Anda di halaman 1dari 31

kelompok 1 / kelas 3D

Hana rizki :1104015122


Juvita wulandari : 1104015153
Bioenergetika atau termodinamika biokimia
adalah ilmu pengetahuan mengenai
perubahan energi yang menyertai reaksi
biokimia. Sistem nonbiologik dapat
menggunakan energi panas untuk
melangsungkan kerjanya. Sedangkan sistem
biologik bersifat isotermik dan menggunakan
energi kimia untuk memberikan tenaga bagi
proses kehidupan.
Kaidah pertama termodinamika:
• Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpanan energi, yang berbunyi:
energi total sebuah sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan. Ini
berarti bahwa saat terjadi perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang
hilang atau diperoleh. Namun energi dapat dialihkan antar bagian sistem
atau dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Contohnya energi kimia dapat
diubah menjadi energi listrik, panas, mekanik dan sebagainya.

Kaidah kedua termodinamika:


• Kaidah kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus meningkat bila
proses ingin berlangsung spontan. Entropi adalah derajat ketidakteraturan
atau keteracakan sistem. Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam
sistem seiring sistem mendekati keadaan seimbang yang sejati. Dalam
kondisi suhu dan tekanan konstan, hubungan antara perubahan energi
bebas (ΔG) pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan perubahan entropi
 (ΔS), diungkapkan dalam persamaan:
ΔG = ΔH – TΔS
Keterangan: ΔH adalah perubahan entalpi (panas) dan
T adalah suhu absolut.
Sebagian besar aliran energi di dalam biosfer berhubungan
dengan daur karbon. pada hakekatnya, energi matahari
merupakan sumber kehidupan semua jasad, baik yang
berfotosintesis maupun yang heterotrop. Energi matahari
merupakan sumber mula energi dalam sel hidup. Aliran energi
yang dimulai dari sinar matahari ditangkap oleh sel yang
berfotosintesis lalu diubah menjadi energi kimia (ATP dan
NADPH), yang selanjutnya dipakai oleh sel heterotrop untuk
melangsungkan segala macam kegiatan didalam sel seperti:
 proses kontraksi
 proses pengangkutan
 Proses biosintesis
dan akhirnya didegradasi menjadi bentuk energi yang tak
terpakai lagi seperti panas yang dilepaskan ke alam
lingkungannyaTanpa energi yang masuk secara kontinyu dan
konstan, kehidupan akan terhenti.
Molekul kimia organik yang kompleks, seperti glukosa
mempunyai energi potensial yang besar karena keteraturan
strukturnya. Ketidak teraturannya atau pun entropinya
relatif rendah. Bila glukosa dioksidasi oleh oksigen dihasilkan
enam molekul CO2 dan enam H2O, serta energi yang dilepaskan
dalam bentuk panas clan atom karbonnya mengalami kenaikan
ketidak teraturan. Dalam hal ini atom karbon tersebut terpisah-
pisah dalam bentuk C02 sehingga menghasilkan bertambahnya
posisi yang berbeda dari molekul yang satu terhadap yang
lainnya. Hal ini menyebabkan naiknya entropi dan turunnya
energi bebas.Dalam sistem biologi, khususnya dalam sel hidup,
panas yang dihasilkan oleh proses oksidasi tersebut tidak dapat
dipakai sebagai sumber energi. Proses pembakaran dalam sistem
biologi berlangsung tanpa nyala atau pada suhu yang rendah.
Energi bebas yang terkandung di dalam molekul organik diubah
dan disimpan dalam bentuk energi kimia, yaitu dalam struktur
ikatan kovalen dari-
Gambar 6.1 Struktur molekul serta reaksi pembentukanATP (adenosin trifosfat)
dari ADP (adenosindifosfat) dan Pi (fosfat anorganik)
gugus fosfat dalam molekul adenosin trifosfat
(ATP), yang terbentuk dengan perantaraan enzim
dari adenosin difosfat (ADP) dan senyawa fosfat
anorganik (Pi) (Gambar 6.1). Reaksi ini
merupakan suatu reaksi perpindahan gugus
fosfat yang secara kimia dikaitkan dengan tahap
reaksi oksidasi khas yang berlangsung dalam
katabolisme. ATP yang terbentuk kemudian
diangkut ke setiap bagian dalam sel yang
memerlukan energi.Dalam hal ini ATP berperan
sebagai alat pengangkut energi bebas.
 Sebagian dari energi kimia yang terkandung dalam ATP
itu dipindahkan bersama dengan gugus fosfat ujungnya,
ke molekulpenerima energi lain yang khas, sehingga
molekul ini menjadi senyawa berenergi kimia dan dapat
berperan sebagai sumber energi untuk proses biokimia
yang lainnya.Proses pengangkutan energi kimia lainnya di
dalam sel berlangsung dengan proses pengangkutan
elektron dengan perantaraan enzim, dari reaksi penghasil
energi (katabolisme) kereaksi pemakai energi (anabolisme)
melalui suatu senyawa koenzim pembawa elektron.
Nikotinamida adenin dinukleotida(NAD) dan nikotinamida
adenin dinukleotida fosfat (NADP) adalah dua koenzim
terpenting yang berperan sebagai molekul pengangkut
elektron berenergi tinggi dari reaksi katabolisme kereaksi
anabolisme yang membutuhkan elektron.
Zat bentuk Zat bentuk
reduksi oksidasi
katabolisme

 NAD, atau NADP NADH, atau NADPH


(Bentuk Teroksidasi ) (Bentuk Tereduksi)

Anabolisme
(Reaksi Biosintesis Bersifat)

Pra-zat hasil akhir(bentuk oksidasi) (bentuk reduksi)


• Kedua koenzim ini berperan seperti ATP sebagai
alat angkut gugus fosfat dan energi dari reaksi
katabolisme ke reaksi NAD, atau NADP
(Bentuk Teroksidasi ) NADH, atau NADPH (Bentuk
Tereduksi) Anabolisme (Reaksi Biosintesis
Bersifat Katabolisme  anabolisme. NAD dan NADP
dapat mengikat dan melepaskan hidrogen ( NAD
menjadi NADH, dan NADP menjadi NADPH ) pada
salah satu gugus fungsionalnya. Oleh karena itu
keduannya dapat berada pada keadaan
teroksidasi dan tereduksi. Sifat ini bermanfaat
dalam melangsungkan proses oksidasi dan
reduksi.Struktur NAD dan NADP seperti terlihat
pada gambar 6.3 berikutini
Gambar 6.3 Struktur NAD dan NADP
• Peranan ATP sebagai sumber energi untuk metabolisme didalam
sel berlangsung dengan suatu mekanisme mendaur. ATP
berperan sebagai alat angkut energi kimia dalam reaksi
katabolisme ke berbagai proses reaksi dalam sel yang mem-
butuhkan energi seperti proses biosintesis, proses
pengangkutan, proses kontraksi otot, proses pengaliran listrik
dalam sistem syaraf, dan proses pemancaran
sinar(bioluminesensi) yang terjadi pada organisme tertentu,
seperti kunang kunang.ATP terbentuk dari ADP dan Pi dengan
suatu reaksi fosforilasi yang dirangkaikan dengan proses
oksidasi molekul penghasil. energi, Selanjutnya ATP yang
terbentuk ini dialirkan ke prosesreaksi yang membutuhkan
energi dan dihidrolisis menjadi ADP dan fosfat anorganik (Pi).
Demikian seterusnya sehingga terjadilah suatu mekanisme daur
ATP-ADP secara kontinu dan berkeseimbangan.
Mahluk hidup memerlukan masukan energi bebas terus
menerus untuk tiga tujuan utama:
 yakni kerja mekanis konstraksi otot dan gerakan sel
lainnya
 transfor aktif molekul dan ion-ion serta sintesis
makromolekul
 dan biomolekul lainnya.
Donor energi bebas untuk sebagian besar proses yang
memerlukan energi adalah ATP. Itulah sebabnya ATP
adalah molekul kaya energi karena unit trifosfatnya
mengandung dua ikatan fosfoanhidrida. Jumlah energi
yang dilepaskan oleh reaksi penguraian ATP menjadi ADP
dan fosfat (Pi) di dalam sel hidup belum dapat diketahui
dengan pasti. Penentuan jumlah energi ini dilakukan.
 dengan mengukur perubahan energi bebasnya
(∆G), yaitu perbedaan antara jumlah energi
bebas senyawa hasil reaksi dan jumlah energi
bebas senyawa pereaksi. Menentukan ∆G dapat
dilakukan dengan menghitung ∆G° (perubahan
energi bebas baku) dari persamaan reaksi
hidrolisis ATP menjadi ADP (adenosindifosfat)
dan ortofosfat (Pi) atau ketika ATP dihidrolisis
menjadiAMP (adenosin monofosfat) dan
pirofosfat (PPi).
 ∆G° = (G°ADP + G°Pi) - (G°ATP + G°H2O), dimana G°adalah hargatetap energi
bebas baku untuk komponen reaksi tersebut.Hubungan antara ∆G° dan ∆G pada
suhu dan tekanan yangtetap ditunjukkan dengan persamaan
[ADP] [Pi]
∆G =∆G° + RT 1n ---------------------
[ATP] [HOH]
Pada keadaan keseimbangan reaksi hidrolisis ATP,∆G = 0,sehingga persamaan
menjadi :
[ADP] [Pi] [ADP] [Pi]
0=AG° + RT1n --------------------- Atau AG°
=RT1n ---------------------
[A[ATP] [H2O] [ATP] [H2O]
Di dalam percobaan yang sebenarnya, penentuan hargatermodinamika tersebut
merupakan penentuan menurut pengamatan atau penglihatan,yang koreksinya
diperhitungkan terhadap penyimpangan dari keadaan ideal yang disebabkan oleh
berbagai faktor, sepertikonsentrasi dan kekuatan ion dalam larutan. Dengan
demikian bentuk persamaannya menjadi
  AG°' - RT ln [ADP] [Pl] /[ATP] atau ∆G°'= - RT ln K'eq [ATP]
[HOH]
 Perlu diketahui bahwa ikatan antara kedua
gugus fosfat yang berdekatan pada molekul
ATP dan ADP adalah ikatanan hidrid ,
sedang ikatan antara gugus fosfat dengan
ribosa pada AMP adalah ikatan ester . Pada
umumnya hidrolisis ikatan anhidrid
mempunyai energi bebas baku negatif yang
lebih besar dari pada ikatan ester.
   Ternyata berbagai pengukuran dalam percobaan
dilaboratorium yang berbeda menghasilkan∆G°' ATP
yang berbeda pula, yaitu, harga antara -7 dan -8 kkal
mol-1. Hal inidisebabkan karena adanya perbedaan
faktor yang mempengaruhi pengukuran tersebut,
seperti cara analisis, suhu, pH, dan konsentrasi Mg2+ .
Namun hal ini tidak merupakan masalah yang berarti
dalam peranan ATP sebagai alat angkut energi, karena
yang penting bukannya harga mutlak∆G°' ATP
melainkan hargarelatif ∆G°'dalam hidrolisis senyawa
donor gugus fosfat ke ADPdan harga ∆G°' senyawa
penerima fosfat yang terbentuk dari pemindahan gugus
fosfat ATP ke berbagai senyawa penerima tersebut
(Tabel 6.1)
Senyawa kimia A G°'(kkal/mol)

Fosfoenolpiruvat -14,80
3-Fosfogliseroil fosfat -11,80
Fosfokreatin -10,30
Asetil fosfat -10,10
Fosfoarginin -7,70
ATP -7,30
Glukosa-1-fosfat -5,00
Fruktosa-1-fosfat -3,80
Glukosa-6-fosfat -3,30
Gliserol-1-fosfat -2,20
Berbagai senyawa lain pada sistem biologi
mempunyai potensi fosforil yang tinggi.
Beberapa diantaranya seperti:
 fosfoenolpiruvat
 asetil fosfat dan
 kreatin fosfat, mempunyai potensial
pemindahan fosfat yang lebih tinggi dari
pada ATP. Ini berarti bahwa
fosfoenolpiruvat dapat memindahkan
gugusfosforilnya ke ADP untuk membentuk
ATP.
Dasar struktur kimia dalam hidrolisis senyawa berenergi
tinggi.Berbagai faktor struktur kimia menunjang besarnya
perubahanenergi bebas hidrolisis senyawa (fosfat) berenergi
tinggi:
 (1) Jumlah bentuk resonansi struktur hasil reaksi hidrolisis
lebih banyak daripada jumlah bentuk resonansi struktur
preaksi.
 2) proses hidrolisis mengakibatkan turunnya tolakan
elektrostatik yang terjadi dalam struktur molekul.
 3) Terjadinya mekanisme tautomerisasi keto-enol pada
strukturhasil reaksi, tetapi tidak pada struktur pereaksi, yang
merupakan faktor penting yang menunjang besarnya
perubahan energi bebas dari hidrolisis suatu senyawa
berenergi tinggi seperti fosfoenolpiruvat.
 4) Hidrolisis menghasilkan senyawa hasil reaks idengan tanda
muatan yang sama seperti pada hidrolisis ATPpada pH 7,0
menghasilkan ADP dan Pi.
 5) Faktor lainnya yangberhubungan dengan perbedaan
konfigurasi elektron antara struktur hasil reaksi dan struktur
pereaksi adalah adanya sifat hidratasi yang lebih besar pada
hasil reaksi dibandingkan dengan pereaksi.
Pada umumnya, senyawa fosfat di dalam sel dapat
dibagimenjadi dua golongan senyawa berenergi,
senyawa fosfat berenergi tinggi dan senyawa fosfat
berenergi rendah. Hal ini tergantung dari besarnya
harga negatif ∆G°' nya yang dibandingkan
dengan∆G°'ATP. Senyawa fosfat berenergi tinggi
seperti gliseroil fosfat dan fosfoenolpiruvat
(senyawa antara dariglikolisis) mempunyai ∆G°'
hidrolisis lebih negatif daripada ∆G°'ATP (Tabel 1).
Sedangkan senyawa fosfat berenergi rendah seperti
glukosa 1-fosfat dan fruktosa 1-fosfat, mempunyai
∆G°'hidrolisis kurang negatif daripada∆G°' ATP.
Di samping itu ada satu golongan lainnya yang
termasuk senyawa berenergi tinggi dan berperan
sebagai cadangan energikimia dalam sel otot, yaitu
fosfokreatin dan fosfoarginin.Kedua senyawa fosfat
berenergi tinggi ini terbentuk langsung dengan
perantaraan enzim dari ATP bila konsentrasi ATP di
dalam sel cukup besar (berlebih). Dalam hal ini
meskipun∆G°' hidrolisisfosfokreatin dan
fosfoarginin lebih negatif daripada ∆G°' ATP reaksi
berlangsung ke kanan karena terdapatnya
konsentrasi ATP yang berlebih di dalam sel. Reaksi
akan berlangsung ke kiri bila proses metabolisme
dalam sel memerlukan ATP.
Di dalam metabolisme energi, gugus fosfat
dipindahkan darisenyawa fosfat berenergi
tinggi ke ADP, membentuk ATP.Selanjutnya
ATP memindahkan gugus fosfatnya ke
senyawapenerima fosfat, membentuk ADP dan
senyawa fosfat berenergi rendah. Dalam hal ini
sistem ADP-ATP berperan sebagai penghubung
utama antara senyawa fosfat berenergi tinggi
dansenyawa fosfat berenergi rendah.
Pemindahan gugus fosfat dari 3-fosfogliseroil
fosfat ke ADP dikatalisis oleh enzim3-
fosfogliseratkinase.
Sistem ATP-ADP-AMP disebut pula sistem adenilat .
Penguraian ATP menjadi ADP dan Pi berlangsung pada
reaksi yang memerlukan energi. Beberapa reaksi lainnya
memakai energi daripenguraian ATP menjadi AMP dan
PPi (pirofosfat), seperti pada tahap reaksi penggiatan
asam lemak menjadi ester koenzim-Aasam lemak.
Penguraian PPi menjadi 2 Pi dikatalisis oleh pirofos-
fatase, mendorong reaksi berlangsung ke kanan.
Selanjutnya Pidapat dipakai untuk regenerasi ATP dari
ADP. Sedangkan AMPdapat diubah menjadi ADP dengan
enzim adenilat kinase dan ATP.
ATP + AMP ===== ADP + ADP
ATP, ADP, dan AMP di dalam sel bersama-
sama membentuk suatupersediaan energi,
disebut  persediaan adenilat  atau
sistemadenilat. Bila semua adenin
nukleotida berada dalam bentukATP, sistem
adenilat dikatakan penuh dengan gugus
fosfatsedangkan bila semua adenin
nukleotida berada dalam bentukAMP,
sistem adenilat disebut kosong dengan
gugus fosfat.Keadaan persediaan energi ini
disebut muatan energi  dimana:
[ADP] + [ATP]
Muatan Energi = ½ ---------------------------
[AMP] + [ADP] + [ATP]

Jadi dalam keadaan penuh (tak ada AMP dan ADP),


muatanenergi = 1, sedangkan dalam keadaan kosong
(tak ada ADP danATP), muatan energi = 0. Pada
keadaan setengah penuh, semua berada dalam bentuk
ADP (tak ada AMP dan ATP), muatan energi = ½ .Muatan
energi merupakan faktor utama dalam pengaturan
metabolisme di dalam sel, khususnya dalam mengatur
katabolisme (reaksi penghasil ATP) dan anabolisme
(reaksipemakai ATP).
Jalur penghasil atp
Kec
relatif Jalur pemakai atp
0 0,25 0,50 0,75 1,0

Gambar 6.5 Efek muatan energi terhadap kecepatan


Relatif jalur katabolisme ( penghasil atp) dan proses
Anabolisme pemakai energi.
Gambar 6.5, makin besar. muatan energi di dalam
sel, makin berkurang laju katabolis medan makin
bertambah besar laju anabolisme. Sebaliknya bila sel
dalam keadaan muatan energi normal,harus melakukan
kerja , maka ATP akan dihidrolisis sehingga konsentrasi
ATP mula mula menurun dan ADP naik.. Indeks
alternatif untuk status energi adalah potensi fosforilasi
yang didefinisikan sebagai :
[ATP]
Potensi fosforilasi = ---------------
[ADP] [Pi]
Potensi fosforilasi berbeda dengan muatan energi,
tergantung padakonsentrasi Pi dan berhubungan
langsung dengan energi bebas yang didapatkan dari
ATP.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai