoloplasti
Teknik ini merupakan teknik alveoloplasti yang paling lama yang sering
digunakan, di mana pada teknik ini dilakukan pengurangan cortical plate bagian
labial. Dalam tindakan bedah preprostodontik teknik inilah yang paling sering
digunakan, karena pada teknik ini pembuangan tulang yang dilakukan hanya sedikit,
serta prosedur bedahnya yang sangat sederhana.
Teknik Dean Alveoloplasti
Teknik Dean ini didasari oleh prinsipprinsip biologis sebagai berikut :

mengurangi alveolar margin labial dan bukal yang prominen,


tidak mengganggu perlekatan otot,
tidak merusak periosteum,
melindungi cortical plate sehingga dapat digunakan sebagai onlay bone graft

yang hidup dengan suplai darah yang baik,


mempertahankan tulang kortikal sehingga dapat memperkecil resorbsi tulang
setelah operasi.

McKay memodifikasi teknik Dean ini dengan memecahkan cortical plate ke arah
labial sebelum menekannya kembali ke palatal. Modifikasi ini menjamin onlay tulang
dapat bergerak bebas dan terlepas dari tekanan.
Teknik Dean Alveoloplasti
Pada kasus protrusi premaksilaris yang ekstrim, teknik Dean tidak akan
menghasilkan ridge anterior berbentuk U seperti yang diinginkan, tetapi
menghasilkan ridge berbentuk V. Untuk menghindari bentuk ridge seperti ini,
Obwegeser membuat fraktur pada cortical plate labial dan palatal. Keuntungan teknik
ini adalah dapat membentuk kedua permukaan palatal dan labial prosesus alveolaris
anterior, dan sangat tepat untuk kasus protrusi premaksilaris yang ekstrim. Operasi
dengan teknik ini harus didahului dengan proses pembuatan model gips, kemudian
splint atau gigi tiruan disusun pada model kerja gips tersebut. Dengan dilakukannya
proses ini, maka prosedur operasi yang dilakukan di kamar praktek dokter gigi atau di
ruang operasi dapat dilakukan dengan lebih akurat.
Klasifikasi Menurut Waktu Pembedahan
1. Alveloplasti setelah pencabutan gigi
Tindakan bedah dilakukan setelah segera pencabutan gigi dilakukan. Tujuan
dari alveoplasti ini adaah membuat atau mempersiapkan lingir segera setelah
dilakuka pencabutan
2. Alveoplasti sekunder.
Alveoplasti sekunder dilakukan ketika adanya resobsi tulang alveolar yang
tidak beraturan dan adanya kegagalan alveoplasti yang dilakukan sebelumnya
SUMBER
1. Archer, W. H. Oral and Maxillofacial Surgery. 5th ed. Vol. I. Philadelphia:
Saunders, 1975: 135, 179-187.
2. Birn, H. and Winther, J. E. Manual of Minor Oral Surgery A Step by Step
Atlas. 1st ed. Philadelphia: Saunders, 1975: 109-115

4.

Indresano, A. T. and Laskin, D. M. Procedures to Improve the Bony Alveolar


Ridge. In: Laskin, D. M., editor. Oral and Maxillofacial Surgery. St. Louis:
Mosby, 1985: 293-305.

9.

Starshak, T. J. Preprosthetic Oral Surgery. St. Louis: Mosby, 1971: 59-72.

10. Thoma, K. H. Oral Surgery. Ed. 5th ed. Vol. I. St. Louis: Mosby, 1969: 409
416.

Anda mungkin juga menyukai