95 95
75 75
25 25
5 5
0 0
100 100
95 95
75 75
25 25
5 5
0 0
Diterbitkan Oleh:
SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS
Darussalam, Banda Aceh
ISBN:
Penulis:
Dr. Safrida, S.Pd., M.Si
Editor:
Dr. drh Mustafa Sabri
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang keras memperbanyak, memfotokopi sebagian atau seluruh isi
buku ini, serta memperjual-belikannya tanpa mendapat izin tertulis dari
penerbit.
Desember,2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
i
2.9 Latihan ................................................................................ 63
2.10Referensi ............................................................................ 68
ii
5.3 Pembentukan Tulang ....................................................... 145
5.4 SusunanRangkaTubuhManusia ....................................... 146
5.5 HubunganAntarTulang .................................................... 154
5.6 Gangguan Dan KelainanSistemGerak ............................. 161
57 Rangkuman ....................................................................... 163
5.8 Latihan ............................................................................. 164
5.9 Referensi .......................................................................... 164
iii
BAB VIII ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PEREDARAN
DARAH .................................................................................................. 220
8.1 Tujuan Pembelajaran ..................................................... 220
8.2SistemSirkulasiManusia ................................................. 220
8.3 Darah ............................................................................. 221
8.4 Proses PembekuanDarah ............................................... 233
8.5 Golongan darah ............................................................. 234
8.6 Jantung........................................................................... 237
8.7 Pembuluh Darah ............................................................ 246
8.8 Peredaran darah ............................................................. 249
8.9 Rangkuman .................................................................... 254
8.10 Latihan ......................................................................... 255
8.11 Referensi ..................................................................... 256
iv
BAB X ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM EKSKRESI .............. 298
10.1Tujuan Pembelajaran .................................................... 298
10.2PerananSistemEkskresipada Homeostasis Tubuh ........ 298
10.3 StrukturdanFungsiGinjal Mamalia .............................. 299
10.3.1 AnatomiMakroskopis ........................................ 299
10.3.3 AnatomidanFungsiMikroskopis ....................... 300
10.3.3 Pembentukan Urine ........................................... 303
10.3.4 MekanismePemekatan ....................................... 307
10.5 Paru-paru ..................................................................... 311
10.6 Hati(Hepar) .................................................................. 316
10.7 Kulit ............................................................................. 322
10.7 Rangkuman .................................................................. 322
10.8 Latihan ......................................................................... 322
10.9 Referensi ...................................................................... 322
v
12.5 Sistem Pendengaran..................................................... 383
12.6 Sistem Peraba .............................................................. 392
12.7 Rangkuman .................................................................. 396
12.8 Latihan ......................................................................... 397
12.9 Referensi ...................................................................... 397
vi
BAB I PENDAHULUAN
- Anterior : depan
- Medial : tengah
- Superior : atas
- Dextra : kanan
- Ventral : bagian depan
- Interna : dalam
- Proximal : pangkal
- Central : pusat
- Parietal : lapisan luar
- Superfisial : dangkal
- Horizontal : bidang datar
- Transversal : potingan melintang
- Posterior : belakang
- Lateral : samping
- Inferior : bawah
- Sinistra : kiri
- Dorsal : bagian belakang
- Externa : luar
- Distal : ujung
Anatomi dan Fisiologi Manusia 3
- Perifer : pinggir (tepi)
- Visceral : lapisan dalam
- Profunda : dalam
- Vertical : bidang tegak
- Longitudinal : potongan memanjang
Adapun beberapa sistem organ yang dimiliki oleh manusia antara lain:
1. Sistem Saraf
2. Sistem Endokrin
3. Sistem Imun
5. Sistem Pernafasan
7. Sistem Pencernaan
8. Sistem Ekskresi
9. Sistem Reproduksi
1.8 Referensi
Anatomi Saraf
1. Badan saraf:
Badan saraf terdiri dari; inti sel, mitokondria, endoplasmik
retikulum dan lain-lain organel. Daerah ini disebut juga bagian
yang memberi nutrisi saraf. Pada badan saraf ada serabut-
serabut saraf atau dendrit, berfungsi sebagai penerima
rangsangan (Gambar 2.1 dan 2.2).
2. Batang saraf:
• Menghantarkan transmisi impuls atau informasi dari badan
saraf, seperti kabel listrik.
• Batang saraf ada yang dilapisi oleh lapisan myelin yang
berbentuk segmen; Segmen ini disebut node of Ranvier.
• Adanya lapisan myelin dan nodus Ranvier menyebabkan
saraf dapat menghantarkan impuls lebih cepat dibandingkan
saraf tidak bermyelin.
3. Ujung saraf
Melepaskan neurotransmiter yang dihasilkan oleh badan sel dan
memberikan pesan berikutnya kepada sel target, baik saraf lain
maupun organ.
➢ Saraf unipolar
mempunyai satu serabut saraf dari badan sel yang kemudian
bercabang dua yang satu sebagai dendrit karena berhubungan dengan
perifer yang satu lagi sebagai batang saraf.
➢ Saraf bipolar
mempunyai dua batang saraf yang berasal dari badan saraf. Satu
berfungsi sebagai dendrit yang satu sebagai batang saraf.
Sel pendukung
Sel pendukung tidak turut serta dalam menghantarkan impuls saraf, akan
tetapi berperan dalam memperkuat kedudukan dari saraf sehingga saraf
menjadi kokoh dan integritas sistem sarafnya terjaga. Sel -sel pendukung ini
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan pada sistem saraf. Jumlah
sel pendukung jauh lebih banyak dibandingkan sel saraf, bisa sepuluh kali
lebih banyak. Neuroglia merupakan bagian dari sistem saraf, mengisi antar
ruang, mendukung neuron, membentuk kerangka struktur, menyediakan
myelin dan melangsungkan proses fagosit.
1. Sel microglia
Tersebar di susunan saraf pusat, mendukung saraf dan melakukan tugas
untuk proses fagosit terutama bakteri. Juga membersihkan kotoran yang
ditimbulkan akibat kerusakan sel.
2. Oligodendrosit
Muncul di barisan sepanjang saraf, membentuk myelin dalam otak dan
tulang belakang
3. Astrosit
Terdapat diantara pembuluh darah dan saraf, mendukung struktur
disekelilingnya, ikut berperan dalam proses seluler, regulasi nutrien dan
ion untuk otak. Astrosit membentuk bekas luka pada waktu saraf pusat
mengalami kerusakan.
Impuls Saraf
Impuls saraf bergerak sepanjang saraf dalam bentuk signal listrik dan
menimbulkan potensial aksi.
Sinapsis
Ketika impuls atau pulsa listrik bergerak dari satu neuron ke neuron lain
atau ke target, maka komunikasinya disebut sinapsis. Kontak antara
keduanya tidak secara langsung, melainkan melalui celah sinaptik. Impuls
harus melalui celah ini.
Hantaran Impuls
• Jika serabut saraf berespon, maka respon yang terjadi adalah respon
yang sempurna, tidak setengah-setengah.
• Komunikasi antara satu sel saraf dengan saraf lainnya atau efektor
terjadi melalui jembatan disebut sinapsis. Sinapsis listrik adalah
dimana jembatan penghubung membentuk hubungan listrik antar sel,
sehingga datangnya potensial aksi pada sinap menghasilkan
depolarisasi arus antar sel. Jenis transmisi ini memungkinkan
komunikasi dapat disampaikan kedua arah. Sinapsis secara listrik
sangat umum pada vertebrata, pada mammalia sulit dideteksi karena
sangat kompleks. Pada sinapsis kimia ada celah penghubung antara
satu membran dengan membran yang lainnya sebesar 30 sampai
dengan 50nM. Celah ini tidak memungkinkan adanya hubungan
listrik secara langsung melainkan pembawa pesan kimia dilepaskan
dari satu saraf dan ditangkap oleh reseptor saraf atau target.
Informasi ini disebut hantaran sinaptik secara kimia. Informasi
sinaptik ini hanya satu arah saja yakni dari tempat dilapaskannya atau
presinaptik ke targetnya atau postsinaptik Mekanisme pelepasan
senyawa kimia dari presinaptik diawali dengna adanya potensial aksi
pada saraf presinaptik tersebut an diikuti dengan depolarisasi yang
mengakibatkan masuknya ion kalsium. Setelah kalsium masuk,
second messenger akan teraktifasi dan proses seluler pembentukan
senyawa kimia atau disebut neurotransmiter terjadi. Kalsium juga
membantu meleburnya senyawa kimia ini dengan ujung dari saraf
dan neurotransmiter dikeluarkan dari saraf. Neurotransmiter akan
ditangkap oleh reseptor target dan merubah permeabilitas sel target
Anatomi dan Fisiologi Manusia 17
apakah akan lebih permeabel terhadap ion Na+ atau target
mengalami depolarisasi ataukah lebih permeabel terhadap ion K+
sehingga membran mengalami hiperpolarisasi.
2.4.1 Neuron
Klasifikasi Neuron
1.2.1. Berdasarkan Struktur Neuron
Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan
jumlah prosesusnya.
a. Neuron multipolar memiliki satu akson dan dua
denderit atau lebih. Sebagian besar neuron motorik,
yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis,
masuk dlam golongan ini.
b. Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrite.
Neuron ini ditemukan pada organ indera, seperti amta,
telinga dan hidung.
c. Neuron unipolar kelihatannya memiliki sebuah
prosesus tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya bipolar.
2.4.2 Glia
Glia merupakan sel pendukung/pelindung/yang membantu
kerja neuron. Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa sel
glia juga berperan dalam menanggapi aktivitas saraf dan
modulasi komunikasi antara sel-sel saraf.
Sinapsis
Setiap neuron merupakan unit yang terpisah serta tidak ada
hubungan anatomis di antara neuron-neuron itu. Karena itu,
bagaimana mungkin bagi neuron untuk dapat saling berhubungan?
Dengan kata lain, bagaimana akson dari satu sel saraf menjalin kontak
fungsional dengan dendrit dari sel saraf lainnya? Hal ini dapat diatasi
Anatomi dan Fisiologi Manusia 35
oleh synapsis yang artinya mengapit. Synapsis adaiah titik
persambungan bagi transmisi impuls saraf. Neurotransmitter
(transmitter substance) dilepas dari ujung serat saraf guna.
• Sinaps adalah sambungan antar neuron.
• Neuron pertama disebut pre-synapse dan sel kedua kedua
disebut post-synapse
• Penghantaran impuls pd sinaps diperantarai neurotransmitter.
• Jenis Neurotransmitter: acetylcholine, dopamine, epineprin,
serotonin, norepineprin, endorphine, dll.
b. Bagian-bagian Otak
1) Otak Besar (Serebrum)
Merupakan bagian terbesar otak yang berfungsi
mengendalikan mental, tingkah laku, pikiran, kesadaran,
kemauan, kecerdasan, kemampuan berbicara, bahasa. Otak
besar terdiri dari 2 belahan (hemisfer yaitu kiri dan kanan.
Otak besar mengandung substansi/jaringan kelabu dan
putih.
Hemisfer dipisahkan suatu celah yang dalam dan
dihubungkan kembali oleh corpus callosum.otak besar
terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang
berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut
saraf yaitu dendrit dan neurit.
Otak besar terbagi menjadi empat bagian :
1. Lobus frontalis → berfungsi sebagai pusat berpikir
2. Lobus parietalis→ sebagai pusat sentuhan dan gerakan
3. Lobus oksipitalis→ sebagai pusat penglihatan
3) Batang Otak
Menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang
.Terdiri dari 2 daerah :
a) Saraf Spinal
Tiap pasang saraf terletak pada segmen tertentu
(serviks, toraks, lumbar, dll.)Tiap pasang saraf diberi nomor
sesuai tulang belakang di atasnya :
– 8 pasang saraf spinal serviks; C1-C8
– 12 pasang saraf spinal toraks; T1-T12
– 5 pasang saraf spinal lumbar; L1-L5
– 5 pasang saraf spinal sakral; S1-S5
– 1 pasang saraf spinal koksigeal; C0
– 31 saraf Spinal
1. Jalur simpatik
Stimulasi Sistem saraf simpatis biasanya akan
menghasilkan efek berlawanan dengan stimulasi
parasimpatis.aktivasi simpatis: vasokonstriksi, naiknya kerja
jantung, sirkulasi darah, kadar glukosa sel, dilatasi pupil,
bronkhus dan naiknya aktivitas mental. Sistem simpatis
disebut juga sistem adrenergic. Stimulasi sistem ini akan
menimbulkan reaksi yang meningkatkan penggunaan zat oleh
tubuh (aktif dan perlu energi).
b) Golongan analgesik
Yang termasuk golongan obat analgesik adalah obat yang
berefek pada penghilangan rasa nyeri (analgesic opioid) dan obat anti
piretik serta obat anti inflamasi non-steroid. Sedangkan yang dibahas
dalam bab ini adalah obat analgesik opioid karena kelompok obat
tersebut dapat menimbulkan adiksi (ketagihan), misalnya: Morphine,
Codein, Pentazocine, Naloxone dan sebagainya.
3. Obat Halusinogenik
Obat halusinogenik berpengaruh terhadap persepsi bagi
penggunanya. Orang yang mengkonsumsi obat tersebut akan menjadi
orang yang sering berhalusinasi, misalnya mereka mendengar atau
merasakan sesuatu yang ternyata tidak ada. Pengaruh obat
halusinogenik ini sangat bervariasi, sehingga sulit diramalkan
bagaimana atau kapan mereka mulai berhalusinasi.
Pengaruh lain dari obat halusinogenik ini ialah pupil dilatasi,
aktifitas meningkat, banyak bicara atau tertawa, emosionil, psykologik
euphoria, berkeringat, panic, paranoid, kehilangan kesadaran terhadap
realitas, iraional, kejang lambung dan rasa mual.
comparison subjects
Gambar 2.20 Orbitofrontal cortical activation in active cocaine
abusers as measured (Sumber: Popescu, et al., 2010).
2.8 Rangkuman
FDG PET
Sistem koordinasi mengatur semua sistem organ agar
dapat bekerja secara serasi. Semua sistem organ tersebut dapat
melaksanakan aktivitasnya karena adanya sistem saraf dan
juga pengaruh sistem endokrin. Sistem saraf memiliki fungsi
untuk mengirimkan sinyal atau rangsang ke sel, sedangkan
sistem endokrin berfungsi mengirimkan pesan kimia dan
hormon melalui darah. Masing- masing pesan yang dikirimkan
oleh sistem saraf dan sistem endokrin ini menjadi suatu
pendeteksian perubahan yang terjadi di luar tubuh, misalnya
perubahan suhu maka tubuh secara fisiologis menyesuaikan
diri terhadap perubahan-perubahan tersebut. Kedua sistem
Anatomi dan Fisiologi Manusia 61
tersebut berperan dalam menjaga homeostasis tubuh.
Hubungan yang terjadi antara sistem saraf dan sistem endokrin
ini dinamakan sistem neuroendokrin. Pada bagian tertentu dari
sistem saraf ada yang merangsang atau menghambat lepasnya
hormon. Sebaliknya, hormon dapat mendorong atau
menghambat pembangkitan impuls saraf. Sistem saraf dan
sistem hormon mengkoordinasikan seluruh aktivitas yang
berada di dalam tubuh setiap makhluk hidup. Sistem saraf
mengendalikan homeostasis melalui impuls saraf dan
neurotransmitter yang menyebabkan pembangkitan atau
penghambatan neuron lain, serabut otot atau kelenjar.
4
3
8
6
8. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang sistem saraf pusat dan
sistem saraf
tepi...............................................................................................
.....................................................................................................
66 Anatomi dan Fisiologi Manusia
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
............................
9. Jelaskan perbedaan sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik dengan tepat dan jelas disertai contoh masing-
masing
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.............................
Morrow C.J., Kolver E.S., Verkerk G.A., And Matthews L.R,. 2015.
Urinary Corticosteroids: An Indicator Of Stress In Dairy Cattle.
New Zealand Science And Technology Post-Doctoral Fellow.
Proceedings Of The New Zealand Society Of Animal Production
60: 218-221.
Perundang-undangan: Undang-undang Nomor 22 Tahun 1977 tentang
Narkotika
Kelenjar Hipothalamus
Hipotalamus terletak pada bagian otak depan (diensephalon).
Hipotalamus menghasilkan beberapa hormone yang dapat merangsang
kelenjar hiposis untuk mengeluarkan suatu hormon. Misalnya:
hormone pelepas tirotropin/ Tirotropin Releasing Hormone (TRH),
merangsang lobus anterior pitutari untuk mensekrisan TSH. Hormone
kedua disebut Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH),
merangsang lobus anterior hipofisis untuk mensekresikan LH dan
FSH. Hormone somatostatin yang dihasilkan oleh hipotalamus
memperlambat sekresi hormone yang dilakukan oleh kelenjar
hipofisis. CRH (Cortocotropin Realeasing hormone), merangsang
72 Anatomi dan Fisiologi Manusia
lobus anterior hipofisis untuk mensekresikan ACTH. Selain itu
hipotalamus juga berfunsi mengotrol keadaan emosional seperti marah
dan takut.
