Anda di halaman 1dari 28

ACARA I

Otot Rangka

A. Pendahuluan
Perangsangan terhadap otot dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
perangsangan langsung, yaitu dengan cara menempelkan elektroda stimulator ke otot
dan perangsangan tidak langsung, yaitu dengan jalan menempelkan elektroda
stimulator pada saraf yang menuju otot itu. Dikenal beberapa itensitas rangsang, yaitu
(1) rangsang dibawah ambang (subminimal, subliminal) merupakan rangsangan yang
tidak mampu menimbulkan tanggapan; (2) rangsang ambang (minimal, liminal)
merupakan rangsangan terkecil yang tepat menimbulkan tanggapan; (3) rangsang
submaksimal, merupakan rangsangan yang instensitasnya bervariasi dari rangsang
ambang sampai rangsang maksimal; (4) rangsang maksimal, merupakan rangsangan
yang dapat menimbulkan tanggapan maksimal; (5) rangsang submaksimal, merupakan
rangsangan yang instensitasnya lebih besar daripada rangsangan maksimal, tetapi
menimbulkan tanggapan yang juga maksimal. Untuk mencatat berbagai macam aktivitas
fisiologik otot pada umumnya digunakan kimograf. Alat ini terdiri dari tabung almunium
yang dapat diputar oleh motor listrik dengan kecepatan putaran dapat diatur. Untuk
menyediakan otot bagi keperluan percobaan, kita pilih katak yang baik, kemudian
kepalanya dipotong dan sumsum tulang belakangnya dirusak. Kulit dilepas dari kaki
belakang, sehingga ototnya terlihat. Otot gastroknemius (otot betis) dengan uratnya
(tendon) kemudian dipisahkan dari tulangnya.
Bila kita merangsang otot dengan rangsang yang cukup kuat, tanggapan yang
timbul disebut kontraksi tunggal. Kontraksi tunggal dibagi dalam tiga periode, yaitu
periode tersembunyi (periode laten) adalah waktu antara saat pemberian rangsang
dengan permulaan terjadinya tanggapan, berlangsung selama 0,01 detik; periode
penegangan adalah waktu berlangsungnya otot memendek, yaitu selama 0,04 detik;
periode pengenduran, adalah lamanya waktu kembalinya otot pada bentuk dan ukuran
semula, periode ini berlangsung selama 0,05 detik.

1
Kalau otot dirangsang dengan dua rangsangan berturut-turut, tanggapannya
tergantung dari jarak waktu antara kedua rangsangan tersebut di atas. Disini dibedakan
tiga macam tanggapan yaitu (1) kontraksi tunggal berturut-turut, dalam hal ini
rangsangan yang kedua diberikan setelah kontraksi pertama selesai, sehingga terjadilah
dua buah kontraksi tunggal yang berturut-turut; (2) penjumlahan rangsang, dalam hal
ini rangsangan kedua diberikan pada waktu otot berada dalam keadaan refrakter,
sehingga rangsangan yang kedua tidak mengakibatkan pengaruh apapun; (3)
penjumlahan kontraksi, dalam hal ini rangsangan kedua diberikan segera setelah
rangsangan pertama.
B. Respon otot terhadap berbagai rangsang
C. Tujuan : Untuk memahami respon otot rangka katak terhadap berbagai jenis dan
intensitas rangsang berbeda.
D. Alat dan Bahan
1. Alat : Beker glass, seperangkat kimograf, alat bedah, papan bedah, pipet tetes dan
cawan petri.
2. Bahan : katak hijau , larutan ringer dan HCl.
E. Prosedur Kerja :
1. Bagian kepala katak dipotong mulai dari sebelah belakang membran timpani dengan
menggunakan gunting.
2. Sumsum tulang belakang ditusuk dengan menggunakan sonde.
3. Otot gastroknemius diisolasi dengan cara melepaskan kulit,kemudian memotongnya
pada bagian ujung tendon, selama proses isolasi otot harus di tetesi dengan larutan
ringer.
4. Otot gastroknemius yang sudah diisolasi diletakan pada bak spesimen komograf
ujung satu dijepit yang dihubungkan dengan pencatat kimograf, ujung lain dijepit
dengan penjepit yang tersedia.
5. Tekan tombol power kimograf sehingga selinder berputar dengan kecepatan pelan,
kemudian otot diberi rangsang dengan itensitas rangsang berbeda (dari itensitas
rangsang kecil sampai intensitas besar), amati responnya.

2
6. Rangsang mekanik, dengan cara menjepit otot dengan pinset, amati responnya.
7. Rangsang suhu, dengan cara menempelkan kawat panas pada otot, amati
responnya.
8. Rangsang kimia, dengan cara menetesi otot dengan bahan kimia seperti HCl, amati
responnya.
Pertanyaan
1. Adakah perbedaan kuat kontraksi otot terhadap berbagai rangsangan, urutkan mulai
dari yang paling kuat sampai rendah
2. Mengapa terjadi perbedaan kuat respon/kontraksi otot terhadap rangsang-rangsang
tersebut.
F. Respon otot terhadap rangsang listrik tunggal
1. Otot gastroknemius segar yang sudah diisolasi diletakan pada bak spesimen
kimograf, kemudian kedua ujung dijepit, ujung otot yang satu dijepit dihubungkan
dengan pengungkit untuk direkam. Ujung yang lain dengan bagian yang tersedia
pada kimograf agar posisi otot terlentang.
2. Letakkan elektroda stimulator pada bagian otot gastroknemius.
3. Tekan tombol power kimograf, sehingga selinder pencatat berputar.
4. Berikan rangsang tunggal secara manual mulai dari tegangan listrik terendah (out
put) kimograf, kemudian meningkat sampai otot mulai memberikan respon. Catat
tegangan (volt) terendah yang menimbulkan respon (rangsang minimal).
5. Lanjutkan pemberian rangsang untuk mengetahui berapa volt rentangan rangsang
submaksimal, catat tegangan yang merupakan rangsang submaksimal. Pemberian
rangsang berikutnya dilakukan setelah otot kembali relaksasi.
6. Lanjutkan peningkatan pemberian rangsang sampai otot merespon maksimal. Catat
berapa volt rangsang listrik yang menyebabkan respon maksimal.
7. Catat periode laten, kontraksi dan relaksasi untuk setiap rangsang minimal,
submaksimal dan maksimal.

3
Pertanyaan

1. Mengapa otot tidak merespon semua rangsang listrik yang diberikan ?


2. Adakah perbedaan waktu yang diperlukan untuk periode laten, kontraksi dan
relaksasi untuk ketiga macam rangsang (minimal, submaksimal dan maksimal).
G. Respon otot terhadap rangsang yang diberikan pada waktu yang berbeda
1. Berikan dua rangsang pada otot secara berturut-turut, rangsang kedua diberikan
saat otot kontraksi, periode awal relaksasi, periode pertengahan dan akhir relaksasi.
2. Untuk mengetahui respon otot dengan dua rangsang berturut-turut tersebut,
gunakan kuat rangsang minimal, submaksimal dan maksimal.

Pertanyaan

1. Bagaimanakah kuat kontraksi otot yang kedua setelah pemberian rangsang yang
kedua ? (pada saat otot kontraksi, periode awal kontraksi, periode pertengahan dan
akhir relaksasi).
2. Mengapa terjadi kuat kontraksi kedua yang berbeda ?
H. Respon otot terhadap multi rangsang yang diberikan
1. Otot gastroknemius segar yang sudah diisolasi diletakan pada bak spesimen
kimograf, kemudian kedua ujung dijepit, ujung otot yang satu dijepit dihubungkan
dengan pengungkit untuk direkam. Ujung yang lain dengan bagian yang tersedia
pada kimograf agar posisi otot terlentang.
2. Berikan rangsang minimal pada otot dengan multi rangsang, dengan cara mengatur
(set up) periode pemberian rangsang antara dua rangsang, misal 1 detik, 0,5 detik,
dll. Catat bagaimana respon otot.
3. Ulangi perlakuan seperti nomor 2 dengan rangsang submaksimal. Catat bagaimana
respon otot.
4. Ulangi perlakuan seperti nomor 2 dengan rangsang maksimal. Catat bagaimana
respon otot.

4
Pertanyaan

1. Bagaimana perbedaan respon pada setiap jenis rangsang dengan perbedaan periode
pemberian rangsang antara dua rangsang ?
2. Pada rangsang mana dan periode berapa otot tampak mengalami tetanus ? Jelaskan
mengapa terjadi demikian.

5
ACARA II
Respirasi Serangga
A. Pendahuluan

Reaksi kimia yang terjadi di dalam sel hewan sangat tergantung pada adanya oksigen
(O2), sehingga diperlukan adanya suplai O2 secara terus-menerus. Hal ini berarti bahwa O2
merupakan substansi yang penting dan sangat dibutuhkan bagi semua hewan. Salah satu
substansi yang dihasilkan/diproduksi oleh reaksi kimia yang terjadi di dalam sel hewan
adalah gas asam arang (CO2). Konsumsi O2 dan produksi CO2, merupakan kegiatan yang
hampir tidak dapat disahkan satu sama lain, dan keduanya merupakan respirasi hewan.

Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :

C6H12O6 + 6O2 6 H 2O + 6 CO2 + Energi

Respirasi pada hewan dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu (1) Respirasi luar,
merupakan proses pertukaran gas (O 2 dan CO2) antara atmosfir dengan paru-paru pada
hewan yang hidup di darat atau pertukaran gas antara medium air dengan insang pada
hewan yang hidup di air. Dengan perkataan lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
pertukaran gas O2 meliputi pergerakkan O2 dari atmosfir ke paru-paru atau dari medium air
ke insang dan difusi O2 dari paru-paru ke kapiler paru-paru atau dari insang ke kapiler
insang. Pertukaran gas CO2 meliputi difusi CO2 dari kapiler paru-paru ke alveolus paru-paru
dan pergerakan udara dari alveolus paru-paru menuju atmosfir atau difusi CO 2 dari kapiler
insang ke medium air di sekitar insang. (2) Pengangkutan gas O 2 dan CO2, pengangkutan ini
meliputi pengangkutan O2 dari kapiler paru-paru atau kapiler insang ke seluruh sel-sel
hewan dan pengangkutan CO2 dari sel-sel hewan ke kapiler paru-paru atau kapiler insang.
(3) Respirasi dalam, merupakan reaksi oksidasi-reduksi dimana O 2 dikonsumsi dan CO2
diproduksi.

Jumlah O2 yang dibutuhkan dan konsumsi oleh hewan tergantung dari jenis dan
ukuran hewan serta tingkat aktivitas hewan. Pada umumnya hewan yang ukuran kecil
mempunyai tingkat metabolism per berat badan yang lebih tinggi dibandingkat hewan

6
besar, dan karena itu hewan kecil membutuhkan lebih banyak O 2 dibanding hewan hewan
besar.

B. Tujuan : Untuk memahami proses pernafasan pada hewan (insekta) dan mengetahui
konsumsi oksigen belalang/berat badan.

C. Alat dan Bahan

1. Alat : Alat timbang, Siring dan respirometer

2. Bahan : Belalang, larutan eosin, larutan KOH, vaselin dan kapas.

D. Prosedur Kerja

1. Timbang belalang dengan alat timbang, catat hasilnya.


2. Masukkan larutan eosin ke dalam pipet manometer dengan bantuan siring sampai
pada batas skala.
3. Masukkan hewan (belalang) ke dalam tabung, masukkan juga kapas yang sudah
dibasahi dengan larutan KOH.
4. Pasangkan tabung yang berisi hewan (belalang) dengan pipa berisi eosin.
5. Amati gerakan eosin kearah tabung yang berisi belalang, setiap 5 menit sekali
selama 30 menit.
6. Tentukan jumlah skala yang dilalui oleh eosin per satuan waktu (menit).
7. Hitung konsumsi oksigen belalang/gr berat badan/menit.

Pertanyaan :

1. Jelaskan fungsi KOH.


2. Jelaskan proses respirasi pada belalang.

7
ACARA III

Refleks Pada Katak

A. Pendahuluan
Susunan saraf dibagi dua bagian penting : 1) susunan saraf pusat (sistem
serebrospinal) dan 2) susunan saraf otonom, yang mencangkup susunan saraf simpatik
dan parasimpatik. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang
(medulla spinalis) dan urat-urat saraf atau saraf cabang yang tumbuh dari otak dan
susum tulang belakang yang disebut urat saraf perifer (urat saraf tepi).
Ada tiga jenis batang-batang saraf yang dibentuk oleh serebro-spinal : (1) Saraf
motorik atau saraf eferen yang menghantarkan impuls dari otak dan sumsum tulang
belang ke saraf perifer. (2) Saraf sensorik atau saraf aferen yang membawa impuls dari
perifer menuju otak. (3) Batang saraf campuran yang mengandung baik serabut motorik,
maupun serabut sensorik, sehingga dapat menghantar impuls dalam dua jurusan.
Medulla spinalis bermula pada medulla oblongata, menjulur kearah kaudal
melaui foramen magnum dan berakhir di antara vertebra lumbalis pertama dan kedua.
Fungsi umum medulla spinalis (a) mengadakan komunikasi antara otak dan semua
bagian tubuh, dan (b) gerak refleks. Untuk terjadi gerak refleks, maka dibutuhkan
struktur-struktur sebagai berikut : organ sensorik yang menerima impuls, misalnya kulit.
Serabut saraf yang menghantarkan impuls-impuls tersebut menuju sel-sel dalam
ganglion radix posterior, dan selanjutnya serabut sel-sel itu akan meneruskan impuls-
impuls itu menuju substansi kelabu pada kornu posterior medulla spinalis. Sumsum
tulang belakang, di mana serabut-serabut saraf penghubung menghantarakan impuls-
impuls menuju kornu anterior medulla spinalis. Sel saraf motorik dalam kornu anterior
medulla spinalis yang menerima dan mengalihkan impuls tersebut melalui serabut saraf
motorik. Organ motorik, yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls
saraf motorik.
Gerakan refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan
terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena

8
debu, menarik kembali tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa
sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar; misalnya, bukan saja tidak
menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan
benda panas itu.
B. Tujuan : Untuk mengetahui refleks pada katak terhadap rangsang mekanik dan kimia.
C. Alat dan Bahan
1. Alat : Gunting, statif dengan klem, pinset, beker glass, jarum preparat dan papan
bedah.
2. Bahan : Katak sawah, asam sulfat dan kapas.
D. Prosedur Kerja :
1. Pegang katak dengan tangan kiri, menggunakan tangan kanan guntinglah tengkorak
dengan memasukkan salah satu daun gunting ke dalam mulutnya, daun gunting
yang lain di atas tengkorak belakang.
2. Perhatikan sikap katak jika diletakan di atas papan bedah dengan posisi
tengkurap,apa yang terjadi.
3. Perhatikan apa yang terjadi jika diletakkan dengan posisi terlentang.
4. Jepitlah dengan pinset bagian tulang rawan pada kaki belakang katak, amati
bagaimana responnya.
5. Masukkan kaki belakang bagian bawah ke dalam larutan asam sulfat, amati respon
yang terjadi, dan segera cuci dengan air.
6. Tusuklah medulla spinalis daerah dada dengan memasukkan jarum ¾ cm ke dalam
canalis vertebralis, amati tungkai depan katak apa yang terjadi terutama dengan
tonus otot.
7. Rusaklah seluruh medulla spinalis, amati apa yang terjadi pada tonus otot tungkai
belakang.

Pertanyaan :

1. Gambar dan jelaskan proses perambatan impuls pada refleks katak


2. Mengapa setelah seluruh medulla spinalis dirusak tidak terjadi refleks ? jelaskan.

9
ACARA IV

Peredaran Darah

A. Pendahuluan
Sistem peredaran darah adalah sistem yang mempunyai sangkut paut dengan
pergerakan darah di dalam pembuluh darah dan juga perpindahan darah dari satu
tempat ketempat lain. Fungsi peredaran darah pada hakekatnya bertujuan agar tercapai
suatu lingkungan yang sesuai bagi jaringan tubuh. Kondisi yang konstan dari medium
dalam (milieu internal) merupakan syarat mutlak bagi kehidupan jaringan. Kondisi yang
konstan ini dapat tercapai bila ada pemindahan zat melintasi dinding pembuluh kapiler
yang arahnya baik dari darah menuju cairan jaringan atau dari cairan jaringan menuju
darah.
Manusia dan semua hewan yang tergolong hewan vertebrata mempunyai sistem
peredaran darah tertutup; dalam hal ini beredar sepanjang rangkaian pembuluh darah
dari arteri ke vena melalui kapiler. Jadi darah tidak berhubungan secara langsung
dengan sel jaringan tetapi di sepanjang pembuluh kapiler. Atas dasar lintasannya
dibedakan dua macam peredaran darah yaitu : (1). Peredaran darah sistemik (peredaran
darah panjang), yaitu dimulai dari bilik (ventrikel) jantung kiri sampai serambi (atrium)
jantung kanan. Secara lebih rinci peredaran darah sistemik dapat digambarkan sebagai
berikut, ventrikel kiri aorta arteri arteriol
kapiler venula vena vena cava atrium kanan

(2). Peredaran darah paru-paru (peredaran darah pendek), yaitu dimulai dari ventrikel
kanan sampai atrium kiri jantung. Peredaran darah paru-paru dapat digambarkan
sebagai berikut: ventrikel kanan arteri pulmonalis pulmo

vena pulmonalis atrium kiri

Peredaran pada ikan adalah peredaran darah tunggal dan tertutup. Darah dari
seluruh tubuh mengalir ke sinus venosus dan kemudian masuk atrium.

10
Dari atrium darah mengalir ke ventrikel conus arteriosus aorta
ventralis Insang seluruh tubuh vena cava

Sinus venosus

B. Tujuan : Untuk mempelajari aliran darah pada ekor ikan


C. Alat dan Bahan
1. Alat : Cawan petri, mikroskop, gelas benda, akuarium dan jaring ikan.
2. Bahan : Ikan Mas kecil, kapas dan air.
D. Prosedur Kerja :
1. Siapkan semua alat sebelum ikan dikeluarkan dari akuarium.
2. Letakkan gelas benda dalam cawan petri pada satu sisi dan sisi lain letakkan kapas
yang telah dibasahi dengan air.
3. Gunakan jaring ikan untuk mengambil ikan dalam akuarium, kemudian letakkan
dalam petridis dengan posisi kepala di atas kapas dan ekor di atas gelas benda.
4. Tutup bagian ekor dengan gelas benda yang lain dan bagian kepala dengan kapas
basah.
5. Lepaskan penjepit mikroskop, kemudian pasang petridis dengan posisi ekor ikan
tepat di bawah lensa obyektif, amati dengan pembesaran lemah.
6. Gambar macam-macam pembuluh darah yang ada. Bagaimana membedakan arteri
dari vena, kapiler dari venula atau arteriola pada ekor ikan ?
7. Kembalikan ikan ke akuarium segera setelah selesai pengamatan.

Pertanyaan :

1. Jelaskan gerakan darah melalui kapiler.


2. Pada pembuluh darah yang mana darah nampak berdenyut, mengapa ?

11
ACARA V

Hemolisis Dan Krenasi

A. Pendahuluan
Tekanan osmosa isi sel darah merah (eritrosit) adalah sama dengan tekanan
osmosa larutan NaCl 0,9% (isotonis). eritrosit yang ditempatkan dalam larutan garam
yang isotonis tidak akan mengalami kerusakan dan tetap utuh. Tetapi bila eritrosit
ditempatkan dalam air distilasi (hipotonis), eritrosit akan mengalami hemolisa. Hemolisa
adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam eritrosit menuju ke cairan
sekelilingnya. Keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membran eritrosit.
Membran eritrosit mudah dilalui atau ditembus oleh ion-ion H +, OH-, NH4+, Po4,HCO3-,
Cl- dan juga oleh substansi-substansi yang lain seperti glukosa, asam amino, urea dan
asam urat.
Ada 2 macam hemolisa:
1. Hemolisa osmotik, terjadi karena adanya perbedaan yang besar antara tekanan
osmosa cairan di dalam eritrosit dengan cairan disekelilingnya eritrosit. Dalam hal ini
tekanan osmosa isi sel jauh lebih besar daripada tekanan osmosa di luar sel. Bila
eritrosit dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,8%, belum terlihat adanya hemolisa,
tetapi eritrosit yang dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,4% hanya sebagian saja
dari eritrosit yang mengalami hemolisa, sedangkan sebagian eritrosit yang lainnya
masih utuh. Perbedaan ini disebabkan karena umur eritrosit berbeda-beda. Eritrosit
yang sudah tua, membran selnya mudah pecah, sedangkan eritrosit yang muda,
membran selnya masih kuat. Bila eritrosit dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,3%,
semua sel eritrosit akan mengalami hemolisa (hemolisa sempurna).
2. Hemolisa kimiawi, pada hemolisa kimiawi membran eritrosit dirusak oleh macam-
macam substansi kimia. Macam-macam pelarut yang dapat merusak eritrosit yaitu
kloroform, aseton, alkohol, benzene dan eter. Substansi lain yang dapat merusak
eritrosit diantaranya adalah bisa ular, bisa kalajengking, garam empedu, saponin,
nitrobenzena, pirogalol, asam karbon, resin dan senyawa arsen.

12
Bila eritrosit dimasukkan ke dalam larutan NaCl yang lebih tinggi (hipertonis)
daripada cairan isi sel daran merah, air yang ada di dalam eritrosit akan banyak yang
keluar. Akibatnya eritrosit akan mengkerut. Keadaan yang demikian ini disebut krenasi.

B. Tujuan : Mempelajari terjadinya hemolisis dan krenasi


C. Alat dan Bahan
1. Alat : Tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet, gelass obyek, gelas penutup dan
mikroskop.
2. Bahan : Larutan NaCl 0,9%, 0,3%, 3%, aquadest, kloroform.
D. Prosedur Kerja
1. Siapkan 4 buah tabung reaksi, kemudian diberi lebel/nomor 1 samapi 4.
2. Isi tabung nomor 1 dengan larutan NaCl 0,9% sebagai kontrol, tabung 2 diisi dengan
larutan NaCl 0,3%, tabung 3 dengan NaCl 3% dan tabung 4 dengan aquadest,
masing-masing sebanyak 5 ml.
3. Tambahkan 1 – 2 tetes darah ke dalam masing-masing tabung, biarkan selama 30
menit.
4. Periksa warna dan kekeruhan larutan dalam tabung. Warna merah cerah
menunjukkan adanya hemolisis, warna merah keruh kemungkinan sebagian eritrosit
mengalami hemolisis atau perubahan lainnya.
5. Amati semua tabung di bawah mikroskop, dengan cara teteskan satu tetes larutan
pada gelas benda tutup dengan gelas penutup, amati bentuk sel dan bandingkan
dengan hasil dari tabung 1 sebagai kontrol.

Pertanyaan :

1. Jelaskan mengapa NaCl 0,9% digunakan sebagai kontrol ?


2. Mengapa aquadest disebut hipotonis terhadap sel darah merah ? jelaskan.

13
ACARA VI

Uji Karbohidrat

A. Pendahuluan
Karbohidrat adalah sumber terbesar kalori makanan untuk sebagian besar
populasi di dunia. Karbohidrat utama yang terdapat di dalam makanan orang Amerika
Serikat adalah kanji (suatu polisakarida yang terdiri dari unit glukosil), laktosa (suatu
disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa), dan sukrosa (suatu disakarida yang
terdiri dari glukosa dan fruktosa).
Proses pencernaan mengubah karbohidrat makanan menjadi monosakarida
melalui hidrolisis ikatan glikosidat antara gula-gula. Enzim utama yang berperan adalah
amylase – α pankreas dan saliva dan kompleks disakaridase semispesifik di membran
brush-border pada sel mukosa usus.
Glukosa, galaktosa, dan fruktosa yang terbentuk oleh enzim pencernaan
dipindahkan ke dalam sel epitel absorptif pada usus halus melalui transport aktif
dependen-Na+ dan difusi fasilitas. Transport fasilitas monosakarida tersebut diperantarai
oleh sekelompok protein transport glukosa (glucose transport protein, GLUT).
Monosakarida masuk kedalam kapiler jaringan pembuluh spanknik, mengalir ke hati
dan jaringan perifer, dan dipindahkan masuk ke dalam sel melalui salah satu dari
berbagai transporter glukosa spesifik-jaringan. Jenis transporter yang ditemukan di
masing-masing jaringan mencerminkan peran metabolisme glukosa dan jaringan yang
bersangkutan.
B. Tujuan : Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat.
C. Alat dan Bahan
1. Alat : Tabung reaksi (8 buah) dengan raknya, pipet dan cawan petri.
2. Bahan : Pisang, apel, nasi, telur rebus (bagian putihnya), singkong rebus, tepung
terigu, gula pasir, kentang rebus dan Kalium Iodida (KI)0,1 M/lugol.

14
D. Prosedur Kerja
1. Siapkan 8 tabung reaksi, masukkan ke dalam tabung bahan makanan yang akan diuji
setinggi 1 cm dan masing-masing tabung diberi label.
2. Tetesi satu persatu tabung reaksi dengan lima tetes larutan yodium dalam KI/lugol.
3. Amati perubahan warna bahan makanan yang ditetesi yodium, bahan makanan yang
mengandung karbohidrat menunjukkan warna biru-kehitaman.
4. Catat semua hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.

Tabel Pengamatan

Nomor Bahan Makanan Perubahan warna Keterangan


1 Pisang
2 Apel
3 Nasi
4 Putih telur
5 Singkong rebus
6 Tepung terigu
7 Gula pasir
8 Kentang rebus
Pertanyaan :

1. Mengapa setelah ditetesi yodium bahan makanan yang mengandung karbohidrat


menunjukkan warna biru - kehitaman ? Jelaskan.

15
ACARA VII

Uji Protein

A. Pendahuluan
Protein makanan adalah sumber utama nitrogen yang dimetabolisme oleh
tubuh. Asam amino, yang dihasilkan dari pencernaan protein makanan, melalui sel
epitel usus dan masuk ke dalam darah. Berbagai sel mengambil asam amino ini yang
kemudian masuk menjadi simpanan di dalam sel. Asam amino tersebut digunakan untuk
membentuk protein dan senyawa lain yang mengandung nitrogen, atau dioksidasi untuk
menghasilkan energi. Di dalam tubuh, protein secara terus menerus dibentuk dan diurai,
sehingga simpanan asam amino di dalam sel naik turun.
Senyawa yang berasal dari asam amino antara lain adalah protein, hormon
(tirosin, epinefrin, dan insulin), neurotransmistter, keratin fosfat, hem pada hemoglobin
dan sitokrom, pigmen kulit melanin, dan basa purin dan pirimidin pada nukleotida dan
asam nukleat.
Selain berfungsi sebagai prekursor untuk membentuk senyawa yang
mengandung nitrogen dan sebagai bahan baku untuk membentuk protein, asam amino
juga digunakan sebagai sumber energi. Asam amino dapat dioksidasi secara langsung,
atau diubah menjadi glukosa dan kemudian dioksidasi atau disimpan sebagai glikogen.
Asamk amino juga diubah menjadi asam lemak dan disimpan sebagai triasilgliserol
dalam jaringan adiposa. Dalam keadaan puasa, glikogen dan triasilgliserol mengalami
oksidasi.
Enzim proteolitik (juga disebut protease) menguraikan protein makanan menjadi
asam amino konstitutennya di dalam lambung dan usus. Banyak protease pencernaan
ini disintesis sebagai bentuk besar yang inaktif yang dikenal sebagai zimogen. Setelah di
sekresikan ke dalam saluran cerna, zimogen tersebut mengalami pemutusan untuk
menghasilkan protease aktif.
Di lambung, pepsin memulai pencernaan protein dengan menghidrolisisnya
menjadi polipeptida-polipeptida yang lebih kecil. Isi lambung masuk ke dalam usus

16
halus, tempat kerja enzim yang dihasilkan oleh pankreas eksokrin. Protease pankreas
(tripsin, kimotripsin, elastase, dan karboksipeptidase) memutus polipeptida menjadi
oligopeptida dan asam amino.
Pemutusan oligopeptida menjadi asam amino dikerjakan oleh enzim yang
dihasilkan oleh sel epitel usus. Enzim tersebut adalah aminopeptidase yang terletak di
brush border dan peptidase lain yang terletak di dalam sel. Akhirnya asam amino yang
terbentuk dari pencernaan protein diserap melalui sel epitel usus dan masuk ke dalam
darah.
B. Tujuan : Untuk mengidentifikasi adanya protein dalam bahan makanan
C. Alat dan Bahan
1. Alat : Tabung reaksi (4 buah) beserta raknya dan tutup botol/karet.
2. Bahan : Putih telur, susu, ikan rebus, keju, kertas label dan larutan biuret.
D. Prosedur Kerja
1. Siapkan 4 tabung reaksi, masukkan ke dalam tabung bahan makanan yang akan diuji
(sebesar biji kacang) dan masing-masing tabung diberi label.
2. Tambahkan 5 ml larutan biuret pada masing-masing tabung. Tutup dengan penutup
karet dan kocok.
3. Amati perubahan warna bahan makanan yang diuji. Jika berwarna pink atau ungu,
menunjukkan bahan makanan tersebut mengandung protein.
4. Catat semua hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.

Tabel Pengamatan

Nomor Bahan Makanan Perubahan warna Keterangan


1 Putih telur
2 Susu
3 Ikan rebus
4 Keju

17
Pertanyaan
1. Mengapa protein penting bagi tubuh ?
2. Jelaskan fungsi kelenjar hati dan pankreas dalam proses pencernaan.

18
ACARA VIII

Uji Lemak

A. Pendahuluan
Triasilgliserol adalah lemak utama dalam makanan manusia. Lemak yang tidak
larut air ini mengalami emulsifikasi di usus halus oleh garam empedu dan dicerna oleh
lipase yang disekresi oleh pankreas. Asam lemak dan 2-monogliserol, yang dihasilkan
melalui pencernaan, diserap oleh sel epitel usus dan diubah kembali menjadi
triasilgliserol. Sel epitel usus mengemas triasilgliserol yang berasal dari lemak makanan
tersebut menjadi kilomikron dan mensekresikannya melalui limfe ke dalam darah.
Lipoprotein lipase (LPL) suatu enzim yang melekat pada sel endotel kapiler darah
mencerna triasilgliserol pada kilomikron menjadi asam lemak dan gliserol. Setelah
makan suatu makanan campuran yang normal, sebagian besar asam lemak disimpan
sebagai triasilgliserol dalam jaringan adiposa. Sedikit asam lemak juga diserap oleh
jaringan lain, misalnya otot dan dioksidasi untuk menghasilkan energi.
Lemak makanan meninggalkan lambung dan masuk ke dalam usus halus untuk
mengalami emulsifikasi (tersuspensi dalam partikel-partikel halus dalam lingkungan air)
oleh garam-garam empedu. Garam-garam empedu adalah senyawa amfifatik
(mengandung komponen hidrofobik dan hidrofilik) yang disentesis di hati dan
disekresikan melalui kandung empedu kedalam lumen usus. Kontraksi kandung empedu
dan sekresi enzim pankreas dirangsang oleh hormon usus kolesistokinin. Garam empedu
berfungsi sebagai deterjen, yang mengikat globules lemak makanan sewaktu terjadi
pemecahan oleh kerja peristaltik. Lemak yang mengalami emulsifkasi ini diserang oleh
enzim pencernaan dari pankreas.
B. Tujuan : Mengetahui proses pemecahan lemak
C. Alat dan Bahan
1. Alat : Tabung reaksi, rak tabung reaksi, penggaris dan tutup botol/karet.
2. Bahan : Empedu, alkohol, air jeruk, minyak goreng, sabun deterjen dan kertas label.

19
D. Prosedur Kerja
1. Ambil lima tabung reaksi beri label 1 – 5, kemudian letakkan di rak tabung rekasi.
2. Masukkan air ke dalam masing-masing tabung setinggi 4 cm.
3. Tambahkan 4 tetes minyak goreng masing-masing tabung.
4. Amati letak minyak dalam air (di dasar atau di permukaan).
5. Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi :
a. Tabung 1 tidak ditetesi apa-apa
b. Tabung 2 lima tetes alkohol
c. Tabung 3 lima tetes air jeruk
d. Tabung 4 lima tetes cairan empedu
e. Tabung 5 sepuluh tetes cairan deterjen.
6. Tutup masing-masing tabung dan kocok selama 5 menit.
7. Diamkan di rak tabung selama 10 menit, amati masing-masing tabung, jika
campuran keruh, menunjukkan beberapa lemak telah dipecah dan bercampur
dengan air.
8. Catat hasil dalam tabel pengamatan.

Tabel Pengamatan

Nomor Bahan Yang Diuji Kekeruhan Keterangan


1 Tabung 1
2 Tabung 2
3 Tabung 3
4 Tabung 4
5 Tabung 5
Pertanyaan

1. Jelaskan mengapa lemak penting bagi tubuh


2. Pada manusia dimana terjadi pencernaan lemak dan enzim apa yang berperan ?
Jelaskan.

20
3. Jelaskan fungsi cairan empedu pada proses pencernaan dan dimana empedu tersebut
digunakan ?

21
ACARA IX

Uji Vitamin C

A. Pendahuluan
Vitamin adalah senyawa organik esensial yang terdapat dalam makanan nabati
dan hewani dengan jumlah yang sangat kecil ikut membantu mempertahankan
kegiatan-kegiatan normal suatu jaringan.
Vitamin merupakan suatu zat yang dalam penampilannya mempunyai penuh
rahasia yang kadang-kadang sangat mengagumkan. Dalam jumlah yang sangat kecil saja
cukuplah sudah untuk melancarkan suatu proses kimia, bahkan mengadakan proses
biotransformasi, metabolisme, anabolisme dan katabolisme. Vitamin yang dibutuhkan
dalam makanan sehari-hari jumlahnya sangat kecil, tetapi tidak berarti, bahwa
peranannya kecil pula dalam kehidupan manusia.
Vitamin berfungsi menjaga kesahatan susunan saraf, mengatur lancarnya
pencernaan, normalisasi pertumbuhan badan, mencegah kebutaan dan lain sebagainya.
Jika kekurangan salah satu vitamin saja sudah cukup menghalangi fungsinya, misal
vitamin A, B1, B2, C, dan D berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan badan.
Berdasarkan kelarutannya vitamin dapat digolongkan, vitamin larut dalam lemak
yaitu: vitamin A, D (kalsiferol), E (tokoferol), K (filokinon), Q (ubikinon), dan vitamin F
(asam lemak esensial), serta asam liponan; Vitamin larut dalam air yaitu : vitamin B 1
(tiamin), B2 komplek (riboflavin), B6 (piridoksin), B12 (kobalamin), C (asam askorbat), dan
vitamin H (biotin).
Vitamin C (asam askorbat) merupakan vitamin yang tidak mengandung gugus
amina; tergolong vitamin yang paling sederhana, mudah berubah akibat oksidasi, tetapi
tergolong vitamin yang amat berguna bagi manusia. Struktur vitamin C hampir sama
dengan senyawa monosakarida (heksosa) yang terdiri atas rantai 6 atom karbon dan
kedudukannya tidak stabil, karena mudah bereaksi dengan oksigen di udara menjadi
asam dehidroaskorbat. Vitamin C stabil keadaanya, jika merupakan kristal (murni).

22
Menyimpan dalam keadaan terbuka atau dalam ruangan yang lembab akan
menjadikannya pecah menjadi zat lainnya, sehingga hilang potensi vitamin C-nya.
Kekurangan vitamin C, terutama yang berjalan lanjut atau akut menyebabkan
gusi bengkak-bengkak dan berdarah, tulang menjadi rapuh, perdarahan di bawah kulit,
kehilangan berat badan, dan timbul kelemahan otot-otot yang dapat juga diakhiri
dengan kematian. Pada anak-anak kecil tanda tersingkapnya skorbut yang laten
menunjukkan kurangnya pertumbuhan badan yang semestinya, gelisah dan cengeng,
sedangkan pada orang dewasa terlihat kemunduran aktivitas, kemungkinan kurangnya
pertahanan tubuh, perasaan sakit yang timbul pada kaki dan sendi, perdarahan di
bawah kulit atau gusi. Tetapi semua ini dapat dihilangkan jika mempergunakan banyak
air (sari) jeruk, sayur-sayuran dan buah-buahan yang segar atau tablet vitamin C murni.
Pemakaian vitamin C yang berlebih tidak menjadi masalah, karena kelebihannya dapat
diekskresikan melalui urin.
B. Tujuan : Untuk mengidentifikasi adanya vitamin C dalam bahan makanan.
C. Alat dan Bahan
1. Alat : Tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan petri, pipet, penutup karet dan
sendok.
2. Bahan : Betadine, jeruk, mangga, pisang, nanas, air asam, jambu biji, apel, pepaya
dan kertas label.
D. Prosedur Kerja
1. Ambil sedikit air perasan (setengah sendok) masing-masing bahan makanan,
kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda dan masing-masing
tabung diberi label.
2. Tambahkan 3 tetes betadine pada masing-masing tabung. Tutup dengan penutup
karet dan kocok.
3. Amati perubahan warna dalam tabung, jika bening, menunjukkan bahan makanan
tersebut mengandung vitamin C.

23
Pertanyaan

1. Jelaskan fungsi vitamin bagi tubuh.


2. Jelaskan fungsi vitamin C bagi tubuh

24
ACARA X

Nutrisi Dan Pencernaan Makanan

A. Pendahuluan
Nutrisi merupakan rangkaian proses dimana suatu organisme memasukan
makanan ke dalam tubuhnya, dicerna, kemudian makanan tersebut diubah menjadi sel
jaringan baru dan energi yang sangat penting bagi bermacam-macam kegiatan dalam
tubuh. Secara singkat proses tersebut meliputi : (1) cara memasukan makanan; (2)
pencernaan makanan; (3) asimilasi.
Pada umumnya saluran pencernaan makanan dibedakan menjadi 4 bagian,
yaitu : (1) Bagian yang menerima makanan, ini merupakan bagaian awal dari saluran
pencernaan makanan yang juga merupakan suatu tempat untuk memasukan makanan
dan menelan, termasuk mulut, farink, paruh, gigi, lidah dan kelenjar ludah. (2) Bagian
yang menggerakan dan menyimpan makanan, oesofagus dari hewan chordata dan
beberapa hewan invertebrata berperan dalam menggerakan bolus (massa makanan)
dengan gerakan peristaltik dari ruang mulut atau farink. Pada beberapa hewan di
tempat tertentu dari saluran pencernaan makanan terdapat apa yang disebut tembolok,
merupakan pembesaran saluran pencernaan makanan yang menyimpan makanan untuk
sementara sebelum dicerna. (3) Bagian yang mencerna makanan, pada umumnya
proses pencernaan makanan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata terjadi
di 2 tempat yaitu di lambung dan usus. Lambung merupakan tempat dimana tahap awal
pencernaan terjadi dan umumnya mempunyai lingkungan asam. Pada hewan vertebrata
setelah dicerna di lambung, makanan kemudian masuk ke usus kecil melalui sfingter
pilorus. Usus kecil memiliki lingkungan basa. Pada umumnya usus kecil di bagi menjadi 3
daerah yaitu : duodenum, jejunum, dan ilium. (4) bagian yang mengabsorpsi air dan
membuang sisa makanan, bagian terakhir saluran pencernaan makanan pada umumnya
berkaitan dengan eleminasi kelebihan air dengan cara asorpsi dan perubahan makanan
yang tidak dicerna menjadi tinja.

25
B. Tujuan : Untuk mengetahui kadar keasaman (pH) pada beberapa bagian alat pencernaan
makanan.
C. Alat dan Bahan
1. Alat : Alat seksio dan papan bedah.
2. Bahan : Belalang, kecoak, ikan mas, katak hijau, dan mencit, serta kertas lakmus.
D. Prosedur Kerja
1. Ukur panjang dan bentuk morfologinya dengan menekankan pada bagian mulut
hewan yang diamati. Pada lingkungan yang bagaimana hewan tersebut hidup dan
cacat jenis kelaminnya.
2. Bedah hewan tersebut di atas papan bedah dengan hati-hati, keluarkan alat
pencernaan dan organ lain yang berasosiasi dengan alat pencernaa mulai dari mulut
sampai anus, hati-hati jangan sampai bagian-bagian tersebut terputus.
3. Ukur masing-masing alat pencernaan tersebut dan catat bagian-bagiannya pada
bagian depan (foregut), tengah (midgut), dan bagian belakang (hindgut).
4. Potong bagian depan, tengah, dan bagian belakang sehingga alat pencernaan
tersebut menjadi 3 potong.
5. Uji pH masing-masing bagian isi potongan tersebut dengan kertas pH (kertas
lakmus) dan catat pH dalam tabel pengamatan.
6. Amati makanan yang ditemukan di ketiga bagian tersebut, catat bagaimana jenis
dan keadaanya.

N Hewan Potongan Alat Pencernaan pH


o
1 Belalang a. Bagian Depan
b. Bagian Tengah
c. Bagian Belakang
2 Kecoak a. Bagian Depan
b. Bagian Tengah
c. Bagian Belakang
3 Ikan Mas a. Bagian Depan

26
b. Bagian Tengah
c. Bagian Belakang
4 Katak Hijau a. Bagian Depan
b. Bagian Tengah
c. Bagian Belakang
5 Mencit a. Bagian Depan
b. Bagian Tengah
c. Bagian Belakang
Pertanyaan

1. Jelaskan hubungan pH pada bagian alat pencernaan dengan proses yang terjadi
sepanjang alat pencernaan.
2. Jelaskan proses pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak dari mulut sampai anus.

27
Daftar Pustaka

Daniel L, 1987, Focus on Life Science : A Learning Strategy for The Laboratory, Merrill
publishing Company, London.

Dawn B. Marks, Allan D. Marks, dan Colleen M. Smith, 1996, Biokimia Kedokteran Dasar
Sebuah Pendekatan Klinis, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Evelyn C. Pearce, 1985, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT Gramedia,
Jakarta.

Gottfried, S. Et all, 1987, Biology,Prentice hall, New Jersey.

Kurnia Kusnawidjaja, 1987, Biokimia, Penerbit Alumni, Bandung.

Nielsen, KS. 1991, Animal Physiology, Cambridge University Press, Sydney.

Wulangi, KS, 1993, Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan, Depdikbud Ditjendikti, Jakarta.

28

Anda mungkin juga menyukai