Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 3

BUKU COKLAT

Dosen Pengampu :
dr. Penggalih Mahardika Herlambang, M. Kom

Disusun Oleh :
Aditya Rizky Mahendra
NIM :
20109011018
Fakultas Kedokteran
Universitas Wahid Hasyim Semarang
2021
Skenario 1
DUH, MATAKU BURAM ?

Seorang anak laki-laki, usia 8 tahun, datang ke UGD tempat Anda bekerja dengan
keluhan mata kanannya buram setelah terkena bola ketika futsal. Sebelumnya pasien dibawa ke
dokter praktek mandiri dan dokter tersebut mengatakan jika masalah ini harus dilakukan
pemeriksan untuk mengetahui struktur dan fungsi dari bagian mana yang terjadi kelainan.
Keluarga pasien sempat marah karena meminta diberi vitamin A saja, tetapi tidak diberikan oleh
dokter tersebut. Sebagai dokter di UGD, Apa yang perlu Anda ketahui dan jelaskan kepada
keluarga pasien.

Step 1
Mengidentifikasi dan Mengklarifikasi Istilah Sulit

1. Vitamin A adalah Salah satu vitamin yang berfungsi untuk perkembangan organ tubuh seperti
mata. Selain itu, untuk menjaga kesehatan tubuh terutama organ mata dan untuk
mempertahankan sistem kekebalan tubuh.
2. Unit Gawat Darurat (UGD) adalah tempat yang digunakan untuk menangani pasien dalam
kondisi darurat dan butuh penanganan segera.

Step 2
Menganalisis Masalah

1. Mengapa keluarga meminta dokter untuk memberikan vitamin A saja?


2. Apa manfaat dari vitamin A?
3. Bagaimana prosedur penanganan pasien gawat darurat?
4. Syaraf apa yang berhubungan dengan fungsi penglihatan?
5. Apa saja struktur dan fungsi dari mata ?
Step 3
Mengklarifikasi Masalah

1. Keluarga meminta dokter untuk memberikan vitamin A karena keluarga hanya berpikir mata
pasien kekurangan vitamin A

2. Manfaat vitamin A, antara lain : Menjaga kesehatan mata, memperkuat system imun,
Membantu tumbuh kembang sel tubuh, serta merawat kesehatan tulang , mencegah kebutaan
(xeroftal-mia), membantu merawat kulit, meningkatkan kesehatan reproduksi.

3. Prosedur penanganan pasien gawat darurat ada namanya Triase IGD : proses penentuan atau
seleksi penanganan pasien yang diproritaskan untuk mendapatkan penanganan terlebih dahulu
di ruang IGD rumah sakit. Triaase IGD ada 4 kategori, yang pertama kategori merah dimana
pasien prioritas pertama lalu kategori kuning prioritas kedua tetap membutuhkan pertolongan
segera kategori hijau untuk prioritas ketiga pasien mengalami cedera ringan dan kategori
hitam dimana pasien sudah tidak mungkin untuk ditolong (meninggal dunia).

4. Saraf yang berhubungan dengan fungsi penglihatan yaitu : Saraf kranial 2 : opticus, saraf
kranial 3 : okulomotor, saraf kranial 4 : throklearis dan saraf kranial 6 : abducent

5. Struktur dan fungsi dari mata, antara lain :


- Kornea: Tempat masuknya cahaya pertama kali
- Iris : Mengubah ukuran pupil
- Lensa : Memfokuskan cahaya
- Aqueous Humor : Cairan yang membawa nutrient bagi kornea dan lensa
- Vitreous Humor : Mempertahankan bentuk bola mata
- Retina : Membentuk bayangan benda
- Sklera : melindungi struktur mata dan membentuk mempertahankan bentuk mata
- Bintik Buta : Meneruskan dan membelokkan rangsang cahaya ke otak
- Saraf Mata : Meneruskan rangsang cahaya ke otak
Step 4
Peta Konsep

Seorang anak datang ke UGD dengan


keluhan mata buram

Pemeriksaan mata

Jenis-jenis Pemeriksaan Struktur dan fungsi bagian


Mata mata

Fisiologi mata
Anatomi mata Histologi mata
Step 5
Memformulasikan Learning Objective
1) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan mata.
2) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui apa saja pemeriksaan untuk mengetahui
kelainan pada mata.
3) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui anatomi mata.
4) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui histologi mata.
5) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui fisiologi mata.
6) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pertolongan pertama pada trauma mata.

Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan


mata
Menjaga kesehatan mata bukanlah hal yang sulit, namun penting dilakukan. Kita harus
tahu cara terbaik melakukannya, agar indra penglihatan tetap terjaga. Siapapun tahu indra
penglihatan sangat vital bagi aktivitas sehari-hari. Di berbagai belahan dunia ancaman
kebutaan terbilang cukup tinggi. Dari 6.697 juta penduduk dunia, diperkirakan 285 juta
(4,25%) diantaranya mengalami gangguan penglihatan. Dari 285 juta jiwa diperkirakan 39
juta (14%) diantaranya mengalami kebutaan (blindness), 246 juta (86%) dengan low
vision. Di antara penyebab gangguan penglihatan yang dapat dilakukan upaya deteksi dini
adalah katarak dan gangguan refraksi. Sementara penyebab kebutaan yang dapat dicegah
adalah penyakit katarak dan glaukoma. Kini, pemerintah telah memiliki program terpadu
untuk membantu Anda mendeteksi dini gangguan penglihatan sehingga bisa terhindar dari
kebutaan. Berikut panduannya:
1. Jaga Mata dengan Makanan Sehat
a. Memakan Wortel
Wortel Sayuran berwarna oranye ini sudah sejak lama dikenal akan
manfaatnya bagi mata. Tak salah memang. Sebab wortel kaya akan
kandungan beta-karoten dan vitamin A. Beta-karoten merupakan antioksidan
yang bekerja untuk melindungi sel-sel mata dari paparan radikal bebas
perusak mata. Senyawa pemberi warna oranye pada wortel ini juga turut
membantu menurunkan risiko degenerasi makula dan katarak. Sedangkan
vitamin A bekerja untuk menjaga ketajaman dan permukaan mata agar tetap
jernih.
b. Memakan Telur
Telur mengandung lutein dan zeaxanthin. Selain itu, telur mengandung
vitamin A, vitamin B12, vitamin D, mineral zinc, dan cysteine. Vitamin dan
mineral tersebut merupakan deretan nutrisi yang diperlukan mata agar tetap
sehat.
c. Bawang putih
Bumbu dapur ini kaya akan selenium, vitamin B1, vitamin quercetin, dan
glutathione. Kandungan nutrisi tersebut turut membantu memperkuat sel-sel
optik mata. Kebaikan lain yang diberikan oleh bawang putih adalah
kemampuannya untuk melindungi lensa mata dari bahaya radikal bebas.
2. Istirahatkan mata
Ketika melakukan pekerjaan yang harus melihat dekat, istirahatkan mata dengan
memandang ke arah lain sesekali. -  Jika mata menjadi sakit dan kering setelah
melihat dekat (karena lupa untuk sering mengejapkan mata), kejapkan saja mata
beberapa kali untuk membasahi bola mata dengan air mata dan melenyapkan
kekeringan. -  Palming – meletakkan tangan menutupi mata agar mata beristirahat –
tidak membahayakan, namun mengistirahatkan mata dengan sering memejamkan
mata merupakan metode yang sama efektif untuk menyegarkan dan melegakan mata.
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui apa saja pemeriksaan untuk
mengetahui kelainan pada mata
1. Pemeriksaan Visus
Pemeriksaan N. II secara sederhana terdiri dari pemeriksaan visus, lapang pandang, buta
warna, dan funduskopi. Sebelum melakukan perneriksaan, pemeriksa dapat menanyakan
keluhan gangguan penglihatan kepada pasien, misalnya pandangan buram saat melihat objek
jarak dekat atau jauh, adakah bagian pandangan yang hilang, atau kesulitan dalam
membedakan warna. Keluhan-keluhan tersebut dapat dialami pada salah satu mata atau
keduanya. Dengan demikian, pemeriksaan N.11 dilakukan satu persatu pada salah satu mata
secara bergantian. Pemeriksa perlu mengingat bahwa gangguan penglihatan tidak hanya
disebabkan oleh lesi di sepanjang retina dan otak, tetapi bisa juga karena gangguan gerakan
otot ekstraokular atau lesi pada media refraksi. Jika pasien mengeluhkan pandangan ganda
pada saat melihat objek dengan jarak jauh/dekat, atau pada saat menuruni anak tangga, maka
hal ini mengarah kepada gangguan pada persarafan otot ekstraokular. Lesi pada media
refraksi diakibatkan kelainan pada kornea, aqueus humor, lensa, atau vitreushumor. Oleh
sebab itu, pemeriksaan N. II diawali dengan inspeksi bola mata secara keseluruhan, termasuk
struktur yang terletak anterior terhadap retina. I. Pemeriksaan Visus Pemeriksaan visus dapat
diawali dengan evaluasi secara umum dengan meminta pasien membaca koran yang berjarak
sekitar panjang lengan pasien. Pemeriksa menutup salah satu mata dan pasien tetap boleh
mengenakan kacamata (jika ada). Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan menggunakan alat
yang lebih objektif dengan papan Snellen. Pasien diminta untuk membaca dan menyebutkan
huruf-huruf di papan Snellen pada jarak 6 meter, secara berurutan dari baris paling atas ke
bawah hingga akhirnya tidak dapat menyebutkan dengan benar atau tidak terlihat lagi. Setiap
baris memiliki nilai visus tertentu, mulai dari 6/60 sampai 6/3. Bagi pasien anak atau dengan
gangguan mental, huruf-huruf di papan Snellen dapat diganti dengan karakter E pada
beberapa posisi.
Visus pasien ditentukan berdasarkan baris terbawah yang sebagian besar (>50%) huruf-
hurufnya masih bisa terbaca dengan benar oleh pasien. Jika hasilnya 6/6, maka pasien
memiliki visus normal karena masih dapat membaca huruf dengan jelas pada jarak 6m (sama
dengan individu normal). Pasien yang hasil visusnya 6/30 tergolong abnormal karena pasien
tersebut baru bisa membaca huruf dengan jelas pada jarak 6m, sedangkan orang normal
sudah bisa membacanya pada jarak 30m.
Pasien yang tidak dapat membaca huruf pada baris teratas dengan jelas harus dilanjutkan
pemeriksaan visusnya dengan teknik menghitung jari. Pasien diminta menghitung jari
pemeriksa yang berjarak mulai dari 1m, kemudian menjauh secara bertahap sampai akhirnya
Sm. Dengan cara ini, visus ditentukan berdasarkan jarak terjauh pasien masih bisa
menghitung jari dengan benar. Sebagai contoh, jika pasien masih bisa menghitung jari
dengan benar sampai jarak 3m, maka visusnya 3/60. Jika pasien tidak bisa menghitung jari
pada jarak 1m, maka pemeriksa langsung melanjutkan pemeriksaannya dengan meminta
pasien untuk melihat lambaian tangannya. Pasien yang bisa melihat gerakan lambaian tangan
memiliki visus 1/300, yang artinya pasien tersebut baru bisa melihat objek pada jarak Irn,
sedangkan orang normal sudah bisa melihatnya pada jarak 300m. Jika pasien tidak mampu
melihat lambaian tangan pemeriksa, maka pemeriksaan visus dilakukan dengan meminta
pasien untuk melihat cahaya yang berasal dari penlight pemeriksa. Jika pasien juga tidak bisa
melihat cahaya, maka visusnya disebut NLP (no light perception).
2. Pemeriksaan lapang pandang
Pemeriksaan lapang pandang paling sering menggunakan teknik konfrontasi.
Pemeriksa berhadapan dengan pasien pada jarak 50cm dengan ketinggian mata yang
sama. Mata pasien diminta untuk fokus ke mata pemeriksa, mata kanan pasien melihat
mata kiri pemeriksa, dan begitu pula sebaliknya._Pemeriksaan dilakukan pada salah satu
mata secara bergantian. Mata yang tidak diperiksa harus ditutup. Sebagai contoh, jika
mata kanan pasien yang ingin diperiksa, maka pasien menutup mata kirinya dan
pemeriksa menutup mata kanannya. Selanjutnya, pemeriksa meletakkan jari telunjuknya
sejauh mungkin dari la pang pandangnya pada empat arah mata angin, yaitu timur laut
( 45°), barat laut (135°), barat daya (225°), dan tenggara (315°).
3. Pemeriksaan buta warna
Buta warna merupakan kelainan yang bersifat genetik (X-linked) atau didapat.
Beberapa kondisi medis yang menyebabkan buta warna antara lain retinitis pigmentosa,
alkoholisme, dan defisiensi vitamin A. Untuk mengetahui seseorang mengalami buta
warna, pertarna-tama pemeriksa dapat meminta pasien menyebutkan warna objek di
sekitarnya, misalnya warna baju pemeriksa. Pemeriksaan buta warna yang lebih formal
dan kuantitatif adalah dengan menggunakan kartu Ishihara.
4. Pemeriksaan fundus mata
Pemeriksaan fundus mata secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan
oftalmoskop. Hasil pemeriksaan funduskopi dipengaruhi oleh diameter pupil. Pupil yang
dilatasi akan meningkatkan luas area yang dapat dilihat, sehingga pemeriksa dapat lebih
mudah mengevaluasi fundus mata. Pada beberapa keadaan, tetes mata midriatik dapat
digunakan untuk mendilatasi pupil. Namun, ha! ini perlu dihindari pada pasien glaukoma
akut dengan tekanan intraokular meningkat dan keadaan yang membutuhkan pemantauan
pupil secara ketat, misalnya pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial. Kondisi
penyakit tertentu seperti katarak dapat mempersulit pemeriksaan fundus mata. Cara
pemeriksaan fundus mata diawali dengan melepaskan kacamata pasien dan pemeriksa,
jika ada, kecuali bila terdapat gangguan refraksi yang parah. Pencahayaan ruangan
sedapat mungkin dibuat redup. Jika pemeriksa ingin memeriksa fundus mata kanan
pasien, maka pemeriksa menggunakan mata kanan untuk melihat melalui oftalmoskop,
dan begitu pula sebaliknya. Pada jarak sekitar 30cm dari mata pasien, pemeriksa dapat
memulai mengevaluasi fundus mata dengan mengarahkan oftalmoskop ke pupil pasien
dan melihat adanya red reflex. Selanjutnya pemeriksaan dilakukan dengan mendekatkan
oftalmoskop ke mata pasien, sehingga wajah pemeriksa berada sangat dekat dengan
wajah pasien. Pasien diminta untuk bernapas seperti biasa dan boleh mengedipkan
matanya, tetapi dianjurkan untuk tidak melirik. Pemeriksa dan pasien harus berada dalam
posisi senyaman mungkin.
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui anatomi, fisiologi dan histologi mata
Tulang yang membatasi mata

Gambar 13. Orbita, sisi kanan; pandangan frontal dari sudut oblik;
Tujuh tulang membentuk dinding orbita (Os frontale, Os ethmoidaie, Os
lacrimale, Os palatinum, Maxilla, Os sphenoidale, dan Os zygomaticum). Batas Paries
lateralis pada Fossa temporalis, Pariesmedialis terletak di dekat sel-sel etmoidal dan
Cavitas nasi. Pada aspek posteriornya, Orbita memiliki kedekatan topograf i dengan
Fossa cranii media, Canalis opticus, dan Fossa pterygopalatina.

Gambar 14. Dinding medial Orbita,


Paries medialis orbitae, sisi kanan; Gambar 15. Dinding lateral Orbita,
dilihat dari lateral Paries lateralis orbitae, sisi kanan;
dilihat dari medial;
Gambar 16. Atap orbita, paries superior orbitae; dilihat dari inferior

Gambar 17. Dasar Orbita, paries inferior orbitae, sisi kiri; dilihat dari superior;

Gambar . Hubungna tpografis orbita dengan region di sekitarnya, sisi kanan; dilihat dari frntal
Orbita memiliki hubungan topografik yang dekat dengan regio disekita.
Termasuk Fossa cranii anterior, sinus frontalis, cellulaeethemoidales, cavitas nasi,
sinus maxillaris, dan fossa temporalis.
-Kornea
Kornea adalah lapisan pelindung terluar mata. Fungsinya adalah mencegah
kotoran dan benda asing serta menyaring sinar UV yang masuk ke mata. Kornea
adalah bagian mata yang penting karena menentukan seberapa baik tingkat fokus
mata terhadap suatu objek.
Kornea yang transparan, mempunyai fungsi utama merefleksikan cahaya yang
masuk ke mata. Di posterior berhubungan dengan humor aquosus.
Suplai darah :Cornea adalah avaskular dan sama sekali tidak mempunyai aliran
limfe. Cornea mendapatkan nutrisi dengan cara difusi dari
humor aqueus dan dari kapiler yang terdapat dipinggirnya.
Persarafan : Nervi ciliares longi dari divisi ophthalmica nervus trigeminus.

Gambar 1. Lapisan kornea


 Epitelium (ephitelium)  adalah lapisan terluar kornea. Berfungsi untuk mencegah
masuknya benda asing, serta menyerap oksigen dan nutrisi dari air mata.
 Stroma, terletak setelah epitelium. Stroma adalah lapisan tengah paling tebal dan
tersusun atas air dan protein sehingga berbentuk padat dan elastis.
 Endotelium (endothelium), terletak di belakang stroma. Lapisan ini berfungsi untuk
memompa kelebihan cairan pada stroma. Gangguan fungsi endotelium dapat
menyebabkan stroma penuh dengan cairan sehingga menyebabkan penglihatan kabur.

-Lensa
Lensa adalah struktur kristalin berbentuk bikonveks dan transparan. Lensa
memiliki dua permukaan, yaitu permukaan anterior dan posterior. Permukaan
posterior lebih cembung daripada permukaan anterior. Radius kurvatura anterior 10
mm dan radius kurvatura posterior 6 mm. Diameter lensa adalah 9-10 mm dan
ketebalan lensa adalah 3,5 mm saat lahir hingga 5 mm saat usia lanjut. Berat lensa
135 mg pada usia 0-9 tahun hingga 255 mg pada usia 40-80 tahun.
Lensa terletak di bilik posterior bola mata, di antara permukaan posterior iris
dan badan vitreus pada lengkungan berbentuk cawan badan vitreus yang di sebut
fossa hyaloid. Lensa bersama dengan iris membentuk diafragma optikal yang
memisahkan bilik anterior dan posterior bola mata. Lensa tidak memiliki serabut
saraf, pembuluh darah, dan jaringan ikat. Lensa dipertahankan di tempatnya oleh serat
zonula yang berada di antara lensa dan badan siliar. Serat zonula ini, yang bersal dari
ephitel siliar, adalah serat kaya fibrilin yang mengelilingi lensa secara sirkular .

Gambar 2. Bola mata, Bulbus oculi, sisi kanan; gambar potongan horizontal setinggi tempat
keluar nervus opticus.

Gambar 3. a dan b Lensa


a. Dilihat dari frontal
b. Dilihat dari ekuator

Gambar 4 a dan b Lensa


a. Dilihat dari oblik anterior: seetelah dipotong secara meridional dan pelepasan
kapsula anterior. Capsula lentis.
b. Serat-serat lensa pada neonates; gambaran skematik; dilihat dari ekuator. Pusat
bidangnya adalah Polus anterior dan Polus posterior.
Histologi Lensa
Secara histologis, lensa memiliki tiga komponen utama:
1. Kapsul lensa
Lensa dibungkus oleh simpai tebal (10-20 μm), homogen, refraktil, dan kaya
akan karbohidrat, yang meliputi permukaan luar sel-sel epithel. Kapsul ini merupakan
suatu membran basal yang sangat tebal dan terutama terdiri atas kolagen tipe IV dan
glikoprotein. Kapsul lensa paling tebal berada di ekuator (14 μm) dan paling tipis
pada kutub posterior (3 μm). Kapsul lensa bersifat semipermeabel, artinya sebagian
zat dapat melewati lensa dan sebagian lagi tidak.
2. Epitel subkapsular
Epitel subkapsular terdiri atas sel epitel kuboid yang hanya terdapat pada
permukaan anterior lensa. Epitel subkapsular yang berbentuk kuboid akan berubah
menjadi kolumnar di bagian ekuator dan akan terus memanjang dan membentuk serat
lensa. Lensa bertambah besar dan tumbuh seumur hidup dengan terbentuknya serat
lensa baru dari sel-sel yang terdapat di ekuator lensa. Sel-sel epitel ini memiliki
banyak interdigitasi dengan serat-serat lensa.
3. Serat lensa
Serat lensa tersusun memanjang dan tampak sebagai struktur tipis dan gepeng.
Serat ini merupakan sel-sel yang sangat terdiferensiasi dan berasal dari sel-sel
subkapsular. Serat lensa akhirnya kehilangan inti serta organelnya dan menjadi sangat
panjang. Sel-sel ini berisikan sekelompok protein yang disebut kristalin.

Gamar 5. Histologi Lensa

-Retina
Retina adalah bagian mata yang sensitif terhadap cahaya yang terletak di
segmen posterior mata. Retina merupakan struktur yang terorganisasi memberikan
informasi visual ditransmisikan melalui nervus optikus ke korteks visual. Retina
berkembang dari cawan optikus eksterna yang mengalami invaginasi mulai dari akhir
empat minggu usia janin.
Retina mendapatkan vaskularisasi dari arteri oftalmika (cabang pertama dari
arteri karotis interna kanan dan kiri) dan arteri siliaris (berjalan bersama nervus
optikus). Arteri siliaris memberikan vaskularisasi pada lapisan luar dan tengah,
termasuk lapisan pleksiform luar, lapisan fotoreseptor, lapisan inti luar, dan lapisan
epitel pigmen

Histologi Retina
Permukaan luar retina berhubungan dengan koroid, sedangkan permukaan
dalamnya berhubungan dengan badan vitreous. Retina memiliki 10 lapisan, yang
terdiri dari (dari luar ke dalam):
1. Epitel pigmen
2. Batang dan kerucut
3. Membran limitans eksterna
4. Lapisan inti luar
5. Lapisan pleksiform luar
6. Lapisan inti dalam
7. Lapisan pleksiform dalam
8. Lapisan sel ganglion
9. Lapisan serat saraf
10. Membran limitans interna
Histologi Lapisan
Retina
-Fisiologi Retina
Retina adalah bagian mata yang paling kompleks dan paling sensitif terhadap
cahaya. Retina memiliki lapisan fotoreseptor berisi sel batang dan kerucut yang
memiliki peran dalam menangkap stimulus cahaya lalu mentransmisikan impuls
melalui nervus optikus ke korteks visual bagian oksipital.
Fotoreseptor
tersusun rapi pada bagian
terluar avaskuler retina dan
banyak terjadi perubahan
biokimia untuk proses
melihat. Komposisi sel
kerucut lebih banyak pada
bagian makula (fovea) dan
sedikit pada bagian perifer,
sedangkan sel batang
densitasnya tinggi pada
bagian perifer dan sedikit
pada bagian makula
(fovea). Sel kerucut
berfungsi untuk melihat
warna dan saat siang hari
Gambar 7. Interkoneksi
sehingga neuron pada
fovea bertanggung
retina
jawab pada penglihatan warna dan cahaya banyak. Sel batang, mengandung
pigmen fotosensitif rhodopsin, berfungsi untuk melihat warna hitamputih dan
saat malam hari sehingga bagian perifer bertanggung jawab untuk penglihatan
gelap pada malam hari.

Retina juga memiliki lapisan neural yang terdiri dari sel bipolar, sel ganglion,
sel horizontal, dan sel amakrin. Sel bipolar tersebar di retina dan bertugas
menghubungkan sel fotoreseptor (postsinaps sel batang dan kerucut) dan sel ganglion.
Sel ganglion memberikan akson yang akan bergabung dengan serabut nervus optikus
ke otak. Sel horizontal terletak pada lapisan pleksiform luar dan berfungsi sebagai
interkoneksi sel bipolar dengan sel bipolar lainnya. Sel amakrin terletak pada lapisan
pleksiform dalam dan berfungsi sebagai penghubung sel bipolar dengan sel ganglion.
Selain itu, retina juga memiliki sel glia atau sel pendukung yang terdiri dari sel
Muller, astrosit, dan sel mikroglia. Sel Muller terletak pada lapisan inti dalam dan
memberikan ketebalan ireguler yang memanjang sampai ke lapisan pleksiform luar.
Sel astrosit tertutup rapat pada lapisan serabut saraf retina. Sel mikroglia berasal dari
lapisan mesodermal dan bukan merupakan sel neuroglia.

Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pertolongan pertama pada trauma


mata
Trauma mata adalah tindakan sengaja ataupun tidak sengaja yang menimbulkan
perlukaan mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau
menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata. Alat-alat rumah tangga sering
menimbulkan perlukaan atau trauma mata.
Macam-macam bentuk trauma mata:
1) Mekanik
- Trauma Tumpul, misalnya: terpukul, kena bola tenis atau shuttlecock, kena tutup
botol, ketapel.
- Trauma Tajam, misalnya: pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan pertukangan.
- Trauma Peluru, merupakan kombinasi antara trauma tumpul dan trauma tajam.
Terkadang peluru masih tertinggal di dalam bola mata. Misalnya: peluru senapan
angin dan peluru karet.
2) Kimia
- Trauma Kimia Basa, misalnya: sabun cuci, shampoo, pembersih lantai, bahkan lem
(perekat).
- Trauma Kimia Asam, misalnya: asam cuka, bahan asam-asam di laboratorium, gas air
mata.
3) Fisis
- Trauma Termal, misalnya: panas api, listrik, sinar las, sinar matahari.
-Trauma Bahan Radioaktif, misalnya: sinar radiasi bagi tenaga operator
radiologi/radioterapi, pekerja BATAN.

Gejala
Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya trauma.
- Trauma Tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai dengan tertinggalnya
benda asing di dalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak beracun
dan beracun. Bahan beracun contohnya logam besi, tembaga, serta bahan dari tumbuhan
misalnya potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahkan tidak beracun
dapat pula menimbulkan infeksi jika tercemar oleh kuman.
- Trauma Tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan penglihatan
sementara sampai berat, yaitu perdarahan di dalam bola mata, terlepasnya selaput jala
(retina) atau sampai terputusnya saraf penglihatan sehingga menimbulkan kebutaan
menetap.
- Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat daripada trauma
khemis basa. Mata tampak merah bengkak, keluar air mata berlebihan dan penderita
sangat kesakitan. Tetapi trauma basa juga bisa berakibat fatal karena dapat
menghancurkan jaringan mata/kornea secara perlahan-lahan.

Penanganan
Penderita secepatnya harus periksa ke RS yang menyediakan dokter spesialis mata.
Sebaiknya jangan lebih dari 6 jam setelah terjadi trauma untuk menghindari terjadinya
infeksi.
- Trauma Tumpul cukup dibebat dengan plester, jika ada beri salep mata antibiotik,
secepatnya dibawa ke RS yang menyediakan dokter spesialis mata. Jika terjadi
perdarahan di dalam bola mata harus istirahat baring/total di RS.
- Trauma Tajam dengan perlukaan di mata jangan memberi pengobatan dalam bentuk
apapun. Apabila terdapat benda asing yang tertinggal jangan diambil, nanti akan
diambil dokter spesialis mata, bersamaan waktu reposisi mata kembali. Sebaiknya mata
dibebat dengan plester. Pada umumnya perlu dilakukan operasi segera dengan
pembiusan umum maka penderita langsung dipuasakan.
- Trauma Kimia baik asam ataupun basa sebaiknya secepatnya diguyur dengan air
mengalir sebanyak-banyaknya kemudian diberi salep mata dan dibebat dengan plester
secepatnya dibawa ke RS yang terdapat dokter spesialis mata.
Kesimpulan
Dari Skenario ini dapat di simpulkan bahwa mata merupakan organ sensorik utama yang
memberi reaksi pada cahaya dan mengirimkan informasi visual ke otak. Terdapat bagian-
bagian mata yang terdiri dari kornea,Iris,Lensa,Aqueous Humor,Vitreous 3. Humor,Retina,
Sklera, Bintik Buta, Saraf Mata. Sangat penting untuk menjaga kesehatan mata. Menjaga
mata dapat dilakukan dengan memakan dan meminum Vitamin A serta dapat dilakukan
dengan mengurangi radiasi dan sering berolahraga.

Guna vitamin A untuk mata sebagai retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah,
dioksidasi menjadi retinal.

Dalam skenario ini didapatkan mata buram karena terkena bola futsal terjadi gangguan pada
kerusakan pada sistem drainase yang berfungsi mengalirkan cairan aqueous humour kedalam
pembuluh darah.

Dalil
Qs. An – Nahl ayat 78
‫وهّٰللا‬
َ ‫ ۙا َّو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َوااْل َب‬deًٔ‫ُ اَ ْخ َر َج ُك ْم ِّم ۢ ْن بُطُ ْو ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُم ْو َن َش ْئـ‬
‫ْصا َر‬ َ
‫ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكر ُْو َن‬dِِٕ‫َ ْفٕـ‬ ‫َوااْل‬
“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu
pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur”.
(QS.An-Nahl:78)
Daftar Pustaka
Permatasari, Nia. (2020). Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Perbandingan Stroke Non
Hemoragik dengan Gangguan Motorik Pasien Memiliki Faktor Resiko Diabetes
Melitus dan Hipertensi Pendahuluan. 11(1), 298–304.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.273
Utara, U. S. (n.d.). Universitas Sumatera Utara. 1–5.
Sabri, Mustafa. (2018). "Anatomi dan Fisiologi Manusia". Banda Aceh : Syiah Kuala
University Press
Buku Keperawatan Medikal Bedah oleh Joyce M. Black dan Jane Hokanson Hawks tahun
2014
Buku Seri Panduan Praktik Keperawatan Klinis Marilynn Jacson & Lee Jackson tahun 2011
Sherwood, Lauralee. "Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem". edisi 9

Anda mungkin juga menyukai