Hubungan saraf langsung dan pembuluh darah antara
hipotalamus dan kelenjar hipofisis pada system endokrin memberikan
perlengkapan untuk menghubungkan kedua system koordinasi yang
penting ini (Kimball, 1994).
Kelenjar Pituitari/Hipofisis.
Kelenjar pitutari adalah struktur sebesar kacang ercis yang terletak
didasar otak. Kelenjar ini terdiri dari tiga lobus: anterior, intermediet,
dan posterior (Kimball, 1994).
Kelanjar Paratiroid
Kelnjar paratiroid terletak disetiap sisi kelenjar tiroid
yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini bejumlah 4 buah
yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon
atau hormon para tiroksin. Masing-masing melekat pada
bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid
menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium
dan fosfor di dalam tubuh. Kelenjar paratiroid memiliki
panjang kira-kira 6 mm, lebar 3 mm, dan tebal 2 mm. Jika
dilihat secara mikroskopik kelenjar ini terlihat seperti lemak
berwarna coklat kehitam-hitaman. Kelenjar ini sulit
ditemukan karena tampak seperti lobus kelenjar tiroid. Fungsi
paratiroid adalah Mengatur metabolisme fospor dan Mengatur
kadar kalsium darah.
Kelenjar Adrenal.
Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar
suprarenal atau kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri
dari dua lapis yaitu bagian korteks dan medula (Sherwood, 2001).
a. Korteks adrenal mensintesa 2 hormon,yaitu :
1. Mineralokortikoid (aldosteron) berfungsi mengatur
keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi
natrium dan ekskresi kalium. Membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung.
2. Glukokortikoid berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit
dengan meningkatkan retensi natrium dan eksresi kalium.
Membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal
dan curah jantung.
Kelenjar Gonad
Kelenjar gonad ini terdiri dari kelenjar testis yang terdapat
pada pria. Letaknya di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron.
Fungsi hormon testosterone adalah menentukan sifat kejantanan,
misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan
sperma serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki. Dan
kelenjar ovarium pada wanita dan terletak di samping kiri dan kanan
uterus. Kelenjar ini menghasilkan hormon progesteron dan estrogen,
hormon ini dapat mempengaruhi uterus serta memberikan sifat
kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.
• Follicle- Meningkatkan
stimulating sekresi hormon
hormone (FSH) adrenokortikoid,
khususnya
glukokortikoid
• Folikel seperti kortisol
ovarium
pada
wanita;
tubulus Pematangan
seminiferu folikel dan sekresi
• Luteinizing s pada estrogen pada
hormone (LH) pria wanita; dan
spermatogenesis
pada pria
• Prolaktin • Ovarium
pada
wanita;
testis pada
Anatomi dan Fisiologi Manusia 91
pria
• Kelenjar
mammal
Ovulasi, produksi
progesteron pada
wanita & produksi
testosteron pada
pria.
Menstimulasi
produksi susu
• Kalsitonin Mengurangi
• Tulang kalsium darah
dengan
menghambat
pelepasan kalsium
dari tulang;
bekerja secara
antagonis dari
hormon paratiroid
3.7 Latihan
1. Jelaskan fungsi kelenjar endokrin bagi manusia!
2. Jelaskan mekanisme pengaturan hormon pada kelenjar
hipotalamus!
3. Sebukan dan jelaskan fungsi dari 5 hormon yang terdapat
pada kelenjar pituitary lobus anterior?
4. Mengapa kelenjar hipofisis disebut sebagai Master of
Gland?
5. Jelaskan mekanisme control homeostasis kalsium pada
manusia?
3.8 Referensi
Catatan :
Sel T dan
Respon imun
selspesifik
pembunuh terjadi
alamisecara seluler dan humoral. Respons
imunitasmenghancurkan
selular (Gambar 4.7)berbahaya
sel-sel adalah respons
dan kekebalan tubuh dalam
beberapa
menangani patogenseldengan
T mengaktifkan sel-selsel T untuk menyerang antigen
cara aktivasi
kekebalan lainnya.
108
Sel B memproduksi antibodi,Anatomi dan Fisiologi Manusia
dan kedua B
dan sel T menciptakan sel-sel memori yang
mengingat ancaman.
secara langsung. Sedangkan respons humoral (Gambar 4.8) adalah
kekebalan tubuh yang menyerang antigen dengan cairan luar sel yang
mengandung antibodi.
3. Respons Sel T
a. Sel T, seperti sel B berasal dari sel batang prekursor
dalam sumsum tulang. Pada periode akhir
perkembangan janin atau segera setelah lahir, sel
prekursor bermgrasi menuju kelenjar timus, tempatnya
berproliferasi., berdiferensiasi, dan mendapatkan
kemampuan untuk mengenali diri.
b. Selama masa kehidupan awal, antigen yang dikodekan
MHC sudah tertanam dalam sel T pada kelenjar timus.
Dengan demikian, sel T akan mengenali setiap MHC
pengkode antigen lain sebagai benda asing. Ini
merupakan dasar untuk rejeksi imun terhadap organ
yang dicangkok atau ditransplamtasi.
c. Sel T efektor
116 Anatomi dan Fisiologi Manusia
Sel T sitotoksik (sel T pembunuh) mengenali dan
menghancurkan sel yang memperlihatkan antigen asing
pada permukaannya, seperti sel kanker, sel jaringan
transplanstasi, dan virus serta beberapa jenis bakteri
yang bereproduksi dalam sel hospes.
Sel T sitotoksik meninggalkan jaringan limfoid dan
bermigrasi menuju lokasi sel targetnya. Disini sel ini
mengikat sel target dan menghancurkannya.
Karena reseptor sel T pada sel T sitotoksik
mengenali antigen asing sel target hanya jika sel T juga
mengenali antigen yang dikodekan MHC permukaan
sel normalnya (antigen dari kelas I), maka fungsi sel T
sitotoksik disebut sebagai MHC terestriksi.
Sel- sel sitotoksik adalah sel- sel efektor dalam
respons kekebalan- diperantarai-sel. Agar menjadi
aktif, mereka membutuhkan molekul pensinyal dari sel
T penolong serta interaksi dengan sel penyaji antigen.
Begitu teraktivasi, sel T sitotoksik dapat
menghilangkan sel tubuh yang terkena kanker dan sel
tubuh yang terinfeksi oleh virus atau pathogen
intraseluler lainnya. Fragmen protein nondiri yang
disintesis dalam sel target semacam itu diasosiasikan
dengan molekul MHC kelas I dan ditampilkan di
permukaan sel, tempat mereka dapat dikenali oleh sel T
sitotoksik.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 117
Protein permukaan yang dinamakan CD8, Ditemukan pada
sebagian besar sel T sitotoksik, sehingga meningkatkan interaksi
antara sel target dan sel T sitotoksik. Pengikatan CD8 ke molekul
MHC kelas I membantu menjaga kedua sel tetap berhubungan
sewaktu sel T sitotoksik diaktivasi. Dengan demikian, peran molekul
MHC kelas I dan CD8 mirip dengan peran molekul MHC kelas II dan
CD4. Penghancuran yang ditargetkan dari sel yang terinfeksi sel T
sitotoksik melibatkan sekresi protein ysng menyebabkan sel robek dan
mati. Kematian sel yang terinfeksi tidak hanya melenyapkan tempat
bereproduksi bagi pathogen namun juga memaparkannya pada
antibodi yang beredar, yang manandainya untuk pembuangan. Setelah
menghancurkan sel yang terinfeksi, set T sitotoksik bisa bergerak dan
membunuh sel –sel lain yang terinfeksi oleh patogen yang sama.
3. Innate immunity.
Innate immunity
perforin.
1. Imunitas humoral
non T dependent).
cell (APC). Sel ini akan menangkap sejumlah kecil antigen dan
antigen. Setiap prosesi ini sel limfosit dan sel APC bekerja sama
ini dapat juga berinteraksi secara simultan dengan sel tipe lain atau
luka. Respons imun dapat bersifat local atau sistemik dan akan
hebat.
(Sari, 2001).
di atas bahwa fungsi sel limfosit T pada CMI adalah produksi sitokin
yang mati dan sebagian ada yang tinggal dormant. Pada saat yang
3. Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun terjadi akibat kegagalan toleransi- diri
imunologis yang menyebabkan respons sistem imun melawan sel
tubuh sendiri. Contoh beberapa penyakit yang dipercaya disebabkan
oleh mekanisme autoimun meliputi penyakit Addison kelenjar
adrenal, tiroiditis, artritis rematoid, klerosis multiple, myasthenia
3. Imunodefisiensi
Imunodefisiensi adalah kondisi yang menurunkan keefektifan sistem
imun atau suatu kondisi yang tidak mampu merespons antigen.
a. Defisiensi imun kongenital. Ini adalah kasus yang
langka, yaitu seseorang lahir tanpa memiliki sel B
maupun sel T. orang seperti ini tidak memiliki
perlindungan terhadap infeksi dan harus hidup
dalam lingkungan yang steril.
b. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS).
Adalah penyakit virus yang disebabkan oleh human
immunodeficiency virus (HIV). Pada orang yang
terinfeksi HIV, jumlah sel T pembantu berkurang
dan sistem imun melemah. Orang yang terjangkit
menjadi rentan terhadap mikroorganisme yang
dalam keadaan normal tidak akan menjadi masalah
bagi orang yang sehat (infeksi oportunistik) dan
terhadap perkembangan kanker seperti Kaposi’s
sarcoma.
4.8 Latihan
A. Pilihan Ganda
Indikator: Memberikan Definisi Sistem Imun pada Manusia
1. Sistem imun dapat membedakan berbagai zat asing dan
responnya terutama jika dibutuhkan. Pernyataan ini
merupakan salah satu pengertian dari karakteristik dari
sistem imun, yakni…
a. Spesifisitas
b. Memori dan Amplifikasi
4.10 Referensi
Beck M.e 1993. Ilmu Gizi dan Diet. Yayasan Essentia Medica.
Yogyakarta.
Irianto, Koes. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Penerbit Yrama
Widya. Bandung.
Keeton W.T. 1993. Biological Science, Fifth edition. W.W Norton and
Company, Inc, USA.
Tulang Kompak
Tulang kompak merupakan tulang dengan matriks yang
bersifat padat dan rapat, misalnya lapisan luar tulang pipa.
Tulang Spons
Tulang spons memiliki matriks berongga, misalnya tulang
pipih dan tulang pendek.
Tulang Pendek
Tulang Pendek, dapat bergerak bebas. Tulang pendek
berbentuk bulat dan pendek tidak beraturan atau silinder kecil.
Rongga tulang pendek berisi sumsum merah. contohnya
144 Anatomi dan Fisiologi Manusia
tulang pada pergelangan tangan, pergelangan kaki, tepalak
tangan, telapak kaki serta ruas-ruas tulang belakang (Gambar
5.6) .
FUNGSI RANGKA
1. menegakkan tubuh
2. sebagai alat gerak
pasif
3. tempat melekatnya
otot-otot rangka
4. memberi bentuk
tuibuh
5. melindungi alat-alat
yang vital seperti
otak, jantung, paru-
paru dan lain
sebagainya
6. tempat pembentukan
sel-sel darah
7. tempat deposit
kalsium dan fosfat
Tulang Tengkorak
Terdiri dari:
1 tulang dahi (os frontale)
2 tulang tapis (os etmoidale)
2 tulang hidung (os nasale)
2 tulang ubun-ubun (os parientale) Gambar 9
2 tulang pipi (os zygomaticum)
Tengkorak
2 tulang langit-langit (os palatuma)
2 tulang baji (os sphenoidale)
2 tulang pelipis (os temporale)
2 tulang air mata (os lacrimale)
2 tulang rahang atas (os maxilla)
1 tulang lidah (os hyoideum)
1 tulang kepala belakang (os occipetale)
2 tulang rahang bawah (os mandibula)
RANGKA APENDIKULAR
Tulang Rawan
Ada 2 cara:
Tulang
Pembentuk jaringan:
- sel-sel tulang (sel osteoprogenitor, osteoblast, osteosit, dan
osteoklas)
- matriks
Secara makroskopik:
- spongiosa (kanselosa)
- kompak (padat)
Tulang
Sendi engsel merupakan sendi yang salah satu tulangnya hanya dapat
digerakkan ke satu arah saja. Sendi ini merip dengan engsel pintu,
sendi ini terdapat pada lutut, siku, dan ruas antarjari
Sendi Luncur
Gangguan dan kelainan pada sistem gerak antara lain disebabkan oleh
gangguan dan kelainan pada tulang, sendi, dan otot.
5.7 Rangkuman
Rangka yang menyokong sebagian besar manusia
terbuat dari tulang keras bagian luar tulang keras dilapisi oleh
periosteum yang merupakan tempat melekatnya otot. Sel
tulang keras disebut osteosit. Di sekeliling sel tulang keras,
terdapat matriks tulang keras. Matriks tulang keras tersusun
atas matriks kolagen dan mineral yang keras yang terdiri atas
ion kalsium, magnesium, dan fosfat. Kombinasi mineral yang
keras dan matriks kolagen yang fleksibel membuat tulang
keras lebih keras dari pada tulang rawan. Matriks- matriks
pada tulang, membentuk lingkaran konsentris yang di sebut
lamela. Lingkaran sel dan matriks tulang keras mengelilingi
saluran havers.
Sistem rangka berfungsi untuk Penyangga: berdirinya
tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan
lunak dan organ. Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat)
Anatomi dan Fisiologi Manusia 163
dan lipid (yellow marrow). Produksi sel darah (red marrow).
Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus &
lunak. Penggerak; dapat mengubah arah dan kekuatan otot
rangka saat bergerak; adanya persendian.
5.8 Latihan
1. Jelaskan mengapa rangka termasuk alat gerak pasif
2. Jelaskan struktur mikroskopis tulang berserta fungsinya
3. Mengapa letak sendi mempengaruhi arah gerakan
4. Mengapa posisi duduk yang salah dapat menyebabkan
gangguan sistem gerak
5.9 Referensi
Otot Lurik
Otot lurik memiliki garisgelap dan terang sehingga disebut
juga otot serat lintang.garis gelap dan terang tersebut adalah
aktin dan miosin yang merupakan komponen penggerak otot.
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris dan mempunyai banyak
inti di tepi. Otot rangka tubuh kita merupakan otot lurik . cara
kerja otot lurik di kendalikan oleh otak sehingga di sebut otot
sadar. Otot rangka memiliki dua ujung yang liat yang disebut
tendon dan bagian tengah yang membesar yang disebut empal.
Tendon melekat yang pada tulang yang diam disebut origo.
Tendon yang melekat pada tulang yang dapat bergerak disebut
insersio. Jika otot berkontraksi maka empal akan memendek,
membesar, dan mengeras membuat tulang terangkat.
Otot Polos
Otot polos berinti satu, berbentuk gelendong dengan kedua
ujung meruncing, bekerja secara tidak sadar (otonom), lambat,
dan tidak cepat lelah. Otot ini terletak di organ-organ dalam
A B C
Gambar 6.1 A. Otot Lurik B. Otot Jantung C. Otot Polos
Antagonis
Antagonis merupakan kerja dua otot yang berlawanan, yaitu
apabila satu otot berkontraksi, maka otot yang lain berelaksasi.
Contohnya adalah:Fleksi dan ekstensi (membengkokkan dan
meluruskan). Contoh pada sendi siku dan lutut. Abduksi dan
adduksi (mendekati dan menjauhi badan), seperti pada sendi
Sinergis
Sinergis merupakan kerja dua otot yang bersifat saling kerja
sama. Contohnya adalah otot pronator teres dan kuadratus
yang menimbulkan gerakkan menelungkup dan menengadah
pada telapak tangan.
Garis horizontal tebal adalah filamen tebal dan garis tipis merupakan
filamen tipis. Setiap sarkomer akan dibatasi oleh dua buah garis Z,
pada tengah-tengah sarkomer terdapat bagian saling tumpang tindih
yang disebut pita A. Tepat di tengah-tengah pita A terdapat bagian
yang hanya terdapat filamen tebal saja yang disebut zona H, dan di
tengah-tengah zona H terdapat garis M (tidak ada pada gambar di
atas). Pada bagian ujung sarkomer terdapat bagian yang hanya terdiri
dari filamen tipis dan garis Z, bagian ini disebut pita I.
Mekanisme kontraksi otot disebut dengan sliding filament
model, karena berkaitan dengan gerakan meluncur dari filamen tebal
dan tipis. Sebelum sampai pada penjelasan sliding filament model.
6.5 Rangkuman
6.6 Latihan
otot
Tekak (Faring)
Laring
Laring terletak di depan bagian terendah faring yang
memisahkan dari columna vertebrata, berjalan dari faring
sampai ketinggian vertebrata cervicalis dan masuk ke dalam
trakea di bawahnya (Pearce. 2004: 212). Laring tersusun dari 9
lempeng kartilago yang dihubungkan oleh ligamen dan
membran. Kartilago adalah suatu jaringan lentur yang
mencegah kolaps laring (Scanlon, 2006:317). Kartilago
terbesar pada laring adalah kartilago tiroideus yang dapat
diraba pada permukaan luar leher Pada tulang kartilago
tiroideus terdapat epiglottis yang berupa katup tulang rawan
dan membantu menutup laring sewaktu menelan (Pearce.
2004: 213). Pada laring terdapat mukosa laring yang berupa
epitel bersilia yang berfungsi mendorong mukus ke atas
Alveoli
2) Ekshalasi
Ekshalasi disebut juga ekspirasi. Pada waktu
mengeluarkan udara, ekspirasi biasanya toraks
menjadi lebih kecil, tekanan intrapulmoner naik
sampai 1 mmHg di atas tekanan atmosfer dan udara
ditekan keluar dari paru – paru sampai keseimbangan
tercapai (Ville, 1984: 174).
Keterangan:
b. Transpor karbondioksida
204 Anatomi dan Fisiologi Manusia
Hemoglobin juga membantu darah untuk mengangkut
karbondioksida dan membantu dalam penyangaan pH
darah, yakni mencegah perubahan pH yang
membahayakan.
Pada gambar 12 menggambarkan transpor karbondioksida
dalam darah. Hanya sekitar 7% dari karbondioksida yang
dibebaskan oleh sel – sel yang berespirasi diangkut sebagai
CO2 yang terlarut dalam plasma darah. Sebanyak 23%
karbondioksida terikat dengan banyak gugus amino
hemoglobin. Sebagian besar karbondioksida, sekitar 70%
diangkut dalam darah dalam bentuk ionbikarbonat (HCO3-)
(Campell, 2011: 925). Karbondioksida yang dilepaskan
oleh sel – sel berespirasi berdifusi masuk ke dalam plasma
darah dan kemudian masuk ke dalam sel darah merah,
yang didalamnya terdapat enzim karbonik anhidrase.
Enzim ini (yang mengandung seng) mengkatalisis reaksi
karbondioksida dan air untuk membentuk asam karbonat:
CO2 + H2O → H2CO3
Asam karbonat kemudian mengalami disosiasi menjadi ion
hydrogen dan ion bikarbonat
H2CO3→H+ + HCO3-
Ion bikarbonat berdifusi keluar dari sel darah merah
menuju plasma, meninggalkan ion hydrogen (H+) di dalam
sel darah merah (Scanlon 2006: 329). Ketika darah
mengalir melalui paru – paru, proses tersebut dibalik.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 205
Difusi CO2 keluar dari darah akan menggeser
kesetimbangan kimiawi di dalam sel darah merah ke arah
pengubahan bikarbonat menjadi CO2 (Scanlon 2006: 326).
b) Pengaturan Kimiawi
Pengaturan kimiawi mengacu pada efek pernafasan
terhadap pH darah dan kadar oksigen dan juga
karbondioksida dalam darah. Kemoreseptor yang
mendeteksi perubahan dalam gas darah dan pH terletak di
korpus karotikus dan aortikus dan di dalam medulla itu
sendiri.
Penurunan kadar oksigen (hipoksia) dideteksi oleh
kemoreseptor di korpus karotikus dan aortikus. Impuls
212 Anatomi dan Fisiologi Manusia
sensorik dibangkitkan oleh reseptor tersebut lalu menjalar
sepanjang nervus glosofaringius dan nervus vagus menuju
medulla, yang berespons dengan meningkat kedalaman atau
frekuensi respirasi (atau keduanya). Respons ini akan
membawa lebih banyak udara memasuki paru – paru
sehingga lebih banyak oksigen dapat berdifusi ke darah
untuk memperbaiki keadaan hipoksia.
Karbondioksida akan menjadi masalah jika jumlahnya
berlebihan dalam darah, karena CO2 menurunkan pH ketika
bereaksi dengan air untuk membentuk asam karbonat (suatu
sumber ion H+). Artinya, kelebihan CO2 menyebabkan
tubuh atau cairan tubuh lain menjadi kurang alkalis (atau
lebih asam). Medula berisi kemoreseptor yang sangat
sensitif terhadap perubahan pH, khususnya penurunan pH.
Jika akumulasi CO2menurunkan pH darah, medulla
merespons dengan meningkatkan respirasi. Ini tidak untuk
tujuan inhalasi, tetapi lebih untuk ekshalasi lebih banyak
CO2 guna meningkatkan pH kembali ke normal.
Sistem respirasi dapat mengatur kadar normal oksigen
darah meskipun pernafasan menurun sampai setengah dari
normalnya atau berhenti untuk beberapa waktu. Udara yang
dihembuskan mengandung 16% oksigen. Oksigen ini tidak
memasuki darah, tetapi bisa melakukannya jika diperlukan.
Karbondiosida merupakan pengatur utama respirasi
karena mempengaruhi pH darah. Kelebihan CO2
Anatomi dan Fisiologi Manusia 213
menyebabkan penurunan pH darah. Namun pad abeberapa
keadaan, oksigen menjadi pengatur utama respirasi.
Pertukaran oksigen dan karbondioksida di paru – paru pada
ornag yang mengalami penyakit paru kronis yang parah
seperti emfisema telah menurun. Penurunan Ph
yangdisebabkan oleh akumulasi CO2 dikoreksi oleh ginjal,
tetapi kadar oksigen darah terus menurun (Scanlon 2006:
332). lebih banyak O2
tersedia untuk
kemoreseptor
o dalam korpus
masuk ke darah
karotikus dan
2 Medul; peningkatan
korpus aortikus
pusat kecepatan dan
inspirasi kedalaman
7.11 Rangkuman
Sistem pernafasan merupakan pengambilan
oksigen molekuler (O2) dari lingkungan dan
pembuangan karbondioksida (CO2) ke lingkungan.
Sumber oksigen disebut medium respirasi (respiratory
medium). Bagian hewan yang merupakan tempat
masuknya oksigen dari lingkungan berdifusi ke dalam
sel hidup dan karbon dioksida berdifusi keluar disebut
permukaan respirasi. Sistem respirasi dibagi menjadi
dua saluran, yaitu saluran pernafasan bagian atas dan
saluran pernafasan bagian bawah. Saluran pernafasan
atas terdiri atas bagian di luar rongga dada, yaitu udara
melewati rongga hidung, kavitas nasalis (membran
mukosa hidung), faring, laring, dan trakea bagian atas.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 217
Saluran pernafasan bagian bawah terdiri atas bagian
yang terdapat dalam rongga dada, yaitu trakea bagian
bawah dan paru – paru itu sendiri, yang meliputi pipa
bronchial dan alveoli. Mekanisme pernafasan terjadi
secara inhalasi dan ekshalasi. Pertukaran gas terjadi
secara difusi karena adanya tekanan parsial
7.12 Latihan
1. Jelaskan transportasi gas dalam darah
2. Jelaskan volume dan kapasitas paru-paru
3. Jelaskan faktor yang Mempengaruhi Kecepatan
Pernafasan
4. Jelaskan Gangguan dan Kelainan apa saja yang
berkaitan dengan Sistem Pernafasan
7.13 Referensi
Scanlon, Valerie, C, dan Tina Sanders. 2006. Buku Ajar Anatomi dan
Fisiologi Edisi 3 (Terj. Awal Prasetyo). Jakarta: EGC.
Fungsi
Fungsi sistem sirkulasi, antara lain (Sloane, 2003:218):
1. Transpor
2. Mempertahankan suhu tubuh
3. Perlindungan
4. Pendaparan (buffering)
8.3 DARAH
A. Karakteristik
Sejenis jaringan ikat yang sel-selnya tertahan dan dibawa dalam
matriks cairan. pH darah 7,4 (7,3-7,45). Warna darah bervariasi
dari merah terang sampai merah tua kebiruan tergantung pada
kadar oksigen yang dibawa sel darah merah. Volume darah total
sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata dan
kurang sedikit pada wanita dewasa. Volume ini bervariasi sesuai
perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya (Sloane,
2003:218).
Darah merupakan unit fungsional seluler pada manusia yang
berperan untuk membantu proses fisiologis. Fungsi umum darah
Anatomi dan Fisiologi Manusia 221
adalah alat pengangkutanpengaturan, dan perlindungan tubuh.
Bahan-bahan yang diangkut oleh darah meliputi nutrien, produk
sisa metabolisme, gas, dan hormon (Scanlon, 2006:228).
Darah memiliki karakter fisik khusus, yaitu:
a. Jumlah, seseorang memiliki empat sampai enam liter darah dalam
tubuhnya, yang bergantung pada ukuran tubuhnya.
b. Warna, darah arteri tampak merah terang karena mengandung kadar
oksigen tinggi. Darah vena telah memindahkan kandungan
oksigennya ke jaringan sehingga memiliki warna yang lebih gelap.
c. pH, kisaran pH normal darah adalah 7,35 sampai 7,45 yang
cenderung agak basa. Darah vena biasanya memiliki pH yang lebih
rendah daripada darah arteri karena mengandung karbon dioksida
dalam jumlah yang lebih besar.
d. Viskositas, berarti pengentalan atau tahanan terhadap aliran darah.
Darah lebih kental sekitar 3-5 kali dibanding air (Scanlon,
2006:228).
Fungsi darah :
1) Sebagai alat pengangkut sari makanan dan O2 ke seluruh tubuh dan
sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi.
2) Menjaga agar temperatur tubuh tetap.
3) Mengedarkan air, selain mengedarkan sari makanan juga air yang
berfungsi untuk reaksi enzimatis atau untuk menjaga tekanan
osmosis tubuh.
4) Mengedarkan getah bening.
cekung (bikonkaf), dan tidak berinti. Sel darah merah pada pria
pada darah) berfungsi untuk mengikat O2, selain itu sel darah merah
juga mengandung zat besi (Fe). Sel darah merah dibentuk dalam
sumsum merah tulang, pada tulang pipih. Sel ini dapat hidup dalam
masa 120 hari, sel yang sudah tua/rusak akan dirombak dalam limfa.
menjadi zat warna empedu (bilirubin). Adapun zat besi yang terlepas
akan digunakan dalam membentuk sel darah merah baru. Jika sel-sel
dengan sianosis.
oksigen. Sel darah merah dibuat di sumsum tulang merah pada tulang
pipih dan tak beraturan. Pada sumsum tulang merah terdapat sel
Umur sel darah merah sekitar 120 hari. Ketika sel darah merah
mencapai usia ini, sel darah merah mudah rusak dan dikeluarkan dari
2006:234).
pada perempuan 3,2-5,2juta sel / mm3. Fungsi dari sel darah merah
pembentukan sel darah merah yaitu zat besi, tembaga dan vitamin (C
Anatomi dan Fisiologi Manusia 227
dan B12). Sel darah merah biasanya bersirkulasi selama 120 hari
(Sloane, 2003:220).
merah dan memiliki nukleus ketika matang. Jumlah sel darah putih
2006:238).
2008 : 912 ).
fungsi utama untuk melawan kuman yang masuk kedalam tubuh, yaitu
tidak bergranuler.
bersifat fagosit.
ukurannya ada yang sebesar eritrosit. Sel ini berperan besar dalam
(Sloane, 2003:223).
benan halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan
(Antigen) A B AB O
A - + - +
B + - - +
AB + - - +
O - - - -
Golongan Darah Rh
Kelompok antigen lain yang diwariskan dalam tubuh manusia.
Sistem ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan Rhesus. Antigen
Rh adalah antigen terpenting dalam reaksi imunitas tubuh. Adapun
sistem Rh ini terdiri dari (Sloane, 2003:228):
a. Rh positif (Rh+)
b. Rh negatif (Rh-)
Transfusi darah
1. Saat transfusi darah diberikan, plasma donor akan diencerkan oleh
plasma resipien, sehingga aglutinin donor tidak dapat
menyebabkan aglutinasi (Sloane, 2003:227).
8.6 Jantung
Jantung berukuran sekitar satu kepal tangan dan terletak di dalam
dada, batas kanannya tepat pada ternum kanan dan apeksnya pada
ruang intercostalis kelima kiri pada line midclavicular. Jantung
memiliki fungsi untuk memompa darah. Adapun hubungan jantung
adalah (Gibson, 2002:97)
dibanding atrium (serambi), bagian sebelah kiri juga lebih tebal dari
yang sebelah kanan. Hal ini berkaitan dengan fungsinya yaitu bagian
serambi kiri dan bilik kiri terdapat valvula bikuspidalis dan antara
dipompa keluar jantung. Jadi pada orang yang tertera pada tensimeter
per menit dan tekanan diastole 100 per menit.Jantung merupakan alat
a) Perikardium
b) Miokardium
c) Endokardium
2) Ruangan jantung
serambi (atrium) kanan dan kiri serta dua bilik (ventrikel) kanan dan
kiri. Serambi kanan berisi darah yang kaya CO2 berasal dari seluruh
Anatomi dan Fisiologi Manusia 241
tubuh, sedangkan serambi kiri berisi darah yang kaya oksigen yang
3) Klep jantung
Antara serambi dan bilik, antara bilik dan nadi terdapat klep
atau valvula. Fungsi klep ini untuk menjaga agar aliran darah tetap
serambi kanan dan bilik kanan. Klep ini berfungsi untuk mencegah
serambi kiri dan bilik kiri. Klep ini berfungsi untuk mencegah agar
terdiri atas tiga daun dan terdapat pada pangkal nadi besar.
kembali ke bilik.
a. Saraf Jantung
serambi kanan.
b. Kerja jantung
darah dari vena cava superior dan vena cava inferior, sedangkan
paru-paru.
disimpul Tawara, maka katup antara serambi dan bilik terbuka, darah
Anatomi dan Fisiologi Manusia 243
mengalir ke bilik. Sementara itu, impuls saraf diteruskan ke berkas
his. Setelah darah masuk ke dalam ventrikel, klep antara atrium dan
berelaksasi.
c. Siklus jantung
2) klep berdaun tiga dan klep berdaun dua membuka. Darah mengalir
serambi.
memperlambatnya.
Pembuluh darah
Terdiri dari :
Lapisan tersebut terdiri atas suatu membran elastik yang dilekati oleh
mengandung serabut otot polos. Lapisan ketiga yang sangat kuat, dan
pada dasarnya tak elastik, merupakan bagian terluar arteri. Lapisan itu
bagian atas.
bawah.
c. Pembuluh kapiler
(Bresnick, 2003:106).
yang dibagi menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri pada masing-
Unit kapiler membentuk venul dan akhirnya masuk ke dalam dua vena
bersatu membentuk venula dan vena. Vena dari tubuh bagian bawah
genetis.
bagian dubur.
abnormal
8.9 Rangkuman
tubuh. Pembuluh darah terdiri dari pembuluh arteri, vena, dan kapiler.
tersusun atas cairan darah dan sel- sel darah. Sel-sel darah terdiri dari
sel darah merah, sel darah putih dan keping darah (trombosit). Sel
hipotensi,dan thalasemia.
8.10 Latihan
1. Jelaskan mekanisme peredaran ganda pada proses
pengangkutan oksigen dan makanan.
2. Jelaskan keterkaitan sistem pencernaan, sistem pernafasan dan
sistem peredaran darah
Jakarta: Erlangga.
4. Lambung
Bolus kemudian melalui pipa esofagus masuk ke lambung.
Dinding lambung mengeluarkan sekresi untuk keperluan pencernaan
makanan. Pada pintu lambung ada sfingter kardiak yang tutup setelah
bolus masuk, sehingga makanan tidak kembali masuk ke esofagus.
Bolus dalam lambung bercampur dengan cairan lambung dan digiling
secara halus menjadi cairan yang dinamakan kimus (shyme). lambung
6. Usus Besar
Kimus melalui sfingter lain yaitu, katup ileosekal yang berada
pada awal usus besar di bagian kanan perut. Kimus kemudian
melewati lubang lain yang menuju ke apendiks (usus buntu) dan
berjalan melalui usus besar naik (ascending colon), ke usus besar
melintang ( transverse colon) dan ke usus besar turun (descending
colon) ke dalam rektum.
7. Rektum
Sewaktu kimus melalui usus besar dan menuju ke rektum, air
keluar dari kimus sehingga terdapat sisa yang semi-padat. Otot-otot
rektum menahan sisa makanan ini hingga tiba waktunya untuk
dikeluarkan dari tubuh. Pada saat ini otot-otot rektum mengendor dan
sisa makanan keluar melalui sfingter terahir yaitu anus yang
membuka.
Kantung Empedu
9.7 Absorpsi
A. Sistem absorpsi
Villi secara terus menurus dalam keadaan bergerak. Tiap vilus
dilapisi oleh oleh lapisan otot yang sangat tipis. Tiap molekul zat gizi
yang ukurannya cukup kecil untuk terserap terjerat di dalam mikrovili
dan diserap kedalam sel. Sebagian zat gizi yang belum sesuai dicerna
terlebih dahulu diselesaikan pencernaannya didalam mikrovili dengan
bantuan enzim-enzim.Pada tiap vili terdapat pembuluh-pembuluh
darah dan pembuluh-pembuluh. Limpa/ getah bening yang berasal
Mulut
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut. Bolus makanan yang
diperoleh setelah makanan dikunyah bercampur dengan ludah yang
mengandung enzim amilase (sebelumnya dikenal sebagai ptialin).
Amilase menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat
lebih sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mulut cukup lama,
sebagian diubah menjadi disakarida maltosa. Karena makanan berada
di mulut hanya sebentar pencernaan di dalam mulut tidak berarti.
Usus Halus
Sebagian besar pencernaan karbohidrat terjadi di dalam usus
halus. Enzim amilase yang dikeluarkan oleh pankreas, mencernakan
pati menjadi dekstrin dan maltosa. Penyelesaian pencernaan
karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakaridase yang
dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase,
dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di
dalam mikrovili dan monosakarida yang dihasilkan adalah se-bagai
berikut:
Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian
diabsorpsi melalui sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem
sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di
Usus Besar
Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati
nonkarbohidrat atau serat makanan dan sebagian kecil pati yang tidak
dicernakan masuk ke dalam usus besar. Sisa-sisa pencernaan ini
merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisma
di dalam usus besari Substrat potensial lain yang difermentasi adalah
fruktosa, sorbitol, dan monomer lain yang susah dicernakan, laktosa
pada mereka yang kekurangan laktase, serta rafinosa, stakiosa,
verbaskosa, dan fruktan.
Metabolisme Karbohidrat
Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah
menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah
menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam me-
tabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi
Emulsifikasi
Di dalam lambung tidak terjadi emulsifikasi lemak sehingga
pencernaan lemak di dalam lambung sangat terbatas. Emulsifikasi
terjadi di dalam usus halus dengan bantuan asam empedu. Pada waktu
lemak memasuki usus halus, hormon kolesistokinin memberi isyarat
kepada kantung empedu untuk mengeluarkan cairan empedu. Cairan
empedu berperan sebagai bahan emulsi.
Metabolisme Lipida
Simpanan lemak dalam tubuh terutama dilakukan di dalam sel
lemak dalam jaringan adipos. Sel-sel adipos mempunyai enzim khusus
pada permukaannya, yaitu lipoprotein lipase (LPL) yang dapat
melepas trigliserida dan lipoprotein, menghidrolisisnya dan
meneruskan hasil hidrolisis ke dalam sel. Di dalam sel terdapat enzim
Anatomi dan Fisiologi Manusia 289
lain yang merakit kembali bahan-bahan hasil hidrolisis menjadi
trigliserida untuk disimpan sebagai cadangan energi. Sel-sel adipos
menyimpan lemak setelah makan bilamana kilomikron dan VLDL
yang mengandung lemak melewati sel-sel tersebut.
sebagai berikut:
Kelainan Penjelasan
9.13 Latihan
10.5. Paru-Paru
Paru-paru mempunyai tugas utama mengikat oksigen (O2) dari
udara oleh hemoglobin dalam eritrosit. Sebaliknya sebagian gas hasil
oksidasi bahan makanan berupa karbondioksida dan air dalam sel
jaringan akan diangkut melalui darah menju gelembung paru-paru
untuk dilepaskan. Jadi udara yang dikeluarkan (dihembuskan) berupa
karbodioksida dan uap air. Udara yang dihembuskan keluar
mengandung 3-5% gas CO2. Jumlah udara seluruhnya yang
dikeluarkan dalam sehari sebanyak 350-600 liter udara yang
mengandung 200-300 gram zat karbondioksida (Iriana, 2012:284).
A. Struktur Paru-Paru
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan
dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru
terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga
gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir (gambar 1).
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus
yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura (Iriana,
2012:284).
B. Fungsi Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan
manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup.
Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan
karbondioksida O. Didalam paru-paru terjadi
proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah
membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap
karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan
dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air
dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung (Iriana,
2012:285).
Fungsi Hati
Fungsi yang amat penting yang bersangkutan dengan “isi normal
darah”, antara lain (Iriana, 2012:287):
1. Membentuk sel darah merah pada masa hidup janin
2. Berperan dalam penghancuran sel darah merah
3. Menyimpan hematin yang dibutuhkan untuk penyempurnaan sel
darah merah baru
4. Membersihkan bilirubin dari darah
5. Hati berkenaan dengan hasil protombin dan fibrinogen yang
penting untuk pembentujan darah
6. Hati membantu mempertahankan suhu tubuh karena ukurannya
yang besar dan benyaknya kegiatan metabolikyang berlangsung
mengakibatkan darh mengalir melalui organ itu suhunya naik.
7. Vitamin A dan D dapat larut dalam lemak disimpan dalam hati.
Mekanisme
10.7 Kulit
A. Lapisan
1. Epidermis adalah bagian terluar kulit. Bagian ini tersusun dari
jaringan epitel skuamosa bertingkat yang mengalami
keratinisasi. Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan
sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis yang paling tebal
dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki yang
mengalami stratifikasi menjadi lima lapisan berikut :
a. Stratum basalis (Germinativum) adalah lapisan
tunggal sel-sel yang melekat pada jaringan ikat dari
lapisan kulit di bawahnya, dermis. Pembelahan sel yang
cepat berlangsung pada lapisan ini, dan sel baru didorong
masuk ke lapisan berikutnya.
b. Stratum spinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk,
disebut demikian karena sel-sel tersebut disatukan oleh
tonjolan yang menyerupai spina. Spina adalah bagian
penghubung intraselular yang disebut desmosom.
c. Stratum granulosum terdiri dari 3 atau 5 lapisan atau
barisan sel dengan granula-granula keratohialin yang
merupakan prekursor pembentukan keratin.
d. Stratum lusidum adalah lapisan jernih dan tembus
cahaya dari sel-sel gepeng tidak bernukleus yang mati
atau hampir mati dengan ketebalan 4-7 lapisan sel.
316 Anatomi dan Fisiologi Manusia
e. Stratum korneum adalah lapisan epidermis teratas,
terdiri dari 25-30 lapisan sisik tidak hidup yang sangat
terkeratinisasi dan semakin gepeng saat mendekati
permukaan kulit. Epidermis tipis yang melapisi seluruh
tubuh, kecuali pada telapak tangan dan telapak kaki,
tersusun hanya dari lapisan basalis dan korneum.
Keseluruhan lapisan epidermis akan diganti dari dasar ke
atas setiap 15-30 hari.
B. Fungsi kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting
selain menjalin kelangsungan hidup secara umum yaitu fungsi
proteksi. fungsi absorbs, fungsi kulit sebagai pengatur panas dan
yang paling utama pada pembahasan ini yaitu sebagai alat
ekskresi dimana kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat
Anatomi dan Fisiologi Manusia 319
yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolism dalam tubuh
berupa NaCl, urea, asamurat, dan amonia. Sebum yang diproduksi
oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum
(bahan berminyak yang melindungikulit) ini menahan air yang
berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar
lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit (Sloane,
2003:84).
C. Proses Berkeringat
Panas merangsang hipotalamus anaterior (area preoptik),
impuls dipindahkan melalui jaras otonom ke medula spinalis dan
kemudian melalui saraf simpatis ke kulit ke seluruh tubuh. Saraf
simpatis merangsang kelenjar keringat untuk memproduksi
keringat (Sloane, 2003:88).
Mekanismenya
10.8 Latihan
1. Jelaskan mengapa sisa metabolisme protein menghasilkan
urea. Bagaimana proses pengeluran urea pada manusia.
2. Jelaskan mekanisme pembentukan dan pengeluaran urine.
3. Jelaskan mengapa kulit, paru-paru dan hati termasuk organ
ekskresi.
10.9 Referensi
Budiyono, S. 2013. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Laskar Aksara.
Campbell, Reece. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:
EGC.
Ganong, W. F. 2013. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Guyton, dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC
Testis
Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok yang memiliki
panjang 7 meter berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri, dan
menghubungkan antara testis dengan vas deferens. Epididimis
berfungsi sebagai penyimpan sperma sampai sperma matang. Di
dalam epididimis ini, sperma yang dihasilkan di dalam testis akan
ditampung untuk beberapa saat, kurang lebih selama 2 minggu dan
mengalami proses pematangan hingga sperma menjadi dewasa.
Sebelum matang, sperma tidak dapat membuahi sel telur.
Vas deverens
Vas deferens berfungsi menyalurkan sperma menuju uretra. Di
bagian ujungnya terdapat ampula, yang merupakan pelebaran saluran
vas deverens, fungsinya sebagai muara dari kantong semen (vesika
seminalis).
