Anda di halaman 1dari 8

Learning Objective

1. Bagaimana mekanisme kontraksi dan relaksasi otot ?


2. Bagaimana proses pembentukan asam laktat ?

Pembahasan

1. Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Otot


Kontraksi

Mekanisme Kontraksi Otot

(Campbell,2002)

Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap berikut :

a. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya
pada serat otot.

b. Pada setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmitter, yaitu asetilkolin, dalam
jumlah sedikit.

c. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka
banyak saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam
membran serat otot.

1
d. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk
mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini
akan menimbulkan suatu potensial aksi dalam serat otot.

e. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat otot dalam cara yang sama
seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran saraf.

f. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, dan juga berjalan
secara dalam di dalam serat otot, pada tempat di mana potensial aksi menyebabkan
retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium yang telah disimpan di
dalam retikulum ke dalam miofibril.

g. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin, yang
menyebabkannya bergerak bersama-sama, dan menghasilkan proses kontraksi.

h. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum
sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sampai potensial aksi otot yang baru datang
lagi; pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot berhenti
(Guyton, 2006).

Relaksasi

Relaksasi (terjadi akibat transport aktif kembali ke retikulum sarkoplasmik)


a. Konsentrasi ion kalsium di dalam retikulum sarkoplasmik.
b. Ion kalsium berdifusi menjauhi troponin.
c. Troponin dan tropomiosin kemudian membenahi posisi dengan memblok sisi aktif
dari molekul aktin.
d. Jembatan penyeberangan tidak terbentuk kembali, dan terjadilah relaksasi muskulus.
e. Transport aktif ion kalsium ke dalam retikulum sarkoplasmik juga membutuhkan
ATP (Astuti, 2013).

2
Tambahan

Struktur aktin dan miosin

Impuls yang menjalar dari saraf motorik ke reseptor otot membuat ion-ion kalsium
dilepaskan dari retikulum sarkoplasma (tubuli longitudinal) dan bergabung dengan
troponin dan membentuk suatu perubahan molekuler di dalam molekul tropomiosin atau
melepaskan dari hambatan posisi aktif ADP pada mlekul-molekul G-aktin. Apabila hal
ini terjadi maka proses pengikatan berubah pada engsel antara kepala HMM dan
tangkainya. Hal ini menyebabkan kepala miring ke dalam mengarah ke pusat sarkomer
dan menarik filamen aktin .

Pengangkatan kepala menyebabkan ATP


pada kepala menjadi terbuka, sehingga enzim
ATP-ase menguraikan ATP menjadi ADP
dengan melepaskan energi. Energi itu
menyebabkan longgarnya kepala dan kepala itu
dapat tegak lagi. Kepala itu kemudian melekat
kepada ADP yang ada berikutnya pada
molekul G-aktin pada suatu filamen aktin. Proses demikian ini berulang, menarik
filamen aktin ke arah pusat. Hal ini berlangsung amat cepat .

Kontraksi resultan berakibat memperpendek sarkomer dan juga pita-pita I. Pita A selalu
tetap sama panjangnya. Pada saat terjadi pemendekan itu, filamen aktin bergeser di atas
filamen miosin sehingga tertarik dari kedua ujungnya, akibatnya garis-garis Z itu
mendekat satu sama lain namun filamen-filamen aktin dan miosin tidak memendek .

3
Proses Biokimiawi Otot

Untuk terjadinya kontraksi otot diperlukan energi yang diambil dari penguraian senyawa
ATP menjadi ADP + P

ATP  ADP + P + Energi

Aktin+ miosin  aktimiosin

Selain ATP, creatinin phosphate, bisa dijadikan sumber energi untuk kontraksi otot,
namun tidak bisa langsung dimanfaatkan, tetapi energinya bias diberikan kepada ADP

Keratin phosphokinase

Creatinin phosphate + ADP keratin+ATP

Pada otot lurik, jumlah creathin phosphate lima kali lebih banyak daripada ATP,
pemecahan kedua sumber energi tersebut tidak memerlukan oksigen, maka fase kontraksi
otot sebagai fase anaerob.

ATP  ADP + P + Energi

ADP  AMP + P + Energi

Fase aerob (pembentukan kembali ATP)

ATP yang habis digunakan selama fase anaerob dibentuk kembali dengan mendapat energi
dari hasil penguraian glukosa.

GLIKOGEN  LAKTASIDOGEN

(larut) (tidak larut)

LAKTASIDOGEN  GLUKOSA + ASAM LAKTAT

GLUKOSA  CO2 + H2O + Energi

Asam Laktat = zat peleleh

4
Asam laktat yang tertinggal dalam otot dapat menimbulkan rasa pegal dan letih. Asam
laktat ini dapat diuraikan dengan menggunakan oksigen. Penggunaan oksigen yang
berlebihan untuk menguraikan asam laktat akan menyebabkan nafas tersengal-sengal.
Pembentukan ATP yang baru ini terjadi pada saat relaksasi (Rachman, 2004).

2. Proses Pembentukan Asam Laktat

Laktat atau asam laktat atau disebut juga asam susu merupakan senyawa kimia yang
berperan pada berbagai proses biokimia. Laktat merupakan asam karboksilat dengan
rumus kimia C3H6O3. Mempunyai gugus hidroksil yang berdekatan dengan gugus karbonil
yang dikenal sebagai alpha hydroxy acid (AHA). Penimbunan asam laktat juga dapat
terjadi karena terjadinya gangguan pada metabolisme piruvat yang akan membuat
terganggunya fungsi mitokondria. Olah raga, infeksi atau alcohol dapat memperburuk
penimbuan asam laktat sehingga terjadi asidosis laktat yang berat (kram dan kelemahan
otot) (Haryanto, 2013).
Pada glikolisis anaerobik atau fermentasi, asam laktat diproduksi dari asam piruvat oleh
enzim laktat dehidrogenase dengan mengkonversi NADH menjadi NAD +. NAD+ harus
diregenerasi supaya proses glikolisis dapat berlangsung. (Haryanto, 2013).
Pada hewan laktat dikonversi dari piruvat oleh enzim LDH pada proses fermentasi dan
exercise yang intensive. Konsentrasi laktat pada darah biasanya 1-2 mml/L pada saat
istirahat, namun meningkat menjadi lebih dari 20 mmol/L selama proses exercise yang
intensif.

Peningkatan produksi laktat dapat diatasi dengan cara:


a. Mengoksidasi laktat menjadi piruvat pada otot yang berkecukupan O 2 sehingga piruvat
dapat digunakan secara langsung sebagai prekusor pada siklus krebs.

5
b. Laktat dikonversi menjadi glukosa melalui siklus Cori dalam organ hati melalui proses
glukoneogenesis.(Haryanto, 2013)

Siklus Chori

Merupakan siklus asam laktat pada SDM & otot utk kembali mjd glukosa selama respirasi
anaerobik. Bila otot memerlukan energi yang cepat untuk bergerak, sel otot cenderung
melakukan glikolisis secara anaerobik untuk menghasilkan ATP dalam jumlah yang
melimpah. Laktat diproduksi dari Piruvat kemudian dibawa oleh darah menuju Hepar. Di
hepar laktat akan dikonversi menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis. Glukosa
akan dibawa kembali di otot oleh darah sebagai substrat untuk glikolisis. 1 siklus Cori
didalam hepar menghasilkan perlu 6 ATP untuk setiap 2 ATP yang dihasilkan dari proses
glikolisis, sehingga netto ATP yang diperlukan adalah 6-2 = 4 ATP. Namun demikian,
siklus Cori dilakukan oleh organisme untuk mengakomodasi fluktuasi sejumlah besar
kebutuhan E otot skelet dalam keadaan rest maupun exercise.

Asam laktat terakumulasi pada otot skelet selama exercise anaerobik yang intensive
sehingga menyebabkan nyeri otot yang bersifat sementara. Timbunan asam laktat secara
cepat akan dibuang dari otot pada metabolisme aerobik. Delayed onset muscle soreness
biasanya muncul lebih dari 24 jam setelah exercise yang disebabkan oleh buildup asam
laktat. Asam laktat merupakan asam karboksilat dengan rumus kimia
C3H6O3.Strukturnya merefleksikan nama sistematik : asam 2-hidroksipropanoat.

Skema Siklus Chori

6
Fermentasi laktat terjadi pada SDM karena SDM tidak mempunyai mitokondria dan juga
pada otot skelet selama proses exercise yang intensive bila jumlah O2 yang cukup tidak
dapat disuplai dengan cukup. Laktat akan dilepaskan pada sirkulasi darah dengan
konsentrasi 1-2 mmol/L. Hati akan mengambil 60% laktat dan dire-oksidasi menjadi
piruvat, yang selanjutnya dikonversi menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis.
Sebanyak 40% laktat diambil oleh sel otot yang berkecupan O2 dan dioksidasi menjadi
piruvat yang dapat digunakan langsung sebagai prekusor untuk siklus krebs. (Haryanto,
2013)

7
Daftar Pustaka

Astuti, Pudji. 2013. Fisiologi Otot, Mekanisme Kontraksi Otot. Yogyakarta : Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada.
Campbell,N.R. dkk. 2002. BIOLOGI. Jakarta : Erlangga
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press
Guyton, Arthur. 2006. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Haryanto, Aris. 2013. Kuliah Pengantar Asam Laktat. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Gadjah Mada.
Rachman, Dedi. 2004. Intisari Biologi SMU. Bandung : Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai