Mohamad Soleh
102012442
D2
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Pendahuluan
Memiliki balita yang sehat merupakan keinginan semua ibu-ibu. Tidak heran banyak
ibu-ibu yang membawa anaknya ke posyandu untuk memeriksakan kesehatan bayinya secara
rutin setiap bulan. Balita yang sehat dapat dilihat dari berat badan dan usia balita tersebut.
Namun balita yang sehat bukan berarti hanya memiliki berat badan yang sesuai dengan umur
atau ideal, balita sehat itu memiliki ciri-ciri yang aktif, dapat beraktifitas aktif sebagaimana
aktifitas balita.
Di posyandu, setiap balita memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) yang sudah dimiliki
sejak ia lahir. KMS ini berfungsi untuk memantau tumbuh kembang balita dari bayi atau dari
sejak lahir. Dalam KMS ini terdapat kriteria berat badan yang normal dan tidak normal sesuai
dengan umur. Berat badan normal berada pada garis hijau pada KMS ini, sedangkan berat
badan yang abnormal (kekurangan atau kelebihan) berada dibawah garis merah atau berada di
atas luar garis. Biasanya bayi yang baru lahir memiliki berat badan antara 3-4 kg, dan akan
semakin berkembang sesuai dengan usia.
Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.1
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif,
guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi
masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya
dengan memanfaatkan potensi setempat.
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses pemberian informasi
kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus menerus dan berkesinambungan
mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari
tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi
mau (aspek sikap atau attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (aspek tindakan atau practice).
Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang mencakup
sekurang-kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga
Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.
Tujuan umum dibentuknya Posyandu adalah menunjang percepatan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.1
Tujuan khusus dibentuknya posyandu adalah meningkatkan peran masyarakat dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,
AKB dan AKABA. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA. Meningkatnya cakupan dan
jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB
dan AKABA.
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya: Bayi, Anak balita , Ibu
hamil, ibu bersalin dan ibu menyusui, serta Pasangan Usia Subur (PUS).
Manfaat Posyandu bagi masyarakat adalah
mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan
AKI, AKB dan AKABA. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah
kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan dasar terpadu dan pelayanan sosial dasar sektor lain terkait.
Manfaat Posyandu bagi Puskesmas adalah optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai
pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat,
pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat
primer. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
sesuai kondisi setempat. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
Lokasi Posyandu berada di setiap desa/kelurahan atau sebutan lainnya yang sesuai.
Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun, atau
sebutan lainnya yang sesuai.
Kegiatan Utama dari posyandu,
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
-
Penimbangan
pengukuran
berat
tekanan
badan
darah,
dan
pengukuran
pemantauan
tinggi
nilai
badan,
status
gizi
(konseling)
termasuk
PerencanaanPersalinan
dan
hamil,
perlu
Penyuluhan/konseling
Perawatan payudara.
di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas
atau Poskesdes.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui
pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat
Zinc oleh petugas kesehatan.2
Jika orang tua rutin setiap bulan melakukan penimbangan di Posyandu atau di sarana
kesehatan lainnya, maka mereka dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya dan dapat
melakukan antisipasi pencegahan jika kurva pertumbuhan sudah mulai menunjukkan
penurunan. Disamping itu, orang tua juga bisa mengetahui kapan seharusnya anak
mendapatkan imunisasi atau pemberian Kapsul Vitamin A selanjutnya.
serta indikator untuk merujuk si anak jika kurva pertumbuhan berada di bawah garis merah
(BGM) untuk mendapatkan pelayanan lebih lanjut.
pelayanan kesehatan apa saja yang sudah di dapatkan oleh si anak, khususnya pemberian
imunisasi adan kapsul Vitamin A. KMS juga bisa digunakan oleh petugas kesehatn untuk
melakukan edukasi ke ibu tentang pemberian makanan bergizi untuk meningkatkan satus gizi
anak.
Kesimpulan
Status gizi balita akan terus berubah sesuai dengan bertambahnya usia, namun banyak
faktor lain yang mempengaruhi tumbuh kembang balita dan perubahan berat badan yang
dialaminya. Asupan gizi merupakan faktor yang paling penting, terutama faktor pemberian
Air Susu Ibu (ASI) pada masa menyusui. Pemerikasaan rutin di posyandu dapat menjadi cara
efektif membantu meningkatkan tumbuh kembang balita yang baik, karena pada pemeriksaan
di Posyandu, setiap balita diberikan KMS yang berfungsi untuk memantau perkembangan
tumbuh kembang bayi setiap bulannya.
Daftar Pustaka
1. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar kuliah obstetri.
Edisi ke-1 . Jakarta: EGC; 2007. h. 3-53
2. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman umum pengelolaan posyandu.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2011.h.11-28.
3. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2002. h.
48-9
4. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penggunaan kartu menuju sehat
(KMS) bagi balita. Kementrian Kesehatan RI; 2010.
5. Hayati AW. Buku saku gizi bayi. Edisi ke-1. Jakarta: EGC; 2009. h. 21-3
6. Suhardjo. Pemberian makanan pada bayi dan anak. Edisi ke-9. Yogyakarta:
Kanisius; 2009. h. 35-7