Anda di halaman 1dari 8

KELELAHAN OTOT-SARAF PADA MANUSIA

Kelompok A4

Ketua Kelompok: Riznal PanangianMarpaung 102016188

Nama NIM Tanda Tangan

Riznal Panangian Marpaung 102016188


Dwi Afriani 102013549
Goza Ralinsa 102016035
Jessica Michelle 102016239
Mas Muharami Binti Zulkifle 102016258
Novia Dwi Anggraini 102016195
Raditya Karuna Linanda 102016046
Verani Agusthiyanti Hidayat 102016139

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510.
Jakarta

Telephone: (021) 5694-2061;Fax: (021) 563-1731


Tujuan

1. Membedakan kerja egogram jari yang pada kerja ready statedan kerja kelelahan otot
2. Untuk mendemonstrasikan pengaruh faktor gangguan peredaran darah istirahat pijitan
3. Mengetahui perubahan warna dan suhu kulit akibat iskemia

Alat – alat

1. Kimograf
2. Kertas
3. Perekat
4. Manset sfigmomanometer
5. Ergograf
6. Metronome (frekuensi 1 detik)

Kerja Steady – State

Cara Kerja:
1. Pasang semua alat sesuai dengan gambar
2. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut irama alat yang diperdengarkan di
ruang praktikum sampai ½ putaran tromol. Setiap kali setelah melakukan tarikan, lepaskan
segera jari saudara dari pelatuk sehingga kembali ke tempat semula.

Pengaruh Gangguan Peredaran Darah

Cara Kerja:
1. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang sama
2. Sebagai latihan lakukan beberapa oklusi pembuluh darah lengan atas dengan jalan memompa
manset dengan cepat sampai denyut nadi a. radialis tak teraba lagi.
3. Dengan manset tetap terpasang tetapi tanpa oklusi, lakukan 12 kali tarikan dengan frekuensi
satu tarikantiap 4 detik sambil dicatat pada kimograf.
4. Tanpa menghentikan tromol pada tarikan ke-13, mulailah memompa manset dengan cepat
sampai denyut nadi a. radialis tidak teraba lagi. Selama pemompaan orang percobaan tetap
melakukan latihan.
5. Berilah tanda pada kurve pada saat denyut nadi a. radialis tidak teraba lagi.
6. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga peredaran darah
pulih kembali.
7. Dengan frekuensi yang sama, teruskan tarikan dan pencatatan sehingga faktor oklusi tidak
terlihat lagi.

Pengaruh Istirahat dan Massage

Cara Kerja
1. Latihan ini dilakukan oleh orang percobaan lain.
2. Besarkan beban ergograf sampai hampir maksimal.
3. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap detik sampai terjadi kelelahan total, keudian hentikan
tromol.
4. Berilah istirahat selama 2 menit. Selama istirahat, lengan tetap dibiarkan di atas meja.
5. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang ± 2cm, jalankan kimograf dan lakukan
kembali tarikan dengan frekuensi dan beban yang sama sampai terjadi kelelahan total,
kemudian hentikan tromol.
6. Berilah istirahat selama 2menit lagi. Selama masa istirahat ini lakukanlah massage dengan
cara mengurut dengan tekanan kuat ke arah perifer, kemudian dengan tekanan ringan ke arah
jantung. Massage dilakukan dari fossa cubiti hingga ujung jari.
7. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang ± 2cm, jalankan kimograf dan lakukan
kembali tarikan seperti ad. 5
8. Bandingkan ke 3 ergogram yang saudara peroleh dan berusahalah menganalisisnya.

Rasa Nyeri, Perubahan Warna dan Suhu Kulit Akibat Iskemia

Cara Kerja:
1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan ergogram.
2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan pasien simulasi dan berian pembebanan yang
cukup berat sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan penyimpangan ujung pencatat
yang kecil saja.
3. Perhatikan suhi dan warna kulit lengan bawah kanan pasien simulasi.
4. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi kelelahan otot
total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahan.
5. Hentikan tindakan oklusi segera setelah pasien simulasi merasa nyeri yang hebat sekali.
Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan pasien simulasi.
 Hasil Percobaan 1
o Kelelahan terjadi secara perlahan, lambat, dan konstan.
 Hasil Percobaan 2
o Kelelahan total yang terjadi lebih cepat dibandingkan pecobaan pertama.

 Hasil Percobaan 3
o Kontraksi otot meningkat ketika dilakukan massage dibandingkan hanya diistirahatkan
saja tanpa perlakuan apapun.
 Hasil Percobaan 4
o Warna lengan bawah kanan pasien simulasi menjadi pucat dan suhunya berubah menjadi
lebih dingin. Ada rasa nyeri hebat.

Pembahasan pada percobaan I

Kontraksi otot yang kuat dan lama menyebabkan keadaan yang diketahui dengan baik yaitu
kelemahan otot. Ini terutama disebabkan oleh ketidakmampuan proses kontraktil dan metabolik untuk
secara terus menerus memberikan hasil kerja yang sama. Saraf tetap bekerja dengan baik, impuls saraf
diteruskan seperti biasanya ke otot melalui tautan saraf-otot dan potensial aksi juga menyebar ke serat-
serat otot, tetapi kontraksi menjadi makin lemah, karena serat-serat itu sendiri yang kekurangan ATP.
Terhentinya aliran darah ke otot yang sedang mengerut menimbulkan kelelahan yang hampir sempurna
dalam waktu satu menit meskipun otot tidak terlalu aktif karena kenyataannya kehilangan persediaan
makanan.1

Waktu timbulnya kelelahan otot berbeda sesuai jenis serat otot. Aktivitasyang berintensitas
tinggi lebih cepat menimbulkan kelelahan. Kelelahan otot membatasi kinerja otot.2

Faktor-faktor yang diduga berperan penting adalah:3

1. Meningkatnya ADP dan fosfat inorganik lokal dari penguraian ATP dapat secara langsung
mengganggu siklus jembatan silang dan/atau menghambat pelepasan dan penyerapan kembali
Ca2+ oleh retikulum sarkoplasma.
2. Akumulasi asam laktat dapat menghambat enzim-enzim kunci di jalur penghasil energi dan/atau
proses penggabungan eksitasi-kontraksi.
3. Akumulasi K+ ekstrasel yang terjadi di otot ketika pompa Na+ K+ tidak dapat memindahkan secara
aktif memindahkan ke dalam sel selama fase turun potensial aksi berulang.
4. Terkurasnya cadangan energi glikogen dapat menyebabkan kelelahan otot pada olahraga yang
berat.

Bell, Davidson dan Emslie Smith (1972) menduga bahwa penurunan daya kontraksi mungkin
disebabkan oleh kegagalan di sejumlah tempat masuk di sinapsis pusat, lempeng ujung motoris dan
proses kontraksi, tetapi penyebab kelelahan otot terletak dalam serabut otot ini sendiri. Horobin (1968)
mengatakan bahwa kelelahan tidak disebabkan oleh kegagalan pasokan darah untuk memasok elemen
metabolisme dikarenakan kegagalan pasokan darah untuk memasok elemen metabolisme yang esensial
atau membuang hasil metabolisme atau untuk melaksanakan kedua fungsi itu. Kurangnya O 2 dan
akumulasi metabolit asam mungkin terlibat disini.

Ketidakpastian lain adalah timbulnya nyeri akibat kelelahan. Telah lama diketahui bahwa
metabolit dari fungsi otot berpotensi mengiritasi ujung saraf sensoris yang berada dalam otot. Respons
terhadap stimulan demikian itu dapat diinterpretasikan sebagai nyeri yang akan mereda ketika ototnya
menyembuh. Walaupun demikian, nyeri adalah suatu entitas yang terpisah dan tidak selalu akibat suatu
stimulasi yang berlebih terhadap ujung saraf, sehingga sangat menyulitkan penentuan diagnosisnya. Otot
juga bisa mengadakan respons akibat spasme, atau jika upaya lebih lanjut diperlukan oleh pusat-pusat
yang lebih tinggi, akibat cedera serabut otot terkait.4

Pembahasan pada percobaan II

Pada saat percobaan II, sama halnya seperti percobaan I, menunjukkan adanya kelelahan otot.
Namun kelelahan otot terjadi pada saat manset dipasang dan dilakukan oklusi maka aliran darah menjadi
tertutup dan denyut nadi tidak teraba lagi sehingga O 2 yang seharusnya dialirkan oleh pembuluh darah
juga terhambat. Sedangkan berdasarkan teori yang ada pada saat kontraksi otot membutuhkanATP,
kontraksi otot itu terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf, yang bersifat elektrik, dihantar ke sel-sel otot
secara kimiawi dan hal ini dilakukan oleh sambungan otot-saraf (neuromuscular junction). Impuls saraf
sampai ke sambungan otot-saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil asetilkolin. Asetikolin
dilepas ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps) dan ketika asetilkolon menempel pada sel
otot, ia akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel
otot, sehingga timbul kontraksi.
Untuk bisa berkontraksi, serabut otot memerlukan energi yang didapat dari oksidasi makanan,
terutama karbohidrat dimana karbohidrat akan diubah menjadi gula sederhana, yaitu glukosa. Glukosa
yang tidak diperlukan dengan segera oleh tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati
dan di otot. Selama oksidasi glikogen menjadi karbondioksida dan air, terbentuk suatu senyawa yang
kaya akan energi. Senyawa ini disebut adenosin trifosfat (ATP). Apabila otot harus melakukan
kontraksi, energi ATP akan dilepas seiring dengan perubahannya menjai adenosin difosfat (ADP).
Selama oksidasi glikogen, akan terbentuk asampiruvat. Bila terdapat banyak O 2, seperti yang
terjadi pada gerakan umum, asam piruvat dipecah menjadi karbodioksida dan air. Pada proses ini juga
dilepas energi yang akan dipakai untuk membuat lebih banyak ATP. Apabila O2 tidak mencukupi, asam
piruvat diubah menjadi asam laktat yang menumpuk akan menyebabkan kelelahan otot. 5 Seperti pada
percobaan yang kedua ini karena pembuluh darah yang membawa O2 terhambat pada saat dilakukannya
okulasi sehingga O2 tidak tercukupi maka terjadi proses glikolisis anaerob, di mana produk akhirnya
berupa asam piruvat tidak dapat diproses lebih lanjut oleh proses fosforilasi oksidatif maka molekul ini
diubah menjadi asam laktat yang jika tertimbun akan menyebabkan kelelahan otot.
Pembahasan pada percobaan III

Istirahat diperlukan untuk mengembalikan kondisi otot ke semula. Di mana istirahat yang berarti
merelaksasikan kondisi tubuh. Pada saat istirahat O 2 yang masuk ke dalam tubuh diperlukan dalam
jumlah besar setelah melakukan aktifitas yang memerlukan energi yang tinggi untuk membakar
timbunan asam laktat yang ada.Selama proses perbaikan, ATP dibentuk dengan fosforilasi oksidatif
menggunakan O2 yang tersedia. Sebagian asam laktat kembali diubah menjadi asam piruvat, sebagian
digunakan untuk proses fosforilasi oksidatif untuk memproduksi ATP.4
Massage juga membantu mengurangi kelelahan otot sebab aliran darah yang tadinya terhambat
atau terhenti sementara (dengan penggunaan manset sfigmamometer) dan pasokan O2 berkurang menjadi
kembali normal dengan lebih cepat.

Pembahasan pada percobaan IV

Iskemia adalah defisiensi darah dalam bagian tubuh akibat konstriksi atau obstruksi pembuluh
darah. Oklusi dilakukan sebagai simulasi dari apa yang dirasakan oleh penderita iskemia ketika terjadi
hal tersebut dalam tubuhnya. Percobaan dengan melakukan oklusi menyebabkan rasa nyeri, perubahan
warna menjadi pucat dan kebiruan, serta suhu tubuh menjadi lebih rendah dari keadaan normal. Hal ini
terjadi karena aliran darah dari jantung dihambat dan O 2 tidak diterima oleh jaringan otot yang ada,
sebagaimana diketahui, O2 yang dialirkan ke dalam bagian tubuh selain sebagai energi juga sebagai
panas untuk mempertahankan kenormalan suhu tubuh dan membantu proses glikolis aerob.6

Kesimpulan

Dari pembahasan-pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelelahan otot adalah suatu
keadaan dimana otot tidak lagi mampu bergerak bebas menanggapi rangsangan pada suatu kondisi yang
sama. Kelelahan otot dapat disebabkan oleh adanya penimbunan asam laktat. Kelelahan otot juga
menyebabkan rasa nyeri. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan istirahat atau massage pada bagian
yang kelelahan otot, sebab pada saat istirahat tubuh dapat menghirup O 2 lebih banyak yang dibutuhkan
utnuk memecah glukosa atau glikogen dalam otot menjadi ATP dalam proses fosforilasi oksidatif di
mana asam piruvat dari glukosa yang terbentukmenghasilkan berupa energi atau ATP yang digunakan
untuk melakukan kontraksi dan juga mengembalikan asam laktat menjadi asam piruvat untuk diubah
menjadi ATP kembali.

\
Daftar pustaka

1. Guyton. Fisiologi tubuh manusia. Jakarta: Binarupa Aksara, 1998.

2. Jenis kelelahan otot [internet]. [Diakses 22 Mar 2013]

Diunduh dari: http://www.infofisioterapi.com/jenis-kelelahan-otot.html

3. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC, 2012.

4. Thomson H. Oklusi. Jakarta: EGC, 2007.

5. Watson Roger. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed. 10. Jakarta: EGC, 2002.

6. Campbell, Neil A. Biology. Ed. 3. Jakarta: Erlangga, 2004.

Anda mungkin juga menyukai