Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

Anatomi Fisiologi Manusia


Fisiologi Otot Skeletal

Disusun Oleh :
• M. Daffa Izza Pratama (110122228)
• Silvy Andriani (110122237)
• Sophia Condelezze Rotua (110122321)
• Nur Hidayatul Jannah (110122234)
• Vania Putri Fitria (110122189)
• Dinda Assyfa Putri S. (110122184)
• Nur Alizatus Salamah (110122116)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalah “Fisiologi Otot Skeletal” untuk mata kuliah Anatomi
Fisiologi Manusia.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen dan kakak asdos karena telah banyak membantu dalam menyelesaikan
praktikum kami sebagai penunjang makalah ini. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik untuk kami
belajar menjadi lebih baik dari yang sebelumnya, oleh karena itu maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Surabaya, September 2022


Tertanda,

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah …................................................................................................. 5
C. Tujuan ….................................................................................................................. 5
D. Landasan Teori …......................................................................................................7
E. Metode Praktikum......................................................................................................10

BAB II ISI
A. Hasil Praktikum ….................................................................................................... 13
B. Pembahasan ….......................................................................................................... 43

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan …........................................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA …....................................................................................................... 48

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia membuat suatu gerakan secara sadar seperti berjalan, berbicara, mengangkat
tangan dan lain-lain. Hal ini mungkin dilakukan karena ada otot skeletal yang berperan
didalamnya. Otot skeletal ini dihubungkan ke dua sendi melalui tendon, yang terdapat pada
periosteum tulang. Otot skeletal terdiri dari ratusan hingga ribuan serabut otot, yang biasanya
menimbulkan tegangan otot/gaya pada otot.
Potensial aksi merupakan depolarisasi dan repolarisasi membrane sel yang terjadi
secara cepat. Potensial aksi dapat menyebabkan otot-otot berkontraksi. Sebuah potensial aksi
tunggal akan dapat menghasilkan peningkatan tegangan otot yang berlangsung sekitar 100
milidetik atau kurang dan hal ini biasa disebut kontraksi tunggal. Kemudian, bila potensial
aksi kedua muncul sebelum respon terhadap potensial aksi pertama selesai, tegangan tersebut
akan menjumlahkan dan menghasilkan respon yang lebih besar. Bila otot menerima rentetan
potensial aksi yang saling tumpang tindih maka otot akan mengalami somasi yang lebih besar
lagi dengan tingkat tegangan yang bergantung pada laju perangsangan. Bila jalannya ari kaju
perangsangan cukup cepat, maka sentakan tersebut akan lepas menjadi kontraksi halus dan
bertahan lama yang disebut tetani.
Waktu antara datangnya rangsangan ke neuron motoric dengan awal terjadinya
kontraksi disebut fase laten, waktu terjadinya kontraksi disebut fase kontraksi, dan waktu
untuk otot berelaksasi disebut fase relaksasi. Kontraksi pada otot dibagi menjadi dua, yaitu
kontraksi isomeric dan isotonik.
Otot dapat mengadakan kontraksi dengan cepat , apabila ia mendapat rangsangan dari
luar berupa rangsangan arus listrik, rangsangan mekanis panas, dingin dan lain-lain.
Kekuatan kontraksi otot dipengaruhi oleh antara lain tingkat kepekaan saraf yang
menginervasinya, cara perangsangannya, dan faktor pembebanan yang diberikan kepada otot
tersebut. Pembebanan pada otot dapat diberikan pada saat otot kontraksi (afterload) dapat
juga diberikan pada saat sebelum otot kontraksi (preload). Afterload dan preload memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap kekuatan kontraksi dan kerja otot.
Sebuah motor unit terdiri dari satu motor neuron dan semua serabut otot yang
diinervasi oleh neuron tersebut. Diantara serabut otot dan motor neuron terdapat daerah yang
namanya neuromuscular junction. Semakin tinggi frekuensi stimulus yang diberikan kepada
otot skeletal, semakin kuat gaya yang dihasilkan oleh otot tersebut. Secara khusus, kamu
mengamati jika ada stimulus elektrik yang diberikan ke otot, maka otot tersebut akan lebih
cepat mekanisme kontraksinya.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja kontraksi yang terjadi pada otot skeletal ?


2. Apa yang dimaksud dengan neuron motoric, kedutan otot, unit motoric, rekrutmen,
tegangan stimulus, stimulus ambang, dan stimulus maksimal ?
3. Apa itu frekuensi stimulus, penjumlahan gelombang, dan treppe ?
4. Bagaimana efek dari peningkatan frekuensi stimulus pada kekuatan yang
dikembangkan oleh otot rangka yang terisolasi ?
5. Bagaimana peningkatan frekuensi stimulus ke otot rangka yang terisolasi dan
menghasilkan kedutan ?
6. Apa yang dimaksud dengan frekuesi stimulus, tetanus lengkap, tetanus tidak lengkap,
dan tegangan tetanik maksimal ?
7. Apa itu definisi dari frekuensi stimulus, tetanus lengkap (menyatu), kelelahan, dan
periode istirahat ?
8. Bagaimana pengaruh panjang otot istirahat terhadap perkembangan tegangan ketika
otot dirangsang secara maksimal dalam percobaan isometric ?
9. Apa yang dimaksud dengan kontraksi konsentris isotonik, beban, periode
latent,memperpendek kecepatan,dan hubungan beban kecepatan ?

C. Tujuan
Aktivitas 1
• Untuk memahami istilah kopling eksitasi-kontraksi, stimulus listrik, kedutan
otot, periode laten, fase kontraksi, dan fase relaksasi.
• Untuk memulai otot berkedut dengan rangsangan listrik dari berbagai
intensitas.
• Untuk mengidentifikasi dan mengukur durasi periode latent.

Aktivitas 2
• Untuk memahami istilah neuron motoric, kedutan otot, unit motoric,
rekrutmen, tegangan stimulus, stimulus ambang, dan stimulus maksimal.
• Untuk memahami bagaimana rekrutmen unit motoric dapat meningkatkan
ketegangan seluruh otot berkembang.
• Untuk mengidentifikasi ambang tegangan stimulus.
• Untuk mengamati pengaruh peningkatan tegangan stimulus pada seluruh otot.
• Untuk memahami bagaimana meningkatkan tegangan stimulus ke otot yang
terisolasi dalam percobaan meniru perekrutan unit motoric dalam tubuh.

5
Aktivitas 3,4,5
• Untuk memahami istilah frekuensi stimulus, penjumlahan gelombang, dan
treppe.
• Untuk mengamati efek dari peningkatan frekuensi stimulus pada kekuatan
yang dikembangkan oleh otot rangka yang terisolasi.
• Untuk memahami bagaimana peningkatan frekuensi stimulus ke otot rangka
yang terisolasi menginduksi penjumlahan kekuatan kedutan.

Aktivitas 6
• Untuk memahami istilah frekuesi stimulus, tetanus lengkap, tetanus tidak
lengkap, dan tegangan tetanik maksimal.
• Untuk mengamati efek dari peningkatan frekuensi stimulus pada otot rangka
yang terisolasi.
• Untuk memahami bagaimana meningkatkan frekuensi stimulus ke otot rangka
yag terisolasi menyebabkan untuk tetanus tidak lengkap.

Aktivitas 7
• Untuk memahami istilah frekuensi stimulus, tetanus lengkap (menyatu),
kelelahan, dan periode istirahat.
• Untuk mengamati perkembangan kelelahan otot rangka.
• Untuk memahami bagaimana lamanya interval istirahat menentukan
timbulnya kelelahan.

Aktivitas 8
• Untuk memahami istilah kontraksi isometric, gaya aktif, gaya pasif, total gaya,
dan hubungan panjang-tegangan.
• Untuk memahami pengaruh panjang otot istirahat terhadap perkembangan
tegangan ketika otot dirangsang secara maksimal dalam percobaan isometric.
• Untuk menjelaskan dasar molekuler dari hubungan panjang-tegangan otot
rangka.

6
Aktivitas 9
• Untuk memahami istilah kontraksi konsentris isotonik, beban, periode
latent,memperpendek kecepatan,dan hubungan beban kecepatan.
• Untuk memahami efek peningktan beban (berat) pada kerangka yang terisolasi
otot ketika otot dirangsang dalam percobaan kontraksi isotonik.
• Untuk memahami hubungan beban kecepatan pada otot rangka yang terisolasi.

D. Landasan Teori
Fisiologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu physis dan logos yang berarti
alam dan cerita. Metode ilmiah yang digunakan dalam fisiologi bertujuan untuk mempelajari
fungsi fisika dan kimia dari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme
secara keseluruhan.
Otot disebut juga alat gerak aktif merupakan organ tubuh yang mempunyai
kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat
berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan
lingkungan.
Fisiologi Otot Skeletal adalah fungsi alat gerak pada organ tubuh manusia untuk
mempertahankan posisi dan bentuk tubuh.
Otot adalah suatu jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas utamanya berkontraksi.
Kontraksi otot berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam
tubuh. Ada tiga macam sel otot dalam tubuh manusia yaitu : jantung, lurik, dan polos, namun
yang berperan dalam pergerakan kerangka tubuh manusia adalah otot rangka.
Otot rangka adalah jaringan peka rangsang yang diatur oleh saraf motorik somatik
dalam kesatuan yang disebut saraf motorik unit (SMU). SMU juga memiliki ambang
rangsang tertentu . Jika rangsang yang diberikan melewati ambangnya, maka pada saraf
tersebut akan muncul potensial aksi dan dihantarkan sebagai impuls.
Lama kontraksi disesuiakan dengan fungsi masing-masing otot,otot gastroknemus
harus beekontraksi dengan kecepatan yag cukup pada pergeraka tungkai untuk berlari atau
melompat.Otot gastroknemus memiliki serabut cepat yang disesuaikan untuk kontraksi otot
yang sangat cepat dan kuat seperti berlari dan melompat. Serabut ini tampak lebih besar .
Retikulum sarkoplasmanya lebih luas sehingga dengan cepat dapat melepaskan ion-ion
kalsium untuk memulai kontraksi otot.
Mekanisme kontraksi otot dapat dijelaskan dengan model pergeseran
filamen(filamen-filamen tebal dan tips yang saling bergeser saat berkontraksi) model
pergeseran filamen (filamen sliding). Model ini menyatakan bahwa gaya berkontraksi otot
dihasilkan oleh suatu proses yang membuat beberapa filamen tebal dan tipis dapat bergeser
antar sesamanya.

7
Kontraksi filamen aktin tidak tertarik kedalam filamen miosin sehingga overloap satu
sama lainnya secara luas.Discus Z ditarik oleh filamen aktin sampai ke ujung filamen
miosin.Jadi kontraksi otot terjadi karena mekanisme pergeseran filamen yang disebabkan
oleh kekuatan mekanisme kimia atau elektrostatik yang ditimbulkan oleh interaksi jembatan
penyebrangan dari filamen miosin dan miosin aktin.
Potensial aksi tunggal menyebakan kontraksi singkat yang diikuti dengan relaksasi
otot.Peristiwa tersebut disebut juga kedutan ototDurasi otot berkedut bervariasi dengan jenis
otot yang diuji. Kedutan otot ini memiliki 3 fase, yaitu periode latent, fase kontraksi dan fase
relaksasi.
Periode latent adalah periode waktu yang berlalu antara aksi potensial dalam sel otot
dan awal dari kontraksi otot. Dimana periode ini melepaskan kalsium dari reticulum
sarkoplasma.
Tahap excitation-contraction coupling adalah tahap dimana pelepasan kalsium
sehingga dapat mengikat komplek troponin (trompomiosin)hal ini menyebakan filamen
myosin dapat berikatan dengan filamen aktin.
Fase kontraksi dimulai ketika periode latent berakhir dan berakhirnya puncak
ketegangan otot atau ketegangan meningkat hingga mencapai puncaknya. Saat tegangan
meningkat, ion kalsium (Ca) berikatan dengan troponin, situs aktif pada filamen tipis terbuka
dan interaksi jembatan silang terjadi. Untuk serat otot ini, fase kontraksi berakhir kira-kira 15
msec setelah stimulasi.
Fase relaksasi adalah periode atau jangka waktu dari ketegangan otot sampai
berakhirnya kontraksi otot. Selama periode ini, kadar kalsium (Ca2+) menurun karena ion
kalsium dipompa kembali ke SR. Situs aktif dan jumlah jembatan silang aktif akan tertutupi
oleh tropomyosin ketika kalsium terlepas atau dipompa kembali ke SR. Akibatnya, tegangan
menurun ke tingkat istirahat.
Threshold adalah stimulus minimal yang dibutuhkan untuk menyebabkan depolarisasi
membran plasma otot (sarcolemma). Threshold juga titik dimana ion sodium mulai bergerak
kedalam sel (bukan keluar dari sel)untuk menyebakan depolarisasi membran.
Neuron motoric atau neuron eferen membentuk divisi everen PNS, setengah juta
neuron motoric membawa intruksi dari SSP ke efektor perifer di jaringan perifer, organ, atau
system organ.
Kedutan otot dapat berlangsung 7-100 mili per detik, tergantung pada otot yang
dirangsang, kedutan otot dihasilkan oleh stimulasi tunggal atau satu kontraktil tanggapan atas
potensial aksi tunggal.

