Anda di halaman 1dari 15

LAPOAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH : FISIOLOGI MANUSIA TERAPAN

PRAKTIKUM SISTEM MUSKULAR

DisusunOleh :
Anggi Dhini Maghdalina (NIM.P27228018118)
Jihan Ashiilah Muthia (NIM.P27228018137)
M. Iqbal Qudsi (NIM.P27228018142)
M. Khairul Anam (NIM.P27228018143)
Nadia Marselina (NIM.P27228018144)
Putri Ambarsari (NIM.P27228018150)
Rohmad Noor Fitria (NIM.P27228018157)
Sawtika Haurora (NIM.P27228018159)
Seruni Abna Ramadhania (NIM.P27228018160)
Bagus Achmad S (NIM.P27228016142)

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Menyelesaikan Mata Kuliah Fisiologi Manusia Terapan

PROGRAM STUDI DIV OKUPASI TERAPI

JURUSAN OKUPASI TERAPI


POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

Jaringan otot rangka merupakan penunjang utama gerakan atau bisa dikatakan
sebagai alat gerak aktif yang bekerja sama dengan jaringan tulang. Salah satu
fungsi dari jaringan otot adalah untuk membentuk gerakan yang timbul dari
proses kontraksi. Gerakan tersebut timbul akibat dari ketegangan otot hasil proses
kontraksi yang seterusnya akan diteruskan ke tulang melalui tendon. ( Michael J.
Alter, 2003:3)
Struktur Otot
Menurut Sherwood (2012:278-281) dilihat dari strukturnya, otot memiliki
satuan unit terkecil yang disebut dengan miofibril. Kumpulan dari miofibril akan
membentuk serat otot. Di dalam miofibril itu sendiri terdapat filamen-filamen
untuk kontraksi otot. Filamen yang tipis disebut aktin sedangkan yang tebal
disebut miyosin. Dilihat dari mikroskop terdapat jembatan silang yang dibentuk
dari kepala globular yang menonjol dari masing-masing filamen tebal.
Kerja Otot
Kerja otot dibagi menjadi dua yaitu kinetik dan stastis.Contoh dari gerak
kinetik adalah menulis, sedangkan gerak statis adalah memegang buku pada posisi
tertentu tanpa bergerak. Kontraksi otot juga di bagi menjadi dua yaitu kontraksi
isotonik dan isometrk, kontraksi isotonik bekerja ketika tegangan pada otot yang
bekerja relatif konstan meskipun otot mengalami perubahan panjang. Kontraksi
isotonik digunakan untuk memindahkan barang dan memindahkan benda.
Kontraksi isotonik dibagi menjadi dua yaitu, konsentrik dan eksentrik.
Pada kontraksi isotonik konsentrik untuk memindahkan benda, otot
mengalami pemendekan.Contohnya saat otot biseps berkontaksi yang digunakan
untuk mengangkat buku. Pada mekanisme konsentrik eksentrik otot mengalami
pemanjangan saat proses kontraksi, sedangkan konstraksi isometrik adalah
kontraksi dimana energy tidak cukup membuat benda berpindah dan tidak mampu
membuat perubahan pada otot.
Setiap orang mempunyai kemampuan otot yang bebeda beda. Jika otot nyeri
dan kelelahan kerja otot akan menurun dan otot bekerja tidak maksimal. Namun
belum tentu setiap orang tahu penyebab nyeri yang dirasakan dan pengaruhannya
terhadap relaksasi. Oleh karena itu, dalam percobaan ini kita mempelajari
pengaruh otot saat melakukan kontraksi berupa tarikan dengan kelelahan
sempurna yang kemudian disertai dengan istirahat dan pemijatan. Terdapat tiga
hal, yang ditinjau dalam percobaan ini yaitu mekanisme kerja otot, metabolisme
energy yang digunakan, dan mekanisme kelelahan otot.
a) Kontraksi Otot
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap
berikut :
1. Suatu potensial aksi berjalan disepanjang sebuah saraf motorik sampai ke
ujungnya pada serat otot.
2. Pada setiap ujung saraf mensekresi substansi neurotransmitter yaitu
