Anda di halaman 1dari 38

KINETIKA

MATA KULIAH KEAHLIAN


FARMASI FISIKA

FITH KHAIRA NURSAL, MSi.,Apt.


FARMASI-UHAMKA
Tujuan Perkuliahan

 Memahami dan mengetahui identifikasi


senyawa obat yang mengalami penguraian
 Mengetahui proses penguraian dalam
beberapa tingkat/orde reaksi, serta menentukan
konstanta laju reaksi
 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
penguraian obat
Bahasan:
 Laju dan orde reaksi
 Pengaruh temperatur dan faktor lain tenrhadap laju
reaksi
 Kinetika obat
Kata Kunci:
 Obat dapat terurai dalam bentuk padat maupun cairan
 Penguraian obat dapat diprediksi melalui struktur
spesifik senyawa kimia
 Penguraian dapat diminimalkan melalui optimasi
formula dan penyimpanan yang tepat

3
KINETIKA PENGURAIAN

Laju dan orde reaksi


Laju : kecepatan reaksi
- dC/dt (+ : penambahan/ - : pengurangan konsentrasi terhdp.waktu)
- perhitungan mol ekivalen senyawa
Orde reaksi : konstanta laju
- fungsi konsentrasi reaktan stlh di pangkatkan
- membentuk garis lurus
- orde tingkat nol, satu, dua
Konstanta laju spesifik

4
 Kinetika orde tingkat nol
- dekomposisi pd laju konstan; tdk bergantung dr konsentrasi
reaktan
- persamaan : dC/dt = k0; integrasi : C = k0 t
- hasil plot jumlah terurai terhadap waktu membentuk garis lurus;
slope = k0 (C/ waktu)
- reaksi penguraian solid dan suspensi; kinetika orde nol
 Kinetika orde tingkat satu
- laju bergantung konsentrasi reaktan
- persamaan : dC/dt = k1 (a-x)
- k1 = 2,303/t . log a/(a-x) ; ln Ct = ln C0-kt
- slope : -2,303/k1; k = 1/waktu
- waktu paruh (t1/2) = 0,693/kt

5
 Kinetika orde tingkat dua
- laju bergantung pd konsentrasi 2reaktan ; A dan B
- persamaan : dx/dt = k2 (a-x)(b-x); a dan b merupakan
konsentrasi inisial reaktan A dan B
- slope : 2,303/k2(a-b); k = 1/C.t
- waktu paruh bergantung pd konsentrasi inisial tiap reaktan ;
penurunan persamaan yg panjang

Reaksi kompleks
Reaksi simultan disebabkan satu atau dua tahap reaksi penguraian;
- Reaksi reversibel
- Reaksi paralel
- Reaksi seri

6
Penentuan orde reaksi
 Metode substitusi
- substituei data hasil reaksi ke dlam btk integral
persamaan
- didapatkan laju (k) konstan
 Metode grafik
- data di plot dlm btk grafik
- hasil garis lurus; bergantung persamaan
 Metode waktu paruh
- persamaan data waktu paruh; bergantung konstanta
orde masing2 reaksi

7
Pendahuluan
 Parameter kestabilan obat : kadar obat
 Kadar obat berkurang karena adanya penguraian akan
mengakibatkan berkurangnya potensi sehingga obat
dikatakan tidak stabil

 Kinetika : mekanisme dan Laju reaksi

 Laju reaksi penguraian dpt dihitung pd berbagai kondisi


sehingga dpt diperoleh kondisi optimum kestabilan obat
 reaksi penguraian dpt dikendalikan secara terkontrol
sehingga kadar zat aktif dlm sediaan dijamin msh memenuhi
spesifikasi yg ditetapkan selama usia guna sediaan
Penguraian senyawa obat dapat terjadi melalui proses berikut:
 Hidrolisa

-golongan obat yg mengalami hidrolisis : senyawa ester, amida,


laktam, imida atau gugus karbamat
- penguraian yg terjadi akibat adanya air dan dikatalisis oleh ion
hidrogen (katalisis asam) dan ion hidoksil (katalisis basa)
- sering disebut reaksi solvolisis, penguraian yg plng sering terjadi
larutan dapat distabilkan melalui formulasi pada pH optimal (exp
: pilokarpin), menghilangkan pelarut air/menggunakan pelarut
campur (exp : dry syrup, eliksir), metode kompleksasi (exp :
epinefrin dan bilirubin), kekuatan ion

contoh : hidrolisis aspirin menghasilkan asam salisilat dan asam


asetat, merupakan reaksi orde pertama, mudah terhidrolisa pd
pH >10

9
 Oksidasi
-merupakan reaksi berantai ; perpindahan atom elektropositif,
senyawa radikal bebas, hilangnya elektron secara reversibel
- Reduksi  penambahan elektron pd molekul
- Radikal bebas : molekul/atom yg mgd 1/lebih elektron tidak
berpasangan (exp : R, OH, dan molekul oksigen O-O) yg cenderung
menarik elektron dari zat lain
- Dikatalisis oleh logam berat, cahaya dan panas
- mekanisme dasar : autooksidasi dan reaksi oksidasi-reduksi tanpa
melibatkan oksigen (dpt diprediksi dgn menggunakan nilai potensial
oksidasi standar)
- reaksi autoksidasi: merupakan reaksi berantai yg tdd inisiasi (tbntuk
radikal bebas), propagasi (radikal bebas berikatan dgn molekul
oksigen⇒hidroperoksida) dan terminasi (hidroperoksida pecah⇒seny
aldehid, keton dan as lemak rantai pendek⇒bau tengik)

10
- faktor yg mempengaruhi laju reaksi autoksidasi : tingkat kejenuhan
ikatan, suhu, logam berat, wujud zat yg teroksidasi, oksigen
- co seny yg mengalami oksidasi :steroid,sterol, lemak tidak jenuh,
dll
- formulasi; penyimpanan, antioksidan, mengganti udara dgn gas
inert, pengaturan pH, pe+an seny sinergis (as sitrat, EDTA), suhu
- Jenis antioksidan : antioksidan primer dan senyawa pereduksi

> Antioksidan primer mengganggu tahap propagasi⇒radikal bebas


yg tdk cukup aktif untuk terjadinya reaksi berantai, digunakan untuk
menstabilkan senya yg mengalami autoksidasi
> Senyawa pereduksi digunakan untuk mencegah reaksi autoksidasi
dan oksidasi-reduksi biasa, bekerja dgn cara teroksidasi terlebih dulu
dr seny obat
> antioksidan primer : vit e, propil galat, BHT, BHA
antioksidan seny pereduksi : vit c, na metabisulfit, na tiosulfat
 Photochemical/fotolisis
-penguraian akibat terpapar sinar radiasi
elektromagnetik
- mekanisme penguraian : penguraian fotokimia primer
(molekul obat sendiri menyerap energi dr sumber
radiasi, dpt diketahui dr gugus kromofor yg ada di
struktur molekul dan dr spektrum UV-Vis pd  rendah),
penguraian fotokimia sekunder/fotosensitizer (eksipien
yg menyerap energi kemudian ditransfer ke molekul
obat⇒memicu terjadinya penguraian obat)
conth.: hidrokortison, prednisolon, riboflavin, vit.C
- penyimpanan, penggunaan produk, pemilihan wadah
 Isomerisasi
-perubahan bentuk optical atau geometrik; mengurangi aktifitas
terapetik
- reaksi isomerisasi : rasemisasi (konversi satu bentuk
enansiomer menjadi camp kesetimbangan 2 enansiomer),
epimerisasi (berubahnya konfigurasi substituen pd suatu atom
C asimetris), mutarotasi (perubahan spontan rotasi dr larutan
suatu obat yg baru dibuat, zat optis aktif)
conth.: adrenalin (epinefrin: rasemisasi dlm lar.asam),
tetrasiklin (epimerisasi), dll

 Polimerisasi
- pembentukan kompleks dari dua atau lebih yg membentuk
seny.kompleks
- conth.: amino-penisilin; Na.ampisilin dlm larutan air
Kinetika
 Study tentang laju reaksi,
mekanisme reaksi serta perubahan
konsentrasi reaksi ( produk)
sebagai fungsi dari waktu.
 Reaksi dapat berlangsung dengan
waktu yang sangat bervariasi, ada
yang sangat cepat (pembakaran)
atau waktu yang lama seperti
penuaan, pembentukan batu bara
dan beberapa reaksi peluruhan
radio aktif
KINETIKA PENGURAIAN
Orde reaksi : konstanta laju
- fungsi konsentrasi reaktan stlh di
pangkatkan
- membentuk garis lurus
- orde tingkat nol, satu, dua
Konstanta laju spesifik : perubahan
konstanta laju spesifik berkaitan
dgn perubahan dlm kemiringan
garis yg diberikan oleh persamaan
laju
Kinetics
Laju dan orde reaksi
fungsi:
 Memprediksi kondisi penyimpanan
sehingga bentuk sediaan tetap
stabil
 Memprediksi umur simpan
Persamaan Laju dan
komponennya
 reaksi umum:
aA + bB + ...  cC + dD + ...
 Persamaan lajunya berbentuk
Laju = k[A]m[B]n
 Konstanta proporsionalitas ( k) ;konstanta laju dan
karakteristik untuk reaksi pada suhu tertentu
serta tidak berubah saat reaksi terjadi
 m dan n :orde reaksi; didefinisikan sejauhmana
laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi masing-
masing reaktan
 Komponen persamaan laju: laju, orde reaksi dan
konstanta laju harus ditentukan berdasarkan
eksperimen bukan berdasarkan persamaan
stoikiometris yang seimbang
KINETIKA PENGURAIAN

Laju dan orde reaksi


Laju : kecepatan reaksi
- dC/dt (+ : penambahan/ - : pengurangan konsentrasi terhdp.waktu)
Reaksi :
A  B
Bila jumlah obat A berkurang dengan bertambahnya waktu (reaksi
berjalan searah dengan tanda), maka laju reaksi dapat dinyatakan
sbg:
-dA/dt
Apabila jumlah B bertambah dengan bertambahnya waktu, maka laju
reaksi dinyatakan sbb :
+dB/dt
- perhitungan mol ekivalen senyawa

18
Faktor yang mempengaruhi laju
reaksi

 Pada kondisi tertentu masing-


masing reaksi memiliki
karakteristik laju masing-masing
yang ditentukan oleh sifat kimia
reaktan
Pada suhu kamar:
H2(g) + F2(g)  2HF(g) sangat cepat
3H2(g) + N2(g)  2NH3(g) sangat
lambat
( lanjutan…..)
 Konsentrasi: molekul-molekul harus bertumbukan agar
terjadi reaksi dalam konteks ini laju reaksi
proporsional dengan konsentrasi reaktan
 Keadaan fisik: molekul-molekul harus bercampur agar
dapat bertumbukan
 Temperatur: molekul harus bertumbukan dengan
energi yang cukup untuk bereaksi
 Faktor-faktor lain, : pH, pelarut, ion strengh
ORDER REACTIONS
 Zero order reaction
Ct = Co - kot
 First order reaction
lnCt= ln Co - kt
 Second order reaction
1/Ct = 1/Co + kt
 Kinetika orde tingkat nol
- dekomposisi pd laju konstan; tdk bergantung dr
konsentrasi reaktan
- persamaan : dC/dt = -k0;
integrasi : Ct = C0 - k0 t
- hasil plot jumlah terurai terhadap waktu
membentuk garis lurus; slope (kemiringan garis)
= -k0
- k = mol volume -1 waktu-1
- waktu paruh (t1/2) = C0/2k0
reaksi penguraian solid dan suspensi; kinetika
orde nol
22
 Kinetika orde tingkat satu
- laju bergantung konsentrasi reaktan
- persamaan : dC/dt = -k1 (a-x)
- k1 = 2,303/t . log a/(a-x);
ln Ct = ln C0-kt; slope = k
log Ct = log C0 – (k/2,303)t;
slope = -(k/2,303)
- k = waktu-1
- waktu paruh (t1/2) = 0,693/k

23
 Kinetika orde tingkat dua
- laju bergantung pd konsentrasi 2reaktan ; A dan B
- persamaan : dx/dt = k2 (a-x)(b-x); a dan b merupakan
konsentrasi inisial reaktan A dan B
- Jika A dan B dlm konsentrasi yg sama maka a = b
x/[a(a – x)] = kt; slope = k
k = (1/at) (x/(a – x))
t1/2 = 1/ak
- Jika A dan B tdk sama konsentrasinya, maka :
k = {2,303/[t(a – b)]}.log{[b(a – x)]/[a(b – x)]}
slope : [(a – b)k]/2,303
- k = volume waktu-1 mol-1
- waktu paruh bergantung pd konsentrasi inisial tiap reaktan ;
penurunan persamaan yg panjang

24
Reaksi kompleks

Reaksi simultan disebabkan satu atau dua tahap


reaksi penguraian;
- Reaksi reversibel, merupakan proses orde pertama,
menggambarkan berkurangnya reaktan untuk
membentuk produk dan beberapa hasil produk
berubah kembali menjadi reaktan, menunjukkan
terjadinya kesetimbangan antara reaktan dan hasil
produk ⇒ konsentrasi reaktan dan hasil produk tidak
berubah tiap saat,
ex: isomerisasi tetrasiklin
- Reaksi paralel/reaksi samping, berkaitan
dgn seny organik, merupakan reaksi
katalis asam-basa,
ex: prednisolon, hidrokortison
- Reaksi seri/berurutan, merupakan reaksi
umum radioaktif dimana isotop induk
meluruh dgn proses orde pertama
menjadi isotop anaknya dan demikian
seterusnya,
ex: penguraian glukosa

26
Penentuan orde reaksi
 Metode substitusi
- substitusi data hasil reaksi ke dlam btk integral
persamaan
- didapatkan laju (k) konstan

 Metode grafik
- data di plot dlm btk grafik
- hasil garis lurus; bergantung persamaan

 Metode waktu paruh


- persamaan data waktu paruh; bergantung konstanta
orde masing2 reaksi
1. Metode Grafik
 Plot data dalam bentuk grafik sesuai
persamaan pada tiap orde raksi
 Jika konsentrasi diplot terhadap t dan
didapat garis lurus, reaksi adalah orde nol
 Jika log Ct/ln Ct diplot terhadap t dan
didapat garis lurus, reaksi adalah orde satu
 Jika 1/log Ct diplot terhadap t dan didapat
garis lurus, reaksi adalah orde dua
 Linearitas hubungan antara kadar atau log
kadar atau 1/kadar dengan waktu dapat
juga ditentukan dengan membuat
persamaan regresi sehingga diperoleh
koefisien regresi (r). Harga r yang lebih
sama dengan ± 1, menunjukkan orde reaksi
dimaksud.

29
2. Metode Substitusi
 Data yang terkumpul dari hasil pengamatan
jalannya suatu reaksi disubstitusikan ke dalam
bentuk integral dari persamaan berbagai orde
reaksi.
 Jika persamaan itu menghasilkan harga k yang
konstan dalam batas-batas variasi percobaan,
maka reaksi dianggap berjalan sesuai dengan
orde tersebut
3. Metode Waktu Paruh
 Hubungan antara waktu paruh suatu reaksi
dengan konsentrasi seluruh reaktan sama
adalah :
 t½ ~ 1 / (aⁿ-1) dimana a adalah konsentrasi
awal dan n adalah orde reaksi
 Jika dua reaksi berjalan pada konsentrasi awal
yang berbeda a1 dan a2, maka waktu paruh
t½(1) dan t½(2) dihubungkan sbb :
 n = { [Log t½(1) / t½(2)] / Log (a2/a1) } + 1
 Grafik waktu paruh didapatkan dengan
memplot a terhadap t pada dua konsentrasi
awal yang berbeda atau dua konsentrasi
selama reaksi satu arah, dan pembacaan
waktu saat ½a1 dan ½a2. Harga waktu paruh
dan konsentrasi awal kemudian disubstitusi
ke dalam persamaan diatas.

32
Faktor yang mempengaruhi stabilitas sediaan cair
 pH; hidrolisis
 Suhu; pers. Arhenius
 Kekuatan ion; elektrolit
 Efek pelarut; konstanta dielektrik
 Oksigen
 Cahaya

33
Faktor yang mempengaruhi stabilitas sediaan
padat
 Kelembaban; senyawa larut air, wadah
 Eksipien; inetraksi kimia, penambahan air
 Suhu
 Cahaya dan oksigen

34
Pengaruh Temperatur

 Persamaan yang menyatakan hubungan ini


adalah persamaan Arrhenius
Pengaruh Temperatur
 Bentuk lain persamaan Arrhenius:

Jika ln k diplot terhadap 1/T maka akan didapat garis lurus


dengan nilai tangensial –Ea/R
Energi Aktivasi
Energi yang dibutuhkan oleh suatu molekul untuk dapat
bereksi
Persamaan Arrhenius
k  Ae  Ea / RT
Ea  1 
ln k  ln A   
R T 
Ea  1 
ln k 2  ln A   
R  T2 
Ea  1 
ln k1  ln A   
R  T1 
k2 Ea  1 1 
ln    
k1 R  T2 T1 
ORDE NOL
Contoh Soal :
Laju penguraian 0,056 M zat x diketahui sbb :
C
t Waktu (jam) Kadar
tertinggal (M)
0,5 0,0552
t 2 0,0531
ORDE PERTAMA 3 0,0518
6 0,0502
8 0,0478
Log Ct 10 0,0431
12 0,0409
Tentukan orde reaksinya berdasarkan metode grafik !
t Jika dari soal di atas, kadar awal 0,056 M.
ORDE Tentukan orde reaksinya berdasarkan metode grafik !
KEDUA
1/Ct

Anda mungkin juga menyukai