“BIOMEKANIK OTOT”
OLEH :
PO.713241191004
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayahnya-lah kita
semua dalam keadaan sehat wal-afiat, Sholawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada
nabi besar Muhammad SAW, karena beliaulah yang membawa kita dari zaman kegelepan
menuju alam yang terang menderang seperti sekarang ini.
Penulis makalah berjudul Biomekanik Otot bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Biomekanik. Selama proses penyusunan makalah,, penulis mendapatkan beberapa kendala tapi
bisa teratasi oleh beberapa pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.besar harapan
penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak Aamiin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Otot.............................................................................................................
B. Sifat-Sifat Jaringan Otot...............................................................................................
C. Organisasi Struktural Otot Skeletal..............................................................................
D. Fungsi Otot...................................................................................................................
E. Tipe Kerja Otot.............................................................................................................
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Otot...........................................................
G. Strength, Power, Endurance.........................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari.
Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh,
memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan
disatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga
mencapai kehidupan yang produktif sebagai satu tujuan hidup. Dipihak lain, bekerja
berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap
pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban
fisik maupun mental.
Seperti yang kita ketahui bersama yaitu Otot-otot tubuh berfungsi untuk
menegakkan tubuh. Saat tubuh mengangkat beban, terjadilah kerja fisik yang
menyebabkan kontraksi otot. Jika otot diberi beban tambahan maka akan terjadi
kelelahan, otot-otot menegang dan pembuluh darah mengecil. Hal ini mengurangi aliran
darah yang membawa oksigen dan gula ke seluruh tubuh. Sewaktu menarik beban, bagian
tubuh yang paling berpotensi cedera adalah tulang belakang dan bagian bawah, akibatnya
terasa letih dan otot terasa sakit. Kondisi itu jika berlangsung dalam waktu yang lama,
dapat menimbulkan rasa sakit yang bersifat permanen atau bahkan kelumpuhan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari otot?
2. Apa saja sifat-sifat jaringan otot?
3. Bagaimana organisasi struktural otot skeletal?
4. Apa fungsi dari otot?
5. Apa saja tipe kerja otot?
6. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gaya otot?
7. Apa yang dimaksud strength, power, endurance?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari otot
2. Untuk mengetahui sifat-sifat jaringan otot
3. Untuk mengetahui organisasi struktural otot skeletal
4. Untuk mengetahui fungsi otot
5. Untuk mengetahui tipe kerja otot
6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya otot
7. Untuk mengetahui strength, power, endurance
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN OTOT
Otot merupakan jaringan aktif, karena otot mampu secara aktif mengembangkan
ketega-ngan atau berkontraksi.Karena otot adalah jaringan aktif, maka otot memiliki
fungsi yang penting untuk memper-tahankan postur tubuh, menggerakkan segmen tubuh
& meredam terjadinya shock.
Sejumlah serabut otot secara genetik ditentu-kan dan bervariasi dari orang ke
orang. Jumlah serabut otot yang terbentuk sejak lahir akan dipertahankan sepanjang daur
kehidu-pannya, kecuali kadang-kadang menurun setelah injury.
2. Motor Unit
Sejumlah serabut otot yang diinnervasi oleh susunan motor neuron tunggal,
disebut dengan motor unit. Axon pada setiap motor neuron akan membagi beberapa
cabang sehingga setiap serabut otot dipersarafi oleh satu motor end plate.Serabut dari
sebuah motor unit dapat menyebar diatas area sekitar beberapa cm & diselang – seling
oleh serabut motor unit lainnya.
Motor unit dengan jumlah serabutnya bergan-tung pada tipe gerakan yang
dihasilkan. Otot yang menghasilkan gerakan-gerakan yang halus dan sangat terkontrol
dipersarafi oleh motor unit kecil (jumlah serabutnya kecil) seperti gerakan mata dan jari-
jari. Otot yang menghasilkan gerakan-gerakan kasar dipersarafi oleh motor unit besar
(jum-lah serabutnya besar) seperti gerakan menendang dan berjalan.
3. Tipe Serabut
Serabut otot memiliki sifat karakteristik yang berbeda-beda. Karena perbedaan
karakteristik ini, maka se-rabut otot dibagi kedalam 2 kategori utama : serabut slow-
twitch ST dan serabut fast-twitch (FT). Berdasarkan unsur histokimiawi, serabut FT
dibagi kedalam 2 kategori : serabut FTa (tipe IIa) dan serabut FTb (tipe IIb).
Fakta baru menunjukkan bahwa genetik me-miliki peran yang besar terhadap
proporsi tipe serabut. Fakta juga menjelaskan bahwa otot skeletal dapat beradaptasi
terhadap tuntutan perubahan fungsional dengan menghasilkan perubahan pada phenotype
genetik dari serabut otot.
4. Arsitektur Serabut
Susunan serabut otot dapat mempengaruhi fungsional otot. Orientasi struktural ini
dapat mempengaruhi strength otot dan ROM. Ada 2 kategori utama susunan serabut otot :
susunan serabut paralel dan susunan serabut pennate. Perbedaan susunan serabut paralel
dan susun-an serabut pennate dapat dilihat pada tabel 2.
Jika sudut pennation lebih dari 60o, maka jum-lah gaya efektif yang ditransfer ke
tendon ku-rang dari ½ gaya yang dihasilkan oleh serabut otot. Ditemukan bahwa pelari
cepat memiliki sudut pennation yang lebih kecil daripada pelari jarak jauh.
D. FUNGSI OTOT
Pada saat otot berkontraksi, maka besarnya ketegangan adalah konstan pada
seluruh panjang otot, baik pada tendon dan lokasi perlekatannya. Gaya ketegangan
(kontraksi) berkembang karena adanya tarikan otot pada perlekatannya di tulang &
menciptakan torque pada sendi-sendi yang dilewati otot tersebut,
3. Peran otot
Ketika otot menghasilkan ketegangan (kon-traksi) maka jarang satu otot bekerja
secara terisolir, tetapi umumnya bekerja dengan otot lainnya secara simultan
(bersamaan). Ketika otot berkontraksi dan menyebabkan gerakan pada segmen tubuh
maka otot terse-but bekerja sebagai agonis/primemover. Karena ada beberapa otot
yang sering memberikan kontribusi terhadap gerakan, maka otot tersebut bekerja
sebagai asisten agonis.
Otot-otot yang relaks pada saat agonis bekerja atau otot lawanan yang
berkembang ketegangan eksentrik pada saat yang sama dengan agonis bekerja, maka
otot tersebut dikenal sebagai antagonis. Otot antagonis sering memberikan aksi kon-
trol khususnya pada akhir gerakan yang cepat dan kuat. Agonis khususnya aktif
selama akselerasi segmen tubuh, sedangkan antagonis terutama aktif selama deselerasi
(perlambatan). Sebagai contoh, ketika seorang berlari menu-runi bukit maka fungsi
quadriceps sebagai an-tagonis untuk mengontrol besarnya fleksi knee yang terjadi.
Otot dapat berperan menstabilisasi bagian tu-buh melawan gaya tertentu, baik gaya
internal maupun gaya eksternal berperan sebagai stabilisasi.
Ada 2 tipe kerja otot, yaitu kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik.
2. Kontraksi isometrik adalah kontraksi otot yang ti-dak menghasilkan gerakan, tidak
terjadi peru-bahan panjang otot (otot memendek), tetapi komponen non kontraktil
sedikit memanjang. biasanya dilakukan dlm keadaan ROM inner-range.Tipe
kontraksi isometrik biasanya digunakan pada kondisi inflamasi sendi yang
menghindari adanya gerakan karena nyeri hebat.
a. Outer range dari kontraksi otot adalah kontraksi otot dari terulur penuh otot
tersebut ke titik te-ngah ROM kerja otot pada outer range penuh sulit
dilakukan karena otot bekerja berat & sudut tarikannya kurang
menguntungkan.Pada kontraksi isotonik memanjang, bagian akhir ROM
(outer range) akan dikontrol oleh kerja otot antagonis.
b. Inner range dari kontraksi otot adalah kontraksi otot dari titik tengah ke ROM
penuh (memendek penuh) kerja otot pada inner range penuh juga sulit
dilakukan karena kontraksi memerlukan sejumlah motor unit yang banyak &
sudut tarikannya juga kurang menguntungkan.
c. Middle range dari kontraksi otot adalah kontraksi otot yang menghasilkan
suatu jarak antara titik tengah outer range dan titik tengah inner range kerja
otot pada middle range sering terjadi dan mudah dilakukan.
Besarnya gaya yang dibangkitkan oleh otot berkaitan dengan kecepatan kontraksi
memendek, panjang otot saat dirangsang, dan jangka waktu sejak otot menerima
stimulus. Faktor-faktor tersebut adalah signifikan dalam mempengaruhi gaya otot.
Ketika otot secara aktif terulur sebelum kon-traksi maka gaya yang dihasilkan
akan lebih kuat daripada otot yang tidak dalam posisi terulur. Pola kontraksi eksentrik
yang diikuti dengan cepat oleh kontraksi konsentrik dikenal sebagai siklus stretch-
shortening.
2. Power
Power adalah strength x waktu atau level kerja yang dilakukan, atau gaya output
dari otot pada kecepatan kontraksi tertentu. Mekanikal power adalah produk dari gaya
dan kecepatan. Power maksimum terjadi sekitar 1/3 kecepatan maksimum dan sekitar
1
/3 gaya konsentrik maksimum. Penelitian menunjukkan bahwa training yang didesain
untuk meningkatkan power otot diatas lingkup tahanan terjadi paling efektif dengan
beban 1/3 dari 1 kali repetisi maksimum.
Power otot merupakan kontributor yang penting untuk aktivitas yang memerlukan
kekuatan otot (strength) dan kecepatan. Beberapa olahraga yang memerlukan gerakan
dengan daya ledak yang tinggi, seperti atlit pelempar, peloncat, atlit sprint (lari jarak
pendek), basket, sepakbola, futsal didasarkan pada kemampuan untuk membangkitkan
power otot. Semenjak serabut FT (fast-twitch) menghasilkan ketegangan yang lebih
cepat daripada serabut ST (slow twitch), maka persentase serabut FT yang besar pada
otot merupakan aset untuk individual training dalam rangka pertandingan yang
menuntut power otot. Setiap individu yang dominan serabut FT-nya dapat
membangkitkan lebih besar power daripada individu yang memiliki komposisi
persentase serabut ST yang tinggi. Rasio untuk nilai rata-rata dari produksi power pada
serabut tipe IIb, IIa, dan tipe I dalam otot skeletal adalah 10 : 5 : 1.
3. Endurance
Daya tahan otot (muscle endurance) adalah kemampuan otot untuk menghasilkan
ketegangan/ kontraksi dalam jangka waktu yang lama. Jika waktu
ketegangan/kontraksi yang terjadi lebih lama maka daya tahan ototnya lebih.Training
untuk daya tahan otot secara khusus melibatkan sejumlah repetisi yang besar melawan
tahanan/beban yang relatif ringan.Tipe training ini tidak meningkatkan diameter
serabut otot.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Otot merupakan jaringan aktif, karena otot mampu secara aktif mengembangkan
ketegangan atau berkontraksi.Karena otot adalah jaringan aktif, maka otot memiliki
fungsi yang penting untuk memper-tahankan postur tubuh, menggerakkan segmen tubuh
& meredam terjadinya shock.
Setiap serabut otot berisi sejumlah nukleus dan mitokondria serta sejumlah
myofibril yang berjalan paralel sejajar satu sama lain. Myofibril mengandung 2 tipe
filamen protein: filamen myosin yang tebal, dan filamen aktin yang tipis. Pada myofibril
terdapat sejumlah sarkomer, merupakan komponen kontraktil dari otot. Setiap sarkomer
dibatasi oleh Z line. Setiap sarkomer dibagi dua oleh M line.
B. SARAN
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak dan besar harapan
penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
https://slideplayer.info/slide/13896654/