asetikolin dalam jumlah sedikit.
3. Asetikolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk
membuka banyak saluran bergerbang asetikolin melalui molekulmolekul
protein dalam membran sel otot.
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium
untuk mengalir ke bagian dalam membrane serat otot pada titik terminal
saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi dalam serat
otot.
5. Potensial aksi akan berjalan disepanjang membran serat otot dalam cara
yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membrane saraf
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot di
dalam serat otot pada tempat dimana potensial aksi menyebabkan
retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah
disimpan di dalam retikulum ke dalam myofibril.
7. Ion–ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan
myosin, yang menyebabkan bergerak bersama-sama, dan menghasilkan
proses kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali kedalam
retikulum sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sebagai potensial aksi
otot yang baru datang lagi, pengeluaran ion kalsium dari myofibril akan
menyebabkan kontraksi otot terhenti.
b) Energi untuk kontraksi otot
Dalam beraktivitas diperlukan energy yang cukup. Energi ini umumnya
merupakan hasil metabolisme secara katabolisme yang berperan dalam
penguraian molekul besar dan bersifat eksotermik dan menghasilkan ATP
terutama melalui rantai respiratorik .Penyedia energy terbesar umumnya adalah
glukosa. Secara garis besar glukosa diubah menjadi asam piruvat melalui jalur
glikolisis dan menjadi asetil ko-A kemudian masuk ke siklus asam sitrat yang
akan lanjut ke rantai transport electron.
Persamaan reaksi glikolisis
Glukosa + 2ADP + 2Pi + 2NAD+  2 Piruvat + 2H2O + 2ATP + 2NADH + 2H+
Piruvat yang dihasilkan kemudian diubah menjadi asetil ko-A melalui
proses dekarboksilasi oksidatif oleh enzim-enzim di membrane dalam
mitokondria.
Persamaan piruvat menjadi asetil ko-A
Piruvat + NAD++ ko-A  asetil ko-A + NADH + H+ + CO2
Proses selanjutnya adalah siklus asam sitrat atau asam karboxilat atau siklus
krebs dimana gugus asetil pada asetil koA direaksikan dengan asam dekarboxilat
4C oksaloasetat membentuk asam tri karboxilat 6C yaitu sitrat yang selanjutnya
diikuti pelepasan dua molekul CO2 dan dibentuk ulang oksaloasetat
c) Kelelahan otot
Kelelahan otot adalah ketidakmampuan otot untuk meneruskan
kontraksi.Seseorang dapat merasakan kelelahan otot secara mental.Saat seseorang
masih mampu melakukan kontraksi namun orang tersebut merasa tidak mampu.
Kelelahan tersebut disebut kelelahan sentral atau kelelahan psikologis. Kelelahan
sentral disebabkan oleh perubahan di sistem saraf pusat.Namun penjelasan
mendetail tentang mekanisme kelelahan otot sentral belum diketahui sampai saat
ini.
Selain kelelahan sentral terdapat pula kelelahan otot dan kelelahan
neuromuskular. Salah satu kelelahan otot disebabkan oleh penimbunan asam
laktat.Penimbunan asam laktat menyebabkan otot menjadi kurang responsif
terhadap rangsangan.Penyebab lainnya adalah kehabisan cadangan energi.
Kelelahan neuromuskular sesuai namanya terjadi di percabangan saraf
dengan otot. Kelelahan neuromuskular disebabkan oleh ketidakmampuan neuron
motorik aktif untuk mensintesis asetilkolin (AcH) secara cepat, sehingga
kebutuhan AcH tidak terpenuhi untuk meneruskan potensial aksi dari saraf ke
otot.
BAB II
LAPORAN PRAKTIKUM

A. Alat-alat
1. Jalmar Hydrolic Dynamometer
2. Grasp Tool
3. Timer
4. Metronom
5. Ballpoint
6. Lembar kerja

B. Cara Kerja
1. Setiap kelompok menunjuk 2 orang anggotanya untuk menjadi naracoba
(model). Anggota kelompok yang lain bertindak sebagai penguji dan
pengamat. Lakukan pemeriksaan-pemeriksaan dibawah ini dan catatlah
hasilnya pada lembar kerja.
2. Penguji mengukur kekuatan menggenggam (jamar I) tangan kanan
naracoba menggunakan Jamar Hydrolic Dynamometer.
3. Naracoba meletakan tangan kanannya di atas meja pada posisi mid
position (neutral position).
4. Penguji menginstruksikan naracoba untuk menggenggam grasp tool
dengan frekuensi mengikuti metronome (naracoba I = frekuensi 40 kali /
menit ; Naracoba II = frekuensi 60 kali / menit). Lakukan hingga
naracoba merasa tidak mampu menggenggam grasper. Catatlah jumlah
genggaman yang dapat dilakukan dan waktu yang diperlukan (grasp I).
5. Naracoba beristirahat selama 2 menit. Kemudian penguji mengukur
kekuatan menggenggam (jamar II) tangan kanan naracoba. Selanjutnya
diinstrusikan lagi untuk melakukan kegiatan no. 4 (grasp II).
6. Naracoba beristirahat dan diberikan pijitan (massege) pada bagian tangan
hingga lengan bawah selama 2 menit. Kemudian penguji mengukur
kekuatan menggenggam (jamar III) tangan kanan naracoba. Selanjutnya
diinstruksikan lagi untuk lagi untuk melakukan kegiatan no. 4 (grasp III).
7. Setelah praktikum selesai, salinlah hasilnya pada lembar kerja yang
tersedia. Tulislah kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini.

C. Lembar Laporan Praktikum : Sistem Muskular


Tanggal Praktikum : 6 November 2018
1. Nama Naracoba I : M. Iqbal Qudsi (P27228018142)
Umur : 18 th
Jenis Kelamin :L
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 53 kg

Nama Naracoba II : M. Khairul Anam (P27228018143)


Umur : 18 th
Jenis Kelamin :L
Tinggi Badan : 178 cm
Berat Badan : 82 kg

2. Hasil Pemeriksaan dan Pengamatan


Titik kg / Jumlah Genggaman Waktu
Naracoba I (40 kali / menit)
Jamar I 32 kg
Jamar II 30 kg
Jamar III 32 kg
Grasp I 107 2 menit 42 detik
Grasp II 81 2 menit
Grasp III 93 2 menit 18 detik
Naracoba II (60 kali / menit)
Jamar I 35 kg
Jamar II 34 kg
Jamar III 34 kg
Grasp I 141 2 menit 21 detik
Grasp II 95 1 menit 29 detik
Grasp III 114 1 menit 52 detik

3. Kekuatan genggaman yang manakah yang terbesar? Mengapa hal


tersebut bisa terjadi?
Jawaban :
Kekuatan genggaman terbesar terjadi pada naracoba II dengan besar 35 kg
pada percobaan jamar kesatu. Kekuatan otot seseorang, dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Suharno, faktor-faktor penentu kekuatan otot seseorang terdiri
dari :
1. Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang
tergantung dari proses hipertropi otot).
2. Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, makin banyak
fibril otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar.
3. Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar
kekuatan.
4. Innervasi otot baik pusat maupun perifer.
5. Keadaan zat kimia dalam otot (glikogen, ATP).
6. Keadaan tonus otot saat istirahat, apabila tonus istirahat makin rendah
berarti kekuatan tersebut pada saat bekerja makin besar.
7. Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan otot.
Sementara itu ada sumber lain menjelaskan tentang beberapa faktor yang
mempengaruhi kekuatan otot antara lain :
1. Usia dan jenis kelamin.
2. Ukuran cross sectional otot.
3. Hubungan antara panjang dan tegangan otot pada waktu kontraksi.
4. Recruitmen motor unit.
5. Tipe kontraksi otot.
6. Jenis serabut otot
7. Ketersediaan energi dan aliran darah.
8. Motivasi.
Bila percobaan pada jamar kesatu dibandingkan dengan jamar kedua dan
ketiga, maka genggaman terbesar terjadi pada jamar pertama, karena belum terjadi
penumpukan asam laktat dan energy masih belum terpakai. Tidak seperti pada
jamar kedua dan ketiga, dimana naracoba sudah melakukan kontraksi otot secara
terus menerus untuk percobaan grasp.

4. Pada percobaan yang manakah gerakan menggenggam paling banyak


dilakukan? Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Jawaban :
Gerakan menggenggam paling banyak dilakukan pada saat percobaan
grasp kesatu dengan banyak 107 kali pada naracoba I dan 141 kali pada naracoba
kedua. Hal tersebut bisa terjadi karena pada percobaan yang pertama otot belum
kelelahan, berdasarkan proses dalam otot kita mengenal yang namanya kelelahan,
dimana menurut Grandjean (1985) ialah suatu perasaan yang menyebar yang
disertai dengan adanya penurunan kesiagaan dan kelambatan pada setiap aktivitas.
Jadi, jumlah gerakan menggenggam yang kedua dan ketiga tidak akan sebanyak
yang pertama karena sudah terjadi penurunan kinerja otot yang diakibatkan oleh
kelelahan.

5. Pada frekuensi yang manakah gerakan menggenggam paling banyak


dilakukan? Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Jawaban :
Gerakan menggenggam paling banyak dilakukan oleh naracoba II pada
frekuensi 60/menit.
Hal ini disebabkan karna perbedaan frekuensi ketukan dan otot
berkontraksi lebih cepat dibandingkan frekuensi 40/menit yang didapatkan oleh
naracoba I, sehingga naracoba II lebih banyak melakukan gerakan menggenggam
namun lebih mudah mengalami kelelahan karena otot hanya berileksasi sebentar.

6. Apakah ada pengaruh istirahat terhadap kerja otot? Jelaskan!


Jawaban :
Ada, istirahat pada kelelahan dapat memulihkan proses kontraksi otot
sehingga otot dapat bekerja kembali dengan optimal tetapi tidak berlangsung lama
sebab waktu untuk penguraian asam laktat terlalu sebentar yaitu hanya 2 menit.
Selama istirahat, tubuh melakukan pembentukan kembali ATP melalui system
glikogen-asam laktat. Hal ini terjadi melalui 2 mekanisme :

1. Mekanisme pertama : Bagian kecil dari asam laktat diubah kembali


menjadi asam piruvat dan kemudian di metabolisme secara oksidatif oleh
seluruh jaringan tubuh.
2. Mekanisme kedua : Sisa asam laktat diubah kembali menjadi glukosa,
terutama di dalam hati dan glukosa selanjutnya digunakan untuk
melengkapi penyimpanan glukosa dalam otot.

7. Apakah ada pengaruh pijat (massage) terhadap kerja otot? Jelaskan!


Jawaban :
Menurut Guyton, “Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang
sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot hampir sempurna dalam satu
menit atau lebih karena kehilangan suplai nutrient dengan nyata” dan “Sumber
akhir energy untuk kontraksi otot adalah makanan dasar dan oksigen”.
Sehingga, saat terjadi kontraksi otot yang mengakibatkan kelelahan, maka
peredaran darah akan terhambat. Peredaran darah yang terhambat ini mengurangi
suplai nutrisi ke jaringan. Darah membawa nutrisi seperti oksigen. Oksigen
dibutuhkan dalam metabolisme aerob untuk memecah glukosa menjadi energi
dalam bentuk ATP. Akibatnya jaringan otot akan kekurangan energi lebih cepat
dibandingkan dengan tanpa gangguan sirkulasi darah.
Pemijatan akan berpengaruh kepada sirkulasi di daerah yang mengalami
kelelahan. Pemijatan ke arah proksimal dimaksudkan untuk melancarkan aliran
darah terutama di vena. Darah akan lebih cepat mengalir balik ke arah jantung
sehingga jaringan yang mengalami kelelahan akan pulih lebih cepat dibandingkan
istirahat tanpa bantuan pemijatan.

8. Pada kondisi yang manakah, setelah diistirahatkan atau setelah


diistirahatkan diserta pijatan, gerakan menggenggam paling banyak
dilakukan? Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Jawaban :
Sesuai dengan hasil pratikum kami pada naracoba I dan II menunjukkan
bahwa gerakan menggenggam paling banyak dilakukan saat kondisi setelah
diistirahatkan dengan pijatan. Dengan data sebagai berikut :

Naracoba I Naracoba II
Titik Waktu Waktu
(40 kali/menit) (60 kali/ menit)
Grasp II 1 menit
81 2 menit 95
(Diistirahatkan) 29 detik
Grasp III
2 menit 1 menit
(Diistirahatkan 93 114
18 detik 52 detik
disertai pijatan)
Hal tersebut terjadi karena aliran darah masih terhambat pada saat kondisi
otot hanya diistirahatkan saja dengan waktu 2 menit yang masih terbilang singkat.
Setelah waktu istirahat sudah selesai dan otot harus berkontraksi kembali, aliran
darah masih belum lancar dan otot masih mengalami kelelahan. Sehingga
menyebabkan energi untuk melakukan grasp ketiga tidak terkumpul sempurna.
Berbeda dengan kondisi yang diistirahatkan sambil dipijat. Hambatan aliran darah
yang disebabkan oleh kontraksi otot yang terus-menerus mendapatkan
penanganan dengan pijatan. Sehingga, saat naracoba melakukan grasp ketiga, otot
dapat melakukannya dengan lebih maksimal.Hal ini dikarenakan suplay nutrisi
dan oksigen pada darah ke otot tidak terhambat dan dapat menghasilkan ATP
untuk otot berkontraksi.

9. Apa yang menyebabkan timbulnya kelelahan?


Jawaban :
Menurut Guyton, kontraksi kuat otot yang berlangsung lama
mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot. Kelelahan ini
diakibatkan dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut-
serabut otot untuk melanjutkan suplay output kerja yang sama. Kontraksi makin
lama, makin lemah, karena dalam serabut-serabut otot sendiri kekurangan ATP.
Adapun faktor-faktor yang berperan dalam penyebab kelelahan otot :
1. Meningkatnya fosfat inorganic local dari penguraian ATP.
2. Terkurasnya cadangan energy glikogen juga dapat menyebabkan
kelelahan otot pada otot yang telah lelah.
Dapat disimpulkan bahwa kelelahan terjadi karena kontraksi otot yang terus
menerus akan menguras glikogen yang terbentuk selama istirahat kemudian
mengakibatkan penumpukan asam laktat melalui glikolisis anaerob dan terjadi
penurunan kerja otot.

10. Dimanakah lokasi kelelahan terjadi?


Jawaban :
Otot yang cepat lelah dikatakan mempunyai ketahanan yang rendah.
Kelelahan otot merupakan akibat dari ketidakmampuan kontraksi dan
metabolisme serat-serat otot untuk terus memberi hasil kerja yang sama.
Ketidakmampuan tersebut disebabkan oleh gangguan pada :
1. Sistem saraf
Saraf tidak dapat mengirimkan impuls ke otot sehingga otot tidak
berkotraksi.
2. Neuromuscular junction
Kelelahan semacam ini biasa terjadi pada fast twitch fibers. Chemical
transmitter yang berkurang mengakibatkan impuls tidak dapat diteruskan.
Menurut Clamann, H.P., dkk., (1979) dan Komi, P.V., dkk., (1979) banyak
bukti yang mendukung dan menentang bahwa, kelelahan otot lokal disebabkan
oleh kegagalan neuromuscular junction. Bentuk kelelahan ini nampaknya
lebih umum terjadi pada kesatuan motor FT. Kegagalan dari neuromuscular
junction untuk memancarkan rangsangan-rangsangan persyarafan ke serabut-
serabut otot adalah faktor terbesar yang menyebabkan penurunan pengiriman
bahan kimia, asetilkolin dari akhiran syaraf (nerve ending).
3. Mekanisme kontraksi
Kontraksi otot yang kuat dan lama dapat menyebabkan kelelahan otot.
Kelelahan otot pada atlet berbanding lurus dengan penurunan kreatin fosfat,
glikogen, dan ATP otot. Sedikitnya jumlah zat-zat tersebut mengakibatkan
mekanisme kontraksi tidak dapat menghasilkan energi. Sistem saraf pusat
Gangguan lokal sistem sensorik mempengaruhi pengiriman impuls ke susunan
saraf pusat. Hal ini dapat menyebabkan hambatan ke sistem motorik sehingga
kerja otot menurun.

11. Sebutkan kesimpulan apa saja yang dapat diperoleh dari pratikum
tersebut!
Jawaban :
Kesimpulan dari praktikum kekuatan otot ini adalah :
1. Setiap individu memiliki kemampuan otot yang bebeda beda. Namun,
pada kedua naracoba yang kami miliki, keduanya memiliki kemampuan
otot yang perbandingannya tidak beda jauh bila dilihat dari rata-rata hasil
percobaan, karena kedua naracoba sering menggunakan kekuatan ototnya
secara optimal dan teratur, namun faktor tinggi dan berat badan yang
berbeda mempengaruhi, sehingga hal ini dapat memicu perbedaan massa
otot.
2. Perbedaan banyaknya genggaman yang dilakukan pada kedua naracoba
juga dipengaruhi oleh frekuensi yang didapatkan dalam melakukan
percobaan grasp. Kecepatan penurunan kinerja otot juga ditentukan oleh
ini.
3. Pengaruh istirahat disertai pijatan lebih cepat mengoptimalkan kinerja otot
naracoba setelah melakukan grasp.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pecobaan ini, dapat disimpulkan bahwa otot dipengaruhi oleh banyak
faktor, seperti umur, jenis kelamin, keadaan otot, aktivitas fisik, dll. Kontraksi
otot yang dilakukan secara terus menerus akan menguras energi serta cadangan
glikogen sehingga mengakibatkan kelelahan. Agar otot kembali pulih, cara yang
paling cepat dan tepat adalah dengan mengistirahatkan otot disertai dengan
pijatan. Karena saat dipijat, aliran darah pada otot dapat kembali lancar, oksigen
dapat diubah menjadi energi, dan otot dapat kembali optimal.

B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini, sebaiknya para penguji melakukan percobaan
dengan teliti dalam mengamati dan melakukan setiap langkah-langkah praktikum
yang ada. Kemudian para pengamat dan naracoba sebaiknya menjaga konsistensi
keseriusan saat melakukan praktikum ini, sehingga mendapatkan hasil praktikum
kekuatan genggaman dengan data yang sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh
teori.
DAFTAR PUSTAKA

 Guyton, Arthur C., M.D. 1986. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 7
Bagian II. W.B Sounders Co.
 Sherwood, L., 2007. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 8.
Pendit, B.U. 2012 (Alih Bahasa), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
 Durkin, J, Harvey, A, Hughson, R, et al.The effects of lumbar massage on
muscle fatigue, muscle oxygenation, low back discomfort, and driver
performance during prolonged driving. Ergonomics 1(49):28-44. 2006.
 Yasuda, T, Brechue W, Fujita T, et al. Muscle activation during low-
intensity muscle contractions with restricted blood flow. J Sports Sci
27(5): 89-479. 2009.
 Fitria, Riza. 2014. Aktivitas Otot Rangka Saat Berlari.
 http://eprints.undip.ac.id/55237/3/Hasbi_Bagas_Wasisto_2201011312004
0_Lap.KTI_Bab2.pdf
 https://www.google.co.id/amp/s/ulya07.wordpress.com/2009/10/27/penye
bab-kelelahan-otot/amp/

Anda mungkin juga menyukai