Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“SISTEM OTOT”.
Pada makalah ini saya banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Palangka Raya, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................2


Daftar Isi ............................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan ...........................................................................................................4
A. Latar Belakang .................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................4
Bab II Pembahasan ..........................................................................................................5
A. Pengertian Sistem Otot.....................................................................................5
B. Jenis-jenis Sistem Otot.....................................................................................6
C. Fisiologi Sistem Otot........................................................................................7
D. Bagian-bagian Sistem Otot...............................................................................9
E. Kelainan Pada Sistem Otot...............................................................................11
Bab III Penutup ................................................................................................................13
A. Kesimpulan ......................................................................................................13
B. Saran ................................................................................................................13
Daftar Pustaka ..................................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Otot merupakan sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi
sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang yang menyebabkan suatu organisme
ata individu dapat bergerak. otot bekerja dengan cara berkontaksi dan beleraksasi. otot
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung. Fungsi dari otot yaitu
menjalankan dan melaksanakan kerja contohnya berjalan, mengangkat dan memegang
serta menggerakkan jantung.
Otot terbentuk dari sel-sel khusus yang disebut serabut otot. Otot melekat pada
tulang atau organ dalam dan pembuluh darah. Setiap jenis otot memiliki fungsi tertentu,
yang terutama adalah menciptakan gerakan. Otot bergerak dengan memperpendek
panjangnya, menarik tendon, dan menggerakkan tulang lebih dekat satu sama
lain. Tendon adalah pita elastis kuat dari jaringan ikat yang mengikat otot ke tulang.
Otot yang sedang berkontraksi menjadi besar, memendek, dan mengeras. Bila otot
berkontraksi, maka tulang-tulang tempat otot melekat akan tertarik sehingga tulang turut
bergerak. Adanya pergerakan tulang menyebabkan persendian bergerak pula. Jadi, gerak
pada tubuh kita melibatkan kerja sama otot, tulang, sendi, dan saraf.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari system otot?
2. Apa saja jenis-jenis dari system otot?
3. Bagaimana fisiologi dari system otot?
4. Apa saja bagian-bagian dari system otot?
5. Apa saja kelainan pada system otot?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian dari system otot.
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis dari system otot.
3. Mengetahui bagaimana fisiologi dari system otot.
4. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari system otot.
5. Mengetahui apa saja kelainan pada system otot.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian System Otot


Pergerakan tubuh ditentukan oleh sistem rangka dan otot. Sistem otot adalah
jaringan yang ada didalam tubuh manusia berupa alat gerak aktif  yang menggerakkan
tulang sehingga menyebabkan suatu organisme atau indvidu dapat bergerak. Otot bekerja
dengan cara berkontraksi dan berelaksasi. Otot terdiri dari sel-sel yang terspesialisasi
untuk kontraksi yaitu mengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam ukuran
panjang dan memungkinkan sel-sel untuk memendek. Sel-sel tersebut sering disebut
serabut-serabut otot. Serabut-serabut otot disatukan oleh jaringan ikat.
Sistem otot manusia terbentuk dari lebih 600 otot. Otot terbentuk dari sel-sel
khusus yang disebut serabut otot. Otot melekat pada tulang atau organ dalam dan
pembuluh darah. Setiap jenis otot memiliki fungsi tertentu, yang terutama adalah
menciptakan gerakan. Otot bergerak dengan memperpendek panjangnya, menarik tendon,
dan menggerakkan tulang lebih dekat satu sama lain. Tendon adalah pita elastis kuat dari
jaringan ikat yang mengikat otot ke tulang.
Fungsi Otot :
1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan
bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap
gaya gravitasi.
3. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mempertahankan suhu tubuh normal.
4. Kontraksi otot polos disebabkan oleh empat faktor:
1) Neksus
2) Tarikan mekanik yang bersifat lokal
3) Pengaruh hormonal mis. Oksitosin
4) Inervasi saraf otonom
5. Kontraksi ritmis pada peristaltik dapat mendorong makanan ke arah belakang.
Kontraksi otot polos yang tidak terkoordinasi dan tersendiri membangkitkan gejala
kejang (Spasmus).

4
6. Secara embriologik otot polos berkembang dari mesenkhim atau mesoderm,kecuali
pada iris (mata) dan kelenjar keringat berasal dari ektoderm. Perkembangan dimulai
dari mioblas yang selanjutnya membelah secara mitosis yang menghasilkan otot
polos.

B. Jenis-Jenis Otot
1. Otot Rangka
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
 Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar
berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
 Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
 Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
 Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis terang dan gelap,memiliki
inti dalam jumlah banyak dan terletak dipinggir
 Kontraksi: menurut kehendak kita (dibawah kendali sistem syaraf pusat), gerakan
cepat, kuat, mudah lelah dan tidak beraturan.
Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
 Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut
berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
 Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak
nukleus ditepinya.
 Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-
macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan
myofibril.
 Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya :
1) yang kasar terdiri dari protein myosin
2) yang halus terdiri dari protein aktin/actin.
2. Otot Polos
Merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan
pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba,
seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem
sirkulasi darah. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral. Serabut ini
berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm

5
pada uterus wanita hamil. Kontraksinya kuat dan lamban. Kontraksi : tidak menurut
kehendak atau diluar kendali sistem saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak
mudah lelah. Struktur Mikroskopis Otot Polos : Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril
yang disusun oleh myofilamen-myofilamen. Ada dua kategori otot polos berdasarkan
cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi.
 Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar,
pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan
lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
 Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ
berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai
satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak
memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dariaktivitas listrik spontan.
3. Otot Jantung
 Merupakan otot lurik
 Nama lain: Myocardium atau musculus cardiata
 Disebut juga otot seran lintang involunter
 Otot ini hanya terdapat pada jantung
 Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai
masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
 Struktur Mikroskopis Otot Jantung : Mirip dengan otot skelet, bentuk serabutnya
memanjang, silindris, bercabang. Tampak adanya garis terang dan gelap. memiliki
satu inti yang terletak di tengah.
 Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.

C. Fisiologi Sistem Otot


Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka,
sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot disebut alat gerak aktif
karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang. Semua sel-sel
otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Otot membentuk 40-50% berat
badan; kira-kira1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-nya tempat terjadinya aktivitas
metabolik saat tubuh istirahat. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia.
Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh, dan

6
sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit. Peranan otot (muscle) yang
utama ialah sebagai penggerak alat tubuh lain. Hal ini disebabkan oleh sifat otot yang
mampu berkontraksi, sedangkan kontraksi dapat berlangsung bila ada rangsangan
(stimulus) baik oleh pengaruh saraf atau oleh pengaruh lain. Kontraksi dapat terjadi
karena adanya energi kimia berupa ATP yang terbentuk pada selotot. Kontraksi terjadi
sangat dipengaruhi oleh 2 jenis protein yaitu aktin dan myosin. Interaksi dari 2 protein
tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi pada otot. Gabungan otot berbentuk kumparan
dan terdiri dari :
 Fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. Fungsi fascia
yaitu mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur
bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah dan saraf.
 Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung.
 Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan
besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai
berikut:
1) Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
2) Inersio. Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketikaotot
berkontraksi.

Mekanisme kontraksi otot dapat dijabarkan menjadi beberapa tahapan, yaitu:


1. Sinyal dari sistem saraf
Mekanisme kontraksi otot dimulai ketika adanya sinyal dari sistem saraf atau yang
dikenal sebagai potensial aksi ke sel-sel dalam otot. Sinyal dari sistem saraf melalui
saraf motorik baru diterima oleh sel-sel otot.
2. Reaksi kimia dalam otot
Sinyal dari sistem saraf akan diterima oleh sebuah zat kimia bernama asetilkolin yang
akan memicu berbagai reaksi kimia. Reaksi kimia tersebut memicu keluarnya kalsium
dalam otot dan merangsang kinerja senyawa aktin dan miosin yang dapat
memendekkan otot atau kontraksi.
3. Melemasnya otot
Saat sinyal dari sistem saraf sudah tidak diberikan lagi maka reaksi kimia dalam otot
akan kembali seperti semula dan membuat otot memanjang atau melemas.

7
Kerja Otot :
 Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
 Supinasi (menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
 Defresor (menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
 Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
 Dilatator (melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
 Adduktor (dekat) >< Abduktor (jauh)

D. Bagian-Bagian Sistem Otot


1. Otot-otot punggung
 Spina erektor terdiri dari massa serat otot, berasal dari belakang sakrum dan
bagian perbatasan dari tulang inominate dan melekat ke belakang kolumna
vertebra atas, dengan serat yang selanjutnya timbul dari vertebra dan sampai ke
tulang oksipital dari tengkorak. Otot tersebut mempertahankan posisi tegak tubuh
dan memudahkan tubuh untuk mencapai posisinya kembali ketika dalam keadaan
fleksi.
 Lastimus dorsi adalah otot datar yang meluas pada belakang punggung. Aksi
utama dari otot tersebut adalah menarik lengan ke bawah terhadap posisi
bertahan,gerakan rotasi lengan ke arah dalam, dan menarik tubuh menjauhi lengan
pada saat mendaki. Pada pernapasan yang kuat menekan bagian posterior
dari abdomen.
2. Otot-otot tungkai
Gluteus maksimus, gluteus medius, dan gluteus minimus adalah otot-otot dari
bokong. Otot-otot tersebut semua timbul dari permukaan sebelah luar ilium, sebagian
gluteus maksimus timbul dari sebelah belakang sacrum. Aksi utama otot-otot tersebut
adalah mempertahankan posisi gerak tubuh, memperpanjang persendian panggul pada
saat berlari, mendaki, dan saat menaiki tangga, dalam mengangkat tubuh dari posisi
duduk atau membungkuk, gerakan abduksi dan rotasi lateral dari paha.
3. Otot Leher
Otot bagian leher dibagi menjadi tiga bagian:
a. Muskulus platisma yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini menuju ke
tulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke bawah

8
dan melebarkan mulut seperti sewaktu mengekspresikan perasaan sedih dan takut,
juga untuk menarik kulit leher ke atas.
b. Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan lateral
proc.mastoidebus ossis temporalis dan setengah lateral linea nuchalis superior.
Fungsinya memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral (samping), fleksi
dan rotasi leher, sehingga wajah menghadap ke atas pada sisi yang lain; kontraksi
keduasisi menyebabkan fleksi leher. Otot ini bekerja saat kepala akan ditarik ke
samping. Akan tetapi, jika otot muskulus platisma dan sternokleidomastoideus
sama-sama bekerja maka reaksinya adalah wajah akan menengadah.
c. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis.
Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang sama.
Ketiga otot tersebut terdapat di belakang leher yang terbentang dari belakang
kepala keprosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang
dan menggelengkan kepala.
4. Otot Bahu
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal
lengan dan scapula.
a. Muskulus deltoid (otot segi tiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan
berpangkal di bagian lateral clavicula (ujung bahu), scapula, dan tulang pangkal
lengan. Fungsi dari otot ini adalah mengangkat lengan sampai mendatar.
b. Muskulus subkapularis (otot depan scapula). Otot ini dimulai dari bagian depan
scapula, menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah menengahkan
dan memutar humerus (tulang lengan atas) ke dalam.
c. Muskulus supraspinatus (otot atas scapula). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah
atas menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini adalah untuk mengangkat
lengan.
d. Muskulus infraspinatus (otot bawah scapula). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah
bawah scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan
keluar.
e. Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah
scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya bisa memutar lengan ke
dalam.

9
f. Muskulus teres minor (otot lengan bulat kecil). Otot ini berpangkal di siku sebelah
luar scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke
luar

E. Kelainan pada Sistem Otot


1. Tetanus
Tetanus merupakan kelaian yang terjadi pada otot yang menyebabkan otot
menjadi tegang secara terus menerus yang disebabkan karena adanya infeksi bakteri
tetanus (Clostridium tetani) yang berbentuk basil. bakteri ini biasanya masuk pada
luka yang terdapat dalam tubuh.
2. Polio
Polio merupakan kelainan pada otot yang menyebabkan mengecilnya otot
karena adanya infeksi virus polio. Penyakit ini dapat dicegha dengan memberikan
imunisasi polia pada bayi.
3. Sakit Pinggang
Sakit pinggang sering disebabkan karena otot-otot dan ligamen di sekitar
pinggang meregang. Terjadinya peregangan otot biasanya terjadi karena mengangkat
beban yang terlalu berat, kehamilan dan obesitas. Namun terdapat juga sakit
pinggang yang disebabkan oleh penyakit alat dalam di bagian sekitar pinggang,
terdapat perubahan kedudukan tulang pinggang, fraktura dan infeksi tumor pada
tulang pinggang serta tulang krlangkang.
4. Kram pada otot
Kram merupakan kelainan yang terjadi karena kontraksi otot yang terus
menerus atau bekerja terlalu berat sehingga otot mengejang dan terasa sakit. Selain
itu kram juga kerap terjadi karena cuaca yang dingin atau gejala ketidak seimbangan
antara air dan ion dalam tubuh.
5. Terkilir
Terkilir yaitu kelainan yang terjadi karena kerja otot antagonis yang
menyebabkan gerakan kacau pada otot. Hal tersebut membuat ujung tulang tidak
kembali pada tempat semula.
6. Atrofi otot
Atrofi otot yaitu kelainan yang terjadi akibat penurunan fungsi otot karena otot
mengecil atau kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Otot yang mengalami
atrofi akan mengalami pengurangan ukuran sampai 25% dari ukuran semula. Atrofi
10
dapat disebabkan oleh penyakit poliomielitis yang merusakkan syarag yang
mengkoordinasi otot dan keadaan tertentu, misalnya sakit yang membuat seseorang
harus istirahat di tempat tidur dalam waktu yang lama.
7. Hipertrofi otot
Kelainan Hipertrofi otot merupakan kebalikan dari atrofi otot, yaitu otot
menjadi besar dan lebih kuat. Hipertrofi otot dapat disebabkan oleh aktivitas otot
yang berlebihan seperti bekerja dan berolahraga.
8. Distrofi otot
Kelainan Distrofi otot yaitu  penyakit kronis pada otot yang terjadi sejak anak-
anak, diduga merupakan penyakit bawaan (genetis).
9. Hernia Abdominalis
Hernia abdominalis yaitu kelainan yang terjadi karena sobeknya dinding otot
perut sehingga usus turun ke bawah dan masuk ke dalam rongga perut.
10. Kaku leher (stiff)
Kaku leher terjadi karena adanya peradangan pada otot leher akibat gerakan
yang sala atau hentakan secara mendadak. Leher menjadi sakit dan kaku apabila
digerakkan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem otot adalah system tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak, menyimpan
glikogen dan menentukan postur tubu. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot
rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan
rambut setelah mendapatkan rangsangan. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan
yaitu untuk berkontraksi. Sekitar 40% sampai dengan 50% berat dari tubuh kita adalah
otot. Tubuh manusia memiliki lebih dari 600 otot rangka mulai dari ujung kepala samapai
ujung kaki yang berfungsi untuk menggerakkan seluruh tubuh. Otot memiliki sel-sel yang
tipis dan panjang. Otot bekerja dengan cara mengubah lemak dan glukosa menjadi
gerakan dan energy panas. Sebagian besar otot-otot tersebut diletakkan pada tulang-
tulang kerangka tubuh oleh tendon dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah
permukaan kulit.

B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca agar dapat mempelajari dan memahami tentang
anatomi dan fisiologi system otot pada manusia dengan makalah tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Kelainan dan Gangguan Pada Otot Manusia.


https://www.seputarpengetahuan. co.id/2015/09/9-kelainan-dan-gangguan-pada-otot-
manusia.html. Diakses pada 22 Maret 2020.

Anonim. 2018. Sistem Otot Manusia. https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/sistem-


otot-manusia/. Diakses pada 22 Maret 2020.

Bitar. 2020. Sistem Otot Manusia. https://seputarilmu.com/2020/02/sistem-otot-


manusia.html. Diakses pada 22 Maret 2020.

Masmin. 2016. Macam Jenis Kelainan dan Gangguan Yang Sering Terjadi Pada Otot
Manusia. https://www.pelajaran.co.id/2016/13/macam-jenis-kelainan-dan-ganguan-
yang-sering-terjadi-pada-otot-manusia.html. Diakses pada 22 Maret 2020.

Nugroho, M.A. 2018. Fisiologi Sistem Muskular Otot. https://www.academia.edu/


36695381/Fisiologi_Sistem_Muskular_Otot_.pdf. Diakses pada 22 Maret 2020.

Rifai, Samsul. 2013. Anatomi Fisiologi Otot Muskular. https://www.academia.edu/11436493/


MAKALAH_ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_OTOT_MUSKULAR. Diakses
pada 22 Maret 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai