Anda di halaman 1dari 13

REAKSI

ENDORGENIK DAN
EKSORGENIK
REAKSI ENDORGENIK DAN
EKSORGENIK DALAM METABOLISME
Reaksi endergonik adalah reaksi yang menyerap energi dari lingkungan, sementara reaksi eksergonik
melepaskan energi ke lingkungan. Setiap ikatan kimia yang terbentuk selama reaksi endergonik cenderung
lebih lemah dari ikatan kimia yan
Reaksi eksergonik melepaskan energi yang digunakan untuk aktivitas sel. Energi yang dilepaskan selama
reaksi eksergonik dengan memecah ikatan kurang stabil dan membentuk ikatan kimia lebih stabil.g terbentuk
selama reaksi eksergonik.

Kebanyakan reaksi eksergonik, seperti dalam respirasi sel dan metabolisme sel, terjadi secara spontan.
Sedangkan reaksi endergonik tidak terjadi secara spontan; mereka membutuhkan energi aktivasi. Sumber luar
harus memberikan masukan energi. Setiap reaksi kimia yang terjadi dalam organisme meliputi pemecahan
ikatan dalam satu molekul dan pembentukan ikatan baru.
Pada metabolisme sel, reaksi anabolik adalah reaksi di mana energi
digunakan dan molekul yang dibentuk, yang merupakan reaksi
endergonik. Contohnya adalah fotosintesis, ketika energi matahari diserap
untuk membuat glukosa dan oksigen dari air dan karbon dioksida.

Reaksi katabolic adalah reaksi dimana diberikan dan molekul dipecah,


adalah reaksi eksorgenik. Contohnya adalah respirasi sel, ketika glukosa
diubah menjadi karbondiokasida dan air.
Pengertian reaksi endorgenik
Reaksi Endergonik  adalah jenis reaksi yang memiliki energi bebas Gibbs yang positif. Energi bebas
Gibbs adalah potensi termodinamika yang digunakan untuk memprediksi apakah reaksi kimia spontan
atau non-spontan. Energi bebas Gibbs negatif menunjukkan reaksi spontan. Dalam kasus reaksi
endergonik, energi bebas Gibbs adalah nilai positif, yang menunjukkan itu adalah reaksi spontan.
Reaksi non-spontan juga dapat disebut sebagai reaksi yang tidak menguntungkan.
Energi bebas Gibbs dari reaksi endergonik adalah nilai positif ketika dihitung menggunakan hubungan
termodinamika berikut.
Reaksi eksorgenik
Reaksi Eksergonik adalah sejenis reaksi yang memiliki energi bebas Gibbs negatif. Ini menunjukkan bahwa
reaksi eksergonik adalah reaksi spontan karena reaksi spontan memiliki nilai negatif untuk energi Gibbs ketika
dihitung menggunakan hubungan termodinamika yang diberikan di bawah ini.

ΔG = ΔH – TΔS
Dalam reaksi eksergonik, energi dilepaskan ke sekitarnya. Oleh karena itu, produk memiliki energi yang lebih
rendah daripada reaktan. Karena alasan itu, perubahan entalpi adalah nilai negatif untuk reaksi eksergonik.
Entropi meningkat karena gangguan sistem. Menurut hubungan di atas, energi bebas Gibbs adalah nilai negatif.
Reaksi eksergonik termasuk reaksi eksotermik.
KESIMPULAN

Semua reaksi kimia yang terjadi di sekitar kita dapat


dikategorikan sebagai reaksi endergonik atau reaksi
eksergonik. Kedua jenis reaksi ini memiliki definisi dan
sifat yang berbeda. Perbedaan utama antara endergonik dan
eksergonik adalah bahwa reaksi endergonik membutuhkan
energi dari luar sedangkan reaksi eksergonik melepaskan
energi ke luar.
PERANAN ATP DALAM METABOLISME
Adenosin Trifosfat atau yang kita singkat dengan ATP adalah nukleotida yang mengandung energi kimia yang tersimpan
dalam ikatan fosfat berenergi tinggi. Jika mengulik mengenai namanya, ini karena senyawa ini adalah senyawa organik
yang terdiri dari adenosin (cincin adenin dan gula ribosa) dan tiga gugus fosfat.
◦ ATP ini disebut juga sebagai ‘mata uang’ energi universal untuk metabolisme. Hal ini disebabkan oleh peran ATP yang
melepaskan energi ketika dipecah (dihidrolisis) menjadi ADP (Adenosin difosfat), yaitu energi yang digunakan untuk
banyak proses metabolisme. ATP didapat dengan adanya proses ekstraksi yang dilakukan oleh sel-sel terhadap berbagai
molekul nutrisi seperti protein, karbohidrat dan protein, serta menggunakan energi kimia.
◦ Anda dapat menggunakan ATP untuk memenuhi salah satu kebutuhan energi. Sel membutuhkan energi untuk membuat
molekul besar, seperti misalnya hormon. Sel-sel otot menggunakan ATP untuk menghasilkan gerak. Ketika sel membuat
sebuah molekul hormon, itu memecah molekul ATP dan menggunakan energi untuk ikatan baru antara molekul yang lebih
kecil untuk menghasilkan satu yang lebih besar.
◦ Sebanarnya ATP memiliki fungsi untuk transportasi energi intraseluler untuk berbagai proses metabolisme termasuk
reaksi biosintetis, motilitas, dan pembelahan sel. Selain itu, ATP juga digunakan sebagai substrat oleh kinase yang
memfosforilasi protein dan lipid, dan dengan adenilat siklase untuk memproduksi AMP siklik.

ATP memiliki fungsi penting akhir dalam tubuh untuk sebagai sinyal seluler. Misalnya, karena sel-sel anda dapat
membakar nutrisi baik segera atau meyimpannya untuk digunakan kemudian, sel-sel menggunakan ATP untuk
membantu mereka menentukan yang harus mereka lakukan. Jika misalnya sel memiliki banyak ATP, ATP memberi
sinyal kepada sel untuk menyimpan nutrisi daripada membakar mereka. Namun, jika ternyata sel dalam keadaan
rendah ATP, sinyak tadi akan menunjukkan bahwa sel harus segera membakar nutrisi.
Pembentukan ATP terjadi melalui 3 jenis
proses yaitu
1.Fosforilasi Tingkat substrat

Contoh konkret proses ini adalah ketika proses glikolisis : perubahan Phospoenol piruvat menjadi asam piruvat dan pada siklus krebs
contohnya ketika perubahan suksinil CoA diubah menjadi Suksinat. Dalam kedua contoh ini terjadi fosforilasi di tingkat substrat, dan
terjadi pembentukan ATP dari ADP

2.Fosforilasi oksidatif(khemiosmosis)

Pembentukan ATP berlangsung ketika proses transport elektron. Contoh : setiap pasang elektron melalui rantai respirasi dari NADH—
O2 dihasilkan 3 ATP dari 3 ADP dan 3 Pi.

3.Fosforilasi fotosintetik

ATP Terbentuk ketika proses fotosintesis di dalam membrane tilakoid .


Bagaimana ATP bekerja di dalam sel ?

Ketika ATP terlarut dalam air, maka energi yang dilepaskan ATP memiliki
kemampuan untuk memanaskan air yang terdapat di sekelilingnya, bila ini terjadi di
dalam sel, tentu akan menjadi boros energi dan sangat membahayakan bagi kehidupan.
Oleh sebab itu sel merupakan bantuan enzim yang memiliki kemampuan mengikat energi
yang dihasilkan proses hidrolisis ATP dan membawa fosfat yang dihasilkan proses
tersebut ke lokasi yang membutuhkan energi. Senyawa penerima ATP ini disebut
terfosforilasi.

Bagaimana proses regenerasi ATP berlangsung ?


Suatu sel terus menerus menggunakan dan menghasilkan ATP. ATP ini dihasilkan dengan
menambahkan satu gugus fosfat pada ADP. Energi bebas yang diperlukan untuk
membentuk ATP tersebut berasal dari reaksi katabolic yang terjadi di dalam sel
berdasarkan reaksi :
ADP + Pi —-  ATP + H2O (DG = +7,3 kkal/mol dalam kondisi standar)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai