MODUL PENGAYAAN
MATERI BIOKIMIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
HATI SEBAGAI PUSAT PENERIMAA DAN DAUR ULANG TUBUH
FUNGSI HATI
Hati adalah organ metabolic terbesar dan terpenting di tubuh . Perannya dalam system
pencernaan adalah sekresi garam empedu , yang membantu pencernaan dan penyerapan
lemak . Hati juga melakukan berbagai fungsi yang tidak berkaitan dengan pencernaan ,
termasuk yang berikut :
Sirkulasi Enterohepatik
edu disekresikan kedalam empedu
-> masuk ke duodenum -> diserap
kembali kedalam darah ->
dikembalikan oleh sistem porta hati
ke hati -> kembali disekresi
Gara kedalam empedu
m
e
m
p
INAKTIVASI DAN
DETOKSIFIKASI SENYAWA DAN METABOLIT
Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani: Xenos yang artinya asing dan biotik yang
artinya makhluk hidup. Jadi Xenobiotik adalah zat asing yang masuk dalam tubuh manusia.
Contohnya: obat obatan, insektisida, zat kimia tambahan pada makanan (pemanis, pewarna,
pengawet) dan zat karsinogen lainya.Xenobiotik umumnya tidak larut air, sehingga kalau
masuk tubuh tidak dapat diekskresi. Untuk dapat diekskresi xenobiotik harus dimetabolisme
menjadi zat yang larut, sehingga bisa diekskresi. Organ yang paling berperan dalam
metabolisme xenobiotik adalah hati.
yaitu Fase Hidroksilasi dan Fase Konjugasi. Fase Hidroksilasi merupakan fase mengubah
xenobiotik aktif menjadi inaktif. Fase konjugasi merupakan fase mereaksikan xenobiotik
inaktik dengan zat kimia tertentu dalam tubuh menjadi zat yang larut, sehingga mudah
diekresi baik lewat empedu maupun urine.
Fase Hidroksilasi yang mengubah xenobiotik aktif menjadi inaktif dengan bantuan
enzim Monooksidase atau Sitokrom P450. Enzim Sitokrom P450 terdapat banyak di
Retikulum Endoplasma. Fungsi enzim ini adalah sebagai katalisator perubahan Hidrogen (H)
pada xenobiotik menjadi gugus Hidroksil (OH).
Zat dalam tubuh yang biasa dipergunakan untuk proses konjugasi adalah: asam
glukoronat, sulfat, asetat, glutation atau asam amino tertentu. Sebagai contoh proses
konjugasi adalah
1) Glukuronidasi merupakan proses mengkonjugasi xenobiotik dengan asam glukorunat,
dengan bantuan enzim glukuronil transferase. Senyawa xenobiotik yang mengalami
glukorunidasi adalah: asetilaminofluoren (karsinogenik), anilin, asam benzoat, fenol dan
senyawa steroid.
2) Sulfasi: proses konjugasi xenobiotik dengan asam sulfat, dengan enzim sulfotransferase.
Xenobiotik yang mengalami sulfasi adalah: alkohol, arilamina, fenol.
3) Konjugasi dengan Glutation, yang terdiri dari tripeptida (glutamat, sistein, glisin) dan
biasa disingkat GSH, menggunakan enzim glutation S-transferase atau epoksid hidrolase.
Xenobiotik yang berkonjugasi dengan GSH adalah xenobiotik elektrofilik (karsinogenik).
Metabolisme xenobiotik kadang disebut proses detoksifikasi, tetapi istilah ini tidak
semuanya benar, sebab tidak semua xenobiotik bersifat toksik. Respon metabolisme
xenobiotik mencakup efek farmakologik, toksik, imunologik dan karsinogenik.
Pada metabolisme obat, pada obat yang sudah aktif → metabolisme xenobiotik fase 1
berfungsi mengubah obat aktif menjadi inaktif, sedang pada obat yang belum aktif →
metabolisme xenobiotik fase 1 berfungsi mengubah obat inaktif menjadi aktif.Respon
metabolisme xenobiotik dapat menguntungkan karena metabolit yang dihasilkan menjadi zat
yang polar sehingga dapat diekskresi keluar tubuh. Respon metabolisme xenobiotik dapat
merugikan karena:
1) Berikatan dengan makromolekul protein baik enzim maupun hormone: jika berikatan
dengan enzim maka akan menginaktifkan enzim tertentu sehingga menghambat
metabolisme sedangkan jika berikatan dengan hormone akan menghambat kinerja
hormone tertentu, pada kasus gangguan hormone insulin dapat memicu penyakit
degenerative diabetes mellitus akibat kekacauan metabolisme;
Enzim – enzim tersebut tersusun atas protein sebagai penyusun gugus prostetik dan
apoenzim, dan dibantu oleh mineral sebagai kofaktor serta vitamin sebagai koenzim yang
membantu pengaturan metabolisme enzim-enzim tersebut, sehingga senywa xenobiotik dapat
dikeluarkan oleh tubuh melalui urine maupun empedu.Di samping itu terdapat berbagai
faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim-enzim yang memetabolisme xenobiotik. Aktivitas
enzim-enzim ini dapat menunjukkan perbedaan bermakna di antara spesies. Oleh karena itu,
contohnya, kemungkinan toksisitas atau karsinogenisitas xenobiotik pada satu spesies tidak
sama dengan spesies lainnya.
Terdapat perbedaan signifikan dalam aktivitas enzim di antara individu, dan banyak
diantaranya disebabkan oleh faktor genetik. Aktivitas sebagai enzim ini bervariasi sesuai usia
dan jenis kelamin. Asupan berbagai xenobiotik, misalnya fenobarbital, PBC, atau
hidrokarbon tertentu dapat menyebabkan induksi enzim. Oleh karena itu, dalam
mengevaluasi respons biokimiawi terhadap xenobiotik, penting diketahui apakah senyawa
yang bersangkutan telah terpapar bahan-bahan penginduksi ini. Metabolit xenobiotik tertentu
dapat menghambat atau merangsang aktivitas enzim-enzim yang memetabolisme xenobiotik.
Hal ini juga dapat memengaruhi dosis obat tertentu yang diberikan kepada pasien. Berbagai
penyakit (misalnya Sirosis hati) dapat memengaruhi aktivitas enzim yang memetabolisme
obat sehingga kadang-kadang dosis berbagai obat untuk pasien dengan penyakit ini perlu
disesuaikan.
● Glukosa darah
Kadar glukosa darah:
Normal : 70-110 mg/dl
Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima tahap: (1) Sintesis mevalonat dari asetil-KoA
(2) Pembentukan unit isoprenoid dari mevalonat melalui pengeluaran CO, (3) Kondensasi
enam unit isoprenoid untuk membentuk skualen. (4) Siklisasi skualen menghasilkan steroid
induk, lanosterol. (5) Pembentukan kolesterol dari lanosterol
● Tahap l- Biosintesis mevalonac HMG-KoA ( 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA)
dibentuk melalui reaksi yang digunakan di mitokondria untuk membentuk badan
keton (Gambar 22-7). Namun, karena sintesis kolesterol berlangsung di luar
mitokondria, kedua jalur ini berbeda. Pada awalnya, dua molekul asetil-KoA bersatu
untuk membentuk asetoasetil-KoAyang dikatalisis oleh tiolase sitosol. Asetoasetil-
KoA mengalami kondensasi dengan molekul asetoasedl- KoA lain yang dikatalisis
oleh HMG-KoA sintase untuk membentuk HMG-KoA yang direduksi menjadi
mevalonat oleh NADPH dan dikatdisis oleh HMG-KoA redukase. ini adalah tahap
regulatorik utama di jalur sintesis kolesterol dan merupakan tempat kerja golongan
obat penurun kadar kolesterol paling efektifl yaitu inhibitor HMG-KoA reduktase
(golongan statin)
B. SINTESIS TRIASILGLISEROL
Pada tahap reaksi ketiga biosintesis trigliserol, asam fofatidat dihidrolisi dengan
enzim fofastidat fosfatase untuk melepas gugus fosfat pada senyawa fofatidat sehingga
dihasilkan senyawa diasilgliserol bereaksi dengan koenzim-A asil asam lemak dan dikatalisis
oleh enzim diasilgliserol asiltransferase mengahsilkan triasilgliserol. Berikut adalah
pembentukan reaski triasilgliserol pada tahap ketiga dan keempat.
Sehingga keselurahn tahap reaksi pada pembentukan triasilgliserida dapat dituliskan sebagi
berikut.
Pada jalur endogen, di dalam hepar terjadi sintesis VLDL dari triasilgliserol dan
kolesterol. Saat di hepar VLDL dapat diubah menjadi IDL dan LDL oleh LPL. Setelah dari
hepar, VLDL menuju jaringan adiposa, yang kemudian dihidrolisis oleh LPL adiposa
menjadi IDL. Di dalam sirkulasi darah VLDL dihidrolisis oleh LPL endotel pembuluh darah
menjadi IDL, kemudian dipecah lagi menjadi LDL. Hepar dan jaringan steroidogenik yang
mempunyai reseptor LDL dioksidasi dan ditangkap oleh makrofag menjadi sel busa (foam
cell)
Amonia merupakan hasil degradasi dari asam amino, urea bersifat racun sehingga
dapat membahayakan tubuh apabila menumpuk di dalam tubuh. Tubuh manusia tidak dapat
membuang urea dengan cepat sehingga perlu diubah menjadi urea yang bersifat kurang
beracun.
Tahapan reaksi pengubahan amonia menjadi urea terdiri atas lima tahapan reaksi (siklus
urea), dua tahapan terjadi di mitokondria dan tiga tahapan terjadi di sitoplasma. Tahapan-
tahapan dalam siklus urea adalah sebagai berikut.
BIOSINTESIS NUKLEOTIDA
Nukleotida merupakan struktur pembentuk inti sel – DNA dan RNA yang penting untuk
perkembangan sel, fungsi-fungsi tubuh dan penggantian jaringan yang rusak. Nukleotida
tersebut terdapat di semua sel tubuh. Nukleotida adalah molekul yang tersusun dari gugus
basa heterosiklik, gula, dan satu atau lebih gugus fosfat. Basa penyusun nukleotida biasanya
adalah berupa purina atau pirimidina sementara gulanya adalah pentosa (ribosa), baik berupa
deoksiribosa maupun ribosa.
a. Basa Heterosiklik
Basa heterosiklik terdiri dari basa purin dan basa pirimidin. Pada DNA juga RNA basa purin
terdiri dari adenin dan guanin dan basa pirimidin DNA terdiri dari timin dan sitosin
sedangkan pada RNA terdiri dari urasil dan sitosin.
Biosintesis Purin
Manifestasi klinis katabolisme purin normal timbul dari terpecahkannya hasil
sampingan degradasi, asam urat adalah suatu &ondisi yangdihasilkan dari
pengendapan urat sebagai monosodium urat (MSU) atau kalsium piro fosfat dihidrat
(CPPD) kristal dalam cairan sinofial sendi, menyebabkan peradangan yang berat dan
arthritis.
1. Sintesis purin diawali oleh reaksi pembentukan molekul PRPP (5-phospho ribosil
pyro phosphate) yang berasal dari ribosa-5P yang mengkaitkan ATP dan ion Mg²+
sebagai aktivator.
Biosintesis pirimidin
b. Gula
Nukleotida memiliki dua gula yaitu ribose dan deoksiribosa. ribosa dan deoksiribosa adalah
gula sederhana yang merupakan bagian dari asam nukleat yang merupakan salah satu
makromolekul penting hadir di semua organisme hidup. Sama seperti protein dan
karbohidrat, asam nukleat juga penting bagi kelangsungan hidup semua organisme hidup.
Ribosa dan deoksiribosa keduanya adalah bentuk gula sederhana atau monosakarida yang
ditemukan pada organisme hidup. DNA memiliki gula deoksiribosa (C5H10O4) dan RNA
memiliki gula ribosa (C5H10O5)
c. Fosfat
Fosfat senidiri berfungsi untuk menghubungkan nukleotida yang sau dengan nukleotida
lainnya atau yang disebu dengan jembaran fosfat dengan bantuan enzim ligase.
Fibrinogen adalah suatu glikoprotein plasma larut yang terdiri dari tiga pasang rantai
polipeptida ), nonidentik yang disatukan secara kovalen oleh ikatan disulfida. Ketiga rantai
disintesis di hati; tiga gen struktural yang terlibat terletak di kromosom yang sama, dan pada
manusia ekspresi ketiganya diatur secara terpadu. Terdapat fibrinopeptida A (FPA) dan B
(FPB), di ujung terminal amino rantai memiliki kelebihan muatan negatif akibat adanya
residu aspartat dan glutamat, serta tirosin O- sulfat yang tak-lazim di FPB. Muatan negatif ini
berperan dalam kelarutan fibrinogen dalam plasma dan juga berfungsi mencegah agregasi
dengan menimbulkan repulsi (penolakan) elektrostatik antara molekul-molekul fibrinogen.
Konsentrasi normal fibrinogen dalam plasma darah adalah 150-400 mg / dL dengan kadar
yang cukup di bawah atau di atas kisaran ini terkait dengan perdarahan patologis dan / atau
trombosis.
3. Globulin
Globulin merupakan protein yang dapat tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam larutan garam. Protein ini berbentuk globular, memiliki berat molekul yang
tinggi. Globulin banyak ditemukan sebagai antibodi yang disebut immunoglobulin.
Globulin terbagi atas: Alpha 1 globulin, Alpha 2 globulin, Beta globulin, Gamma
globulin. Alpha 1 dan Alpha 2 globulin memiliki karbohidrat sehingga disebut
sebagai glikoprotein, sekitar tiga persen alpha globulin mengandung lipid sehingga
disebut sebagai lipoprotein dan lima persen beta globulin mengandung lipid terutama
kolestrol yang juga disebut sebagai beta lipoprotein. Alpha globulin dan Beta globulin
disintesis di hepar.
SINTESIS GLIKOPROTEIN
Beberapa penelitian ahli menunjukkan bahwa badan golgi berperan dalam
proses glikosilasi yang telah diawali di RE, pada badan golgi hanya penyempurnaan
proses glikosilasi yang sudah terjadi di RE. Dengan kata lain protein maupun lipid
karbohidrat yang telah di awali di RE untuk selanjutnya dilanjutkan kembali ke Golgi.
Misalnya: oligosakarida yang yang mendapat tambahan rantai baru di golgi dan
selanjutnya akan di angkut kelumen golgi melewati trans membran.
Proses glikolisis berlangsung dengan cara dan tempat yang bervariasi.
Pengemasan protein maupun lipid berkarbohidrat dapat terjadi di RE saja, diawali di
RE untuk kemudia dilanjutkan di golgi atau, hanya terjadi di golgi saja. Contohnya
glikosilasi tiroglobulin, oleh epithelium tiroid, imunoglobin oleh plasmosit, musi oleh
globlet intestinal pengemasanya terjadi di RE untuk kemudian dilanjutkan di badan
Golgi.Sedangkan glikosilasi protokolagen di fibroblast, lipoprotein plasmatic oleh
hepatosit, sintesis pectin dan hemiselulosa hanya terjadi di badan Golgi.
Sakarida yang terikat pada molekul-molekul protein dan lipida pada umumnya
adalah D-galaktosa, D-manosa, A-fukosa, N-asetil-D-galaktosamin. Glikosilasi yang
terjadi pada badan Golgi adalah penyempurnaan proses yang sudah diawali pada RE.
Terdapat 2 kelompok oligosakarida yang masuk ke badan Golgi, oligosakarida-
majemuk (complex oligosaccharides) dan oligosakarida bermanosa banyak (high-
mannose oligosaccharides). Untuk membentuk oligosakarida bermanosa banyak tidak
memperoleh tambahan monosakarida baru, namun untuk membentuk oligosakarida-
majemuk akan mendapatkan tambahan monosakarida baru. Bahan baku untuk proses
ini berasal dari sitosol
B. PROTEOGLIKAN
SINTESIS PROTEOGLIKAN
Proteoglikan adalah jenis substansi dasar.Mereka baik disekresi dalam matriks
ekstraselular, dimasukkan ke dalam membran plasma, atau disimpan dalam berbagai
granul sekretori.Proteoglikan pada dasarnya kelas protein yang sangat glikosilasi.Di
sini, glikosaminoglikan secara kovalen melekat pada protein tertentu yang disebut
protein inti.Ini adalah heteropolisakarida paling banyak terdapat dalam tubuh.
Struktur Proteoglikan
Proteoglikan terdiri dari dua protein dasar molekul inti dan glikosaminoglikan.Protein inti
mungkin mengandung residu serin; residu ini bertindak sebagai ti-tik lampiran yang
glikosaminoglikan berbeda melekat.
Glikosaminoglikan melekat pada protein inti tegak lurus dan menimbulkan
struktur yang mirip kuas.Keterikatan mereka adalah melalui tiga ikatan gula terdiri
dari dua gula galaktosa dan residu xilosa melalui ikatan glikosidik.
Protein inti sangat dipertahankan dalam kingdom hewan. Protein ini kaya akan
asam amino seperti serin dan treonin. Glikosaminoglikan adalah molekul panjang,
bercabang yang mengandung unit disakarida berulang asam uronic (baik asam D-
glukuronat atau asam L-iduronic) dan gula amino (baik N-asetilglukosamin, atau N-
acetylgalactosamine).Glikosaminoglikan ini memberi muatan negatif pada
proteoglikan.Proteoglikan yang berbeda timbul karena glikosaminoglikan yang
berbeda yang melekat padanya.
Proteoglikan dapat diklasifikasikan atas dasar glikosaminoglikan yang mereka
miliki. Ada empat tipe dasar glikosaminoglikan: kondroitin sulfat (CS), heparan
sulfat, dermatan sulfat (DS), dan keratan sulfat (KS). Glikosaminoglikan ini
menimbulkan sejumlah proteoglikan seperti decorin, biglycan, aggrekan, neurocan,
testican, fibromodulin, Lumican, dll
Proteoglikan membentuk kompleks besar dengan proteoglikan lain, protein
berserat (seperti kolagen), dan komponen lainnya (Hyaluronan) dari matriks
ekstraselular.