Anda di halaman 1dari 17

WRAP UP SKENARIO

BLOK BIOMEDIK II

“ Mahasiswa Tersesat di Gunung Raung ”

Kelompok : A.09
Ketua : Alaric Casta Rafi
Sekretaris : Fetricia Catherina
Anggota : 1. Alaric Casta Rafi ( 1102019009 )
2. Annisa Amelia ( 1102019023 )
3. Avia Nurul Azzahra (1102019037 )
4. Dafa Zenobia ( 1102019051 )
5. Dwi Wisnu Prasetyo ( 1102019065 )
6. Fetricia Catherina ( 1102019079 )
7. Hasyajogi Tiara Harahap ( 1102019093 )
8. Khaura Tsabitha Baraba ( 1102019107 )
9. Maygel Nahren ( 1102019121 )

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018/2019
Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21.424457
Daftar Isi

SKENARIO 3
KATA SULIT 4
PERTANYAAN 5
JAWABAN 6
HIPOTESIS 7
SASARAN BELAJAR 8
LO 1: Memahami dan menjelaskan sumber energi utama dan cadangan 9
LO 2 : Memahami dan menjelaskan metabolisme karbohidrat 9
LO 3: Memahami dan menjelaskan keseimbangan energi 9
Hasil Sasaran Belajar 10
Daftar Pustaka 11

2
SKENARIO
Sekelompok mahasiswa pecinta alam, tersesat saat melakukan pendakian Gunung Raung.
Perbekalan yang telah habis mengakibatkan mereka tidak makan selama 3 hari. Pada hari ke-5
mereka ditemukan warga dalam kondisi lemah dan tidak bertenaga. Tubuh mereka kehabisan
cadangan glukosa untuk sumber energi. Mereka dibawa ke RS, kemuadian diberikan asupan
sebagai sumber energi. Setelah beberapa hari, kondisi mereka membaik dan diperbolehkan
pulang. Bagaimana cara tubuh bias mempertahankan energy pada saat tidak ada asupan
makanan?

3
KATA SULIT
1. Glukosa : Produk akhir metabolisme karbohidrat dan merupakan sumber energy utama
pada organisme hidup ( Kamus Dorland ed.29 )
2. Sumber energi : Sumber tenaga yang dapat diubah menjadi gerak untuk mengatasi
hambatan atau mempengaruhi perubahan fisik dan kemampuan untuk bekerja ( Kamus
Dorland ed.29)
3. Asupan : Substansi atau jumlahnya yang diambil dan digunakan oleh tubuh ( Kamus
Dorland 208 )
4. Cadangan : Persediaan di luar yang biasanya digunakan oleh tubuh dalam keadaan
darurat atau diperlukan saja ( KBBI )

4
PERTANYAAN
1. Bagaimana cara tubuh mempertahankan energi pada saat tidak ada asupan makanan?
2. Apakah ada pengganti glukosa sebagai sumber energi cadangan?
3. Bagaimana peranan glukosa sebagai sumber energi bagi tubuh?
4. Berapa lama cadangan sumber energy akan habis?
5. Bagaimana ciri-ciri seseorang dalam kondisi lemah dan tidak bertenaga?
6. Dimanakah letak sumber cadangan energi dan kapan digunakannya?
7. Selain memberi asupan makanan, apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh?
8. Dampak yang terjadi pada tubuh bila kekurangan energi?
9. Bagaimana proses metabolisme karbohidrat dalam tubuh?

5
JAWABAN
1. Saat glukosa habis maka tubuh akan memecah lemak ( asam lemak dan gliserol )
menjadi keton dan protein ( asam amino ) pecahan asam amino tersebut dialirkan ke
dalam darah menuju hati yang akan terjadi gluconeogenesis
2. Ada, berupa protein ( asam amino ), lemak ( asam lemak dan gliserol )dan mineral
3. Dalam respirasi melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim glukosa teroksidasi
sehingga akhirnya membentuk karbon dioksida ( CO2 ) dan air ( H2O )
4. Selama 12-18 jam hampir semua simpanan glikogen habis bergantung pada aktifitas
orang tersebut karena cadangan sumber energi pada tiap orang beragam
5. - Lemah
- Letih
- Lesu
- Pucat
- Tidak bias bergerak
6. Terletak pada :
- Hati, yang dipakai saat jeda makan
- Otot, yang dipakai saat berolahraga atau beraktifitas
7. - Istirahat yang cukup
- Pemberian vitamin
- Pola makan yang teratur
8. Dampak yang terjadi adalah :
- Gula darah rendah ( Hipoglikemia )
- Sistem kerja otak tidak bekerja secara maksimal yang mengakibatkan organ tubuh
tidak berfungsi maksimal pula
- Merangsang cadangan sumber energy
9. – Glikolisis ( glukosa menjadi 2 asam piruvat )
- Glikogenesis ( pembentukkan cadangan energi )
- Glikogenolisis ( pemecahan/penguraian cadangan energi )
- Gluconeogenesis ( pembentukkan glukosa non karbohidrat seperti asam amino,
gliserol, asam piruvat, dan laktat

6
HIPOTESIS

Mahasiswa merasa lemah dan tidak bertenaga karena perbekalan yang kurang menyebabkan
kekurangan sumber energi makanan seperti karbohidrat, protein, lemak. Sehingga
menyebabkan sumber energi utama dan sumber energi cadangan hampir habis dalam kurun
waktu 12-18 jam bergantung dengan kondisi setiap orang

7
SASARAN BELAJAR
LO 1: Memahami dan menjelaskan sumber energi utama dan cadangan

1.1 Sumber energi utama


1.2 Sumber energi cadangan
1.3 Dampak kekurangan energi
1.4 Cara mencegah terjasdinya kekurangan energi

LO 2 : Memahami dan menjelaskan metabolisme Karbohidrat

2.1 Glikolisis
2.2 Glikogenesis
2.3 Glikogenolisis
2.4 Glukoneogenesis

LO 3: Memahami dan menjelaskan keseimbangan energi

8
Hasil Sasaran Belajar
1. Memahami dan menjelaskan sumber energi utama dan energi cadangan

1.1 Sumber energi utama


1.2 Sumber energi cadangan
1.3 Dampak kekurangan energi
Dampak kekurangan energi yaitu merosotnya mutu kehidupan, terganggunya
pertumbuhan, gangguan perkembangan mental anak, serta merupakan salah satu penyebab
dari angka kematian yang tinggi. Dampak serius dari kekurangan gizi adalah timbulnya
kecacatan, tingginya angka kecacatan dan terjadinya percepatan kematian. Kurang gizi juga
akan menyebabkan timbulnya infeksi dan sebaliknya penyakit infeksi akan memperburuk
kekurangan gizi.Contoh penyakitnya adalah
a. Kwashiorkor
- Adanya edema diseluruh tubuh terutama kaki, tangan atau anggota badan lain
- Wajah membulat dan sembab
- Pandangan mata sayu
- Rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung
- Perubahan status mental: cengeng, rewel
- Pembesaran hati
- Otot mengecil
- Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas
- Diare
- Anemia
b. Marasmus
- Tampak sangat kurus
- Wajah seperti orang tua
- Cengeng
- Kulit keriput
- Pertu cekung
- Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang

1.4 Cara mencegah terjasdinya kekurangan energi


1) Mempertahankan status gizi yang sudah baik tetap baik dengan menggiatkan
kegiatan survey gizi di institusi kesehatan terdepan
2) Mengurangi resikocuntuk mendapat penyakit, mengkoreksi konsumsi pangan
bila ada yang kurang, penyuluhan pemberian makanan pendamping ASI bagi
balita
3) Mengkonsumsi makanan dalam variasi dan jumlah yang sesuai.
4) Mengurangi efek penyakit infeksi yang sudah terjadi supaya tidak menurunkan
status gizi
5) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam program keluarga berencana
6) Meningkatkan status ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan segala sektor
ekonomi masyarakat contohnya pertanian dan perdagangan

2. Memahami dan menjelaskan metabolisme karbohidrat


Metabolisme karbohidrat adalah proses kimia yang berlangsung di dalam tubuh untuk
mengolah karbohidrat baik itu reaksi pemecahan (katabolisme) maupun reaksi
pembentukan (anabolisme).Pembentuk karbohidrat terpenting adalah glukosa

9
sederhana yaitu monosakarida.Energi dari metabolisme biasanya disimpan di sel – sel
tubuh dalam bentuk ATP.

Katabolisme merupakan proses penguraian atau pemecahan senyawa organik


kompleks menjadi senyawa – senyawa yang lebih sederhana,proses ini menghasilkan
energi bebas sehingga disebut reaksi eksergonik.

Anabolisme merupakan proses pembentukan atau penyusun senyawa organik


sederhana menjadi senyawa makromolekul yang lebih kompleks,karena proses
pembentukannya memerlukan energi bebas makan reaksinya disebut reaksi
endergonik.

2.1 Glikolisis
Glikolisis merupakan suatu lintas pusat universal dari katabolisme glukosa, tidak
hanya di dalam hewan dan tumbuhan, tetapi juga di dalam banyak
mikroorganisme.Urutan reaksi glikolitik pada setiap spesies berbeda hanya dalam
carapengaturankecepatanreaksi,dan dalam jalur metabolik selanjutnya dari
piruvat yang terbentuk (Lehninger, 1982). Reaksi – reaksi jalur Glikolisis. Dengan
adanya oksigen (dalam suasana aerob), glikoslis berlangsung menghasilkan
piruvat, atau tanpa oksigen (glikolisis anaerob) menghasilkan laktat. Berikut
adalah tahap-tahap proses glikolisis:

10
Tahap I: Investasi Energi

1. Glikolisis diawali dengan reaksi pembentukansenyawaglukosa6-


fosfatdariglukosa. Reaksi tersebut merupakan reaksi yang membutuhkan
energi yang diambil dari pemutusan ikatan fosfat dari ATP. Reaksi ini
dikatalisis oleh heksokinase dan glukokinase. Heksokinase mengkatalisis
glukosa dan fruktosa di semua jaringan. Enzim ini memiliki spesifitas
katalitik yang rendah. Hampir semua monosakarida dapat difosforilasi.
Aktivitasnya dapat dihambat oleh produknya, glukosa 6-fosfat. Glukokinase
mengkatalisis glukosa dihati. Glukosa 6-fosfat harus berada dalam
kompartemen intraseluler.
2. isomerisasi glukosa 6-fosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, dikatalisis oleh
fosfoheksoisomerisase yang juga mengkatalisis kebalikannya. Dalam reaksi ini
tidak terjadi penguraian maupun pembentukan ATP.
3. Fosforilasi fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa-1,6-bisfosfat oleh enzim
fosfofruktokinase. Reaksi ini berjalan sponta danmerupakan rate limiting step pada
proses glikolisis. Pada reaksi ini dibutuhkan 1mol ATP dan diregulasi secara ketat.
Fosfofruktokinase dapat dihambat oleh ATP.

11
4. Reaksi pemutusan menjadi 2 triosafosfat. Reaksi ini dikatalisis oleh
enzimaldosedanterjadipemutusanaldolyangmerupakan kebalikam dari
reaksi kondensasi aldol membentuk 2 molekul gliseraldehis 3-fosfat yang
selanjutnya mengalami isomerasi membentuk dihidroksiasetonfosfat. Reaksi ini
dikatalisis oleh enzim triosefosfat isomerase.
5 .Hidroksiaseton fosfat diubah seluruhnya menjadi gliseraldehida 3-fosfat
sehingga kemungkinan hilangnya setengah dari energi molekul glukosa dapat
dicegah. Dapat dikatakan disini pemecahan satu molekul fruktosa1,6-difosfat
menghasilkan dua molekul gliserldehida 3-fosfat.

TAHAP II

6. Gliseraldehid 3 fosfat di ubah menjadi 1,3 bisfosfogliseral dengan enzim


Gliseraldehid 3 fosfat dehidrogenase. Reaksi ini terjadi adisi gugus fosfat dan
menghasilkan NADH. Pada Tahap ini terbentuk pertama kali senyawa yang
mengandung energi tinggi.
7. Senyawa 1,3 bisfosfogliserat merupakan senyawa berenergi tinggi yang
selanjutnya gugus fosfat tersebut ditransfer untuk membentuk ATP yang
dikatalisis oleh enzim fosfogliserat kinase dengan ko-faktor Mg2+. Enzi mini
mirip dengan heksokinase yang mengalami prubahan konformasi yang diinduksi
oleh substrat. Reaksi ini bersifat reversible.
8.Pada tahap ini terjadi perpindahan gugus
fosfatpada3phosphoglyceratediubahmenjadi2 phosphoglycerate dengan
enzim fosfoogliserat mutase.
9. 2-phosphoglycerate di ubah jadi phosphoenolpyruvate dengan enzim enolase.
10. Reaksi ini berjalan spontan dan terjadi transfer gugusfosfat dari
fosfoenolpirufat ke ADP membentuk ATP. Pelepasan fosfat ion
menyebabkan terjadinya ikatan enol yang tidak stabil sehingga akan
terkonversi ke bentuk keton dan menjadi piruvat. Reaksi ini dikatalisis oleh
enzim piruvat kinase. Ensim ini memerlukan Mg+ sebagai ko-faktor. Piruvat
merupakan hasil akhir glikolisis.

Metabolisme Glikogen

Cadangan energi utama yang


digunakandalamkeadaankekuranganmakananjangkapanjang adalah
trigliserida dan glikogen.

12
Glikogenesis

Pada saat orang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas (latihan olahraga,
bekerja dll.) yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar glukosa dalam
darah menjadi60mg/100 ml darah. Keadaan ini (kadar gula darah turun)
akan memacu hati untuk membebaskan glukosa dari pemecahan glikogen
yang disebut proses glikogenesis. Glikogenesis diransang oleh hormon
glukagon dan andrenalin (Baret dkk.,1986). Mekanisme reaksi glikogenesis,gugus
fosfat dan energi yang diperlukan dalam reaksi pembentukan glukosa 6-
fosfat dari glukosa diberikan oleh ATP yang berperan sebagai senyawa
kimia berenergi tinggi, sedang enzim yang mengkatalisisnya adalah glukokinase.
Selanjutnya, dengan fosfoglukomutase, glukosa 6-fosfat mengalami reaksi
isomerisasi menjadi 1 glukosa 1-fosfat. Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan
uridin trifosfat (UTP), dikatalisis oleh glukosa 1-fosfat uridil transferase
menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) dan pirofosfat (PPi).
Pada tahap terakhir glikogenesis terjadi reaksi kondensasi antara UDP-glukosa
dengan unit glukosa nomor satu dalam rantai glikogen primer menghasilkan
rantai glikogen barudengan tambahan satu unit glukosa. Dalam reaksi yang
dikatalisis oleh glikogen sintase ini, terjadi ikatan α(1-4) glikosida baru
antara glukosa yang dilepaskan dari UDP-glukosa dengan unit glukosa
nomor satu pada rantai glikogen primer (Wirahadikusumah, 1985).

Glikogenolisis

13
Glikogenolisis dirangsang ketika glukosa darah turun sampai ke kadar puasa
setelah maka. Ia adalah sumber utama dari glukosa darah untuk 8 sampai 12 jam
selanjutnya.

Deretan reaksi hidrolisis glikogen menjadi glukosa merupakan proses katabolisme


cadangan sumber energi. Enzim utama yaitu glikogen fosforilase, memecah ikatan
1-4 glikogen.Selanjutnya, enzim transferase akan memindahkan tiga residu
glukosildaricabangterluarke

cabang lain. Pemindahan ini menyebabkan titik cabang 1-6 terpapar.Ikatan1-


6akandiputus oleh debranching enzyme ( amino 1-6 glukosidase). Transferase
dan debranching enzyme akan mengubah struktur bercabang glikogen menjadi
lurus, yang membuka jalan untuk pemecahan selanjutnya oleh fosforilase dan
menghasilkan glukosa 1 fosfat. Glukosa 1fosfat secepatnya diubah menjadi
glukosa 6 fosfat di hepar dan ginjal. Glukosa 6 fosfate mengeluarkan fosfat dari
glukosa 6 fosfat sehingga glukosa berdifusi dari selkedarah yang berakibat
kenaikan gula darah (Djakani dkk., 2013). Kira-kira 2 sampai 3 jam setelah makan,
hati memecahkan simpanan glikogennya melalui glikogenolisis dan glukosa
bebasdilepaskankedalamdarah.Glukosa kemudian diambi loleh jaringan dan
dioksidasi.

Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa.Proses anabolic


pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa disaaat kadar gula darah menjadi
tinggi seperti setelah makanan,glikogenesis terjadi terutama dalam sel
hati,pancreas akan mensekresi hormone insulin yang akan menstimulasi
penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen di dalam hati dan otot.Hormon
insulin akan menstimulasi enzim glikogen sintase untuk memulai proses
glikogenesis.

2.4 Glukoneogenesis

Gluconeogenesis ini adalah


sintesisglukosadarisenyawabukankarbohidrat,contohnyaasam laktat dan
beberapa asam amino. Setelah kira-kira 4 samai 6 jam puasa, hati mengawali
proses glukoneogenesis. Dalam 30 jam, simpanan glikogen hati menipis, sehingga
glukoneogenesis sebagai proses utama yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan glukosa darah. Karena senyawa yang digunakan bukan
karbohidrat,makasumberkarbonnya adalah sejumlah senyawa glukogenik
terutama berasal dari asam amino-L,laktat,alaninatau glisero,. Proses ini terjadi
jika makanan yang dimakan tidak cukup mengandung D-glukosa yang dapat
menyebabkan turunnya kadar glukosa darah. D-glukosa harus dibentuk karena
senyawa ini penting untuk fungsi sebagian besar sel dan mutlak dibutuhkan oleh
sistem syaraf dan eritrosit. Jalur metabolisme ini terjadi terutama di hati dan
ginjal, tetapi glukoneogenesis secara fisiologis tidak berarti dalam otot karena
otot tidak mempunyai enzim glukosa 6-fosfatase yang mengubah glukosa 6-
fosfat menjadi glukosa untuk dilepaskan ke darah. Reaksi tahap pertama
glukoneogenesis merupakan suatu reaksi kompleks yang melibatkan beberapa

14
enzim dan organel sel (mitokondrion), yang diperlukan untuk mengubah piruvat
menjadi malat sebelum terbentuk fosfoenolpiruvat. Tiga reaksi pengganti yang
pertama mengubah piruvat menjadi fosfoenolpiruvat (PEP), jadi membalik reaksi
yang dikatalisis oleh piruvat kinase. Perubahan ini dilakukan dalam 4 langkah:
1. piruvat mitokondria mengalami dekarboksilasi membentuk oksaloasetat. Reaksi
ini memerlukan ATP (adenosin trifosfat) dan dikatalisis oleh piruvat

karboksilase. Seperti banyakenzimlainnyayangmelakukanreaksifiksasiCO2,pada


reaksi ini memerlukan biotin untuk aktivitasnya. 2. Oksaloasetat direduksi menjadi
malat oleh malat dehidrogenase mitokondria. Pada reaksi ini, glukoneogenesis
secara singkat mengalami overlap(tumpangtindih) dengan siklus asam sitrat. 3.
Malatmeninggalkanmitokondriadandalamsitoplasmadioksidasimembentuk
kembali oksaloasetat. 4. Kemudian oksaloasetat
sitoplasmamengalamidekarboksilasimembentukPEP pada reaksi yang tidak
memerlukan GTP (guanosin trifosfat) yang dikatalisis oleh PEP karboksikinase.
Reaksi pengganti kedua dan ketiga dikatalisis oleh fosfatase. Fruktosa-1,6-bisfosfatase
mengubah fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi fruktosa-6-fosfat, jadi membalik reaksi yang
dikatalisis oleh fosfofruktokinase. Glukosa-6-fosfatase yang ditemukan pada
permulaan metabolisme glikogen, mengkatalisis reaksi terakhir glukoneogenesis
dan mengubah glukosa-6-fosfat menjadi glukosa bebas. Dengan penggantian
reaksi-reaksi padaglikolisisyangsecaratermodinamikaireversibel, glukoneogenesis
secara termodinamika seluruhnya menguntungkan dan diubah dari lintasan yang
menghasilkan energi menjadi lintasan yang memerlukan energi. Dua fosfat berenergi
tinggi digunakan untuk mengubah piruvat menjadi PEP. ATP tambahan digunakan
untuk melakukan fosforilasi 3-fosfogliserat menjadi 1,3-bisfosfogliserat.
Diperlukan satu NADH pada perubahan 1,3-bisfosfogliserat menjadi
gliseraldehida-3-fosfat. Karena 2 molekul piruvat digunakan pada sintesis satu
glukosa, maka setiap molekul glukosa yang disintesis dalam glukoneogenesis,
sel memerlukan 6 ATP dan 2 NADH. Glikolisis dan glukoneogenesis tidak
dapat bekerja pada saat yang sama. Oleh karena itu, ATP danNADH yang
diperlukan pada glukoneogenesis harus berasal darioksidasibaha
nbakarlain,terutama asam lemak. Walaupun lemak menyediakan sebagian besar
energi untuk glukoneogenesis, tetapi lemak hanya menyumbangkan sedikit fraksi
atom karbon yang digunakan sebagai substrat. Ini sebagai akibat struktur siklus
asam sitrat. Asam lemak yang paling banyakpadamanusia yaitu asam lemak
dengan jumlah atom karbon genap didegradasi oleh enzim -oksidasi menjadi
asetil-KoA. Asetil KoA menyumbangkan fragmen 2-karbon ke siklus asam sitrat,
tetapi pada permulaan siklus 2 karbon hilang sebagai CO2.

Jadi, metabolisme asetil KoA tidak mengakibatkan peningkatan jumlah oksaloasetat


yang tersedia untuk glukoneogenesis

3. Memahami dan menjelaskan keseimbangan energi

15
Keseimbangan Energi adalah jumlah energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari
makanan harus seimbang. Energi dari makanan digunakan untuk laju metabolik basal,
aktivitas fisik, efek termik.
 Laju. Metabolik Basal
Laju Metabolik Basal (Basal Metabolic Rate, BMR) adalah pengeluaran energi oleh
tubuh dalam keadaan istirahat dalam kondisi netralitas termal yang terkontrol, diukur
sekitar 12 jam setelah makan terakhir dan tergantung pada berat badan, usia, dan jenis
kelamin. Pengeluaran energi total bergantung pada BMR, energi yang dibutuhkan
untuk aktivitas fisik dan biaya energi untuk menyintesis bahan bakar cadangan dalam
keadaan kenyang. Oleh sebab itu, kebutuhan energi seseorang dapat dihitung
berdasarkan berat badan, usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisik atau dapat
dinyatakan dalam angka metabolisme basal. Angka Metabolisme Basal (AMB) adalah
kebutuhan minimal energi untuk proses vital seperti kontraksi otot, peredaran darah,
pernafasan, kelenjar untuk metabolisme dalam sel dan mempertahankan suhu tubuh.
AMB dinyatakan sebagai kkal/kg BB/jam.
 Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah kegiatan dalam durasi waktu tertentu yang membutuhkan energi
dan pergerakan otot-otot kerangka. Aktivitas fisik memiliki cakupan yang sangat luas,
mulai dari kegiatan sehari-hari seperti jalan kaki dan menjemur pakaian hingga
olahraga seperti latihan kebugaran, berenang, atau bermain futsal. Cara untuk
menyatakan pengeluaran energi untuk aktivitas fisik adalah dengan kelipatan BMR.
Cara ini dikenal dengan rasio aktivitas fisik (Physical Activity Ratio, PAR) atau
ekuivalen metabolic tugas (Metabolic Equivalent of the Task, MET). Aktivitas yang
menetap atau tidak banyak beraktivitas fisik hanya menggunakan 1,1-1,2 x BMR.
Sebaliknya, aktivitas fisik seperti olahraga berat, naik tangga, menaiki bukit, dll.,
dapat menggunakan 6-8 x BMR.
 Efek Termik
Terdapat energi tambahan yang diperlukan tubuh kita untuk memproses makanan, kita
mengenalnya dengan efek termak. Dalam perhitungan kalori yang dibutuhkan tubuh,
biasanya dihitung sebesar 10% dari kalori masuk. Namun, ternyata setiap komponen
zat gizi memiliki efek thermal yang berbeda. Protein memiliki efek termik lebih besar,
yaitu sekitar 25-30% dibandingkan dengan karbohidrat yang memiliki efek termik
sekitar 6-8% dan lemak sekitar 2-3%. Hal ini berarti energi yang disimpan tubuh akan
lebih besar pada makanan tinggi karbohidrat dan lemak dibandingkan dengan
makanan tinggi protein.

Penghitungan keseimbangan energi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:


 Keseimbangan Energi Netral
Keseimbangan yang terjadi apabila energi yang masuk ke dalam tubuh sama persis
dengan energi yang dikeluarkan, berat badan akan tetap.
 Keseimbangan Energi Positif
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih
besar dari energi yang dikeluarkan. Energi yang masuk akan disimpan di dalam tubuh,
terutama di jaringan adiposa, sehingga berat badan akan bertambah.
 Keseimbangan Energi Negatif
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih
sedikit dari energi yang dikeluarkan. Kondisi ini mengakibatkan tubuh harus
menggunakan energi cadangannya untuk memenuhi kebutuhan aktivitas, sehingga
berat badan akan berkurang.

16
Daftar Pustaka

17

Anda mungkin juga menyukai