Anda di halaman 1dari 11

TP.

FISIOLOGI OLAHRAGA

“ METABOLISME ENERGI ’’

Dosen Pengampu: I Putu Darmayasa, S.Pd., M.For

Oleh:

Ario Tarigan (2016011012)

3A PJKR

PENDIDIKAN OLAHRAGA

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS OLAHRAGA KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “ Metabolisme Energi “ dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca .

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca dan penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
dimiliki masih kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk makalah ini kedepannya.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Kritik dan saran anda sangat bermanfaat bagi kami.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................(i)

DAFTAR ISI...................................................................................................(ii)

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................(1)

1.1 LATAR BELAKANG................................................................................(1)

1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................(1)

1.3 TUJUAN.....................................................................................................(2)

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................(3)

2.1 TRANSFER ENERGI TOTAL DAN KATABOLISEME LEMAK.........(3)

2.2 PRODUKSI ATP AEROBIK DAN PROTEIN.........................................(3)

2.3 KATABOLISME PROTEIN SELAMA LATIHAN..................................(5)

2.4 PENGATURAN ALUR ENERGI..............................................................(6)

2.5. PENGATURAN PEMECAHAN FOSFAT……………………………..(7)

BAB III PENUTUP.........................................................................................(8)

3.1 KESIMPULAN...........................................................................................(8)

3.2 KRITIK & SARAN....................................................................................(8)

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................(iv)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Bila ditinjau pada tingkat sel, tubuh manusia disusun dari 100 triliun sel dan
mempunyai sifat dasar tertentu yang sama. Setiap sel digabung oleh struktur penyokong
intrasel, dan secara khusus beradaptasi untuk melakukan fungsi tertentu. Dari total sel yang
ada tersebut, 25 triliun sel merupakan sel darah merah yang mempunyai fungsi sebagai alat
transportasi bahan makanan dan oksigen di dalam tubuh dan membawa karbon dioksida
menuju paru-paru untuk dikeluarkan. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat
utama untuk membentuk energi, dimana mekanisme umum perubahan zat gizi menjadi energi
di semua sel pada dasarnya sama.

Bahan makanan yang berupa karbohidrat, lemak, dan protein yang dioksidasi akan
menghasilkan energi, dimana energi tersebut digunakan untuk membentuk sejumlah besar
Adenosine TriPosphate (ATP), dan selanjutnya ATP tersebut digunakan sebagai sumber energi
bagi banyak fungsi sel. Sehingga ATP merupakan senyawa kimia labil yang terdapat di semua
sel, dan semua mekanisme fisiologis yang memerlukan energi untuk kerjanya mendapatkan
energi langsung dari ATP.

Metabolisme adalah serangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup
untuk mempertahankan hidup. Proses ini memungkinkan organisme untuk tumbuh
dan berkembang biak, menjaga struktur mereka, dan merespon lingkungan mereka. Metabolisme
biasanya dibagi menjadi dua kategori. Katabolisme memecah bahan organik, misalnya untuk
energi panen dalam respirasi selular. Anabolisme, menggunakan energi untuk membangun
komponen sel seperti protein dan asam nukleat.
1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana transfer energi total dan katabolisme lemak ?


2. Bagaimana proses produksi ATP aerobik dari protein ?
3. Bagaimana katabolisme protein selama latihan
4. Bagaimana pengaturan alur energi ?
5. Bagaimana pegaturan pemecahan fosfat ?

1.3.TUJUAN

1. Untuk mengetahui transfer energy totsl dan katabolisme lemak


2. Untuk mengetahui proses produksi ATP aerobic dan protein
3. Untuk mengetahui katabolisme protein selama latihan
4. Untuk mengetahui pengaturan alur energy
5. Untuk mengetahui pengaturan pemecahan fosfat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Transfer Energi Total dan Katabolisme Lemak

Katabolisme merupakan proses pemecahan molekul-molekul besar dan kompleks


menjadi bentuk yang lebih sederhana, dan salah satunya adalah kalori atau energi. Bentuk
sederhana ini kemudian akan digunakan sebagai bahan bakar untuk reaksi anabolisme
guna menghasilkan zat atau molekul yang lebih besar.

A. Reaksi Katabolisme di Tubuh


Makanan dan minuman yang sudah dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh, akan
dipecah oleh enzim yang ada di dalam sistem pencernaan. Melalui reaksi
katabolisme, protein dipecah menjadi asam amino. Asam amino bisa digunakan
sebagai sumber energi ketika tubuh membutuhkannya. Senyawa ini juga bisa
didaur ulang untuk membuat protein atau menjadi urea melalui proses oksidasi.
Selain memecah protein, katabolisme juga bisa memecah glikogen menjadi
glukosa. Karbohidrat sederhana ini kemudian akan melalui proses oksidasi yang
dinamakan glikolisis. Dari reaksi inilah energi dihasilkan. Sementara, lemak juga
akan melalui proses pemecahan yang disebut hidrolisis. Proses ini menghasilkan
asam lemak dan gliserol, yang selanjutnya akan melalui reaksi glikolisis dan
reaksi biokimiawi lainnya sehingga terbentuklah energi. Energi yang dihasilkan
dari berbagai proses di atas akan disimpan sebagai molekul adenosine
triphospate (ATP). Banyak aspek dari metabolisme, baik anabolisme maupun
katabolisme, berkaitan erat dengan produksi dan konsumsi ATP sebagai sumber
energi, yang juga berperan sebagai bahan bakar dalam seluruh proses
metabolisme. Olahraga seperti berlari, berenang dan bersepeda adalah jenis
kegiatan yang merupakan latihan katabolis atau kardio. Ketika melakukan
aktivitas ini, detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan akan meningkat.
Latihan katabolis dapat membantu Anda menjaga kesehatan jantung dan paru-
paru.

2.2 Produksi ATP Aerobik dari Protein

Proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menghasilkan ATP dengan laju yang
lebih cepat jika dibandingkan dengan metabolisme energi secara aerobik. Sehingga untuk
gerakan-gerakan dalam olahraga yang membutuhkan tenaga yang besar dalam waktu
yang singkat, proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menyediakan ATP
dengan cepat namun hanya untuk waktu yang terbatas yaitu hanya sekitar ±90 detik.
Walaupun prosesnya dapat berjalan secara cepat, namun metabolisme energi secara
anaerobik ini hanya menghasilkan molekul ATP yang lebih sedikit jika dibandingkan
dengan metabolisme energi secara aerobik (2 ATP vs 36 ATP per 1 molekul glukosa).
Proses metabolisme energi secara aerobik juga dikatakan merupakan proses yang bersih
karena selain akan menghasilkan energi, proses tersebut hanya akan menghasilkan
produk samping berupa karbondioksida (CO ) dan air (H O). Hal ini berbeda dengan
proses metabolisme secara anaerobik yang juga 2 2 akan menghasilkan produk samping
berupa asam laktat yang apabila terakumulasi dapat menghambat kontraksi otot dan
menyebabkan rasa nyeri pada otot. Hal inilah yang menyebabkan mengapa
gerakangerakan bertenaga saat berolahraga tidak dapat dilakukan secara kontinu dalam
waktu yang panjang dan harus diselingi dengan interval istirahat.

2.3 Katabolisme Protein Selama Latihan

Sistem kekebalan sangat dipengaruhi oleh olahraga. Dimana respon kekebalan


ditingkatkan dengan olahraga biasa, ia bisa ditekan setelah olahraga dengan intensitas
tinggi atau durasi yang lama. Tekanan sementara dari sistem kekebalan ini bisa bertahan
dari 6 hingga 48 jam dan mempengaruhi individu terhadap peningkatan resiko infeksi.
Dibandingkan dengan sumber nutrisi lainnya, penelitian menunjukkan bahwa protein itu
unik dalam kemampuannya mengoptimalkan beberapa aspek utama fungsi kekebalan
yang mempromosikan kekuatan kekebalan, (Cribb, 2004) sebagai berikut:
• Protein dapat menunjuk kepada suatu jajaran pecahan termasuk protein hewan utama α-
laktabulmin dan β-laktoglobulin, dan pecahan minor seperti protein serum, lactoferrin,
juga satuan immunoglobulin. Secara individu, pecahan-pecahan ini adalah pembentuk
konstituen peningkatkekebalan yang memodulasikan sejajaran fungsi kekebalan. Mereka
dihubungkan dengan sejajaran fungsi bioaktif seperti efek prebiotik, mempromosikan
perbaikan jaringan, menjaga integritas usus, penghancuran patogen dan pembuangan
toksin. Secara kolektif, protein adalah satu dari beberapa materi nutrisi yang terbukti
dalam penelitian yang memodulasikan aspek fungsi kekebalan baik secara spesifik atau
nonspesifik menggunakn model in-vitro dan in-vivo yang telah terbukti. Sering kali,
peningkatan-peningkatan ini memiliki korelasi dengan peningkatan yang dapat diukur
dalam kesehatan kekebalan termeditasi.(Cribb, 2004).
• Melalui konsentrasi cysteinenya yang kaya, protein adalah diet yang ditunjukkan dalam
penelitian yang meningkatkan produksi glutathione. Glutathione (GSH) adalah pusat
antioksidan tubuh dan sistem pertahanan kekebalan. Konsentrasi GSH dalam beragam sel
meregulasikan banyak bentuk fungsi kekebalan dan kemampuan tubuh untuk menjaga
kesehatan dan menghindari penyakit. Studi pada hewan dan manusia telah menunjukkan
bahwa dibandingan dengan sumber nutrisi lainnya, protein adalah eksklusif dalam
kemampuannya meningkatkan produksi GSH yang mengoptimalkan banyak aspek pada
fungsi kekebalan. (Clare, 2000)
• Otot adalah sintesa utama glutamine. Asam amino ini adalah bahan-bahan penting bagai
sistem kekebalan, replikasi selular dan banyak fungsi lainnya yang tidak dapat diabaikan.
Ada bukti yang menyarankan periode stres metabolisme yang kuat seperti latihan
olahraga yang dapat melebihi kapasitas tubuh untuk mensintesakan glutamine. Hal ini
dapat membawa kepada fungsi kekebalan yang rusak, penyakit yang terulang, infeksi dan
performa buruk yang berkelanjutan. Protein adalah sumber terkaya asam amino yang
dikenal yang digunakan secara eksklusif untuk sintesa glutamine dalam otot. Mereka
adalah BCAA (26%) dan glutamat (6%).55 Oleh karenanya, lebih dari sepertiga seluruh
profil asam amino protein ditujukan untuk melestarikan penampungan glutamine otot.
Atas semua sebab ini, protein memberikan orang-orang yang aktif dengan sejumlah
manfaat yang mempromosikan kekebalan yang kuat dan melindungi kesehatan selama
latihan olahraga.

2.4 Pengaturan Alur Energi

Peranan : membangun molekul kompleks atau aktivitas metabolik yang kompleks,


menguraikan molekul kompleks.
- Jalur metabolisme dapat berlangsung secara linier, bercabang atau membentuk suatu
siklus.
• Pengaturan metabolisme pada umumnya tergantung pada biokatalis/enzim
• Protein yang dapat mempengaruhi laju reaksi kimia
• Senyawa yang dapat menurunkan energi aktivasi
• Memiliki struktur yang unik dan spesifik
• Lock and key (enzim-substrat), substrat terikat pd sisi aktif enzim  kompleks
enzim-substrat

2.5 Pengaturan Pemecahan Fosfat

Fosfat merupakan sebuah zat kimia yang mengandung mineral fosfor Ketika masuk ke usus
melalui makanan, fosfor akan diserap dan bercampur dengan oksigen membentuk fosfat.
Bersama dengan kalsium, fosfat akan bekerja untuk membangun dan memperbaiki tulang serta
gigi. Sebagai salah satu jenis elektrolit, fosfat dapat membawa muatan listrik. Hal ini menunjang
fungsi fosfat yang berkaitan dengan kinerja saraf dan gerakan otot.
Di dalam sel, fosfat bekerja sebagai sumber energi. Fosfat juga berperan sebagai bahan penyusun
beberapa struktur penting, seperti membran sel dan DNA. Hal ini menjadikan fosfat secara tidak
langsung berperan dalam penyimpanan informasi genetik dalam DNA.
Berdasarkan berbagai peran fosfat tersebut, dapat disimpulkan bahwa manfaat fosfat bagi tubuh
adalah:
 Mendukung pembentukan dan memperkuat tulang dan gigi.
 Membantu menjalankan fungsi saraf dan kontraksi otot.
 Sebagai bahan baku sejumlah struktur penting dalam sel-sel tubuh.

Di dalam dunia kedokteran, fosfat juga sering dikombinasikan dengan bahan-bahan kimia
tertentu sebagai obat, vitamin, atau suplemen untuk mengatasi sejumlah masalah kesehatan.
Salah satunya adalah sebagai obat pencahar untuk merangsang sistem pencernaan agar buang air
besar menjadi lebih lancar.
Meski diserap di usus, sebagian besar fosfat akan disaring dan dibuang oleh ginjal melalui urine.
Jika fungsi ginjal lterganggu, maka tubuh tidak akan mampu menyaring fosfat, sehingga
jumlahnya akan menumpuk. Oleh karena itu, kadar fosfat dalam tubuh dapat menjadi salah satu
penanda fungsi ginjal.

Manfaat Fosfat Dapat Terganggu jika Kadarnya Tidak Seimbang


Selain dipengaruhi fungsi ginjal, kadar fosfat juga berkaitan erat dengan kadar zat-zat lain yang
bekerja bersama fosfat, misalnya kalsium, hormon paratiroid, dan vitamin D.
Agar dapat memberi manfaat bagi tubuh secara optimal, fosfat perlu berada dalam kadar yang
normal atau seimbang. Ketika kadar fosfat berlebihan atau kurang, fungsinya dapat terganggu.
Ada beberapa kondisi yang dapat terjadi jika kadar fosfat di dalam tubuh tidak seimbang, yaitu:

 Hypophosphatemia
Kondisi ini terjadi ketika kadar fosfat di dalam tubuh terlalu rendah. Kondisi ini terbilang
langka dan umumnya diturunkan dalam keluarga, namun jarang menimbulkan
gejala.Gejala baru muncul jika kadar fosfat di dalam tubuh sudah sangat rendah.
Beberapa gejala yang bisa menjadi pertanda dari kondisi ini adalah nyeri tulang, hilang
nafsu makanan, kesemutan, patah tulang tanpa alasan yang jelas, tubuh terasa kelelahan
dan otot terasa lemas.
 Hyperphosphatemia
Kondisi ini terjadi saat kadar fosfat di dalam tubuh terlalu
tinggi. Hyperphosphatemia bisa menyebabkan kadar kalsium di dalam darah
menurun.Ketika kadar kalsium di dalam darah sangat rendah, dapat muncul gejala berupa
nyeri pada persendian dan tulang, kesemutan di area sekitar mulut, gatal dan ruam pada
kulit, melemahnya tulang, dan kram atau kejang otot.

Kadar fosfat yang tinggi juga sering muncul sebagai salah satu gejala kerusakan ginjal terutama
jika kerusakan yang terjadi pada ginjal sudah sangat parah.
Ketika ginjal sudah rusak, perbaikan pola makan atau diet saja tidak cukup untuk
mengembalikan kadar fosfat ke posisi normal. Diperlukan cuci darah untuk membantu ginjal
dalam menjalankan fungsinya menyaring zat-zat di dalam tubuh, termasuk fosfat.
Langkah awal mengatasi kekurangan atau kelebihan fosfat di dalam tubuh adalah mengatur pola
makan, yaitu dengan menambah atau mengurangi beberapa jenis makanan tinggi fosfat, seperti
daging merah, susu, ikan, kuning telur, ayam, serta kacang dan biji-bijian (salah satunya jagung).
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan
diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. Perlu Anda ketahui reaksi tersebut
meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi (katabolisme).
Proses metabolisme yang terjadi di dalam sel makhluk hidup seperti pada tumbuhan dan
manusia, melibatkan sebagian besar enzim (katalisator) baik berlangsung secara sintesis
(anabolisme) dan respirasi (katabolisme).
Adenosina trifosfat (ATP) adalah suatu nukleotida yang dalam biokimia dikenal
sebagai "satuan molekular" pertukaran energi intraselular; artinya, ATP dapat digunakan
untuk menyimpan dan mentranspor energi kimia dalam sel. ATP juga berperan penting dalam
sintesis asam nukleat. Molekul ATP juga digunakan untuk menyimpan energi yang
dihasilkan tumbuhan dalam respirasi selular. ATP yang berada di luar sitoplasma atau di luar
sel dapat berfungsi sebagai agen signaling yang memengaruhi pertumbuhan dan respon
terhadap perubahan lingkungan.

3.2 KRITIK DAN SARAN

Saran Bagi Penulis

Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan
kritik yang membangun untuk penulisan kedepannya. Makalah ini juga dapat memberikan
tambahan wawasan yang diharapkan dapat berguna bagi khalayak ramai.

Saran Bagi Pembasa

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan pembaca dan dapat dipergunakan
sebagai mestinya.
DAFTAR PUSTAKA

http://texbuk.blogspot.com/2012/01/proses-metabolisme-pada-tumbuhan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Adenosina_trifosfat
http://berthae.wordpress.com/2010/06/03/pengertian-dari-atp/
http://irwantoshut.net/fotosintesis.html
http://hendrapagala.wordpress.com/2010/01/21/bioenergi-sel-dan-fosforilasi-oksidatif-
perolehan-atp-dari-karbohidrat-glikolisis-dan-oksidasi-piruvat/

Anda mungkin juga menyukai