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang
menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi
untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Kelenjar asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi
penambahan getah-getah yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris dan
berfungsi untuk mempertahan hidup dan perreproduksian sperma.
Kelenjar asesoris terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat,
dan kelenjar cowper.
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani)
merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung
kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang
merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat tersusun melingkar, terletak pada bagian atas
uretra dan di bagian bawah kantong kemih. Getah yang dihasilkan
oleh kelenjar prostat mengandung kolestrol, fosfolipid, garam yang
berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Organ reproduksi luar pada laki-laki terdiri dari penis dan skrotum
(Gambar 2.2).
Penis
Skrotum
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan
spermatozoa yang terjadi di dalam testis, tepatnya pada tubulus
seminiferus. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang
kemudian di simpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri
dari sejumlah besar epitel germinal atau sel epitel benih yang di
sebut spermatogonia (spermatogonium= tunggal). Spermatogonia
terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus
Testosteron
Estrogen
Estrogen di bentuk oleh sel-sel sertoli ketika di stimulasi oleh FSH.
Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang
mengikat testosteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam
cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
Ovarium
Uterus
Uterus (rahim) merupakan suatu rongga pertemuan dari dua saluran
tuba falopi bagian kiri dan kanan. Uterus berbentuk seperti buah pir.
Bagian bawah dari uterus disebut serviks (leher rahim). Jaringan yang
menyusun uterus berupa otot polos dan lapisan endometrium (dinding
rahim) yang tersusun dari epitel dan menghasilkan banyak lendir dan
pembuluh darah. Ketika terjadi ovulasi, lapisan endometrium akan
menebal, tetapi ketika menstruasi lapisan endometrium akan meluruh.
Fungsi uterus (rahim) ini adalah sebagai tempat menempelnya janin.
Di sinilah janin akan tumbuh besar yang kemudian kehidupannya
ditopang oleh plasenta. Plasenta akan mencukupi kebutuhan janin
yang berupa O2 dan makanan yang diperoleh dari ibunya.
Organ reproduksi luar wanita terdiri dari vulva, labium mayor, dan
labium minor (Gambar 11.5).
Vulva
Labium minor
Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian
depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai
pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan
seks bertambah. Labia ini analog dengan kulit skrotum pada
laki-laki.
Oogenesis
Oogenesis
Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan
pembentukan endometrium. Pada manusia umumnya siklus
menstruasi rata-rata 28 hari, namun tidak semua orang
mempunyai siklus yang sama, ada yang masanya 21 hari, 28
hari dan ada pula yang 30 hari. Siklus ini dikendalikan oleh
hormon-hormon reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium (Gambar 11.7).
Fase menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma,
sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon
estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus
yang menebal. Lepasnya ovum tersebut menyebabkan
Anatomi dan Fisiologi Manusia 343
endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya
menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung
pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada
fase menstruasi. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata
sekitar 50 mL.
Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus
mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin
merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH
merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium
yang mengeliligi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit
primer akan tumbuh sampai hari ke 14 hingga folikel menjadi
matang atau disebut folikel degraaf dengan ovum didalamnya.
Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon
estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan
kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uteus
atau endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama
pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk
mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir yang bersifat
basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar
lebih mendukung lingkungan hidup sperma.
Fase pasca-ovulasi
Fertilisasi (Pembuahan)
Keterangan gambar:
Keterangan gambar:
Pada umur 5 minggu, tunas tungkai (alat reproduksi), mata,
jantung, hati, dan semua organ lain telah mulai berkembang
pada embrio, yang hanya panjang sekitar 1 cm.
Pertumbuhan dan perkembangan anak, sekarang disebut fetus,
terus berlangsung selama trimester kedua. Fetus ini berumur
14 minggu dan panjangnya sekitar 6 cm.
Fetus pada foto ini berumur 20 minggu. Pada akhir trimester
kedua (pada 24 minggu), fetus tumbuh sampai panjangnya
sekitar 30 cm.
Sakus vitelinus
Sakus vitelinus atau kantung telur adalah membran berbentuk
kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan
endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus
merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh
darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan
trofoblas membentok korion.
Korion
Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi
embrio. Korion membentuk vili korion atau jonjot-jonjot di
dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah embrio
yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak
terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan
endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan
organ pemberi nutrisi bagi embrio.
Amnion
Alantois
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari).
Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada
endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh
darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu
dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbondioksida
dan urea untuk dibuang oleh ibu.
HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), Acquired berarti
diperoleh, Immuno Deficiencyberarti kekebalan yang rapuh dan
Syndrom berarti penyakit, sehingga pengidap AIDS mudah sekali
terserang penyakit yang berbahaya.
Herpes genital
Penyakit ini disebabkan oleh vius Hepes simplex dengan masa
inkubasi 4-7 hari sesudah vius masuk kedalam tubuh. Gejala dan
tanda-tandanya adalah :
Bintil-bintil berair (berklompok seperti anggur) yang sangat nyeri
pada sekitar alat kelamin.
Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa
gejala berlangsung 7-21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan
pada alat repoduksi laki-laki dan wanita. Pada wanita, gejalanya yaitu
sebagai berikut:
Keluarnya cairan dari alat kelamin atau ‘keputihan encer’ berwarna
putih kekuningan.
Rasa nyeri di rongga panggul pada laki-laki gejalanya adalah:
Rasanyeri saat kencing
Keluar cairan bening dari saluran kencing.
Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan
becampur darah
Tidak jarang pula gejala tidak muncul sama sekali, meskipun proses
infeksi sedang berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar
sedang menjadi pembawa PMS dan menular kepada pasangannya
melalui hubungan seksual.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 357
Pada wanita infeksi klamidia mengakibatkan saluran telur
cacat dan mandul, radang saluran kencing, saluran ketuban robek
sehingga bayi lahir sebelum waktunya (prematur). Pada laki-laki
infeksi klamidia mengakibatkan saluran air mani rusak sehingga
mandul, serta radang saluran kencing. Pada bayi, 60%-70% terkena
penyakit mata atau saluran pernapasan (pneumonia).
Trikomoniasis
Kandidiasis vagina
Kriptorkidisme
Adalah suatu kegagalan satu atapun dua testis untuk turun dari
abodemen menuju scrotum saat laki-laki masih bayi. Hal ini membuat
hormon testoteronnya tidak berkembang dengan baik.
Uretritis
Epididimitis
Adalah infeksi yang biasanya terjadi pada sistem reproduksi laki-laki.
Penyakit yang satu ini biasanya disebabkan oleh bakteri E. Coli dan
juga Chlamydia.
Orkitis
Orkitis merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus
parotitis. Jika terjadi pada laki-laki dewasa dapat menyebabkan
infertilitas.
Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan
terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus.
Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.
Anatomi dan Fisiologi Manusia 361
Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di
seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan
mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan
kelenjar limfe panggul.
Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa
berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau
mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan
dengan pembedahan dan kemoterapi.
Kanker payudara
Kanker payudara merupakan tumor yang bersifat ganas. Kanker
payudara banyak terdapat pada wanita yang telah menopause.
Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan obat-obatan.
Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat
di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh
di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa
nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi.
Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi
kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-
obatan, laparoskopi atau bedah laser.
11.6 Rangkuman
11.8 Referensi
Mutikasari, I., Rahayu N.U., dan Supriyanto.(2012). Efektifitas
Pemanfaatan Macromedia Flash dengan Pendekatan SAVI
Materi Sistem Reproduksi DI SMAN 1 Kajen.Unnes Journal
of Biology Education ISSN 2252-6579..
Auditory
Ossicles
Kanal Maleus
Aurikel Maleus
semisirkuler
Inkus
Inkus
Stapes
Stapes Kohlea
Saraf
vestibulo
Suara
kohlea
Celah oval
Celah bulat
Celah timpani
Tabung
auditori
Bagian luar
Membran
auditori maetus
timpani Faring
Telinga bagian luar Bagian tengah Dalam
Membran labirin
Saluran koclea
Perilim Koclea
Kanal semisirkuler Utrikel
Sakul
Endolim
Skala vestibula
Ampula Vestibula Skala
timpani
Celah bulat
Saluran kolea
12.7 Rangkuman
12.8 Latihan
1. Jelaskan mekanisme sistem penglihatan pada manusia
2. Jelaskan mekanisme sistem indera perasa (pengecap)
3. Jelaskan mekanisme sistem penciuman
4. Jelaskan mekanisme sistem pendengaran
5. Jelaskan mekanisme sistem peraba
12.9 Referensi