BUKU COKLAT
Dosen Pengampu :
dr. Penggalih Mahardika Herlambang, M. Kom
Disusun Oleh :
Aditya Rizky Mahendra
NIM :
20109011018
Fakultas Kedokteran
Universitas Wahid Hasyim Semarang
2021
Skenario 1
DUH, MATAKU BURAM ?
Seorang anak laki-laki, usia 8 tahun, datang ke UGD tempat Anda bekerja dengan
keluhan mata kanannya buram setelah terkena bola ketika futsal. Sebelumnya pasien dibawa ke
dokter praktek mandiri dan dokter tersebut mengatakan jika masalah ini harus dilakukan
pemeriksan untuk mengetahui struktur dan fungsi dari bagian mana yang terjadi kelainan.
Keluarga pasien sempat marah karena meminta diberi vitamin A saja, tetapi tidak diberikan oleh
dokter tersebut. Sebagai dokter di UGD, Apa yang perlu Anda ketahui dan jelaskan kepada
keluarga pasien.
Step 1
Mengidentifikasi dan Mengklarifikasi Istilah Sulit
1. Vitamin A adalah Salah satu vitamin yang berfungsi untuk perkembangan organ tubuh seperti
mata. Selain itu, untuk menjaga kesehatan tubuh terutama organ mata dan untuk
mempertahankan sistem kekebalan tubuh.
2. Unit Gawat Darurat (UGD) adalah tempat yang digunakan untuk menangani pasien dalam
kondisi darurat dan butuh penanganan segera.
Step 2
Menganalisis Masalah
1. Keluarga meminta dokter untuk memberikan vitamin A karena keluarga hanya berpikir mata
pasien kekurangan vitamin A
2. Manfaat vitamin A, antara lain : Menjaga kesehatan mata, memperkuat system imun,
Membantu tumbuh kembang sel tubuh, serta merawat kesehatan tulang , mencegah kebutaan
(xeroftal-mia), membantu merawat kulit, meningkatkan kesehatan reproduksi.
3. Prosedur penanganan pasien gawat darurat ada namanya Triase IGD : proses penentuan atau
seleksi penanganan pasien yang diproritaskan untuk mendapatkan penanganan terlebih dahulu
di ruang IGD rumah sakit. Triaase IGD ada 4 kategori, yang pertama kategori merah dimana
pasien prioritas pertama lalu kategori kuning prioritas kedua tetap membutuhkan pertolongan
segera kategori hijau untuk prioritas ketiga pasien mengalami cedera ringan dan kategori
hitam dimana pasien sudah tidak mungkin untuk ditolong (meninggal dunia).
4. Saraf yang berhubungan dengan fungsi penglihatan yaitu : Saraf kranial 2 : opticus, saraf
kranial 3 : okulomotor, saraf kranial 4 : throklearis dan saraf kranial 6 : abducent
Pemeriksaan mata
Fisiologi mata
Anatomi mata Histologi mata
Step 5
Memformulasikan Learning Objective
1) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan mata.
2) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui apa saja pemeriksaan untuk mengetahui
kelainan pada mata.
3) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui anatomi mata.
4) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui histologi mata.
5) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui fisiologi mata.
6) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pertolongan pertama pada trauma mata.
Gambar 13. Orbita, sisi kanan; pandangan frontal dari sudut oblik;
Tujuh tulang membentuk dinding orbita (Os frontale, Os ethmoidaie, Os
lacrimale, Os palatinum, Maxilla, Os sphenoidale, dan Os zygomaticum). Batas Paries
lateralis pada Fossa temporalis, Pariesmedialis terletak di dekat sel-sel etmoidal dan
Cavitas nasi. Pada aspek posteriornya, Orbita memiliki kedekatan topograf i dengan
Fossa cranii media, Canalis opticus, dan Fossa pterygopalatina.
Gambar 17. Dasar Orbita, paries inferior orbitae, sisi kiri; dilihat dari superior;
Gambar . Hubungna tpografis orbita dengan region di sekitarnya, sisi kanan; dilihat dari frntal
Orbita memiliki hubungan topografik yang dekat dengan regio disekita.
Termasuk Fossa cranii anterior, sinus frontalis, cellulaeethemoidales, cavitas nasi,
sinus maxillaris, dan fossa temporalis.
-Kornea
Kornea adalah lapisan pelindung terluar mata. Fungsinya adalah mencegah
kotoran dan benda asing serta menyaring sinar UV yang masuk ke mata. Kornea
adalah bagian mata yang penting karena menentukan seberapa baik tingkat fokus
mata terhadap suatu objek.
Kornea yang transparan, mempunyai fungsi utama merefleksikan cahaya yang
masuk ke mata. Di posterior berhubungan dengan humor aquosus.
Suplai darah :Cornea adalah avaskular dan sama sekali tidak mempunyai aliran
limfe. Cornea mendapatkan nutrisi dengan cara difusi dari
humor aqueus dan dari kapiler yang terdapat dipinggirnya.
Persarafan : Nervi ciliares longi dari divisi ophthalmica nervus trigeminus.
-Lensa
Lensa adalah struktur kristalin berbentuk bikonveks dan transparan. Lensa
memiliki dua permukaan, yaitu permukaan anterior dan posterior. Permukaan
posterior lebih cembung daripada permukaan anterior. Radius kurvatura anterior 10
mm dan radius kurvatura posterior 6 mm. Diameter lensa adalah 9-10 mm dan
ketebalan lensa adalah 3,5 mm saat lahir hingga 5 mm saat usia lanjut. Berat lensa
135 mg pada usia 0-9 tahun hingga 255 mg pada usia 40-80 tahun.
Lensa terletak di bilik posterior bola mata, di antara permukaan posterior iris
dan badan vitreus pada lengkungan berbentuk cawan badan vitreus yang di sebut
fossa hyaloid. Lensa bersama dengan iris membentuk diafragma optikal yang
memisahkan bilik anterior dan posterior bola mata. Lensa tidak memiliki serabut
saraf, pembuluh darah, dan jaringan ikat. Lensa dipertahankan di tempatnya oleh serat
zonula yang berada di antara lensa dan badan siliar. Serat zonula ini, yang bersal dari
ephitel siliar, adalah serat kaya fibrilin yang mengelilingi lensa secara sirkular .
Gambar 2. Bola mata, Bulbus oculi, sisi kanan; gambar potongan horizontal setinggi tempat
keluar nervus opticus.
-Retina
Retina adalah bagian mata yang sensitif terhadap cahaya yang terletak di
segmen posterior mata. Retina merupakan struktur yang terorganisasi memberikan
informasi visual ditransmisikan melalui nervus optikus ke korteks visual. Retina
berkembang dari cawan optikus eksterna yang mengalami invaginasi mulai dari akhir
empat minggu usia janin.
Retina mendapatkan vaskularisasi dari arteri oftalmika (cabang pertama dari
arteri karotis interna kanan dan kiri) dan arteri siliaris (berjalan bersama nervus
optikus). Arteri siliaris memberikan vaskularisasi pada lapisan luar dan tengah,
termasuk lapisan pleksiform luar, lapisan fotoreseptor, lapisan inti luar, dan lapisan
epitel pigmen
Histologi Retina
Permukaan luar retina berhubungan dengan koroid, sedangkan permukaan
dalamnya berhubungan dengan badan vitreous. Retina memiliki 10 lapisan, yang
terdiri dari (dari luar ke dalam):
1. Epitel pigmen
2. Batang dan kerucut
3. Membran limitans eksterna
4. Lapisan inti luar
5. Lapisan pleksiform luar
6. Lapisan inti dalam
7. Lapisan pleksiform dalam
8. Lapisan sel ganglion
9. Lapisan serat saraf
10. Membran limitans interna
Histologi Lapisan
Retina
-Fisiologi Retina
Retina adalah bagian mata yang paling kompleks dan paling sensitif terhadap
cahaya. Retina memiliki lapisan fotoreseptor berisi sel batang dan kerucut yang
memiliki peran dalam menangkap stimulus cahaya lalu mentransmisikan impuls
melalui nervus optikus ke korteks visual bagian oksipital.
Fotoreseptor
tersusun rapi pada bagian
terluar avaskuler retina dan
banyak terjadi perubahan
biokimia untuk proses
melihat. Komposisi sel
kerucut lebih banyak pada
bagian makula (fovea) dan
sedikit pada bagian perifer,
sedangkan sel batang
densitasnya tinggi pada
bagian perifer dan sedikit
pada bagian makula
(fovea). Sel kerucut
berfungsi untuk melihat
warna dan saat siang hari
Gambar 7. Interkoneksi
sehingga neuron pada
fovea bertanggung
retina
jawab pada penglihatan warna dan cahaya banyak. Sel batang, mengandung
pigmen fotosensitif rhodopsin, berfungsi untuk melihat warna hitamputih dan
saat malam hari sehingga bagian perifer bertanggung jawab untuk penglihatan
gelap pada malam hari.
Retina juga memiliki lapisan neural yang terdiri dari sel bipolar, sel ganglion,
sel horizontal, dan sel amakrin. Sel bipolar tersebar di retina dan bertugas
menghubungkan sel fotoreseptor (postsinaps sel batang dan kerucut) dan sel ganglion.
Sel ganglion memberikan akson yang akan bergabung dengan serabut nervus optikus
ke otak. Sel horizontal terletak pada lapisan pleksiform luar dan berfungsi sebagai
interkoneksi sel bipolar dengan sel bipolar lainnya. Sel amakrin terletak pada lapisan
pleksiform dalam dan berfungsi sebagai penghubung sel bipolar dengan sel ganglion.
Selain itu, retina juga memiliki sel glia atau sel pendukung yang terdiri dari sel
Muller, astrosit, dan sel mikroglia. Sel Muller terletak pada lapisan inti dalam dan
memberikan ketebalan ireguler yang memanjang sampai ke lapisan pleksiform luar.
Sel astrosit tertutup rapat pada lapisan serabut saraf retina. Sel mikroglia berasal dari
lapisan mesodermal dan bukan merupakan sel neuroglia.
Gejala
Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya trauma.
- Trauma Tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai dengan tertinggalnya
benda asing di dalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak beracun
dan beracun. Bahan beracun contohnya logam besi, tembaga, serta bahan dari tumbuhan
misalnya potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahkan tidak beracun
dapat pula menimbulkan infeksi jika tercemar oleh kuman.
- Trauma Tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan penglihatan
sementara sampai berat, yaitu perdarahan di dalam bola mata, terlepasnya selaput jala
(retina) atau sampai terputusnya saraf penglihatan sehingga menimbulkan kebutaan
menetap.
- Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat daripada trauma
khemis basa. Mata tampak merah bengkak, keluar air mata berlebihan dan penderita
sangat kesakitan. Tetapi trauma basa juga bisa berakibat fatal karena dapat
menghancurkan jaringan mata/kornea secara perlahan-lahan.
Penanganan
Penderita secepatnya harus periksa ke RS yang menyediakan dokter spesialis mata.
Sebaiknya jangan lebih dari 6 jam setelah terjadi trauma untuk menghindari terjadinya
infeksi.
- Trauma Tumpul cukup dibebat dengan plester, jika ada beri salep mata antibiotik,
secepatnya dibawa ke RS yang menyediakan dokter spesialis mata. Jika terjadi
perdarahan di dalam bola mata harus istirahat baring/total di RS.
- Trauma Tajam dengan perlukaan di mata jangan memberi pengobatan dalam bentuk
apapun. Apabila terdapat benda asing yang tertinggal jangan diambil, nanti akan
diambil dokter spesialis mata, bersamaan waktu reposisi mata kembali. Sebaiknya mata
dibebat dengan plester. Pada umumnya perlu dilakukan operasi segera dengan
pembiusan umum maka penderita langsung dipuasakan.
- Trauma Kimia baik asam ataupun basa sebaiknya secepatnya diguyur dengan air
mengalir sebanyak-banyaknya kemudian diberi salep mata dan dibebat dengan plester
secepatnya dibawa ke RS yang terdapat dokter spesialis mata.
Kesimpulan
Dari Skenario ini dapat di simpulkan bahwa mata merupakan organ sensorik utama yang
memberi reaksi pada cahaya dan mengirimkan informasi visual ke otak. Terdapat bagian-
bagian mata yang terdiri dari kornea,Iris,Lensa,Aqueous Humor,Vitreous 3. Humor,Retina,
Sklera, Bintik Buta, Saraf Mata. Sangat penting untuk menjaga kesehatan mata. Menjaga
mata dapat dilakukan dengan memakan dan meminum Vitamin A serta dapat dilakukan
dengan mengurangi radiasi dan sering berolahraga.
Guna vitamin A untuk mata sebagai retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah,
dioksidasi menjadi retinal.
Dalam skenario ini didapatkan mata buram karena terkena bola futsal terjadi gangguan pada
kerusakan pada sistem drainase yang berfungsi mengalirkan cairan aqueous humour kedalam
pembuluh darah.
Dalil
Qs. An – Nahl ayat 78
وهّٰللا
َ ۙا َّو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َوااْل َبdeًُٔ اَ ْخ َر َج ُك ْم ِّم ۢ ْن بُطُ ْو ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُم ْو َن َش ْئـ
ْصا َر َ
َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكر ُْو َنdَِِٕ ْفٕـ َوااْل
“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu
pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur”.
(QS.An-Nahl:78)
Daftar Pustaka
Permatasari, Nia. (2020). Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Perbandingan Stroke Non
Hemoragik dengan Gangguan Motorik Pasien Memiliki Faktor Resiko Diabetes
Melitus dan Hipertensi Pendahuluan. 11(1), 298–304.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.273
Utara, U. S. (n.d.). Universitas Sumatera Utara. 1–5.
Sabri, Mustafa. (2018). "Anatomi dan Fisiologi Manusia". Banda Aceh : Syiah Kuala
University Press
Buku Keperawatan Medikal Bedah oleh Joyce M. Black dan Jane Hokanson Hawks tahun
2014
Buku Seri Panduan Praktik Keperawatan Klinis Marilynn Jacson & Lee Jackson tahun 2011
Sherwood, Lauralee. "Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem". edisi 9