8
Unit motoric adalah neuron motoric dan semua serat otot yang dikendalikannya,
ukuran unit motoric menunjukkan seberapa halus, atau tepat, suatu Gerakan dapat dilakukan.
Unit motoric kecil dengan 4-6 serat otot, ditemukan di otot mata dan jari, unit motoric besar
dengan 1000-2000 serat otot ditemukan pada otot-otot yang menahan beban di paha dan
pinggul, dimana control yang tepat tidak terlalu mendesak.Rekrutmen adalah peningkatan
tegangan otot yang halus tetapi tetap yang dihasilkan oleh peningkatan jumlah unit motorik
aktif.
Stimulus ambang adalah stimulus terkecil yag diperluka untuk menginduksi potesial
aksi dalam membra plasma serat otot, atau sarkolema.
Treppe adalah peningktan secara progresif gaya yang dihasilkan ketika otot
distimulasi pada frekuensi yang cukup tinggi .Pada frekuensi ini otot akan berkedut
(twitches) dan saling mengikuti satu sama lain, dengan puncak tiap twitch sedikit lebih tinggi
dari yang sebelumnya. Peningkatan gaya yang menyerupai anak tangga inilah yang
menjadikan treppe dikenal dengan nama staircase phenomenon.
Frekuesi stimulus adalah jumlah potesial aksi per menit atau jumlah persatuan waktu
stimulus yang muncul.
Penjumlahan gelombang adalah penjumlahan yang terjadi ketika rangsangan sukses
tiba sebelum fase relaksasi telah selesai.
Stimulus tunggal menghasilkan kontraksi tunggal atau kedutan yang dapat
berlangsung 7-100 msec tergantung pada otot yang dirangsang. Sebuah kedutan tunggal
begitu singkat sehingga tidak cukup waktu untuk mengaktifkan persentase yang signifikan
dari jembatan silang yang tersedia. Untuk alasa ini, meskipun kedutan otot dapat dihasilka
oleh stimulasi listrik di laboratorium, mereka tidak efektif dalam melakukan pekerjaan yang
bermanfaat. Namun, jika kedutan kedua terjadi sebelum tegangan kembali ke nol, tegangan
akan memuncak pada tingkat yang lebih tinggi, karena jembatan silang tambahan akan
terbentuk.
Summation adalah Ketika otot berulang kali distimulasi,dimana jarak waktu antara
waktu stimulus dan stimulus lainnya berdekatan,twitches dapat saling tumpang tindih
(overlap) dang menghasilkan konraksi otot yang lebih kuat daripada twitch tunggal.
Summation akan terjadi Ketika serat otot yang sudah distimulasi ,distimulasi lagi sebelum
otot sempat relaksasi.
Tetanus adalah Ketika otot diberikan stimuli terus berkali-kali pada otot dalam jangka
pangjang, gaya otot pada akhirnya akan mencapai suatu masa stabil. Jika stimuli diberikan
dengan frekuensi yang lebih sering lagi ,twitch akan mulai menyatu sehinggga puncak dan
lembah masing-masing twitch jadi tidak dibedakan lagi satu dengan yang lainnya keadaan ini
disebut juga comple(fused)tetanus. Frekuensi stimulus dimana tidaka ada lagi peningkatan
gaya yang dihasilkan oleh otot disebut tegangan tetanik maksimal (maxsimal tetanic tension).

9
Namun pada tetanus tidak komplit adalah terjadi frekuensi stimulus semakin meningkat
terjadinya tegangan naik ke puncak dan periode relakasasi sangat singkat. Frekuensi stimulus
ketika stimulus kurang dari 50 msec akan menghasilkan kedutan dan treppe individu.
Fatigue adalah kegagalan serat otot untuk meghasilkan ketegangan karena aktivitas
kontraktil sebelumnya, penurunan kemampuan otot untuk mempertahankan kekuatan
kontraksi yang konstan setelah stimulasi berulang yang berkepanjangan.
Kontraksi Isometrik Otot dapat berkontraksi secara isometrik atau isotonis. Ketika
otot berusaha menggerakkan beban yang lebih besar dari gaya yang dihasilkannya, otot
berkontraksi secara isometrical. Pada jenis kontraksi ini, otot tetap pada Panjang yang tetap
(isometric = sama panjang), contoh kontraksi isometric adalah ketika anda berdiri pada
ambang pintu dan mendorong kusennya. Beban yang anda ingin gerakkan (kusen pintu) lebih
besar daripada gaya yang dihasilkan otot anda sehingga otot anda tidak memendek.

Kontraksi Isotonis adalah pada jenis kontraksi ini,otot memendek selama waktu
tertentu dimana gaya yang dihasilkan otot tetap konstan(isotonis = tegangan yang sama). Jika
otot berusaha menggerakkan beban yang sama atau lebih kecil daripada gaya yang dihasilkan
oleh otot, otot berkontraksi secara isotonikal.

E. Metode Praktikum
Alat dan Bahan :
1. Komputer atau Laptop
2. Software PhysioEx 9.0 bagian PEX exercise 2 : Skeletal Muscle Physiology

• Metode pada aktivitas 1 Identifikasi Periode Latent


1. Buka aplikasi PhysioEX 9.0 dilaptop anda yang sudah terinstal.
2. Klik physioEX 9.1 berupa folder kemudian klik physioEX.ex.
3. Klik exercise 2 : Skeletal Muscle Physiology.
4. Lalu klik activity 1 : The Muscle Twitch and The latent Period.
5. Klik experiment kemudian ikuti langkah yang berada pada modul praktikum anatomi
fisiologi manusia edisi 2022.
6. Jika percobaan sudah selesai klik submit untuk menyimpan kemudian akan muncul
soal post lab maka jawablah dengan benar .
7. Kemudian klik lab report dan klik submit.
8. Klik save to PDF dan berikan nama folder yang jelas agar tidak ketukar dengan
percobaan lain.

10
• Metode pada aktivitas 2 Indentifikasi Tegangan Threshold
1. Buka aplikasi physioEX 9.0 dilaptop anda yang sudah terinstal.
2. Klik physioEX 9.1 berupa folder kemudian klik physioEX.ex.
3. Klik exercise 2 : Skeletal Muscle Physiology.
4. Lalu klik activity 2 : The Effect Of Stimulus Voltage on Skeletal Muscle Contraction
5. Klik experiment kemudian ikuti langkah yang berada pada modul praktikum anatomi
fisiologi manusia edisi 2022.
6. Jika percobaan sudah selesai klik submit untuk menyimpan kemudian akan muncul
soal post lab maka jawablah dengan benar .
7. Kemudian klik lab report dan klik submit.
8. Klik save to PDF dan berikan nama folder yang jelas agar tidak ketukar dengan
percobaan lain.

• Metode pada aktivitas 3,4,5 ( Efek Peningkatan Intensitas Stimulus, Treppe,


Summation)
1. Buka aplikasi physioEX 9.0 dilaptop anda yang sudah terinstal.
2. Klik physioEX 9.1 berupa folder kemudian klik physioEX.ex.
3. Klik exercise 2 : Skeletal Muscle Physiology.
4. Lalu klik activity 3 : The Effect Of Stimulus Frequency on Skeletal Muscle
Contraction
5. Klik experiment kemudian ikuti langkah yang berada pada modul praktikum anatomi
fisiologi manusia edisi 2022.
6. Jika percobaan sudah selesai klik submit untuk menyimpan kemudian akan muncul
soal post lab maka jawablah dengan benar .
7. Kemudian klik lab report dan klik submit.
8. Klik save to PDF dan berikan nama folder yang jelas agar tidak ketukar dengan
percobaan lain.

• Metode pada aktivitas 6 Tetanus


1. Buka aplikasi physioEX 9.0 dilaptop anda yang sudah terinstal.
2. Klik physioEX 9.1 berupa folder kemudian klik physioEX.ex.
3. Klik exercise 2 : Skeletal Muscle Physiology.
4. Lalu klik activity 4 : Tetanus in Isolated Skeletal Muscle.
5. Klik experiment kemudian ikuti langkah yang berada pada modul praktikum anatomi
fisiologi manusia edisi 2022.
6. Jika percobaan sudah selesai klik submit untuk menyimpan kemudian akan muncul
soal post lab maka jawablah dengan benar .
7. Kemudian klik lab report dan klik submit.
8. Klik save to PDF dan berikan nama folder yang jelas agar tidak ketukar dengan
percobaan lain.

11
• Metode pada aktivitas 7 Fatigue ( Kelelahan )
1. Buka aplikasi physioEX 9.0 dilaptop anda yang sudah terinstal.
2. Klik physioEX 9.1 berupa folder kemudian klik physioEX.ex.
3. Klik exercise 2 : Skeletal Muscle Physiology.
4. Lalu klik activity 5 : Fatigue in Isolated Skeletal Muscle.
5. Klik experiment kemudian ikuti langkah yang berada pada modul praktikum anatomi
fisiologi manusia edisi 2022.
6. Jika percobaan sudah selesai klik submit untuk menyimpan kemudian akan muncul
soal post lab maka jawablah dengan benar .
7. Kemudian klik lab report dan klik submit.
8. Klik save to PDF dan berikan nama folder yang jelas agar tidak ketukar dengan
percobaan lain.

• Metode pada aktivitas 8 Kontraksi Isometrik


1. Buka aplikasi physioEX 9.0 dilaptop anda yang sudah terinstal.
2. Klik physioEX 9.1 berupa folder kemudian klik physioEX.ex.
3. Klik exercise 2 : Skeletal Muscle Physiology.
4. Lalu klik activity 6 : The Skeletal Muscle Length-Tansion Relatioship
5. Klik experiment kemudian ikuti langkah yang berada pada modul praktikum anatomi
fisiologi manusia edisi 2022.
6. Jika percobaan sudah selesai klik submit untuk menyimpan kemudian akan muncul
soal post lab maka jawablah dengan benar .
7. Kemudian klik lab report dan klik submit.
8. Klik save to PDF dan berikan nama folder yang jelas agar tidak ketukar dengan
percobaan lain.

• Metode pada aktivitas 9 Kontraksi Isotonis


1. Buka aplikasi physioEX 9.0 dilaptop anda yang sudah terinstal.
2. Klik physioEX 9.1 berupa folder kemudian klik physioEX.ex.
3. Klik exercise 2 : Skeletal Muscle Physiology.
4. Lalu klik activity 7 : Isotonic Contraction and the Load-Velocity Relationship
5. Klik experiment kemudian ikuti langkah yang berada pada modul praktikum anatomi
fisiologi manusia edisi 2022.
6. Jika percobaan sudah selesai klik submit untuk menyimpan kemudian akan muncul
soal post lab maka jawablah dengan benar .
7. Kemudian klik lab report dan klik submit.
8. Klik save to PDF dan berikan nama folder yang jelas agar tidak ketukar dengan
percobaan lain.

12
BAB II
ISI

A. Hasil Praktikum
Aktivitas 1 “ Identifikasi Periode Latent ”

13
Dari hasil praktikum ini dapat dilihat dari tabel dan grafik bahwa semakin tinggi
tegangan otot, maka semakin besar juga gaya aktif. Contohnya pada tabel tersebut pada
tegangan 6,0 v akan menghasilkan gaya aktif sebesar 1,65 dan pada tegangan 7,0 v akan
menghasilkan 1,74. Namun pada periode laten dalam periode ini tidak berubah atau tetap. Hal
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Guyton&Hall., 2007), bahwa kekuatan
kontraksi otot dipengaruhi oleh antara lain tingkat kepekaan saraf yang mengintervasinya, cara
perangsangannya dan faktor pembebanan yang diberikan kepada otot tersebut. Selain itu,
semakin tinggi frekuensi stimulus yang diberikan kepada otot skeletal, maka semakin kuat
gaya yang dihasilkan oleh otot tersebut (Guyton&Hall.,2007). Kemudian, periode laten yang
tidak berubah ini disebabkan karena masih berada pada fase laten, yaitu fase munculnya
rangsangan pada neuron motoric sampai awal akan terjadinya penurunan.

