Anda di halaman 1dari 37

Bioenergetika dan atp

Arti Bioenergetika

• Bioenergetika atau termodinamika biokimia


adalah ilmu pengetahuan mengenai
perubahan energi yang menyertai reaksi
biokimia. Sistem nonbiologik dapat
menggunakan energi panas untuk
melangsungkan kerjanya. Sedangkan sistem
biologik bersifat isotermik dan menggunakan
energi kimia untuk memberikan tenaga bagi
proses kehidupan.
Kaidah termodinamika dalam sistem biologik

• Kaidah pertama termodinamika:


• Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpanan energi, yang berbunyi: energi total sebuah sistem,
termasuk energi sekitarnya adalah konstan. Ini berarti bahwa saat terjadi perubahan di dalam sistem tidak ada
energi yang hilang atau diperoleh. Namun energi dapat dialihkan antar bagian sistem atau dapat diubah
menjadi energi bentuk lain. Contohnya energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas, mekanik dan
sebagainya.
• Kaidah kedua termodinamika:
• Kaidah kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus meningkat bila proses ingin berlangsung spontan.
Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau keteracakan sistem. Entropi akan mencapai taraf maksimal di
dalam sistem seiring sistem mendekati keadaan seimbang yang sejati. Dalam kondisi suhu dan tekanan konstan,
hubungan antara perubahan energi bebas (ΔG) pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan perubahan
entropi (ΔS), diungkapkan dalam persamaan:
• ΔG = ΔH – TΔS

• Keterangan: ΔH adalah perubahan entalpi (panas) dan T adalah suhu absolut.


• Di dalam kondisi reaksi biokimia, mengingat ΔH kurang lebih sama dengan ΔE, perubahan total energi internal
di dalam reaksi, hubungan di atas dapat diungkapkan dengan persamaan:
• ΔG = ΔE – TΔS
• Jika ΔG bertanda negatif, reaksi berlangsung spontan dengan kehilangan energi bebas (reaksi eksergonik). Jika
ΔG sangat besar, reaksi benar-benar berlangsung sampai selesai dan tidak bisa membalik (irreversibel).
• Jika ΔG bertanda positif, reaksi berlangsung hanya jika memperoleh energi bebas (reaksi endergonik). Bila ΔG
sangat besar, sistem akan stabil tanpa kecenderungan untuk terjadi reaksi.
ATP
Sebagian besar aliran energi di dalam biosfer berhubungan dengan daur
karbon. pada hakekatnya, energi matahari merupakan sumber kehidupan
semua jasad, baik yang berfotosintesis maupun yang heterotrop. Energi
matahari merupakan sumber mula energi dalam sel hidup. Aliran energi
yang dimulai dari sinar matahari ditangkap oleh sel yang berfotosintesis
lalu diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH), yang selanjutnya
dipakai oleh selheterotrop untuk melangsungkan segala macam kegiatan
didalam sel seperti:
 proses kontraksi, proses pengangkutan, prosesbiosintesis, dan akhirnya
didegradasi menjadi bentuk energi yang tak terpakai lagi seperti panas
yang dilepaskan ke alam lingkungannya. Bentuk energi yang digunakan
oleh sel adalah energi bebas yang dapat melakukan kerja pada suhu dan
tekanan tetap. Energi bebas ini kemudian diubah menjadi energi
kimia.Perimbangan jumlah energi yang masuk ke dalam dan keluar dari
suatu jasad merupakan proses yang pokok dalam sistem kehidupan jasad
tersebut. Tanpa energi yang masuk secara kontinyu dan konstan,
kehidupan akan terhenti.
Daur energi didalam sel
• Molekul kimia organik yang kompleks, seperti glukosa,mempunyai
energi potensial yang besar karena keteraturan strukturnya.
Ketidak teraturannya atau pun entropinya relatif rendah. Bila
glukosa dioksidasi oleh oksigen dihasilkan enam molekul CO2 dan
enam H2O, serta energi yang dilepaskan dalam bentuk panas clan
atom karbonnya mengalami kenaikan ketidak teraturan. Dalam
hal ini atom karbon tersebut terpisah-pisah dalam bentuk C02
sehingga menghasilkan bertambahnya posisi yang berbeda dari
molekul yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini menyebabkan
naiknya entropi dan turunnya energi bebas.Dalam sistem biologi,
khususnya dalam sel hidup, panas yang dihasilkan oleh proses
oksidasi tersebut tidak dapat dipakai sebagai sumber energi.
Proses pembakaran dalam sistem biologi berlangsung tanpa nyala
atau pada suhu yang rendah. Energi bebas yang terkandung di
dalam molekul organik diubah dan disimpan dalam bentuk energi
kimia, yaitu dalam struktur ikatan kovalen dari-
.
Gambar 6.1 Struktur molekul serta reaksi pembentukanATP (adenosin
trifosfat) dari ADP (adenosindifosfat) dan Pi (fosfat anorganik)
Lanjutan

gugus fosfat dalam molekul adenosin trifosfat


(ATP), yangter bentuk dengan perantaraan enzim
dari adenosin difosfat (ADP)dan senyawa fosfat
anorganik (Pi) (Gambar 6.1). Reaksi ini
merupakan suatu reaksi perpindahan gugus fosfat
yang secara kimia dikaitkan dengan tahap reaksi
oksidasi khas yang berlangsung dalam
katabolisme. ATP yang terbentuk kemudian
diangkut ke setiap bagian dalam sel yang
memerlukan energi.Dalam hal ini ATP berperan
sebagai alat pengangkut energi-
Lanjutan

bebas. Sebagian dari energi kimia yang terkandung dalam ATP itu
dipindahkan bersama dengan gugus fosfat ujungnya, ke
molekulpenerima energi lain yang khas, sehingga molekul ini
menjadi senyawa berenergi kimia dan dapat berperan sebagai
sumber energi untuk proses biokimia yang lainnya.Proses
pengangkutan energi kimia lainnya di dalam sel berlangsung dengan
proses pengangkutan elektron dengan perantaraan enzim, dari
reaksi penghasil energi (katabolisme) kereaksi pemakai energi
(anabolisme) melalui suatu senyawa koenzim pembawa elektron.
Nikotinamida adenin dinukleotida(NAD) dan nikotinamida adenin
dinukleotida fosfat (NADP) adalah dua koenzim terpenting yang
berperan sebagai molekul pengangkut elektron berenergi tinggi dari
reaksi katabolisme kereaksi anabolisme yang membutuhkan
elektron.
lanjutan

Zat bentuk Zat bentuk


reduksi oksidasi
katabolisme

NAD, atau NADP NADH, atau NADPH


(Bentuk Teroksidasi ) (Bentuk Tereduksi)

Anabolisme
(Reaksi Biosintesis Bersifat)

Pra-zat hasil akhir(bentuk oksidasi) (bentuk reduksi)


Lanjutan

• Kedua koenzim ini berperan seperti ATP sebagai alat


angkut gugus fosfat dan energi dari reaksi katabolisme
ke reaksi NAD, atau NADP (Bentuk Teroksidasi ) NADH,
atau NADPH(Bentuk Tereduksi)Anabolisme(Reaksi
Biosintesis Bersifat Katabolisme anabolisme. NAD dan
NADP dapat mengikat dan melepaskan hidrogen ( NAD
menjadi NADH, dan NADP menjadi NADPH ) pada salah
satu gugus fungsionalnya. Oleh karena itu keduannya
dapat berada pada keadaan teroksidasi dan tereduksi.
Sifat ini bermanfaat dalam melangsungkan proses
oksidasi dan reduksi.Struktur NAD dan NADP seperti
terlihat pada gambar 6.3 berikutini
.
Gambar 6.3 Struktur NAD dan NADP
SIKLUS ATP
• Peranan ATP sebagai sumber energi untuk metabolisme didalam sel
berlangsung dengan suatu mekanisme mendaur. ATP berperan sebagai
alat angkut energi kimia dalam reaksi katabolisme ke berbagai proses
reaksi dalam sel yang mem-butuhkan energi seperti proses biosintesis,
proses pengangkutan, proses kontraksi otot, proses pengaliran listrik
dalam sistem syaraf, dan proses pemancaran sinar(bioluminesensi) yang
terjadi pada organisme tertentu, seperti kunang kunang.ATP terbentuk
dari ADP dan Pi dengan suatu reaksi fosforilasi yang dirangkaikan dengan
proses oksidasi molekul penghasil. energi, Selanjutnya ATP yang terbentuk
ini dialirkan ke prosesreaksi yang membutuhkan energi dan dihidrolisis
menjadi ADP dan fosfat anorganik (Pi). Demikian seterusnya sehingga
terjadilah suatu mekanisme daur ATP-ADP secara kontinu dan
berkeseimbangan.

Dalam hal ini gugus fosfat ujung pada molekul ATP secara kontinu
dipindahkan ke molekul penerima gugus fosfat dan secarakontinu pula
diganti oleh gugus fosfat lainnya selama katabolisme
lanjutan
Termodinamika Kerja ATP

• Mahluk hidup memerlukan masukan energi bebas terus


menerus untuk tiga tujuan utama, yakni kerja mekanis
konstraksi otot dan gerakan sel lainnya , transfor aktif
molekul dan ion-ion serta sintesis makromolekul dan
biomolekul lainnya. Donor energi bebas untuk sebagian
besar proses yang memerlukan energia dalah ATP. Peran
ATP sebagai pengemban energi terpusat pada bagian
trifosfatnya. Itulah sebabnya ATP adalah molekul kaya
energi karena unit trifosfatnya mengandung dua ikatan
fosfoanhidrida. Jumlah energi yang dilepaskan oleh reaksi
penguraian ATPmenjadi ADP dan fosfat (Pi) di dalam sel
hidup belum dapat diketahui dengan pasti. Penentuan
jumlah energi ini dilakukan.
lanjutan

• dengan mengukur perubahan energi bebasnya


(∆G), yaitu perbedaan antara jumlah energi bebas
senyawa hasil reaksi dan jumlah energi bebas
senyawa pereaksi. Menentukan ∆G dapat
dilakukan dengan menghitung ∆G° (perubahan
energi bebas baku) dari persamaan reaksi
hidrolisis ATP menjadi ADP (adenosindifosfat) dan
ortofosfat (Pi) atau ketika ATP dihidrolisis
menjadiAMP (adenosin monofosfat) dan
pirofosfat (PPi).
ATP + H2O ======= ADP + Pi + H+ ∆G° = -7.3kkal/mol
ATP + H2O ======= AMP + PPi + H+∆G° = -7.3kkal/mol
lanjutan

• ∆G° = (G°ADP + G°Pi) - (G°ATP + G°H2O), dimana G°adalah hargatetap energi bebas baku
untuk komponen reaksi tersebut.Hubungan antara ∆G° dan ∆G pada suhu dan tekanan
yangtetap ditunjukkan dengan persamaan
[ADP] [Pi]
∆G =∆G° + RT 1n ---------------------
[ATP] [HOH]
Pada keadaan keseimbangan reaksi hidrolisis ATP,∆G = 0,sehingga persamaan menjadi :
[ADP] [Pi] [ADP] [Pi]
0=AG° + RT1n --------------------- Atau AG°
=RT1n ---------------------
[A[ATP] [H2O] [ATP] [H2O]
Di dalam percobaan yang sebenarnya, penentuan hargatermodinamika tersebut
merupakan penentuan menurut pengamatan atau penglihatan,yang koreksinya
diperhitungkan terhadap penyimpangan dari keadaan ideal yang disebabkan oleh berbagai
faktor, sepertikonsentrasi dan kekuatan ion dalam larutan. Dengan demikian bentuk
persamaannya menjadi
AG°' - RT ln [ADP] [Pl] /[ATP] atau ∆G°'= - RT ln K'eq [ATP]
[HOH]
LANJUTAN

• atau ∆G°' = - 2 303 RT log K'eq,dimana K'eq adalah tetapan keseimbangan


reaksi hidrolisis ATP tersebut menurut pengamatan, R = tetapan gas =
1,987 kalori per grammolekul perderajat Kelvin (R = 1,987 kal mol-' K -
1), dan T = temperatur dalam derajat Kelvin.Dalam praktek, penentuan
K'eq secara langsung sukar dilakukan karena reaksi keseimbangan
hidrolisis ATP berlangsung jauh kekanan sehingga sukar untuk mengetahui
titik yang tepat untuk terjadinya keseimbangan dan harga yang pasti dari
konsentrasi komponen pereaksi dari hasil reaksinya (ATP, ADP, dan Pi).
Oleh karena itu untuk memudahkan penentuan perubahan energ
itersebut dipakai suatu cara dengan melibatkan komponen keseimbangan
reaksi dalam dua reaksi yang berurutan yangmempunyai perubahan
energi bebas baku lebih kecil, yaitu:
lanjutan

• Heksokinase
ATP + glukosa ====ADP + glukosa 6-fosfat
K'eq= 661,∆G°' = - 4,0 kkal mol-1
• Glukosa 6-fosfatase
Glukosa 6-fosfat + H2O ====== Glukosa + Fosfat
K'eq= 171,∆G2°' = -3,3 kkal mol-1
• Jumlah kedua persamaan reaksi ini adalah
ATP + H2O ==== ADP + Pi
• dan perubahan energi bebas baku hidrolisis ATP,
∆G°'ATP =∆G1°'+∆G2°' = - 4,0 + (- 3,3) = - 7,3 kkalmol-I
• Cara lain untuk menentukan ∆G°'ATP adalah dengan menggunakan
persamaan reaksi yang berikut.
ATP + glutamat + NH3===== ADP + Pi +glutamin
lanjutan

• ∆G°' dalam reaksi keseimbangan yang dikatalisis oleh glutamin sintetase ini
dapat ditentukan karena tetapan keseimbangannya mudah diukur (konsentrasi
dari tiap komponen reaksi keseimbangan, ATP, glutamat, NH3, ADP, Pi, dan
glutamin, mudahdiukur).∆G°' untuk reaksi ini adalah - 3,9 kkal mol-1, Reaksi ini
dapat dianggap terdiri dari dua persamaan reaksi, Yang pertama adalah reaksi
eksergonik hidrolisis ATP, dan yang kedua adalah reaksi endergonik pembentukan
glutamin dari glutamat.
ATP + H20====ADP + Pi∆G°'ATP
glutamat + NH3==== Glutamin + H2O∆G°' = + 3,4 kkal
mol-'
Jumlah kedua reaksi di atas adalah
ATP + glutamat + NH3==== ADP + Pi + Glutamin
∆G°' =- 3,9 kkal mol-1
Maka -3,9 kkal mol-1=∆G°'ATP+(+3,4 kkal mol-1)
∆G°' ATP=- 7,3 kkal mol-1
Lanjutan

• Dengan cara pengukuran dan perhitungan yang sama


diketahui pula perubahan energi bebas baku dari
hidrolisis ADP dan AMP,yaitu
ADP + H2O ==== AMP + Pi∆G°' = -7.3kkal mol-1
AMP + H2O ==== Adenosin + Pi∆G°' = - 3,4kkal mol-1
Perlu diketahui bahwa ikatan antara kedua gugus
fosfatyang berdekatan pada molekul ATP dan ADP
adalahikatananhidrid , sedang ikatan antara gugus
fosfat dengan ribosa padaAMP adalah ikatan ester .
Pada umumnya hidrolisis ikatan anhidrid mempunyai
energi bebas baku negatif yang lebih besar dari pada
ikatan ester.
LANJUTAN

Ternyata berbagai pengukuran dalam percobaan


dilaboratorium yang berbeda menghasilkan∆G°' ATP yang
berbeda pula, yaitu, harga antara -7 dan -8 kkal mol-1. Hal
inidisebabkan karena adanya perbedaan faktor yang
mempengaruhi pengukuran tersebut, seperti cara analisis,
suhu, pH, dan konsentrasi Mg2+ . Namun hal ini tidak
merupakan masalah yang berarti dalam peranan ATP sebagai
alat angkut energi, karena yang penting bukannya harga
mutlak∆G°' ATP melainkan hargarelatif ∆G°'dalam hidrolisis
senyawa donor gugus fosfat ke ADPdan harga ∆G°' senyawa
penerima fosfat yang terbentuk dari pemindahan gugus fosfat
ATP ke berbagai senyawa penerima tersebut (Tabel 6.1)
lanjutan

Senyawa kimia A G°'(kkal/mol)

Fosfoenolpiruvat -14,80
3-Fosfogliseroil fosfat -11,80
Fosfokreatin -10,30
Asetil fosfat -10,10
Fosfoarginin -7,70
ATP -7,30
Glukosa-1-fosfat -5,00
Fruktosa-1-fosfat -3,80
Glukosa-6-fosfat -3,30
Gliserol-1-fosfat -2,20
lanjutan

• Berbagai senyawa lain pada sistem biologi


mempunyai potensi fosforil yang tinggi. Beberapa
diantaranya seperti fosfoenolpiruvat, asetil fosfat dan
kreatin fosfat mempunyai potensial pemindahan
fosfat yang lebih tinggi dari pada ATP. Ini berarti
bahwa fosfoenolpiruvat dapat memindahkan
gugusfosforilnya ke ADP untuk membentuk ATP. Hal
ini adalah salah satu cara pembentukan ATP pada
pemecahan gula. Sangat berarti bahwa ATP
mempunyai potensial transfer fosforil yang berada
ditengah diantara molekul terfosforilasi lainnya.
lanjutan

Dasar struktur kimia dalam hidrolisis senyawa berenergi


tinggi.Berbagai faktor struktur kimia menunjang besarnya
perubahanenergi bebas hidrolisis senyawa (fosfat) berenergi
tinggi:
• (1) Jumlah bentuk resonansi struktur hasil reaksi hidrolisis
lebih banyak daripada jumlah bentuk resonansi struktur
pereaksi.Dalam hal ini proses hidrolisis mengakibatkan
naiknya energiresonansi dan menurunnya energi bebas dari
reaksi karenastruktur hasil reaksi mempunyai energi bebas
yang lebih kecil(lebih mantap) daripada struktur pereaksi.
Sebagai contoh,gugus karboksil asetat dan struktur fosfat
anorganik (Pi)mempunyai jumlah bentuk resonansi yang lebih
besar daripadastruktur asetilfosfat.
lanjutan

• 2) proses hidrolisis mengakibatkan turunnyatolakan elektrostatik yang


terjadi dalam struktur molekul.
• 3) Terjadinya mekanisme tautomerisasi keto-enolpada strukturhasil
reaksi, tetapi tidak pada struktur pereaksi, yang merupakan faktor
penting yang menunjang besarnya perubahan energi bebas dari
hidrolisis suatu senyawa berenergi tinggi seperti fosfoenolpiruvat.
• 4) Hidrolisis menghasilkan senyawa hasil reaks idengan tanda muatan
yang sama seperti pada hidrolisis ATPpada pH 7,0 menghasilkan ADP dan
Pi. 5) Faktor lainnya yangberhubungan dengan perbedaan konfigurasi
elektron antara struktur hasil reaksi dan struktur pereaksi adalah adanya
sifat hidratasi yang lebih besar pada hasil reaksi dibandingkan dengan
pereaksi. Misalnya pada hidrolisis ATP, ADP dan Pi mempunyai sifat
berhidratasi lebih besar dari pada ATP sehingga reaksi berlangsung lebih
besar lagi ke kanan.
Proses transfer ATP
Pada umumnya, senyawa fosfat di dalam sel
dapat dibagimenjadi dua golongan senyawa
berenergi, senyawa fosfat berenergi tinggi dan
senyawa fosfat berenergi rendah. Hal ini tergantung
dari besarnya harga negatif ∆G°' nya yang
dibandingkan dengan∆G°'ATP. Senyawa fosfat
berenergi tinggi seperti gliseroil fosfat dan
fosfoenolpiruvat (senyawa antara dariglikolisis)
mempunyai ∆G°' hidrolisis lebih negatif daripada
∆G°'ATP (Tabel 1). Sedangkan senyawa fosfat
berenergi rendah seperti glukosa 1-fosfat dan
fruktosa 1-fosfat, mempunyai ∆G°'hidrolisis kurang
LANJUTAN

Di samping itu ada satu golongan lainnya yang


termasuk senyawa berenergi tinggi dan berperan
sebagai cadangan energikimia dalam sel otot,
yaitufosfokreatin dan fosfoarginin.Kedua senyawa
fosfat berenergi tinggi ini terbentuk langsung dengan
perantaraan enzim dari ATP bila konsentrasi ATP di
dalam sel cukup besar (berlebih). Dalam hal ini
meskipun∆G°' hidrolisisfosfokreatin dan fosfoarginin
lebih negatif daripada ∆G°' ATP reaksi berlangsung ke
kanan karena terdapatnya konsentrasi ATP yang
berlebih di dalam sel. Reaksi akan berlangsung ke kiri
bila proses metabolisme dalam sel memerlukan ATP.
LANJUTAN
Di dalam metabolisme energi, gugus fosfat
dipindahkan darisenyawa fosfat berenergi tinggi ke
ADP, membentuk ATP.Selanjutnya ATP memindahkan
gugus fosfatnya ke senyawapenerima fosfat,
membentuk ADP dan senyawa fosfat
berenergirendah. Dalam hal ini sistem ADP-ATP
berperan sebagaipenghubung utama antara senyawa
fosfat berenergi tinggi dansenyawa fosfat berenergi
rendah. Pemindahan gugus fosfat dari 3-fosfogliseroil
fosfat ke ADP dikatalisis oleh enzim3-
fosfogliseratkinase.
LANJUTAN

Perubahan energi bebas baku (∆G°' ) untuk reaksi


ini adalah - 4,5 kkal mol-' . Dalam proses ini terjadi
pemindahan energi kimia dari 3-fosfogliseroil fosfat
ke ADP, yang disimpan dalam bentuk ATP. Karena
∆G°' hidrolisis 3-fosfogliseroil fosfatadalah -11,8 kkal
mol-1, maka jumlah energi bebas yang dipakai untuk
memindahkan gugus fosfat ke ADP adalah ( -4,5 -
11,8 ) x100% = 38%. Sedangkan sisanya, 100 – 38 =
62%, disimpan dalam bentuk ATP.
LANJUTAN

Hal yang sama terjadi pada pemindahan


gugus fosfat darifosfoenolpiruvat ke ADP yang
dikatalisis piruvat kinase. Reaksiyang terdiri
dua tahap ini mempunyai ∆G°' = - 7,5
kkal/mol.Dengan cara perhitungan diatas
jumlah energi bebas baku yang disimpan
dalam bentuk ATP dan yang dipakai untuk
proses pemindahan dapat diketahui.
Piruvat kinase
Fosfoenolpiruvat + ADP ====== Piruvat + ATP
LANJUTAN

Dalam peranannya sebagai pembawa enegi, ATP


dapat memindahkan gugus fosfat ujungnya dengan
perantaraan enzimkeberbagai molekul penerima
fosfat seperti glukosa (dikatalisisoleh glukokinase)
dan gliserol (dikatalisis oleh gliserol kinase).
ATP + D-glukosa=====ADP + D-glukosa 6-fosfat.
ATP + gliserol ===== ADP + gliserol 3-fosfat.
Kedua reaksi ini mempunyai harga ∆G°' negatif
sehingga reaksiberlangsung ke kanan.
LANJUTAN

Keadaan sebenarnya yang terjadi di dalam sel adalah


bahwakonsentrasi senyawa pereaksi dan hasil reaksi seringkali
tidaksama dengan 1 M. Jadi perubahan energi bebasnya tidak
menunjukkan harga baku. Dalam hal ini berlangsungnya
suatureaksi keseimbangan ke kiri atau ke kanan tidak
ditentukan olehharga negatif ∆G°', tetapi tergantung dari
besarnya konsentrasisenyawa tersebut. Sebagai contoh, suatu
reaksi keseimbangan.
A=== B ∆G°' = - 4 kkal mol-‘
dapat berlangsung ke kiri bila konsentrasi B berlebih (besar),
ataubila A secara sinambung dikeluarkan dari sistem dengan
cara mereaksikannya dengan senyawa dari sistem reaksi lain.
LANJUTAN
Sistem ATP-ADP-AMP disebut pula sistem
adenilat .Penguraian ATP menjadi ADP dan Pi berlangsung
pada reaksi yangmemerlukan energi. Beberapa reaksi lainnya
memakai energi daripenguraian ATP menjadi AMP dan PPi
(pirofosfat), seperti pada tahap reaksi penggiatan asam lemak
menjadi ester koenzim-Aasam lemak. Penguraian PPi menjadi
2 Pi dikatalisis oleh pirofos-fatase, mendorong reaksi
berlangsung ke kanan. Selanjutnya Pidapat dipakai untuk
regenerasi ATP dari ADP. Sedangkan AMPdapat diubah
menjadi ADP dengan enzim adenilat kinase dan ATP.
ATP + AMP ===== ADP + ADP
LANJUTAN

ATP, ADP, dan AMP di dalam sel bersama-sama


membentuk suatupersediaan energi,
disebut persediaan adenilat atau sistemadenilat.
Bila semua adenin nukleotida berada dalam
bentukATP, sistem adenilat dikatakan penuh dengan
gugus fosfatsedangkan bila semua adenin nukleotida
berada dalam bentukAMP, sistem adenilat disebut
kosong dengan gugus fosfat.Keadaan persediaan
energi ini disebut muatan energi dimana:
[ADP] + [ATP]
Muatan Energi = ½ ---------------------------
LANJUTAN

Jadi dalam keadaan penuh (tak ada AMP dan ADP), muatanenergi =
1, sedangkan dalam keadaan kosong (tak ada ADP danATP), muatan energi
= 0. Pada keadaan setengah penuh, semua berada dalam bentuk ADP (tak
ada AMP dan ATP), muatan energi = ½ .Muatan energi merupakan faktor
utama dalam pengaturan metabolisme di dalam sel, khususnya dalam
mengatur katabolisme (reaksi penghasil ATP) dan anabolisme
(reaksipemakai ATP). Seperti terlihat pada Gambar 6.5 makin besarmuatan
energi di dalam sel, makin berkurang laju katabolismedan makin
bertambah besar laju anabolisme.Muatan energi merupakan faktor utama
dalam pengaturanmetabolisme di dalam sel, khususnya dalam mengatur
katabolisme (reaksi penghasil ATP) dan anabolisme (reaksipemakai ATP).
Seperti terlihat pada Gambar 6.5, makin besar. muatan energi di dalam
sel, makin berkurang laju katabolis medan makin bertambah besar laju
anabolisme.
lanjutan

Jalur penghasil atp


Kec
relatif Jalur pemakai atp
0 0,25 0,50 0,75 1,0

Gambar 6.5 Efek muatan energi terhadap kecepatan


Relatif jalur katabolisme ( penghasil atp) dan proses
Anabolisme pemakai energi.
lanjutan

Sebaliknya bila sel dalam keadaan muatan energi normal,harus


melakukan kerja , maka ATP akan dihidrolisis sehingga konsentrasi ATP
mula mula menurun dan ADP naik. Perubahan ini merupakan isyarat yang
merangsang laju reaksi katabolisme seperti glikolisisdan pernafasan. Bila
kerja ditiadakan dari sistem, konsentrasi ATP naik dan ADP menurun, laju
reaksi katabolisme akan dihambat. Dengan demikian pengaturan sintesis
ATP di dalam sel berlangsung dengan adanya pengaruhATP, ADP dan AMP
sebagai pengatur enzim alosterik yang berperan dalam proses anabolisme
dan katabolisme.Muatan energi sebagian besar sel berada dalam
rentangan0.80 sampai 0.95. Indeks alternatif untuk status energi
adalah potensi fosforilasi yang didefinisikan sebagai :
[ATP]
Potensi fosforilasi = ---------------
[ADP] [Pi]
Potensi fosforilasi berbeda dengan muatan energi, tergantung
padakonsentrasi Pi dan berhubungan langsung dengan energi bebasyang

Anda mungkin juga menyukai