Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

Kelelahan Otot-Saraf Pada Manusia


Kelompok F3

Nama
Bintang David Cohen
Catherine Dorinda C
Leonardo
Maria Oce Yea ST
Abi Mayu
Suli Intan
Christina
Erma Kairunisa
Mohamad Soleh

Nim
102010394
102011293
102012017
102012119
102012150
102012235
102012287
102012349
102012442

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telepon: (021) 5694-2061 (hunting), Fax: (021) 563-1731
Tahun Ajaran 2012/2013

Ttd

Percobaan I Kerja Steady State


A. Tujuan
Mengetahui mekanisme kerja otot hingga mencapai kelelahan dengan menggunakan
ergograf
B. Alat yang digunakan
1. Kimograf + kertas + perekat
2. Ergograf
3. Metronome (frekuensi 1 detik)
C. Cara Kerja
1. Pasang semua alat sesuai dengan gambar.
2. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut irama alat yang
diperdengarkan di ruang praktikum sampai 1/3 putaran tromol. Setiap kali setelah
melakukan tarikan, lepaskan segera jari saudara dari pelatuk sehingga kembali ke
tempat semula.
D. Hasil Percobaan

Percobaan II Pengaruh Gangguan Peredaran Darah


A. Tujuan
Mengetahui pengaruh gangguan peredaran darah dengan mekanisme kerja otot melalui
ergograf

B. Alat yang digunakan


1. Kimograf + kertas + perekat
2. Manset sfigmomanometer
3. Ergograf
4. Metronome (frekuensi 1 detik)
C. Cara Kerja
1. Pasang magnet sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang
sama.
2. Sebagai latihan lakukan beberapa kali oklusi pembuluh darah lengan atas dengan
jalan memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi a. radialis tak teraba lagi.
3. Dengan manset tetap terpasang, tetapi tanpa oklusi, lakukan 12 kali tarikan dengan
frekuensi satu tarikan tiap 4 detik sambil dicatat pada kimograf.
4. Tanpa menghentikan tromol pada tarikan ke-13, mulailah memompa manset dengan
cepat sampai denyut nadi a.radialis tidak teraba lagi.
5. Selama pemompaan orang percobaan tetap melakukan latihan. Berilah tanda pada
kurve pada saat denyut nadi a. radialis tidak teraba lagi.
6. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga
peredaran darah pulih kembali.
7. Dengan frekuensi yang sama teruskan tarikan dan pencatatan sehingga pengaruh
faktor oklusi tidak terlihat lagi.

D. Hasil Percobaan

Percobaan III Pengaruh Istirahat dan Massage


A. Tujuan
Mengetahui perbandingan mekanisme kerja otot yang telah mencapai kelelahan antara
fase istirahat dan setelah di massage
B. Alat yang digunakan
1. Kimograf + kertas + perekat
2. Ergograf
3. Metronome (frekuensi 1 detik)
C. Cara Kerja
1. Latihan ini dilakukan oleh orang percobaan lain.
2. Besarkan beban ergograf sampai hasil maksimal.
3. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 1 detik sampai terjadi kelelahan total,
kemudian hentikan tromol.

4. Berilah istirahat selama 2 menit, Selama istirahat, lengan tetap dibiarkan di atas
meja.
5. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang +/- 2cm, jalankan kimograf dan
lakukan kembali tarikan dengan frekuensi dan beban yang sama sampai terjadi
terjadi kelelahan total kemudian hentikan tromol.
6. Berikan istirahat selama 2 menit lagi. Selama masa istirahat ini lakukanlah message
pada lengan OP. Message dengan cara mengurut dengan tekanan kuat ke arah
perifer, kemudian dengan tekanan ringan kearah jantung. Massage dilakukan dari
fossa cubiti hingga ujung jari.
7. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang +/- 2cm, jalankan kimograf dan
lakukan kembali tarikan.
8. Bandingkan ke 3 ergogram yang saudara peroleh dan berusahalah menganalisisnya.
D. Hasil Percobaan

Percobaan IV Perubahan Warna dan Suhu Kulit akibat Iskemia


A. Tujuan
Untuk mengetahui perubahan warna dan suhu kulit akibat iskemia
B. Alat yang digunakan
1. Kimograf + kertas + perekat
2. Manset sfigmomanometer
3. Ergograf
4. Metronome (frekuensi 1 detik)
C. Cara Kerja

1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan ergogram.
2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan OP dan berikan pembebanan yang cukup
berat sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan penyimpangan ujung pencatat
yang kecil saja.

3. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.


4. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi
kelelahan total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahankan.

