Anda di halaman 1dari 7

Dalam sel hidup, reaksi oksidasi yang melepas energi bebas selalu disertai dengan peristiwa

fosforilasi yang membentuk senyawa dengan potensial energi lebih tinggi. Senyawa pembawa
atau senyawa antara energi tinggi yang utama adalah ATP. Kegunaan ATP terletak pada
kemampuannya untuk mengkonversi menjadi adenosin difosfat (ADP), dengan hilangnya
terminal fosfat (Gambar 5) melalui hidrolisis menghasilkan fosfat anorganik (Pi) :

+ 2 + + 3 + .................................................................. (33)

Gambar 8. Struktur Kimia ATP, dengan gugus fosfat terminal (diarsir)

(Sumber: Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia, Jilid 2)

Reaksinya sangat eksotermis dengan energi 30,5 kJ.mol1, dan merupakan pelepasan energi
dalam kondisi biologis normal. Rumus empirisnya adalah C10H16N5O13P3, dan rumus kimianya
adalah C10H8N4O2NH2(OH)2(PO3H)3H, dengan bobot molekul 507.184. Gugus fosforil pada
AMP disebut gugus alfa, beta, and gamma fosfat (Gambar 5). ATP dapat dihasilkan melalui
berbagai proses selular, namun seringnya dijumpai di mitokondria melalui proses fosforilasi
oksidatif dengan bantuan enzim pengkatalisis ATP sintetase. Pada tumbuhan, proses ini lebih
sering dijumpai di dalam kloroplas melalui proses fotosintesis. Bahan bakar utama sintesis ATP
adalah glukosa dan asam lemak. Mula-mula, glukosa dipecah menjadi asam piruvat di dalam
sitosol dalam reaksi glikolisis. Dari satu molekul glukosa akan dihasilkan dua molekul ATP.
Tahap akhir dari sintesis ATP terjadi dalam mitokondria dan menghasilkan total 36 ATP.
Nilai 30,5 kJ mol-1 untuk hidrolisis ATP merupakan perubahan energi Gibbs keadaan standar
pada konsentrasi 1 M dan pH 7. Dalam suatu sel, konsentrasi dan pH yang tidak pada keadaan
standar, perubahan energi yang sebenarnya akan berbeda dari yang dihitung menggunakan
keadaan standar. Perubahan energi Gibbs yang sebenarnya ditentukan dengan
mempertimbangkan konsentrasi dari ADP, ATP, dan anorganik fosfat melalui persamaan :
..................................................................................................... (34)

Penguraian ATP menjadi AMP dan Pirofosfat

Pada beberapa reaksi sel dengan melibatkan ATP, kedua gugus fosfat pada ujung molekul
ATP (gugus dan ) dilepaskan sebagai satu senyawa, yaitu pirofosfat anorganik (Ppi),
dan adenosine monofosfat (AMP) sebagai produk lain. Contoh : aktivasi enzimatik suatu
asam lemak untuk membentuk ester koenzim A, suatu reaksi asam lemak akan
memberikan energi untuk mengubahnya menjadi senyawa aktif (asil lemak-KoA) pada
biosintesis lipid :

+ + + + ... (35)

Asam lemak Asam lemak KoA

G0 = + 0,2 kkal.mol1

Reaksi aktivasi tersebut berjalan dengan pelepasan pirofosfat dari ATP untuk
menghasilkan AMP. Sedangkan hidrolisis ATP juga dapat menghasilkan AMP dan Ppi :

+ 2 + .............................................................. (36)

G0 = 7,7 kkal.mol1

Pirofosfat anorganik tersebut selanjutnya dihidrolisis oleh pirofosfatase menghasilkan


dua molekul ortofosfat anorganik (Pi) :
+ 2 + 2 .................................................. (37)

G0 = 6,9 kkal.mol1

Reaksi keseluruhannya :

+ 22 + 2 ............................................................ (38)

G0 = 14,6 kkal.mol1

Dari reaksi keseluruhan ini, kita ketahui bahwa G0 tepat dua kali dari G0 gugus fosfat
ujung ATP untuk berubah menjadi ADP (G0 = 7,3 kkal.mol1). Ternyata pada semua
sel hewan, AMP dapat kembali ke siklus ATP melalui enzim yang ada pada sel hewan,
yaitu enzim adenilat kinase. Enzim ini mengkatalisis fosforilasi dapat balik AMP
menghasilkan ADP.

+ + ...................................................... (39)

ADP yang terbentuk dapat terfosforilasi kembali menghasilkan ATP. Adenilat kinase
memiliki fungsi penting lainnya, jika enzim ini bekerja dengan arah sebaliknya.

2 + ................................................................ (40)

Tingkat ATP di dalam sel dapat dipertahankan, karena adenilat kinase membantu
memindahkan gugus fosfat ujung dari suatu moleuk ADP ke molekul ADP lainnya, dan
mengubah kedua molekul ADP ini menjadi ATP. Pada otot yang berkontraksi, adenilat
kinase membiarkan penggunaan kedua gugus fosfat dan pada ATP sebagai sumber
energi. Akibat dari ini, adenilat kinase yang bekerja pada ADP dapat membantu
menghasilkan fosfokreatin sebagai sumber ATP selama kontraksi otot.

Berikut mekanime penguraian ATP menjadi ADP, AMP, dan Pi :


Gambar 9. ATP dan hidrolisisnya menjadi ADP, AMP, dan Pi.

(Sumber: Mathew, C.K., and Van Halde. 1996. Biochemistry. 2nd Ed. The Benjamin / Cummings
Publishing Company, Inc. California)

Mekanisme Kerja ATP

Gambar 8. Mekanisme kerja ATP

Di dalam sel, suatu proses apapun tidak akan bisa berjalan tanpa adanya energi.
Senyawa ATP disini berfungsi sebagai pembawa energi tersebut. Senyawa ATP pertama-
tama akan mendekati proses yang akan berlangsung. Senyawa ATP yang terdiri atas tiga
gugus fosfat akan memutuskan salah satu ikatannya. Satu gugus fosfat yang terputus
tersebut akan menghasilkan energi sehingga proses di dalam sel dapat berjalan. ATP
yang telah kehilangan satu gugus fosfatnya berubah menjadi adesionine diphosphate
(ADP). ADP tersebut akan kembali ke mitokondria untuk me-recharge gugus fosfat yang
hilang, sehingga ATP dapat terbentuk dan proses transfer energi dapat berlangsung
kembali.

Senyawa ATP dapat memiliki energi yang bergitu besar karena di dalamnya
terdapat ikatan-ikatan kovalen, dimana ikatan-ikatan kovalen tersebut bila terputus akan
melepaskan energi.
1. Kerja ATP di dalam Otot
Ketika otot skelet (rangka) berkontraksi, akan terjadi hubungan antar aktin dan miosin
oleh troponin dan tropomiosin. Aktin dan miosin kan bergerak sehingga jarak aktin
dan miosin menjadi rapat. hal ini menyebabkan sel otot memendek. Energi berasal
dari pemecahan molekul ATP (Adenosin trifosfat) menjadi ADP (Adenosin difosfat)
yang berada di dalam otot. ATP yang digunakan barasal dari ATP yang dibentuk oleh
mitokondria sel otot. Jika kontraksi terus berlangsung, energi diambil dari senyawa
glukosa yang terdapat dalam otot. Glukosa akan mengalami glikolisis menjadi asam
piruvat dan ATP yang kemudian akan digunakan untuk kontraksi otot. Asam piruvat
dalam sel otot dapat berubah menjadi asam laktat. Timbunan asam laktat dapat
menyebabkan rasa pegal. Apabila otot bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama, asam piruvat dapat dioksidasi secara aerob menjadi CO2+H2O+ATP. Jika
cadangan glukosa dalam otot habis, sumber ATP dapat diperoleh dari senyawa
kreatin fosfat yang ada dalam hati. Otot yang terus menerus dirangsang untuk
melakukan kontraksi dapat menyebabkan kejang otot. Teori Kontraksi otot disebut
Sliding filament model (model filamen meluncur) [Hansen & Huxly:1955]. Teori itu
yakni mengatakan bahwa Mekanisme kontraksi otot secara singkat adalah sebagai
berikut. Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisasinya menjadi ADP.
Setelah itu, pangkal miosin terikat pada filamen aktin. Filamen aktin bergerak karena
adanya tegangan. Pangkal misin terlepas dari aktin ketika ATP lain terikat pada
miosin, selanjutnya siklus dimulai kembali. Demikanlah artikel pustaka sekolah yang
membahas mekanisme gerak dan sumber energi otot, semoga artikel ini dapat
memberikan informasi yang bemanfaat bagi kita semua
2. ATP dalam Metabolisme

Gambar 9. Pembentukan dan pelepasan ATP dalam proses Metabolisme


Sistem biologis atau tubuh organisme melangsungkan baik reaksi eksergonik maupun reaksi
endergonik untuk mensuplai energi yang diperlukan untuk reaksi-reaksi dalam selnya, biasanay
berupa reaksi-reaksi katabolisme dan anabolisme. Reaksi eksergonik menghasilkan energi bebas
yang kemudian digunakan untuk melangsungkan reaksi endergonik, tepatnya energi bebas dari
reaksi katabolisme seperti reaksi-reaksi pada glikolisis digunakan untuk melakukan reaksi
anabolisme seperti reaksi-reaksi pada glukoneogenesis. Energi bebas yang dihasilkan reaksi
eksergonik dapat digunakan dalam reaksi endergonik karena energi tersebut disimpan dalam
bentuk suatu senyawa perantara berenergi tinggi, dimana yang paling umum digunakan oleh
tubuh organisme adalah Adenosin Trifosfat atau ATP. Senyawa ini di hasilkan dari Adenosin
difosfat atau ADP, dan fosfat anorganik atau Pi, dan ia melepas energi melalui Hidrolisis ATP
menjadi ADP dan Pi.

ATP melepaskan energi melalui reaksi hidrolisis. Awalnya, ketidakstabilan pada struktur ATP
yang disebabkan oleh adanya tolakan antar 4 molekul negatif yang terdapat pada strukturnya,
mengakibatkan ikatan fosfoanhidrida yang paling ujung pada molekul ATP terputus saat ATP
mengalami reaksi hidrolisis, dan memisahkan satu dari tiga muatan negative yang terdapat pada
fosfat. Fosfat anorganik atau pi yang terbentuk distabilkan oleh resonansi. Resonansi fosfat
tersebut menyebabkan suatu molekul menjadi lebih stabil sehingga energi bebasnya menjadi
rendah karena energi yang tadinya dimiliki dilepaskan sebagai energi yang siap digunakan dalam
proses lain. Setelah itu, terjadi suatu aksi massa yang menggeser

23

kesetimbangan ke arah produk hidrolisis, yaitu ADP yang terionisasi seacara langsung. Menilik
ligkungan tempat terjadi reaksi yang tingkat keasaman tubuh berada pada pH 7, yang berarti
konsentrasi H+ hanya sekitar 10-7 M saja, jauh lebih rendah dibandingkan konsentrasi ATP dan
ADP, menyebabkan reaksi bergeser ke arah produk hidrolisis.

Anda mungkin juga menyukai