Anda di halaman 1dari 2

1.

1 Latar Belakang

Fertilisasi internal memerlukan perilaku kooperatif, yanag mengarah kekopulasi. Pada


beberapa kasus, perilaku seksual yang tidak karakteristik (sesuai karakter atau ciri)
dihilangkan oleh seleksi alam secara langsung, sebagai contoh, laba-laba betina akan
memakan jantan jika sinyal-sinyal reproduksi spesifik tidak diikuti selama perkawinan.
Fertilisasi internal juga memerlukan system roproduksi yang canggih, termasuk organ
kopulasi yang mengirimkan sperma dan reseptakel atau penyangga untuk penimpanannya dan
pengangkutannya menuju telur yang matang (Campbell dkk., 2003).

Bereproduksi secara seksual, hewan harus mempunyai sitem yang menghasilkan


gamet dari satu jenis kelamin ke gamet dengan jenis kelamin lain yang berbeda. Sistem
reproduksi tersebut sangat beraneka ragam. Sistem yang paling sederhana bahkan sama sekali
tidak mempunyai gonad yang jelas, yaitu organ yang menghasilkan hamet pada sebagian
besar hewan. Sistem reproduksi yang paling kompleks mempunyai banyak kumpulan saluran
dan kelenjar aksesoris yang membawa dan melindungi gamet dan embrio yang sedang
berkembang. Banyak hewan yang sangat kompleks, system reproduksi cacing pipih parasit
misalnya, merupakan salah sastu yang paling kompleks dalam kingdom hewan (Campbell
dkk. ,2003).

Pada sebagian besar spesies mamalia, termasuk manusia, organ reproduksi eksternal
jantan adalah skrotum dan penis. Organ reproduksi internal terdiri atas gonad yang
menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris yang mensekresikan
produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulanduktus yang membawa
sperma dan sekresi glandular (Campbell dkk., 2003).

Untuk bereproduksi secara seksual, hewan harus mempunyai sitem yang


menghasilkan gamet dari satu jenis kelamin ke gamet dengan jenis kelamin lain yang
berbeda. System reproduksi tersebut sangat beraneka ragam. Sistem yang paling sederhana
bahkan sama sekali tidak mempunyai gonad yang jelas, yaitu organ yang menghasilkan
hamet pada sebagian besar hewan. System reproduksi yang paling kompleks mempunyai
banyak kumpulan saluran dan kelenjar aksesoris yangmembawa dan melindungi gamet dan
embrio yang sedang berkembang. Banyak hewan yang sangat kompleks. System reproduksi
cacing pipih parasit misalnya, merupakan salah sastu yang paling kompleks dalam kingdom
hewan (Campbell dkk., 2003).

Secara normal pertumbuhan dan pembuahan alat reproduksi merupakan suatu proses
yang bertahap dan memerlukan beberapa waktu postnatal sebelum terlihat tanda-tanda birahi
pada individu baru. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh hewan penting artinya untuk
perkembangan fungsi kelamin pada hewan jantan maupun betina. Estrus terjadi pada hewan
betina tidak hamil menurut siklus ritmik yang khas. Interval antara timbulnya suatu periode
birahi ke permulaan birahi berikutnya dikenal dengan suatu siklus birahi. Interval-interval ini
disertai oleh suatu seri perubahan- perubahan fisiologik di dalam saluran kelamin betina
(Toelihere, 1981).
Reproduksi merupakan faktor penting dalam kehidupan. Reproduksi pada mamalia
erat kaitannya dengan siklus estrus. Hormon progesteron merupakan salah satu hormon yang
berperan penting dalam siklus estrus. Kadar progesteron danestradiol dalam tubuh dapat
dijadikan parameter dalam penentuan fase pada siklusestrus (Khanum dkk. dalam Iman,
2011).

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., J. B. Reece, L. G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.

Iman, Cikha Farahdiba. 2011. Vaginal Smear . http:// www.biosains.edu.com [diakses pada
tanggal 03 November 2013]

Toelihere, M. R. 1979. Fisiologi Reproduksi pada Ternak . Bandung:.Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai