DisusunOleh :
Anggi Dhini Maghdalina (NIM.P27228018118)
Jihan Ashiilah Muthia (NIM.P27228018137)
M. Iqbal Qudsi (NIM.P27228018142)
M. Khairul Anam (NIM.P27228018143)
Nadia Marselina (NIM.P27228018144)
Putri Ambarsari (NIM.P27228018150)
Rohmad Noor Fitria (NIM.P27228018157)
Sawtika Haurora (NIM.P27228018159)
Seruni Abna Ramadhania (NIM.P27228018160)
Bagus Achmad S (NIM.P27228016142)
Jaringan otot rangka merupakan penunjang utama gerakan atau bisa dikatakan
sebagai alat gerak aktif yang bekerja sama dengan jaringan tulang. Salah satu
fungsi dari jaringan otot adalah untuk membentuk gerakan yang timbul dari
proses kontraksi. Gerakan tersebut timbul akibat dari ketegangan otot hasil proses
kontraksi yang seterusnya akan diteruskan ke tulang melalui tendon. ( Michael J.
Alter, 2003:3)
Struktur Otot
Menurut Sherwood (2012:278-281) dilihat dari strukturnya, otot memiliki
satuan unit terkecil yang disebut dengan miofibril. Kumpulan dari miofibril akan
membentuk serat otot. Di dalam miofibril itu sendiri terdapat filamen-filamen
untuk kontraksi otot. Filamen yang tipis disebut aktin sedangkan yang tebal
disebut miyosin. Dilihat dari mikroskop terdapat jembatan silang yang dibentuk
dari kepala globular yang menonjol dari masing-masing filamen tebal.
Kerja Otot
Kerja otot dibagi menjadi dua yaitu kinetik dan stastis.Contoh dari gerak
kinetik adalah menulis, sedangkan gerak statis adalah memegang buku pada posisi
tertentu tanpa bergerak. Kontraksi otot juga di bagi menjadi dua yaitu kontraksi
isotonik dan isometrk, kontraksi isotonik bekerja ketika tegangan pada otot yang
bekerja relatif konstan meskipun otot mengalami perubahan panjang. Kontraksi
isotonik digunakan untuk memindahkan barang dan memindahkan benda.
Kontraksi isotonik dibagi menjadi dua yaitu, konsentrik dan eksentrik.
Pada kontraksi isotonik konsentrik untuk memindahkan benda, otot
mengalami pemendekan.Contohnya saat otot biseps berkontaksi yang digunakan
untuk mengangkat buku. Pada mekanisme konsentrik eksentrik otot mengalami
pemanjangan saat proses kontraksi, sedangkan konstraksi isometrik adalah
kontraksi dimana energy tidak cukup membuat benda berpindah dan tidak mampu
membuat perubahan pada otot.
Setiap orang mempunyai kemampuan otot yang bebeda beda. Jika otot nyeri
dan kelelahan kerja otot akan menurun dan otot bekerja tidak maksimal. Namun
belum tentu setiap orang tahu penyebab nyeri yang dirasakan dan pengaruhannya
terhadap relaksasi. Oleh karena itu, dalam percobaan ini kita mempelajari
pengaruh otot saat melakukan kontraksi berupa tarikan dengan kelelahan
sempurna yang kemudian disertai dengan istirahat dan pemijatan. Terdapat tiga
hal, yang ditinjau dalam percobaan ini yaitu mekanisme kerja otot, metabolisme
energy yang digunakan, dan mekanisme kelelahan otot.
a) Kontraksi Otot
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap
berikut :
1. Suatu potensial aksi berjalan disepanjang sebuah saraf motorik sampai ke
ujungnya pada serat otot.
2. Pada setiap ujung saraf mensekresi substansi neurotransmitter yaitu
asetikolin dalam jumlah sedikit.
3. Asetikolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk
membuka banyak saluran bergerbang asetikolin melalui molekulmolekul
protein dalam membran sel otot.
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium
untuk mengalir ke bagian dalam membrane serat otot pada titik terminal
saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi dalam serat
otot.
5. Potensial aksi akan berjalan disepanjang membran serat otot dalam cara
yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membrane saraf
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot di
dalam serat otot pada tempat dimana potensial aksi menyebabkan
retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah
disimpan di dalam retikulum ke dalam myofibril.
7. Ion–ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan
myosin, yang menyebabkan bergerak bersama-sama, dan menghasilkan
proses kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali kedalam
retikulum sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sebagai potensial aksi
otot yang baru datang lagi, pengeluaran ion kalsium dari myofibril akan
menyebabkan kontraksi otot terhenti.
b) Energi untuk kontraksi otot
Dalam beraktivitas diperlukan energy yang cukup. Energi ini umumnya
merupakan hasil metabolisme secara katabolisme yang berperan dalam
penguraian molekul besar dan bersifat eksotermik dan menghasilkan ATP
terutama melalui rantai respiratorik .Penyedia energy terbesar umumnya adalah
glukosa. Secara garis besar glukosa diubah menjadi asam piruvat melalui jalur
glikolisis dan menjadi asetil ko-A kemudian masuk ke siklus asam sitrat yang
akan lanjut ke rantai transport electron.
Persamaan reaksi glikolisis
Glukosa + 2ADP + 2Pi + 2NAD+ 2 Piruvat + 2H2O + 2ATP + 2NADH + 2H+
Piruvat yang dihasilkan kemudian diubah menjadi asetil ko-A melalui
proses dekarboksilasi oksidatif oleh enzim-enzim di membrane dalam
mitokondria.
Persamaan piruvat menjadi asetil ko-A
Piruvat + NAD++ ko-A asetil ko-A + NADH + H+ + CO2
Proses selanjutnya adalah siklus asam sitrat atau asam karboxilat atau siklus
krebs dimana gugus asetil pada asetil koA direaksikan dengan asam dekarboxilat
4C oksaloasetat membentuk asam tri karboxilat 6C yaitu sitrat yang selanjutnya
diikuti pelepasan dua molekul CO2 dan dibentuk ulang oksaloasetat
c) Kelelahan otot
Kelelahan otot adalah ketidakmampuan otot untuk meneruskan
kontraksi.Seseorang dapat merasakan kelelahan otot secara mental.Saat seseorang
masih mampu melakukan kontraksi namun orang tersebut merasa tidak mampu.
Kelelahan tersebut disebut kelelahan sentral atau kelelahan psikologis. Kelelahan
sentral disebabkan oleh perubahan di sistem saraf pusat.Namun penjelasan
mendetail tentang mekanisme kelelahan otot sentral belum diketahui sampai saat
ini.
Selain kelelahan sentral terdapat pula kelelahan otot dan kelelahan
neuromuskular. Salah satu kelelahan otot disebabkan oleh penimbunan asam
laktat.Penimbunan asam laktat menyebabkan otot menjadi kurang responsif
terhadap rangsangan.Penyebab lainnya adalah kehabisan cadangan energi.
Kelelahan neuromuskular sesuai namanya terjadi di percabangan saraf
dengan otot. Kelelahan neuromuskular disebabkan oleh ketidakmampuan neuron
motorik aktif untuk mensintesis asetilkolin (AcH) secara cepat, sehingga
kebutuhan AcH tidak terpenuhi untuk meneruskan potensial aksi dari saraf ke
otot.
BAB II
LAPORAN PRAKTIKUM
A. Alat-alat
1. Jalmar Hydrolic Dynamometer
2. Grasp Tool
3. Timer
4. Metronom
5. Ballpoint
6. Lembar kerja
B. Cara Kerja
1. Setiap kelompok menunjuk 2 orang anggotanya untuk menjadi naracoba
(model). Anggota kelompok yang lain bertindak sebagai penguji dan
pengamat. Lakukan pemeriksaan-pemeriksaan dibawah ini dan catatlah
hasilnya pada lembar kerja.
2. Penguji mengukur kekuatan menggenggam (jamar I) tangan kanan
naracoba menggunakan Jamar Hydrolic Dynamometer.
3. Naracoba meletakan tangan kanannya di atas meja pada posisi mid
position (neutral position).
4. Penguji menginstruksikan naracoba untuk menggenggam grasp tool
dengan frekuensi mengikuti metronome (naracoba I = frekuensi 40 kali /
menit ; Naracoba II = frekuensi 60 kali / menit). Lakukan hingga
naracoba merasa tidak mampu menggenggam grasper. Catatlah jumlah
genggaman yang dapat dilakukan dan waktu yang diperlukan (grasp I).
5. Naracoba beristirahat selama 2 menit. Kemudian penguji mengukur
kekuatan menggenggam (jamar II) tangan kanan naracoba. Selanjutnya
diinstrusikan lagi untuk melakukan kegiatan no. 4 (grasp II).
6. Naracoba beristirahat dan diberikan pijitan (massege) pada bagian tangan
hingga lengan bawah selama 2 menit. Kemudian penguji mengukur
kekuatan menggenggam (jamar III) tangan kanan naracoba. Selanjutnya
diinstruksikan lagi untuk lagi untuk melakukan kegiatan no. 4 (grasp III).
7. Setelah praktikum selesai, salinlah hasilnya pada lembar kerja yang
tersedia. Tulislah kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini.
Naracoba I Naracoba II
Titik Waktu Waktu
(40 kali/menit) (60 kali/ menit)
Grasp II 1 menit
81 2 menit 95
(Diistirahatkan) 29 detik
Grasp III
2 menit 1 menit
(Diistirahatkan 93 114
18 detik 52 detik
disertai pijatan)
Hal tersebut terjadi karena aliran darah masih terhambat pada saat kondisi
otot hanya diistirahatkan saja dengan waktu 2 menit yang masih terbilang singkat.
Setelah waktu istirahat sudah selesai dan otot harus berkontraksi kembali, aliran
darah masih belum lancar dan otot masih mengalami kelelahan. Sehingga
menyebabkan energi untuk melakukan grasp ketiga tidak terkumpul sempurna.
Berbeda dengan kondisi yang diistirahatkan sambil dipijat. Hambatan aliran darah
yang disebabkan oleh kontraksi otot yang terus-menerus mendapatkan
penanganan dengan pijatan. Sehingga, saat naracoba melakukan grasp ketiga, otot
dapat melakukannya dengan lebih maksimal.Hal ini dikarenakan suplay nutrisi
dan oksigen pada darah ke otot tidak terhambat dan dapat menghasilkan ATP
untuk otot berkontraksi.
11. Sebutkan kesimpulan apa saja yang dapat diperoleh dari pratikum
tersebut!
Jawaban :
Kesimpulan dari praktikum kekuatan otot ini adalah :
1. Setiap individu memiliki kemampuan otot yang bebeda beda. Namun,
pada kedua naracoba yang kami miliki, keduanya memiliki kemampuan
otot yang perbandingannya tidak beda jauh bila dilihat dari rata-rata hasil
percobaan, karena kedua naracoba sering menggunakan kekuatan ototnya
secara optimal dan teratur, namun faktor tinggi dan berat badan yang
berbeda mempengaruhi, sehingga hal ini dapat memicu perbedaan massa
otot.
2. Perbedaan banyaknya genggaman yang dilakukan pada kedua naracoba
juga dipengaruhi oleh frekuensi yang didapatkan dalam melakukan
percobaan grasp. Kecepatan penurunan kinerja otot juga ditentukan oleh
ini.
3. Pengaruh istirahat disertai pijatan lebih cepat mengoptimalkan kinerja otot
naracoba setelah melakukan grasp.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pecobaan ini, dapat disimpulkan bahwa otot dipengaruhi oleh banyak
faktor, seperti umur, jenis kelamin, keadaan otot, aktivitas fisik, dll. Kontraksi
otot yang dilakukan secara terus menerus akan menguras energi serta cadangan
glikogen sehingga mengakibatkan kelelahan. Agar otot kembali pulih, cara yang
paling cepat dan tepat adalah dengan mengistirahatkan otot disertai dengan
pijatan. Karena saat dipijat, aliran darah pada otot dapat kembali lancar, oksigen
dapat diubah menjadi energi, dan otot dapat kembali optimal.
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini, sebaiknya para penguji melakukan percobaan
dengan teliti dalam mengamati dan melakukan setiap langkah-langkah praktikum
yang ada. Kemudian para pengamat dan naracoba sebaiknya menjaga konsistensi
keseriusan saat melakukan praktikum ini, sehingga mendapatkan hasil praktikum
kekuatan genggaman dengan data yang sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh
teori.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., M.D. 1986. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 7
Bagian II. W.B Sounders Co.
Sherwood, L., 2007. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 8.
Pendit, B.U. 2012 (Alih Bahasa), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Durkin, J, Harvey, A, Hughson, R, et al.The effects of lumbar massage on
muscle fatigue, muscle oxygenation, low back discomfort, and driver
performance during prolonged driving. Ergonomics 1(49):28-44. 2006.
Yasuda, T, Brechue W, Fujita T, et al. Muscle activation during low-
intensity muscle contractions with restricted blood flow. J Sports Sci
27(5): 89-479. 2009.
Fitria, Riza. 2014. Aktivitas Otot Rangka Saat Berlari.
http://eprints.undip.ac.id/55237/3/Hasbi_Bagas_Wasisto_2201011312004
0_Lap.KTI_Bab2.pdf
https://www.google.co.id/amp/s/ulya07.wordpress.com/2009/10/27/penye
bab-kelelahan-otot/amp/