5. Hentikan tindakan oklusi segera seteleah OP merasa nyeri yang hebat sekali.
Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.
D. Hasil Percobaan

Suhu

Warna Kulit

Suhu tangan menjadi Kulit menjadi pucat dan


lebih dingin

agak kebiruan

Keadaan
OP
Tangan terasa nyeri dan lemas

Pembahasan
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot diawali oleh suatu potensial aksi yang berjalan di
sepanjang saraf motorik sampai ke ujungnya pada serat otot. Pada setiap ujung saraf
menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit. Asetilkolin
bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka banyak saluran
bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein di dalam membran serat otot.
Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk mengalir ke
bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Potensial aksi akan berjalan di
sepanjang membran serat otot dan menimbulkan depolarisasi membran serat otot.potensial
aksi juga berjalan ke dalam serat otot sehingga menyebabkan retikulum sarkoplasma
melepaskan sejumlah besar ion kalsium ke dalam miofibril. Ion-ion kalsium menimbulkan
kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin yang menyebabkannya bergerak bersamasama dan menghasilkan proses kontraksi setelah kurang dari satu detik ion kalsium dipompa
kembali ke dalam retikulum sarkoplasma dan disimpan sampai potensial aksi otot yang baru
datang lagi; pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot
terhenti.1
Kelelahan otot juga disebabkan oleh penumpukan asam laktat pada proses glikolisis
anaerob, sehingga apabila pasokan oksigen pada otot dihambat maka kelelahan pada otot
akan terjadi lebih cepat dan juga menyebabkan kita bernafas dengan lebih cepat untuk
menarik oksigen untuk membakar asam laktat tersebut. Akumulasi asam laktat akan
menumpuk di otot dan di pembuluh darah.Menyebabkan konsentrasi H + meningkat dan pH
menurun.Ion H+ menghalangi proses eksitasi, yaitu menurunnya Ca2+ yang dikeluarkan dari
retikulum sarkoplasmik. Ion H+ juga mengganggu kapasitas mengikat Ca2+ oleh troponin. Ion
H+ juga akan menghambat kegiatan fosfo-fruktokinase.1
a.

Percobaan I Kerja Steady State

Hasil pencatatan ergogram pada percobaan pertama menunjukan bahwa dalam kondisi
normal otot bekerja bekerja lebih stabil dan tidak cepat lelah. Tingginya daya tahan otot
terlihat dari stabilnya tinggi grafik penunjuk kekuatan otot dan frekuensi karena otot
terlatih melakukan aktivitas berat.aktivitas kontraktil suatu otot rangka tidak dapat
dipertahankan pada tingkat tertentu secara terus menerus. Akhirnya tegangan di otot
berkurang seiring dengan munculnya kelelahan.ada dua jenis kelelahan:
1. Kelelahan otot, terjadi jika otot yang beraktivitas tidak lagi dapat berespons
terhadap rangsangan dengan derajat kontraksi yang sama. Kelelahan otot
merupakan suatu mekanisme pertahanan yang melindungi otot agar tidak
mencapai titik dimana ATP tidak dapat lagi diproduksi. Faktor-faktor yang
berperan penting adalah :
a) Meningkatnya ADP dan fosfat inorganik lokal dari penguraian ATP
yang menghambat pelepasan dan penyerapan kembali ion Ca 2+ oleh
retikulum sarkoplasma
b) Penimbunan asam laktat yang menghambat dalam menghasilkan
energi atau proses penggabungan eksitasi-kontraksi
c) Akumulasi ion K+ ekstrasel yang terjadi di otot ketika pompa natrium
kalium tidak dapat secara aktif memindahkan kembali ion K + ke dalam
sel otot saat potensial aksi menurun.
d) Terkurasnya cadangan energi glikogen sehingga menyebabkan
kelelahan otot pada kerja berat.
Waktu timbulnya kelelahan bervariasi sesuai dengan jenis serat otot, sebagian
serat lebih resisten terhadap kelelahan dibandingkan serat lain, dan dengan
intensitas latihan; kelelahan muncul lebih cepat pada aktivitas dengan
intensitas tinggi.
2. Kelelahan sentral, terjadi ketika sistem syaraf pusat tidak lagi secara adekuat
mengaktifkan neuron motorik yang menyarafi otot yang bersangkutan
sehingga seseorang dapat memperlambat atau menghentikan latihan meskipun
otot-ototnya masih mampu bekerja. Adapun kelelahan neuromuskular dalam
olahraga menyebabkan ketidakmampuan neuron-neuron motorik akftif untuk
membentuk asetilkolin dalam kecepatan yang cukup untuk mempertahankan
transmisi kimiawi potensial aksi.
Perubahan yang terjadi pada otot-otot rangka yang terlatih adalah peningkatan jumlah
mitokondria dan enzim yang berperan pada metabolisme oksidatif. Jumlah kapiler
meningkat dengan membaiknya distribusi darah ke serabut otot. Efek akhirnya adalah

ekstrasi O2 yang lebih sempurna sehingga peningkatan pembentukan asam laktat lebih
kecil untuk beban kerja yang sama.2
b. Percobaan II Pengaruh Gangguan Peredarah Darah
Oklusi pembuluh darah lengan atas pada percobaan kedua tidak menunjukan dampak
yang terlalu signifikan terhadap hasil pencatatan ergogram. Kekuatan otot yang
seharusnya menurun perlahan setelah oklusi tetap menunjukan kesejajaran tinggi grafik
meski tidak stabil disertai dengan ritme kontraksi otot yang perlahan melambat. Ritrme
kontraksi yang perlahan melambat dan tidak stabil sampai denyut arteri radialis tidak
teraba lagi menunjukan bahwa otot mengalami kelelahan yang disebabkan oleh
penumpukan asam laktat. Oklusi menyebabkan aliran pembuluh darah tidak lancar,
sehingga darah yang mengandung nutrisi dan kaya O 2 dari arteri tidak dapat di salurkan
ke otot dan sebaliknya sisa metabolisme yang berupa asam laktat tidak dapat diangkut
oleh vena. Saraf terus bekerja dengan baik, impuls saraf berjalan secara normal melalui
hubungan otot-saraf masuk kedalam serabut-serabut otot, tetapi kontraksi makin lama
makin lemah karena dalam serabut-serabut otot sendiri kekurangan ATP.2
c.

Percobaan III Pengaruh Istirahat dan Massage


Dari hasil pencatatan ergogram menunjukan bahwa kerja otot yang terjadi pasca
istirahat lebih tidak stabil dibandingkan dengan kontraksi otot mula-mula, hal ini terlihat
dari tinggi grafik yang naik turun tidak beraturan. Pada kerja otot yang dilakukan setelah
istirahat dengan disertai pemijatan daya tahan kerja otot lebih stabil dan tahan lama
dilihat dari grafik yang lebih beraturan. Hal ini disebabkan karena pemijatan dengan
tekanan kuat ke arah perifer memperlancar aliran darah dari pembuluh darah arteri yang
mengangkut nutrisi dan kaya O2 yang berperan dalam kontraksi otot, sedangkan
pemijatan tekanan ringan kearah jantung yang dilakukan dari fossa cubiti hingga ujung
jari berfungsi untuk memperlancaraliran pembuluh darah vena yang membawa zat asam
laktat sisa metabolism untuk diproses tubuh.2

d. Percobaan IV Perubahan Warna dan Suhu akibat Iskemia


Pada percobaan yang ke-4 dilakukan untuk mengetahui perubahan warna dan suhu
yang telah terjadi iskemia. Iskemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suplai
oksigen terhadap suatu jaringan atau organ tertentu.

Iskemia pada suatu organ

menyebabkan terjadinya hipoksia pada sel-selnya, karena sel mengalami pengurangan


suplai oksigen menyebabkan metababolise di dalam sel mengalami penurunan.
Akibatnya terjadi penurunan produksi ATP sebagai sumber energi terhadap berbagai
aktifitas sel, termasuk didalammya adalah penurunan energi untuk aktifitas transport
aktif. transport aktif menggerakan pompa natrium memompa natrium dari intrasel ke luar
sel, karena adanya penurunan sumber energi untuk menggerakan pompa natrium maka
terjadi kelebihan ion natrium di dalam sel. Sebagai dampak kelebihan ion natrium
intraselular ini terjadi pemindahan air dari ekstrasel ke dalam intrasel sehingga terjadilah
penumpukan cairan dalam sel/ oedem sel (pembengkakan seluler). Pada kondisi ini
sitoplasma secara mikroskopik akan tampak pucat.Hal ini dapat dibuktikan dengan
percobaan keempat dengan hasilnya pada lengan OP dapat diamati terjadi perubahan
suhu menjadi lebih dingin dan warnanya membiru pucat.3

Kesimpulan
Kelelahan otot adalah ketidak mampuan otot untuk mempertahankan tenaga yang diperlukan

atau yang diharapkan. Faktor yang menyebabkan kelelahan otot diantaranya adalah
penumpukan asam laktat dan pengosongan ATP dan PC.

Massage merupakan cara pemulihan otot untuk melakukan kerja selanjutnya karena dia
mengembalikan oksigen ke otot. Aliran darah yang dihambat dengan melakukan oklusi (penutupan
aliran darah) dapat menghambat kerja otot karena oksigen yang dialirkan darah dihambat dan
menyebabkan energi menjadi ikut terhambat.

Daftar Pustaka
1. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed. Pennsylvania: Elseviers
Saunders; 2006.h.46
2. Sherwood L. Human physiology from cells to system.

7th

ed. Connecticut:

Brooks/Cole Cengage Learning; 2007.


3. Silverthorn DU. Human physiology an integrated approach. 5th ed. San Fransisco:
Pearson Benjamin Cummings; 2010.

Anda mungkin juga menyukai