14
Aktivitas 2 “ Tegangan Threshold “

Pada tabel tersebut menyatakan bahwa pada tegangan (0,0 - 0,7) V belum
adanya gaya aktif sedangkan pada tegangan 0,8 V ada gaya aktif sebesar 0,02. Hal ini
dikarenakan pemberian rangsangan yang berulang-ulang dengan kekuatan yang
semakin besar, menyebabkan gaya aktifnya semakin tinggi. Jadi, dari hasil praktikum
aktivitas dua tersebut terlihat bahwa rangsangan yang lemah pun dapat menimbulkan
perubahan potensial aksi lokal membran, tetapi intensitas potensial lokal harus
meningkat sampai nilai ambang sebelum potensial aksi terjadi.

Keterangan: Pada tegangan (0,0 dan 0,1) V belum adanya gaya aktif. Artinya pada tegangan
ini belum mencapai stimulus ambang.

15
Keterangan: Pada tegangan (0,2 dan 0,3) V belum adanya gaya aktif. Artinya pada tegangan
ini belum mencapai stimulus ambang .

16
17
Keterangan : Pada tegangan (0,4 dan 0,5) V belum adanya gaya aktif. Artinya pada tegangan ini
belum mencapai stimulus ambang sehingga tidak ada terjadi kontraksi

Keterangan : Pada tegangan (0,6 dan 0,7) V belum adanya gaya aktif. Artinya pada tegangan
ini belum mencapai stimulus ambang sehingga tidak ada terjadi kontraksi.

Keterangan : Pada tekanan 0,8 V sudah terjadi kontraksi. Hal ini dikarenakan dalam tekanan
0,8 V sudah mencapai stimulus ambang, sehingga terjadilah kontraksi.

18
• Aktivitas 3 “ Efek Peningkatan Intensitas Stimulus “

Mula-mula otot diberi rangsangan 0.0 voltase hingga 10.0 voltase untuk mengetahui
perubahan gaya aktif dan gaya total. Pada tabel tersebut juga dijelaskan pengaruh tegangan
stimulus. Dimana tegangan stimulus adalah tegangan yang dapat merangsang kontraksi otot
sampai mendapat gaya aktif tertinggi. Dalam tabel terlihat jelas bahwa gaya aktif terendah
dalam voltase 0.0 atau pada keadaan diam. Dan pada voltase 0.8 gaya aktif mulai naik dengan
gaya total 0.02. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontraksi otot mencapai gaya aktif
tertinggi pada rangsangan listrik 8.5 voltase, dimana mencapai gaya total 1.83. Efek dapat
dilihat jika tegangan kita naikan, maka active force juga meningkat, kecuali pada tegangan
(8.5, 9, 9.5, 10) V, active force tetap sama. Hal ini dikarenakan sudah mencapai tegangan
maksimal pada 8.5 V, sehingga active force tidak terjadi peningkatan lagi.

19
Keterangan : Pada tegangan 0.5 V belum ada gaya aktif. Hal ini dikarenakan dalam posisi ini
belum ada kontraksi yang terjadi.

20
Keterangan : Pada grafik (1 – 2.5) V selalu ada peningkatan gaya aktif. Jadi, semakin besar
tegangan akan ada peningktan gaya aktif sampai tercapainya maksimum pada gaya aktif.

21
22
Keterangan : Pada grafik (3 – 4.5) V selalu ada penigkatan gaya aktif. Jadi, semakin besar
tegangan akan ada peningkatan gaya aktif sampai tercapainya maksimum pada gaya aktif.

Keterangan : Pada grafik (5 - 6) V selalu ada peningkatan gaya aktif.Jadi, semakin besar
tegangan akan ada peningktan gaya aktif sampai tercapainya maksimum pada gaya aktif.

23
Keterangan : Pada grafik (6.5 – 7.5) V selalu ada penigkatan gaya aktif. Jadi, semakin besar
tegangan akan ada peningkatan gaya aktif sampai tercapainya maksimum pada gaya aktif.

24
25
Keterangan : Pada grafik (8 – 10) V sudah tercapainya gaya aktif maksimum dimulai dari
tegangan 8V. Hal ini dikarenakan sudah mencapai tegangan mkasimal sehingga tidak terjadinya
pennigkatan gaya aktif.

Aktivitas 4 “ Treppe “

26
Berdasarkan data di atas, diperoleh bahwa stimulasi tunggal menghasilkan kontraksi tunggal
atau kedutan yang dapat berlangsung (0 - 200) msec tergantung pada otot yang dirangsang.
Sebuah kedutan tunggal begitu singkat sehingga tidak cukup waktu untuk mengaktifkan
persentase yang signifikan dari jembatan silang yang tersedia. Untuk alasan ini, meskipun
kedutan otot dapat dihasilkan oleh stimulasi listrik dilaboratorium, mereka tidak efektif dalam
melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Namun, jika kedutan kedua terjadi sebelum tegangan
kembali ke nol, tegangan akan memuncak pada tingkat yang lebih tinggi, karena jembatan
silang tambahan akan terbentuk.

• Aktivitas 5 “ Summation “
Experiment Data :
Voltage Length Stimulus Active Force Passive Force Total Force
8.5 75 Single 1.83 0.0 1.83
8.5 75 Single 2.67 0.0 2.67
8.5 75 Single 1.83 0.0 1.83
8.5 75 Single 1.83 0.0 1.83
7 75 Single 2.46 0.0 2.46
Ketika stimulus kedua datang sebelum periode relaksasi berakhir, twitches dapat saling
tumpang tindih dan menghasilkan gaya kontraksi yang lebih besar daripada twitch tunggal.
Fenomena inilah yang disebut dengan summation. Dari tabel nomor 1 dapat dilihat ketika otot
hanya distimulus sekali dengan voltage 8.5 akan menghasilkan gaya kontraksi sebesar 1.83
gms. Ketika otot distimulus dua kali akan menghasilkan gaya aktif sebesar 2.67 gms.
Sedangkan pada tabel nomor 3 dan 4 tidak mengalami perubahan active force karena sudah
mencapai batas maksimal. Sehingga, terjadi perubahan gaya yang dihasilkan oleh otot dan
gaya yang dimunculkan lebih kecil dengan waktu yang panjang. Pada tabel ke 5, ketika
tegangan diturunkan akan menghasilkan perubahan lebih besar pada total gaya, sebesar 2,46
gms.

27
Keterangan : Pada stimulus pertama dengan tegangan 8,5 V terdapat gaya aktif 1,83 g.

Keterangan : Pada stimulus dengan tegangan 8,5 V lagi dapat mempengaruhi kenaikan grafik
yang menghasilkan gaya aktif yang meningkat.

28
Keterangan : Pada grafik dengan ditambahkan kembali pada tegangan yang sama 8,5 V
memiliki gaya aktif sama dengan pada tegangan pertama.

Keterangan : Pada stimulus ditambahkan dengan tegangan yang sama 8,5 V terdapat gaya
aktif atau sudah mencapai batas maksimum.

29
Keterangan : Pada stimulus dengan tegangan 7 V menghasilkan peningkatan kontraksi baru
sehingga pada stimulus 7V dapat menumpang tindih tegangan sebelumnya

• Aktivitas 6 “ Tetanus “

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada stimuli 146 msec terdapat gaya yang
memasuki masa stabil. Maka dari itu keadaan ini disebut dengan tetanus yang dimana gaya
otot pada akhirhya akan memasuki masa stabil.mulai dari stimuli (146-150) msec dan disebut
juga dengan tetanik maksimum yang dimana tidak ada lagi peningkatan gaya aktif.

30
Pada grafik tersebut, menunjukkan bahwa pada saat dimulainya stimuli 50 msec terdapat gaya
aktif yang stabil. Pada grafik yang stimuli 80 msec, terdapat peningkatan gaya aktif. Pada
grafik 130 msec, terjadi peningkatan yang mana kita lihat bahwa pada grafik stimuli (50 msec
- 130 msec) merupakan tetanus komplit karena menunjukkan bahwa pada grafik (80-130)
msec yang dihasilkan akan semakin menyatu pula twitch (kedutan). Sehingga twitch akan
mulai menyatu dan tidak dapat di bedakan lagi. Selain itu juga stimulus yang dihasilkan sangat
tinggi sehingga fase relaksasi dihilangkan, dataran tinngi tegangan pada tingkat maksimum

31
Keterangan : Coba perhatikan pada grafik stimuli (130-144) msec, terjadi twitch (kedutan)
menghilang pada stimuli 144 msec yang menandakan bahwa pada grafik stimuli 130-144 msec
terjadi tetanus incomplete. Hal ini dikarenakan terjadinya frekuensi stimulus yang semakin
meningkat, sehingga tegangan yang dihasilkan naik ke puncak dan periode relaksasi sangat
singkat

Pada grafik stimuli menunjukkan bahwa pada stimuli 146 msec terdapat gaya yang
memasuki masa stabil. Maka dari itu kaedaan ini disebut dengan tetanus yang dimana gaya

32
otot pada akhirnya akan memasuki masa stabil, mulai dari stimuli 146-150 msec dan disebut
juga dengan tetanik maksimum yang dimana tidak ada lagi peningkatan gaya aktif.

• Aktivitas 7 “ Fatigue (Kelelahan) “

Pada grafik dan tabel diatas tersebut menunjukkan bahwa pada tekaan 8,5 satu dan
kedua terjadinya gaya maksimum yang stabil atau sama tetapi ketika stimulus berulang dalam
jangka panjang akan menimbulkan terjadinya penurunan gaya maksimum dikarenakan
kemampuan penurunan gaya maksimum ini bertujuan untuk mempertahakan gaya kontraksi
yang konstan.

33
• Aktivitas 8 “ Kontraksi Isometric “

Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh dari pemanjangan. Hal
ini dikarenakan kontraksi terjadi ketika mengangkat beban melebihi kekuatan maksimum,
seperti halnya mengangkat meja piano dengan sebelah tangan, maka kontraksi terjadi namun
tidak menimbulkan pemendekan atau pemanjangan otot.

Keterangan: Pada pemanjangan sebesar 50 mm menyebabkan timbulnya gaya aktif sebesar


0,11 g

34
Keterangan : Pada pemanjangan sebesar 60 mm terdapat gaya aktif. Hal ini menunjukkan
terdapat adanya kenaikan gaya aktif

35
Keterangan : Pada pemanjangan sebesar 70mm terdapat adanya kenaikan gaya aktif

36
Keterangan : Pada pemanjangan sebesar 80 mm terdapat adanya gaya aktif yang meningkat
dan gaya pasif terlihat

37
38
39
40
• Aktivitas 9 “ Kontraksi Isotonis “

Pada saat beban (Weight) sebesar 0.5 dapat dilihat bahwa kecepatan kontraksi otot
(Velocity) yang terjadi sebesar 0.100 mm/msec, dan durasi kedutan (Twitch Duration) sebesar
78.00 msec, serta jarak yang terangkat (Distance Lifted) sebesar 4.0 mm . Data tersebut
menunjukkan bahwa pada beban sebesar 0.5 bergerak dengan sangat cepat.

Pada saat beban (Weight) sebesar 1.0 dapat dilihat bahwa kecepatan kontraksi otot
(Velocity) yang terjadi sebesar 0.057 mm/msec, dan durasi kedutan (Twitch Duration) sebesar
49.00 msec, serta jarak yang terangkat (Distance Lifted) sebesar 2.0 . Data tersebut
menunjukkan bahwa pada beban sebesar 1.0 bergerak dengan cepat setelah beban sebesar 0.5

41
Pada saat beban (Weight) sebesar 1.5 dapat dilihat bahwa kecepatan kontraksi otot
(Velocity) yang terjadi sebesar 0.057 mm/msec, dan durasi kedutan (Twitch Duration) sebesar
49.00 msec, serta jarak yang terangkat (Distance Lifted) sebesar 2.0 . Data tersebut
menunjukkan bahwa pada beban sebesar 1.0 bergerak dengan cepat setelah beban sebesar 0.5

Pada saat beban (Weight) sebesar 2.0 dapat dilihat bahwa kecepatan kontraksi otot
(Velocity) yang terjadi sebesar 0.000 mm/msec, dan durasi kedutan (Twitch Duration) sebesar
0.00 msec, serta jarak yang terangkat (Distance Lifted) sebesar 0.0 mm . Data tersebut
menunjukkan bahwa pada beban sebesar 2.0 tidak terjadi pergerakan, sehingga kecepatan
kontraksi otot menunjukkan angka 0.000 mm/msec

B. Pembahasan

42
Pembahasan Pada Modul Kerja Anatomi Fisiologi Manusia
• Aktivitas 1(Identifikasi Periode Latent)
1. Berapa lama perode laten terjadi? 3.20 msec
2. Tegangan stimulus: 5.0 V Periode Laten: 3.20 msec
3. Tegangan stimulus: 6.0 V Periode Laten: 3.20 msec
4. Tegangan stimulus: 7.0 V Periode Laten: 3.20 msec
5. Apakah periode laten berubah dengan adanya perubahan tegangan stimulus? Periode
laten tidak berubah.

• Aktivitas 2 (Identifikasi Tegangan Threshold)


1. Apa yang anda lihat pada active force? 0.0 tidak ada yang berubah pada tampilan
active force.
2. Berapakah tegangan threshold? 0.8 V
3. Mengapa grafik yag dihasilkan pada tegangan threshold berbeda dengan grafik yang
dihasilkan pada tegangan dibawah threshold? Threshold adalah batas minimal
pemberian stimulus yang dibutuhkan untuk menyebabkan depolarisasi membran
plasma (otot) (sercolemma) artinya grafik yang dijadikan hasil pada tengan threshold
akan naik (depolarisasi) saat pemberian stimulus seudah cukup (minimal) sedangkan
grafik pada tegangan di bawah threshold terlihat tidak ada perubahan karena belum
mencapai threshold stimulus yang diberikan.

• Aktivitas 3 (Efek Peningkatan Intensitas Stimulus )


1. Amati jejak anda. Bagaimana peingkatan tegangan memengaruhi puncak pada jejak?
Pada voltage yang berbeda jejak semakin naik, namun tercatat pada waktu yang sama.
Semakin tegangannya meningkat. Maka puncak semakin tinggi, karena mencapai
tegangan maksimal maka puncak tidak mengalami peningkatan (tetap).
2. Bagaimana peningkatan tegangan memengaruhi besarnya active force yang dihasilkan
oleh otot? Semakin tinggi voltage, maka puncak jejak semakin tinggi maka active
forcenya meningkat, tetapi dengan selisih yang sedikit dan berhenti saat sudah
mencapai tegagan maksimal .
3. Mengapa ada tegangan maksimal? Apa yang terjadi pada otot pada tegangan ini?
Terjadi tegangan maksimal karena pada teganga tersebut otot sudah dianggap
berkontraksi sempurna dan tidak mampu mengikat lagi. Minimal hanya 1, maksimal
seluruh sel otot.
4. Serat otot individual mengikuti prinsip all-or-none yang dapat berkontraksi 100% atau
tidak berkontraksi sama sekali. Apakah otot juga mengikuti prinsip tersebut?
Mengapa atau mengapa tidak? Tidak, karena rangsangan ambang hanya menimbulkan
kontraksi satu serabut otot saja, sehingga hasilnya otot secara keseluruhan adalah

43
penegangan yang lemah. Jika intensitas rangsangan diperbesar maka semakin
bertambah kuat. Tidak, karena otot tetap berkontraksi meskipun hanya 1 kali.

• Aktivitas 4 (Treppe)
1. Apa yang anda amati? Terjadi summation, penaikan gaya seperti anak tangga.

• Aktivitas 5( Summation)
1. Berapakah active force kontraksi yang terjadi? 1.83 gms
2. Berapakah Active Forcenya sekarang? 2.67 gms
3. Apakah ada perubahan pada gaya yang dihasilkan otot? Iya, terjadi perubahan pada
gaya yang dihasilkan otot, terjadi peningkatan.
4. Mengapa terjadi perubahan gaya? Karena otot distimulus berulang kali dan
menghasilkan gelombang yang saling tumbuh tindih sehingga menghasilkan kontraksi
otot.
5. Apakah anda melihat pola perubahan yang sama pada gaya yang dihasilkan? Ada,
gayanya lebih kecil dari tegangan yang diberikan.
6. Apakah gaya yang dihasilkan berubah dengan tiap penambahan stimulus? Bila Ya,
mengapa? Karena kontraksi kedua diawali saat kontraksi pertama belum selesai. Ya,
karena otot distimulus berulang kali secara cepat sehingga gaya yang dihasilkan
menjadi semakin kuat dan menghasikan banyak gaya pada tiap stimulus beruntun.

• Aktivitas 6 ( Tetanus)
1. Apa yang mulai terjadi pada waktu sekitar 80 msec? Terdapat grafik yang stabil
dimulai dari waktu sekitar 80 msec (gaya akan memasuki masa stabil)Disebut apakah
keadaan ini? Tetanus, tetani (bergrafik incomplebe) atau infused tetanus
2. Bagaimana perbandingan jejak pada 130 stimuli/sec dengan jejak pada 50 stimuli/sec?
Grafik 150 stimuli/sec memiliki gelombang yang lebih kecil dibandingan dengan
yang 50 stimuli/sec dan pada jejak 50, otot mengalami peningkatan
mcomplete.Disebut apakah keadaan ini? Summation atau complete tetanus.
3. Periksa data anda. Pada frekuensi stimulus berapakah tidak terjadi lagi penigkatan
gaya? Pada frekuensi stimulus 146/145 keatas.
4. Disebut apakah frekuensi stimulus ini?Tetanisasi (maximal tetani tension)

• Aktivitas 7 ( Fatigue)
1. Apa yang terjadi pada produksi gaya seiring berjalannya waktu? Terjadi penurunan
gaya untuk mempertahankan gaya kontraksi sama dengan setelah pemberian stimulasi
berulang dalam jangka panjang.

44
• Aktivitas 8( Kontraksi Isometrik )
1. Dengan melihat grafik ini, panjang otot manakah yang menghasilkan active force
yang terbesar? (berikan rentangnya) 70 sampai 80 mm
2. Pada pajang berapakah passive force mulai lebih sedikit berperan dalam total force
yang dihasilkan oleh otot? 90 mm
3. Dengan melihat grafik ini, pada panjang otot berapakah passive force mulai berperan
dalam total force yang dihasilkan oleh otot?80 mm
4. Grafik akan menujukkan penurunan panjang otot = 90 mm. mengapa hal ini
terjadi?Karena pada panjang otot 90 mm, active forcenya menurun drastis sedangkan
passive forcenya hanya bertambah sedikit sehingga terjadi penurunan total force.
5. Apakah variabel kunci pada kontraksi isomerik?Otot tidak akan berubah panjangnya,
tidak memendek walaupun aktif berkontraksi.

• Aktivitas 9 (Kontraksi Isotonis)


1. Berapa waktu yang diperlukan otot untuk menghasilkan gaya 0.5 gram?78.00 msec.
2. Pada titik jejak mana otot mulai memendek?Otot mulai memendek pada beban 0.5
gram, saat 0-40 msec.
3. Mengapa otot tidak memendek sebelum masa stabil?Karena otot memerlukan gaya
yang lebih besar daripada beban yang digantungkan pada ujung otot.
4. Apakah dibutuhkan waktu yang lebih lama bagi otot yang untuk menghasilkan gaya
yang dibutuhkan untuk menggerakkan beban?Iya.
5. Apakah perbedaan jejak ini dengan jejak yang dihasilkan dengan beban 0.5 g?Jarak
beban yang diangkat lebih kecil daripada jarak saat beban 0.5 g akibatnya jejaknya
semakin menurun.
6. Periksa plot data dan data numerik anda. Pada berat beban berapakah velositas
kontraksi tercepat?0.5 gms
7. Apa yang terjadi ketika anda memasang beban 2,0 g pada otot dan menstimulasinya?
Apa perbedaan jejak ini dari jejak lainnya? Kontraksi apakah yang anda amati?
8. Otot tidak mengalami pemendekan, jejaknya tetap pada angka 0, berkontraksi secara
isomerik.

45
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktivitas 1
Berdasarkan hasil tabel praktikum diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
tegangan otot atau frekuensi stimulus yang diberikan kepada otot skeletal maka semakin
besar juga gaya aktif yang dihasilkan oleh otot tersebut. Namun, pada periode laten tidak
berubah atau tetap. Hal ini dikarenakan masih berada pada fase laten, yaitu fase munculnya
rangsangan pada neuron motoric sampai awal akan terjadinya penurunan.

Aktivitas 2
Berdasarkan hasil tabel praktikum, dapat disimpulkan bahwa pemberian rangsangan
atau voltase yang berulang-ulang dengan kekuatan yang semakin besar akan menyebabkan
gaya aktifnya semakin tinggi atau akan menimbulkan terjadinya gaya aktif.

Aktivitas 3
Berdasarkan hasil tabel praktikum, dapat disimpulkan bahwa tegangan stimulus berhenti
ketika mencapai titik maksimal atau voltage maksimal pada 8.5 voltase, kontraksi otot
mencapai gaya aktif tertinggi pada rangsangan listrik 8.5 voltase, setelah 8.5 voltase maka
active force tidak bertambah karena sudah mencapai gaya aktif tertinggi.

Aktivitas 4
Berdasarkan hasil tabel praktikum diatas, dapat disimpulkan bahwa stimulasi tunggal
menghasilkan kontraksi tunggal atau kedutan yang dapat berlangsung 0-200 msec tergantung
pada otot yang dirangsang. Untuk alasan ini, meskipun kedutan otot dapat dihasilkan oleh
stimulasi listrik dilaboratorium, mereka tidak efektif dalam melakukan pekerjaan yang
bermanfaat.

Aktivitas 5
Berdasarkan hasil tabel praktikum, dapat disimpulkan bahwa ketika stimulus kedua
datang sebelum periode relaksasi berakhir, twitches dapat saling tumpang tindih dan
menghasilkan gaya kontraksi yg lebih besar daripada twitch tunggal. dari tabel nomor 1
dapat dilihat ketika otot hanya di stimulus sekali dengan voltage 8. 5 akan menghasilkan gaya
kontraksi sebesar 1.83 gms

46
Aktivitas 6
Berdasarkan hasil praktikum diatas, menunjukkan bahwa pada stimuli 146 msec terdapat
gaya yang memasuki masa stabil maka dari itu keadaan ini disebut dengan tetanus yang
dimana gaya otot pada akhirnya akan memasuki masa stabil.mulai dari stimuli 146-150 msec
dan disebut juga dengan tetanik maksimum yang dimana tidak ada lagi peningktan gaya aktif.
Semakin lama gaya aktif akan menyebabkan tetanus komplit tetapi jika semakin cepatnya
gaya aktif yag dihasilkan aka meyebabkanya tetanus tidak lengkap.

Aktivitas 7
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa dengan voltase yang sama dan
pemberian stimulasi berulang-ulang dalam jangka panjang. Maka, terjadi peningkatan di
periode istirahat yang artinya adanya penurunan gaya untuk mempertahankan gaya kontraksi
setelah pemberian stimulasi yang sama dan berulang-ulang.

Aktivitas 8
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa pemanjangan atau pemendekan
tidak berpengaruh pada kontraksi otot dan pada awal pemanjangan hingga akhir pemanjangan
gaya aktif.

Aktivitas 9
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa kecepatan kontraksi otot
tergantung pada beban (Weight) dimana kecepatan maksimal akan didapat dengan beban
minimal. Sehingga semakin berat bebannya maka semakin lambat pula kontraksi otot
(Velocity) yang terjadi, begitupun sebaliknya

47
DAFTAR PUSTAKA

Arthur C. Guyton ad John E. Hall, 2006 , Guyton and Hall’s Textbook of Medical
Physiology, 11 ed., Contraction of Skeletal Muscle,72-84.
Ebook Martin, Nath,Bartholomew, Fundamentals of Anatomy and Physiology,Eleventh
edition.

48

Anda mungkin juga menyukai